Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM GASTROINTESTINAL


DI RUANGAN MELATI RSUD M. YUNUS KOTA BENGKULU

Nama : Intan Veronicha


Npm : F0H018021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Bengkulu, 16 November 2020

PEMBIMBING PENDIDIKAN PEMBIMBING LAHAN

Ns. Tuti Anggraini Utama, M. Kep Ns. Istati Handayani, S. Kep


NIP. NIP.
MAHASISWA

INTAN VERONICHA
NPM F0H018021
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu,
Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang
berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual
kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa
panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer,
2000).
Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah sebagai berikut:
1. Biodata
a. Identitas Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat.
b. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, hubungan
dengan pasien, alamat.
2. Keluhan Utama
Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan
epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat minum-minuman
beralkohol
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit saluran pencernaan
5. Pola aktivitas
Pola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan yang merangsang
selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit.
6. Aspek Psikososial
Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah interpersonal
yang bisa menyebabkan stress
7. Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal dalam
pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan
8. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Klien tampak kesakitan, berat badan menurun, kelemahan dan cemas,
b. Palpasi
Nyeri tekan daerah epigastrium, turgor kulit menurun karena pasien sering muntah
c. Auskultasi
Peristaltik sangat lambat dan hampir tidak terdengar (<5x/menit)
d. Perkusi
Pekak karena meningkatnya produksi HCl lambung dan perdarahan akibat perlukaan
9. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium meliputi, hitung jenis sel darah lengkap dan pemeriksaan
darah dalam tinja dan urine.
b. Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung usus halus.
c. Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil
untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsy dari lapisan lambung (CLO,
patologi anatomi, kultur mikroorganisme jaringan, PCR)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
anoreksia.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,
muntah
C. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien
melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri

INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat nyeri, beratnya(skala 0- Berguna dalam pengawasan
10) kefektifan obat, kemajuan
penyembuhan

Berikan istirahat dengan posisi Dengan posisi semi-fowler dapat


semifowler menghilangkan tegangan abdomen
yang bertambah dengan posisi
telentang dapat menghilangkan nyeri
akut/hebat dan menurunkan aktivitas
peristaltik

Anjurkan klien untuk menghindari mencegah terjadinya perih pada ulu


makanan yang dapat meningkatkan hati/epigastrium
kerja asam lambung
Anjurkan klien untuk tetap mengatur sebagai indikator untuk melanjutkan
waktu makannya intervensi berikutnya

Observasi TTV tiap 24 jam Berguna dalam pengawasan kondisi


pasien

Diskusikan dan ajarkan teknik Mengurangi rasa nyeri atau dapat


relaksasi terkontrol

Kolaborasi dengan pemberian obat Menghilangkan rasa nyeri dan


analgesik mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan
individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
INTERVENSI RASIONAL
Pantau dan dokumentasikan dan Untuk mengidentifikasi indikasi /
haluaran tiap jam secara adekuat perkembangan dari hasil yang
diharapkan.

Timbang BB klien Membantu menentukan


keseimbangan cairan yang tepat.

meminimalkan anoreksia, dan


Berikan makanan sedikit tapi sering mengurangi iritasi gaster

Catat status nutrisi paasien: turgor Berguna dalam mendefinisikan


kulit, timbang berat badan, integritas derajat masalah dan intervensi yang
mukosa mulut, kemampuan tepat Berguna dalam pengawasan
menelan, adanya bising usus, kefektifan obat, kemajuan
riwayat mual / rnuntah atau diare. penyembuhan

Kaji pola diet klien yang disukai / Membantu intervensi kebutuhan yang
tidak disukai. spesifik, meningkatkan intake diet
klien.

Monitor intake dan output secara Mengukur keefektifan nutrisi dan


periodic cairan

Catat adanya anoreksia, mual, Dapat menentukan jenis diet dan


muntah, dan tetapkan jika ada mengidentifikasi pemecahan masalah
hubungannya dengan medikasi. untuk meningkatkan intake nutrisi.
Awasi frekuensi, volume,
konsistensi Buang Air Besar (BAB).
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,
muntah.
Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk
memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubaan
keseimbangan cairan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
INTERVENSI RASIONAL
Awasi tekanan darah dan nadi, Indikator keadekuatan volume
pengisian kapiler, status membran sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
mukosa, turgor kulit

Awasi jumlah dan tipe masukan Klien tidak mengkomsumsi cairan


cairan, ukur haluaran urine dengan sama sekali mengakibatkan dehidrasi
akurat atau mengganti cairan untuk masukan
kalori yang berdampak pada
keseimbangan elektrolit

Diskusikan strategi untuk Membantu klien menerima perasaan


menghentikan muntah dan bahwa akibat muntah dan atau
penggunaan laksatif/diuretik penggunaan laksatif / diuretik
mencegah kehilangan cairan lanjut

Identifikasi rencana untuk Melibatkan klien dalam rencana


meningkatkan / mempertahankan untuk memperbaiki keseimbangan
keseimbangan cairan optimal untuk berhasil
misalnya : jadwal masukan cairan

Berikan/awasi hiperalimentasi IV Tindakan daruat untuk memperbaiki


ketidak seimbangan cairan elektroli
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III),
EGC, Jakarta.

Mansyoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta:Media
Acsulapius. FKUI.
Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien. Volume 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai