Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY


DISEASE (CKD) STAGE V DI RUANGAN HEMODIALISA RS Dr. M YUNUS
KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH:
NAMA: MIKEN LEDESTRI
NPM: F0H018027
TK: IIIA

Pembimbing akademik pembimbing lahan

(...................................) (..............................)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Gagal ginjal kronik (GGK) atau cronic kidney disease ( CKD ) adalah gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001;
1448).

GGK stadium V adalah rusaknya jaringan ginjal dan menurunnya glomerular filtration
rate kurang dari 15 mL/min/ 1,73 m2 selama lebih dari tiga bulan dan membutuhkan
terapi hemodialisis. GGK adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang memerlukan terapi
pengganti ginjal baik berupa dialisis atau transpalasi ginjal (Anggeria, 2019).

B. ETIOLOGI

Ariani (2016) GGK disebabkan oleh beberapa penyebab, yaitu :

1. Gangguan ginjal pada penyakit diabetes : Glukosa tinggi dalam darah menyebabkan
ginjal tidak dapat menyaring kotoran dan dapat merusak penyaringan dalam ginjal.
2. Gangguan ginjal pada penyakit hipertensi : Tekanan darah tinggi dapat merusak organ
tubuh. Hipertensi dapat merusak ginjal dengan menekan pembuluh darah kecil
sehingga dapat menhambat proses penyaringan dalam ginjal.
3. Gangguan ginjal polisistik : Organ ginjal membesar dari ukuran normal karena adanya
massa kista.
4. Lupus Eritematosus Sistemik : Menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyerang
ginjal sebagai jaringan yang asing.
5. Radang ginjal : Batu ginjal dan gangguan prostat memicu gagal ginjal.
6. Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang memicu terjadinya gagal ginjal.
C. KLASIFIKASI

Menurut Clellan (2006) dalam Prabowo (2014) GGK dibagi dalam 5 stadium:

Stadium Deskripsi GFR (ml/menit/1.7m2


1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal >90
2 Kerusakan ginjal dengan GFR turun ringan 60-89
3 GFR turun sedang 30-59
4 GFR turun berat 15-29
5 Gagal Ginjal <15 (atau dialisis)
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test )
dapat digunakan dengan rumus :

Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )

72 x creatini serum

Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85.

D. PATOFISIOLOGI

Pada saat terjadi gagal ginjal, sebagian nefron yang utuh menjadi hipertofi dan
produksi filtrasi meningkat disertai reabsorbsi walaupun terjadi penurunan GFR.Ginjal
berfungsi sampai ¾ dari nefron yang rusak, bahan yang seharusnya dilarut menjadi lebih
besar dari yang direabsorbsi sehingga terjadi diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus.Jumlah nefron semakin banyak yang rusak, oliguri timbul dengan retensi produk
sisa. Timbulnya gejala khas gagal ginjal dan kehilangan fungsi ginjal 80-90%, nilai
kreatinin clearance turun hingga 15ml/mnt atau bisa lebih rendah dari itu Barbara (1996)
dalam Haryono (2013).

Penurunan fungsi ginjal, produk metabolisme protein yang seharusnya dibuang


melalui urin tertimbun dalam darah sehingga terjadi uremia.Jika penimbunan produk
sampah semakin banyak, maka dapat mempengaruhi sitem tubuh.Sehingga perlu
dilakukan dialisis untuk keadaan tubuh menjadi membaik.Brunner & Suddarth (2001)
dalam Haryono (2013).
E. MANIFESTASI KLINIK

Ginjal merupakan organ yang memiliki banyak fungsi, sehingga kerusakan ginjal
kronis dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi dan vasomotor. Tanda dan gejala GGK
menurut Robinson (2013) dalam Prabowo (2014) yaitu :

