Anda di halaman 1dari 12

L APORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPPERAWATAN PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY


DISEASE (CKD) STAGE V DI RUANGAN HEMODIALISA RS D r. M
YUNUS KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH:

NAMA : INTAN VERONICHA


NPM : F0H018021
TK : IIIA

Pembimbing akademik pembimbing lahan

(...................................) (..............................)

PROG RAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS MAT EMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN AL AM


UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KONSEP DASAR

A. DEFINISI

Gagal ginjal kronik (GGK) atau cronic kidney disease ( CKD ) adalah gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001;
1448).

GGK stadium V adalah rusaknya jaringan ginjal dan menurunnya glomerular filtration
rate kurang dari 15 mL/min/ 1,73 m2 selama lebih dari tiga bulan dan membutuhkan terapi
hemodialisis. GGK adalah suatu penurunan fungsi ginjal yang memerlukan terapi
pengganti ginjal baik berupa dialisis atau transpalasi ginjal (Anggeria, 2019).

B. ETIOLOGI

Ariani (2016) GGK disebabkan oleh beberapa penyebab, yaitu :

1. Gangguan ginjal pada penyakit diabetes : Glukosa tinggi dalam darah menyebabkan
ginjal tidak dapat menyaring kotoran dan dapat merusak penyaringan dalam ginjal.
2. Gangguan ginjal pada penyakit hipertensi : Tekanan darah tinggi dapat merusak organ
tubuh. Hipertensi dapat merusak ginjal dengan menekan pembuluh darah kecil sehingga
dapat menhambat proses penyaringan dalam ginjal.
3. Gangguan ginjal polisistik : Organ ginjal membesar dari ukuran normal karena adanya
massa kista.
4. Lupus Eritematosus Sistemik : Menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyerang
ginjal sebagai jaringan yang asing.
5. Radang ginjal : Batu ginjal dan gangguan prostat memicu gagal ginjal.
6. Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang memicu terjadinya gagal ginjal.
C. KLASIFIKASI

Menurut Clellan (2006) dalam Prabowo (2014) GGK dibagi dalam 5 stadium:

Stadium Deskripsi GFR (ml/menit/1.7m2


1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal >90
2 Kerusakan ginjal dengan GFR turun ringan 60-89
3 GFR turun sedang 30-59
4 GFR turun berat 15-29
5 Gagal Ginjal <15 (atau dialisis)
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test )
dapat digunakan dengan rumus :

Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )

72 x creatini serum

Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85.

D. PATOFISIOLOGI

Pada saat terjadi gagal ginjal, sebagian nefron yang utuh menjadi hipertofi dan produksi
filtrasi meningkat disertai reabsorbsi walaupun terjadi penurunan GFR.Ginjal berfungsi
sampai ¾ dari nefron yang rusak, bahan yang seharusnya dilar ut menjadi lebih besar dari
yang direabsorbsi sehingga terjadi diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.Jumlah nefron
semakin banyak yang rusak, oliguri timbul dengan retensi produk sisa. Timbulnya gejala
khas gagal ginjal dan kehilangan fungsi ginjal 80-90%, nilai kreatinin clearance turun
hingga 15ml/mnt atau bisa lebih rendah dari itu Barbara (1996) dalam Haryono (2013).

Penurunan fungsi ginjal, produk metabolisme protein yang seharusnya dibuang melalui
urin tertimbun dalam darah sehingga terjadi uremia.Jika penimbunan produk sampah
semakin banyak, maka dapat mempengaruhi sitem tubuh.Sehingga perlu dilakukan dialisis
untuk keadaan tubuh menjadi membaik.Brunner & Suddarth (2001) dalam Haryono
(2013).
E. MANIFESTASI KLINIK

Ginjal merupakan organ yang memiliki banyak fungsi, sehingga kerusakan ginjal
kronis dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi dan vasomotor. Tanda dan gejala GGK
menurut Robinson (2013) dalam Prabowo (2014) yaitu :

1. Cardiovaskuler : Hipertensi, aritmia, kardiomyopati, uremia pericarditis, effusi


perikardial, gagal jantung, edema periorbital dan perifer.
2. Respiratory system : Edema pulmonal, nyeri dan efusi pleura, sesak nafas
3. Gastrointestinal : Terdapat inflamasi dan ulserasi mukosa gastroinstestinal,
anoreksia, mual dan muntah, nafas bau amonia.
4. Integumen : Kondisi kulit pucat dan kering, kulit berwarna kuning, kecoklatan.
Terdapat timbunan urea di kulit, purpura, ekimosis, petechiae.
5. Neurologis : Merasakan nyeri, gatal daerah kaki dan lengan, kram otot dan
kedutan, hasil EEG menunjukkan terdapat perubahan metabolik encephalophaty.
6. Endokrin : Terjadi amenorrhea, gangguan menstruasi, peningkatan sekresi
aldosteron, kerusakan metabolisme karbohidrat, impoten, infertilitas dan
penurunan libido.
7. Hematopoitiec : Penurunan umur sel darah merah, trombositopenia, kerusakan
platelet dan anemia. Masalah serius terjadi adanya pendarahan seperti : purpura,
ekimosis dan petechiae. 8. Muskuloskeletal : Nyeri sendi dan tulang, fraktur,
demineralisasi tulang.
F. KOMPLIKASI

Ariani (2016) komplikasi yang ditimbulkan GGK antara lain:

1. Hiperkalemia : Penurunan eksresi, asidosis metabolic, katabolisme dan diet yang


berlebihan.
2. Perikarditis : Efusi perikardial dan tamponade jantung karena uremia
3. Hipertensi : Meningkatnya retensi cairan dan natrium, tidak berfungsinya ginjal
angiotensin dan aldosteron.
4. Anemia : Penurunan sel darah merah dan eritropoetin, pendarahan
gastrointestinal dan kehilangan darah selama hemodialisa
5. Penyakit tulang : Retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah, vitamin D yang
melebihi normal
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Haryono (2013) pemeriksaan dapat dilakukan dengan :

1. Urin
- Volume : kurang dari 400 ml per 24jam bisa terjadi oliguri/anuria Warna : urin
berwarna keruh yang tidak normal terjadi karena pus, bakteri, lemak dan fosfat,
jika warna coklat terdapat darah, Hb, mioglobulin, forfirin.
- Berat jenis : kurang dari 1050 , jika menetap di 1010 terdapat kerusakan ginjal
- berat Osmolalitas : kerusakan mubular kurang dari 350 Mosm/kg Kliren
kreatinin menurun
- Natrium : ginjal tidak dapat mereabsorbsi, natrium lebih dari 40 ME% Protein :
proteinuria (3-4+)
2. Darah
- BUN : urea yaitu metabolisme akhir, peningkatannya dapat dehidrasi gagal
ginjal.
- Kreatinin : nefron rusak dapat meningkatkan kadar kreatinin Elektrolit :
natrium, kalium, kalsium dan pospat
- Hematologi : Hb, Ht, trombosit dan leukosit.
3. Pielografi intravena : menunjukkan kelainan pelvis ginjal dan ureter
- Pielografi retrograd : bila diperkirakan ada obstruksi reversible
- Arteriogram ginjal : mengidentifikasi sirkulasi ginjal dan ekstravaskuler
4. Sistoretrogram berkemih : melihat ukuran kandung kemih, refleks ureter dan
retensi
5. USG ginjal : : melihat kandung kemih, massa, kista dan obstruksi saluran kemih
atas
6. Biopsi ginjal : dilakukan endoskopi untuk menentukan sel jaringan
7. Endoskopi ginjal nefroskopi : menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria
dan mengangkat tumor
8. EKG : tanda-tanda perikarditis, ketidakseimbangan elektrolit, aritmia dan
hipertrofi ventrikel.
H. PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan yaitu mempertahankan cairan dan fungsi ginjal untuk


meminimalkan komplikasi yang ditimbulkan. Robinson (2013) berikut penatalaksanaan
pada penderita GGK :