1. Cardiovaskuler : Hipertensi, aritmia, kardiomyopati, uremia pericarditis, effusi


perikardial, gagal jantung, edema periorbital dan perifer.
2. Respiratory system : Edema pulmonal, nyeri dan efusi pleura, sesak nafas
3. Gastrointestinal : Terdapat inflamasi dan ulserasi mukosa gastroinstestinal,
anoreksia, mual dan muntah, nafas bau amonia.
4. Integumen : Kondisi kulit pucat dan kering, kulit berwarna kuning, kecoklatan.
Terdapat timbunan urea di kulit, purpura, ekimosis, petechiae.
5. Neurologis : Merasakan nyeri, gatal daerah kaki dan lengan, kram otot dan
kedutan, hasil EEG menunjukkan terdapat perubahan metabolik encephalophaty.
6. Endokrin : Terjadi amenorrhea, gangguan menstruasi, peningkatan sekresi
aldosteron, kerusakan metabolisme karbohidrat, impoten, infertilitas dan
penurunan libido.
7. Hematopoitiec : Penurunan umur sel darah merah, trombositopenia, kerusakan
platelet dan anemia. Masalah serius terjadi adanya pendarahan seperti : purpura,
ekimosis dan petechiae. 8. Muskuloskeletal : Nyeri sendi dan tulang, fraktur,
demineralisasi tulang.
F. KOMPLIKASI

Ariani (2016) komplikasi yang ditimbulkan GGK antara lain:

1. Hiperkalemia : Penurunan eksresi, asidosis metabolic, katabolisme dan diet yang


berlebihan.
2. Perikarditis : Efusi perikardial dan tamponade jantung karena uremia
3. Hipertensi : Meningkatnya retensi cairan dan natrium, tidak berfungsinya ginjal
angiotensin dan aldosteron.
4. Anemia : Penurunan sel darah merah dan eritropoetin, pendarahan
gastrointestinal dan kehilangan darah selama hemodialisa
5. Penyakit tulang : Retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah, vitamin D yang
melebihi normal
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Haryono (2013) pemeriksaan dapat dilakukan dengan :

1. Urin
- Volume : kurang dari 400 ml per 24jam bisa terjadi oliguri/anuria Warna : urin
berwarna keruh yang tidak normal terjadi karena pus, bakteri, lemak dan fosfat,
jika warna coklat terdapat darah, Hb, mioglobulin, forfirin.
- Berat jenis : kurang dari 1050 , jika menetap di 1010 terdapat kerusakan ginjal
- berat Osmolalitas : kerusakan mubular kurang dari 350 Mosm/kg Kliren
kreatinin menurun
- Natrium : ginjal tidak dapat mereabsorbsi, natrium lebih dari 40 ME% Protein :
proteinuria (3-4+)
2. Darah
- BUN : urea yaitu metabolisme akhir, peningkatannya dapat dehidrasi gagal
ginjal.
- Kreatinin : nefron rusak dapat meningkatkan kadar kreatinin Elektrolit :
natrium, kalium, kalsium dan pospat
- Hematologi : Hb, Ht, trombosit dan leukosit.
3. Pielografi intravena : menunjukkan kelainan pelvis ginjal dan ureter
- Pielografi retrograd : bila diperkirakan ada obstruksi reversible
- Arteriogram ginjal : mengidentifikasi sirkulasi ginjal dan ekstravaskuler
4. Sistoretrogram berkemih : melihat ukuran kandung kemih, refleks ureter dan
retensi
5. USG ginjal : : melihat kandung kemih, massa, kista dan obstruksi saluran kemih
atas
6. Biopsi ginjal : dilakukan endoskopi untuk menentukan sel jaringan
7. Endoskopi ginjal nefroskopi : menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria
dan mengangkat tumor
8. EKG : tanda-tanda perikarditis, ketidakseimbangan elektrolit, aritmia dan
hipertrofi ventrikel.
H. PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan yaitu mempertahankan cairan dan fungsi ginjal untuk


meminimalkan komplikasi yang ditimbulkan. Robinson (2013) berikut penatalaksanaan
pada penderita GGK :

1. Perawatan kulit : pakai sabun mengandung lemak dan lotion untuk mengurangi
rasa gatal, hindari memakai sabun mengandung gliserin karena menyebabkan
kulit kering.
2. Pantau adanya hiperkalemia : pemantauan dilakukan dengan hasil ECG, dan dapat
diatasi dengan dialisis. Hiperkalemia biasanya ditandai dengan kejang/ kram
lengan dan perut.
3. Atasi hiperfosfatemia dan hipokalsemia dengan pemberian antasida
4. Kaji status hidrasi dengan hati-hati : cairan yang dibolehkan 500-600 ml atau dari
luaran urin 24 jam.
5. Kontrol tekanan darah : hipertensi dapat dicegah dengan obat antihipertensi
6. Observasi adanya tanda pendarahan dengan mengontrol kadar hemoglobin dan
hematokrit. Pada saat dialisis pemberian heparin disesuaikan.
7. Observasi adanya gejala neurologis seperti kedutan, sakit kepala, kesadaran
delirium, dan kejang, jika kejang diberikan diazepam.
8. Atasi komplikasi dari penyakit : gagal jantung dan edema pulmonal diatasi dengan
pembatasan cairan, diet rendah natrium, diuretik dan kondisi asidosis metabolik
dilakukan dengan pemberian natrium bikarbonat/dialisis.
9. Dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal untuk mengoptimalkan fungsi ginjal.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama
orang tua, pekerjaan orang tua.tas dan koma
b. Keluhan utama
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicard/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
c. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya
Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana
cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
d. Aktifitas / istirahat :
- Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise
- Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen
- Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
e. Sirkulasi
- Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina)
- Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak
tangan.
- Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang pada
penyakit tahap akhir.
- Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.
- Kecenderungan perdarahan
f. Integritas Ego
- Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
- Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
g. Eliminasi
- Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut
- Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
- Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.
h. Makanan / cairan
- Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan (malnutrisi).
- Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(pernapasan amonia)
- Penggunaan diuretic
- Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
- Perubahan turgor kulit/kelembaban.
- Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.
i. Neurosensori
- Sakit kepala, penglihatan kabur.
- Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki,
kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
- Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.
- Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
- Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
j. Nyeri / kenyamanan
- Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki.
- Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah.
k. Pernapasan
- Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak.
- Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
- Batuk dengan sputum encer (edema paru).
l. Keamanan
- Kulit gatal
- Ada / berulangnya infeksi
- Pruritis
- Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan
pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal.
- Ptekie, area ekimosis pada kulit
- Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
m. Seksualitas
- Penurunan libido, amenorea, infertilitas
n. Interaksi sosial
- Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi
peran biasanya dalam keluarga.
2. Diagnose keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d deformitas dinding dada
b. Kelebihan volume cairan b.d penurunanretensi Na dan H2O
c. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan konsentrasi HB dalam darah
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
1 Pola nafas tidak efektif b.d NOC NIC
deformitas dinding dada - Menggunakan pola nafas - Pantau kecepatan,
yang efektif irama, kedalaman
- Menunjukkan status dan upaya
pernafasan tidak pernafasan
terganggu, yang - Perhatkan
dibuktikan dengan pergerakan dinding
kedalaman inspirasi dan dada, amati
kemudahan bernafas kesimetrisan,
- Menunjukkan tidak penggunaan otot-
adanya gangguan status otot aksesoris, serta
pernafasan dengan retraksi
dibuktikan tidak adanya - Pantau peningkatan
penggunaan kegelisahan,
ototnaksesoris, suara nafas ansietas, dan lapar
tambahan dan ortopnea udara.
2 Kelebihan volume cairan NOC NIC
b.d penurunan retensi Na - Keseibangan cairan dalam - Meningkatkan
dan H2O bagian intraseluler dan keseimbangan
ekstraseluler tubuh dalam cairan dan mencega
batas normal komplikasi akibat
- Menunjukkan abnormalitas kadar
keseimbangan elektrolit cairan atau kadar
dan asam basa cairan yang tidak
- Tidak mengalami diinginkan
peningkatan berat badan - Pantau status
- Tidak ada hematuria hidrasi
- Pantau indikasi
kelebihan atau
retensi cairan
- Pertahankan catatan
asupan dan haluaran
yang akurat
- Pantau tanda-tanda
vital
3 Gangguan perfusi jaringan NOC NIC
perifer b.d penurunan - Keadekuatan aliran darah - membatasi
konsentrasi Hemoglobin melalui pembuluh darah kehilangan volume
kecil visera abdomen dan darah selama
mmepertahankan fungsi periode perdarahan
organ - membatasi jumlah
- Keadekuatan volume perdarahan dari
darah yang diinjeksikan saluran
dari ventrikel dan gastrointestinal atas
pertukaran karbon dan bawah serta
dioksida dan oksigen di komplikasi terkait
tingkat alveolar - memberikan darah
- Tanda-tanda vital dalam atau produk darah
batas normal dan memantau
- Konjungtiva ananemis respons pasien
- Akral - pemantauan tanda-
tanda vital
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) STAGE 5 DI RUANGAN HEMODIALISA RS Dr. M YUNUS
KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH:
NAMA: MIKEN LEDESTRI
NPM: F0H018027
TK: IIIA