1. Perawatan kulit : pakai sabun mengandung lemak dan lotion untuk mengurangi rasa
gatal, hindari memakai sabun mengandung gliserin karena menyebabkan kulit
kering.
2. Pantau adanya hiperkalemia : pemantauan dilakukan dengan hasil ECG, dan dapat
diatasi dengan dialisis. Hiperkalemia biasanya ditandai dengan kejang/ kram lengan
dan perut.
3. Atasi hiperfosfatemia dan hipokalsemia dengan pemberian antasida
4. Kaji status hidrasi dengan hati-hati : cairan yang dibolehkan 500-600 ml atau dari
luaran urin 24 jam.
5. Kontrol tekanan darah : hipertensi dapat dicegah dengan obat antihipertensi
6. Observasi adanya tanda pendarahan dengan mengontrol kadar hemoglobin dan
hematokrit. Pada saat dialisis pemberian heparin disesuaikan.
7. Observasi adanya gejala neurologis seperti kedutan, sakit kepala, kesadaran
delirium, dan kejang, jika kejang diberikan diazepam.
8. Atasi komplikasi dari penyakit : gagal jantung dan edema pulmonal diatasi dengan
pembatasan cairan, diet rendah natrium, diuretik dan kondisi asidosis metabolik
dilakukan dengan pemberian natrium bikarbonat/dialisis.
9. Dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal untuk mengoptimalkan fungsi ginjal.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama
orang tua, pekerjaan orang tua.tas dan koma
b. Keluhan utama
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicard/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
c. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya
Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana
cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
d. Aktifitas / istirahat :
- Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise
- Gangguan tidur (insomnia / gelisah atau somnolen
- Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
e. Sirkulasi
- Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina)
- Hipertensi, DUJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak
tangan.
- Nadi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipovolemia, yang jarang pada
penyakit tahap akhir.
- Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.
- Kecenderungan perdarahan
f. Integritas Ego
- Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
- Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
g. Eliminasi
- Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut
- Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
- Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.
h. Makanan / cairan
- Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan (malnutrisi).
- Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
(pernapasan amonia)
- Penggunaan diuretic
- Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
- Perubahan turgor kulit/kelembaban.
- Ulserasi gusi, pendarahan gusi/lidah.
i. Neurosensori
- Sakit kepala, penglihatan kabur.
- Kram otot / kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki,
kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras bawah.
- Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor.
- Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang.
- Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
j. Nyeri / kenyamanan
- Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki.
- Perilaku berhati-hati / distraksi, gelisah.
k. Pernapasan
- Napas pendek, dispnea, batuk dengan / tanpa sputum kental dan banyak.
- Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman.
- Batuk dengan sputum encer (edema paru).
l. Keamanan
- Kulit gatal
- Ada / berulangnya infeksi
- Pruritis
- Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan
pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal.
- Ptekie, area ekimosis pada kulit
- Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
m. Seksualitas
- Penurunan libido, amenorea, infertilitas
n. Interaksi sosial
- Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi
peran biasanya dalam keluarga.
2. Diagnose keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d deformitas dinding dada
b. Kelebihan volume cairan b.d penurunanretensi Na dan H2O
c. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan konsentrasi HB dalam darah
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
1 Pola nafas tidak efektif b.d NOC NIC
deformitas dinding dada - Menggunakan pola nafas - Pantau kecepatan,
yang efektif irama, kedalaman
- Menunjukkan status dan upaya
pernafasan tidak pernafasan
terganggu, yang - Perhatkan
dibuktikan dengan pergerakan dinding
kedalaman inspirasi dan dada, amati
kemudahan bernafas kesimetrisan,
- Menunjukkan tidak penggunaan otot-
adanya gangguan status otot aksesoris, serta
pernafasan dengan retraksi
dibuktikan tidak adanya - Pantau peningkatan
penggunaan kegelisahan,
ototnaksesoris, suara nafas ansietas, dan lapar
tambahan dan ortopnea udara.
2 Kelebihan volume cairan NOC NIC
b.d penurunan retensi Na - Keseibangan cairan dalam - Meningkatkan
dan H2O bagian intraseluler dan keseimbangan
ekstraseluler tubuh dalam cairan dan mencega
batas normal komplikasi akibat
- Menunjukkan abnormalitas kadar
keseimbangan elektrolit cairan atau kadar
dan asam basa cairan yang tidak
- Tidak mengalami diinginkan
peningkatan berat badan - Pantau status
- Tidak ada hematuria hidrasi
- Pantau indikasi
kelebihan atau
retensi cairan
- Pertahankan catatan
asupan dan haluaran
yang akurat
- Pantau tanda-tanda
vital
3 Gangguan perfusi jaringan NOC NIC
perifer b.d penurunan - Keadekuatan aliran darah - membatasi
konsentrasi Hemoglobin melalui pembuluh darah kehilangan volume
kecil visera abdomen dan darah selama
mmepertahankan fungsi periode perdarahan
organ - membatasi jumlah
- Keadekuatan volume perdarahan dari
darah yang diinjeksikan saluran
dari ventrikel dan gastrointestinal atas
pertukaran karbon dan bawah serta
dioksida dan oksigen di komplikasi terkait
tingkat alveolar - memberikan darah
- Tanda-tanda vital dalam atau produk darah
batas normal dan memantau
- Konjungtiva ananemis respons pasien
- Akral - pemantauan tanda-
tanda vital

Anda mungkin juga menyukai