Pembimbing akademik pembimbing lahan

(...................................) (................................)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
FORMAT PENGKAJIAN

A. PENGKAJIAN
a. Identitas
1. Identitas pasien
Nama: Tn. E
Umur: 46 tahun
Jenis kelamin: laki-laki
Agama: islam
Pendidikan: SD
Pekerjaan: mebel
Status perkawinan: menikah
No RM: 819282
Tanggal masuk: 30 november 2020
Tanggal pengkajian: 30 november 2020
Diagnosa medis: CKD
Alamat: Desa Srikatan Pondok Kelapa
b. Riwayat kesehatan
1. keluhan utama: sesak nafas (jadwal cuci darah rutin seminggu 2x senin dan kamis
sudah 3 bulan terapi HD)
2. riwayat penyakit sekarang: sesak nyeri dada dan tidak bisa tidur
3. riwayat penyakit dahulu: pasien mengatakan dirinya sudah menderita penyakit
diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu, hipertensi sejak 1 tahun dan asam urat
16.
4. riwayat penyakit keluarga: pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang
mengalami sakit seperti yang dideritanya.
c. Pemeriksaan head to toe
1. sistem pernafasan
Jalan nafas pasien kurang bersih, terdapat sputum cair berwarna putih, pasien
menggunakan alat bantu pernafasan, tidak menggunakan otot bantu pernafasan,
frekuensi nafas 2x/menit, irama teratur, ada batuk, suara nafas ronchi tidak adanya
nyeri saat bernafas.
2. sistem kardiovaskuler

Nadi 84x/menit dengan irama teratur, tekanan darah 160/90Mmhg tidak ada
distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat , warna kulit pucat, pengisian
kapilari repil time 3 detik, udema (-).

3. sistem pencernaaan

Gigi tidak adacaries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis dirongga
mulut, bibir kering, klien muntah, abdomen kembung, bising usus 18x/menit.

4. sistem saraf

Tingkat kesadaran compos mentis, nilai GCS E: 4, M:6, V:5.

5. sistem penglihatan

Sistem penglihatan klien baik, tidak ada kelainan otot mata, pupil bereaksi dengan
cahaya, posisi mata simetris, tidak ada kelainan otot mata, pergerakan bola mata
normal, konjungtiva anemis kornea normal, sklera ikterik, pupil isokor
6. sistem pendengaran

Fungsi pendengaran klien normal, klien tidak menggunakan alat bantu dengar dan
tidak mempunyai gangguan keseimbangan, daun telinga normal, tidak ada
serumen.

7. sistem perkemihan

Tidak terpasang kateter dan tidak ada kelainan pada sistem genitalia

8. Sistem muskuloskeletal

Tidak ada kesulitan dalam pergerakan, klien tidak merasa sakit pada tulang sendi
dan kulit, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk dan struktur tulang belakang
dan tidak menggunakan alat bantu ketika berjalan.

9. Sistem endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka
gangren
10. Sistem integumen

Turgor kulit baik, temperatur kulit 36°C, warna kulit pucat, keadaan kulit baik,
tidak ada kelainan kulit.

d. Pola Aktivitas Sehari-Hari

1. pola nutrisi:

- pasien mengatakan minum 1500 cc/hari

- pasien mengatakan makan 2xsehari

- pasien mengatakan setiap hari muntah

2. eliminasi:

- pasien mengatakan BAK 2x sehari sebanyak 100cc

- pasien mengatakan BAK sedikit sekitar 50 cc

- pasien mengatakan BABnya kuran lancar

3. istirahat dan tidur:

- pasien mengatakan ada gangguan tidur karna sesak

- pasien mengatakan malam hari hanya tidur 3 jam dan siang hari 1 jam

4. balance cairan

CM-CK

CM:

- minum 1500cc

- makan ± 500cc

- air metabolisme = 5x 67= 335cc

= 2335 cc

CK:

- BAK: ± 100CC
- BAB: ± 50cc

- IWL: 15X BB= 1005cc

= 1155cc

BC= CM-CK= 2335cc-1155cc

= 1180cc (+)

Kelebihan volume cairan

e. Data Psikososial, Sosial, Dan Spiritual.

1. data psikologis

Pasien terlihat tenang sudah menerima kondisi sakit yang dideritanya.

2. data sosial

Pasien mengatakan ia mempunyai hubungan yang baik dengan saudara-saudara


dan tetangganya

3. data spiritual

Pasien mengatakan iya sudah bisa menerima kondisi sakitnya dan selalu berdoa
kepada allah untuk sembuh.

f. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil
Hematokrit 20 vol%
Hemoglobin 6,8 g/dl
Leokosit 14.200/ul
Trombosit 197.000/ul
Kreatinin 10
Ureum 87
GFR : (140-46) x 67 kg
72 x 10
= 94 x 67
72 x 10
= 6298
720
= 8,8 ml/menit
Jadi sudah stadium v ( dibawah 15%)

f. Analisa Data

No Analisa data Penyebab Masalah


1 DS: penurunan konsentrasi Gangguan perfusi
Hemoglobin jaringan perifer
- Pasien mengatakan ia
merasa lemas
- Pasien mengatakan berkurangnya produksi
sempoyongan ketika hormon eritropoitin
berjalan
DO:
produksi sel sarah
- Pasien terlihat pucat merah berkurang
- Konjungtiva anemis
- pengisian kapilari repil anemia
time 3 detik
- mukosa bibir kering
gangguan perfusi
- TD: 160/90Mmhg jaringan perifer
- N: 84x/menit
- R: 25x/menit
- S: 360c
2 DS: Cairan menumpuk Kelebihan volume
ditubuh akibat gagal cairan
- Pasien mengatakan
ginjal kronik
sesak nafas
- Pasien mengatakan
muntah setiap hari Tekanan kapiler naik
- Pasien mengatakan
minum 1500cc
Volume intestinal naik
- Pasien mengatakan
makan ± 500cc
Edema
- pasien mengatakan
BAK 2x sehari
Kelebihan volume
sebanyak 100cc
cairan
- pasien mengatakan
BAK sedikit sekitar 50
cc

- pasien mengatakan
BABnya kurang lancar

DO:
- DS: 160/90Mmhg
- N: 84x/menit
- S: 360C
- RR: 25x/menit
- BC: CM-CK = 2335cc-
1155cc = 1180cc (+)

g. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Intervensi
Tujuan Rencana tindakan Rasional
Gangguan
1 - Menunjukkan - Pantau TTV - Mengetahui
perfusi jaringan
perfusi adekuat pasien perkembangan
perifer b.d
pasien
penurunan - TTV stabil - Amati
konsentrasi perubahan - Untuk melihat
- Membrane mukosa
Hemoglobin warna kulit dan perubahan
berwarna merah
membran kondisi pasien
mudah
mukusa
- Untuk melihat
- Capilari refil time
- Amati kecepatan lairan
baik
konjungtiva pembuluh darah
pasien perifer
- Warna kulit tidak
pucat - pantau capilari - Agar HB pasien
refil time pasien dalam kondisi
stabil
- berikan obat
penambah darah
sesuai anjuran
dokter, seperti
neorobion.

Kelebihan
2 - Mempertahankan - Kaji status - Memantau
volume cairan BB normal cairan perubahan pasien
b.d penurunan - BB 65 kg, tanpa - Timbang - Agar balance
kelebihan cairan, BB/hari cairan CM-CK=0
retensi Na dan
dengan kriteria
- Edema, turgor - Meningkatkan
H2O hasil CM=CK
,TTV pemahanan
pasien
- Batasi masukan
cairan dengan - Pembuangan
CM sebanyak kelebihan cairan
500cc dalam tubuh
- Jelaskan pada
pasien tentang
pembatasan
cairan
- Terapi
hemodialisa
seminggu 2x
dengan UF=
2000ml

h. Implementasi Keperawatan

Hari/tgl Diagnosa keperawatan Impementasi Respon hasil


Gangguan perfusi jaringan
Senin, - Memantau TTV TTV
perifer b.d penurunan
30/11/20 pasien
konsentrasi Hemoglobin - TD:
13:00- - mengamati 150/90Mmhg
18:00 perubahan warna
- N: 86x/menit
kulit dan membran
mukusa - R: 22x/menit
- mengmati - S: 36,30c
konjungtiva pasien
- Warna kulit
- memantau capilari pucat, mukosa
refil time pasien bibir kering
- meginjeksikan - Capilari refil
neorobion sebanyak time <2 detik
3cc
- Injeksi secara
- Melakukan IM
pemasangan HD,
- BB pre HD 67
UF=200ml, waktu
kg
4.30 jam
- BB post HD
65kg
Kelebihan volume cairan b.d
Senin, - mengkaji status - BB pre HD 67
30/11/20 penurunan retensi Na dan H2O cairan kg
13:00- - mengkaji BB pre BB post HD
18:00 HD dan post HD 65kg
- menghitung BC - Edema (-)
- mengkaji turgor - TTV
kulit, edema dan
TD: 150/90Mmhg
TTV
N: 86x/menit
- membatasi
masukan cairan R: 22x/menit
dengan CM
S: 36,30c
sebanyak 500cc
- BC=CM-CK=
- menjelaskan pada
pasien tentang = 1180cc (+)
pembatasan cairan
- Pasien merasa
- Melakukan
ringan setelah
pemasangan HD,
HD
UF=2000ml, waktu
4.30 jam
i. Evaluasi

Hari,Tanggal Diagnosa Evaluasi


Senin Gangguan perfusi S: pasien mengatakan lemas
30/11/2020 jaringan b.d penurunan
O: pasien terlihat pucat
konstentrasi
13.00-18.00
hemoglobin Konjungtiva : anemis
wib
TTV:
TD : 150/90 mmHg, S: 36, 3O C, N: 86 x/menit,
RR: 22x/menit
A: gangguan perfusi jaringan
P: intervensi dilanjutkan
- melakukan HD kamis 4/12/2020 selama
4.30 jam

Senin Kelebihan volume S: psien mengatakan lemas


30/11/2020 cairan b.d penurunan
- pasien memahami penjelasan perawat
retensi Na dan H2O
13.00-18.00
O: BB pre HD 67 kg
wib
BB post HD 65 kg
A: kelebihan volume cairan
P: intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai