Anda di halaman 1dari 15

Referat

FISIOLOGI GINJAL DAN SALURAN KEMIH

Oleh :

KELOMPOK VII

dr. Fetri Lusiana


dr. Irene Ika Andriani

PELATIHAN HEMODIALISA
RSUP Dr M.DJAMIL PADANG
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini. Shalawat beserta salam
tercurah kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Makalah yang berjudul “Fisiologi Ginjal dan Saluran Kemih” ini dibuat sebagai
salah satu wadah untuk menambah wawasan mengenai ginjal dan saluran kemih.

Kami sangat berterimakasih sekali kepada Dr dr. Harnavi Harun, Sp.PD-KGH, dr.
Drajad Priyono, Sp.PD-KGH, dr. Deka Viotra, Sp.PD-KGH dan staf pengajar yang telah
bersedia membagi ilmunya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masukan, kritik
dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca lainnya. Aamiin..

Padang, Juli 2023

Penulis

2
ISI DAFTAR

Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar Isi .................................................................................................................3

BAB I. Pendahuluan ..............................................................................................4

BAB II. Tinjauan Pustaka .....................................................................................6

Daftar Pustaka ......................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk


membuang sampah metabolism dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang
kemudian dikeluarkan dari tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital
sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah. Dengan
mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Apabila kedua ginjal
ini karena sesuatu hal gagal menjalankan fungsinya, akan terjadi kematian.
Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi
kehidupan,
yakni menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah serta
mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit yang kemudian dibuang
melalui urine.
Pembentukan urin adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam
mempertahankan homeostatis tubuh. Pada orang dewasa sehat, kurang lebih
1200 ml darah, atau 25% cardiac output, mengalir ke kedua ginjal. Pada
keadaan tertentu, aliran darah ke ginjal dapat meningkat hingga 30% (pada
saat latihan fisik) dan menurun hingga 12% dari cardiac output.

Proses pembentukan urine yang pertama terjadi adalah filtrasi, yaitu


penyaringan darah yang mengalir melalui arteria aferen menuju kapiler
glomerulus yang dibungkus kapsula bowman untuk menjadi filtrat
glomerulus yang berisi zat-zat ekskresi. Kapiler glomerulus tersusun atas
sel endotel, membrana basalis dan sel epitel. Kapiler glomeruli berdinding
porous (berlubang-lubang), yang memungkinkan terjadinya filtrasi cairan
dalam jumlah besar (± 180 L/hari). Molekul yang berukuran kecil (air,
elektrolit, dan sisa metabolisme tubuh, di antaranya kreatinin dan ureum)
akan difiltrasi dari darah, sedangkan molekul berukuran lebih besar (protein

4
dan sel darah) tetap tertahan di dalam darah. Oleh karena itu, komposisi
cairan filtrat yang berada di kapsul Bowman, mirip dengan yang ada di
dalam plasma, hanya saja cairan ini tidak mengandung protein dan sel darah.
Volume cairan yang difiltrasi oleh glomerulus setiap satuan waktu
disebut sebagai rerata filtrasi glomerulus atau Glomerular Filtration Rate
(GFR). Selanjutnya cairan filtrat akan direabsorbsi dan beberapa elektrolit
akan mengalami sekresi di tubulus ginjal, yang kemudian menghasilkan
urine yang akan disalurkan melalui duktus koligentes.
Proses dari reabsorbsi filtrat di tubulus proksimal, ansa henle, dan
sekresi di tubulus distal terus berlangsung hingga terbentuk filtrat tubuli
yang dialirkan ke kalises hingga pelvis ginjal. Ginjal merupakan alat tubuh
yang strukturnya amat rumit, berperan penting dalam pengelolaan berbagai
faal utama tubuh.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi Ginjal

Ginjal berperan dalam mempertahankan stabilitas volume dan


komposisi elektrolit cairan ekstrasel dengan menyesuaikan jumlah air dan
berbagai konstituen plasma yang akan disimpan di dalam tubuh atau
dikeluarkan melalui urin. Jika terdapat kelebihan air atau elektrolit tertentu
di cairan ekstrasel, misalnya garam (NaCl), ginjal dapat mengeliminasi
kelebihan tersebut dalam urin. Jika terdapat kekurangan, ginjal dapat
membatasi kehilangan zat tersebut melalui urin, sehingga dapat menyimpan
sampai lebih banyak zat tersebut didapat dari makanan.
Ginjal juga berperanan penting dalam mengeluarkan berbagai zat
sisa metabolik yang toksik dan senyawa asing yang tidak dapat dikeluarkan
dalam bentuk padat dari dalam tubuh. Ginjal harus menghasilkan minimal
500 mL urin berisi zat sisa per harinya. Kecuali pada keadaan ekstrim, ginjal
mampu mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal walaupun
pemasukan cairan dan elektrolit berubah-ubah. Selain itu ginjal juga
melakukan penyesuaian dalam pengeluaran konstituen cairan ekstrasel
melalui urin untuk mengkompensasi pengeluaran abnormal, misalnya
melalui keringat berlebihan, muntah, diare, atau perdarahan.

6
Gambar 1. Ginjal dan nefron (Sumber : Fisiologi Ginjal dan Cairan Tubuh,
2009)

Fungsi ginjal adalah sebagai berikut :


1) Ekskresi sisa metabolisme
2) Regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit
3) Regulasi osmolalitas cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit
4) Regulasi tekanan darah
5) Regulasi keseimbangan asam basa
6) Produksi eritropoeitin
7) Fungsi metabolik khusus

Mekanisme dasar fungsi ginjal


Fungsi utama ginjal adalah membersihkan plasma darah dari zat-zat yang
tidak berguna bagi tubuh, dengan cara :

1.Filtrasi
Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi cairan melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Cairan yang difiltrasi harus

7
melewati tiga lapisan yang membentuk membran glomerulus yaitu: dinding
kapiler glomerulus, lapisan gelatinosa aseluler (membran basal), dan lapisan
dalam kapsula Bowman. Ketiga lapisan ini impermeabel terhadap protein
plasma dan eritrosit, tetapi permeabel terhadap H2O dan zat terlarut lain
yang ukuran molekulnya kecil. Kalsium dan asam lemak tidak difiltrasi
secara bebas karena sebagian besar zat tersebut terikat pada protein plasma.
Cairan hasil filtrasi disebut filtrat glomerulus.
Glomerulus Filtration Rate (GFR) dipengaruhi oleh :
(1) keseimbangan kekuatan osmotik koloid dan hidrostatik yang bekerja
melintas membran kapiler
(2) koefisien filtrasi kapiler (Kf), hasil permeabilitas kapiler dan luas
permukaan filtrasi kapiler.
Kapiler glomerulus mempunyai laju filtrasi yang jauh lebih tinggi bila
dibandingkan sebagian besar kapiler lainnya karena tekanan hidrostatik
glomerulus yang tinggi dan Kf yang besar. GFR orang dewasa normal
sekitar 125 mL/menit atau 180 L/hari. Kemampuan filtrasi glomerulus salah
satunya ditentukan oleh ukuran molekul. Bila berat molekul suatu zat
mendekati berat molekul albumin, kemampuan filtrasi akan menurun cepat
hingga mendekati nol. Sedangkan elektrolit kecil seperti natrium dan
senyawa organik seperti glukosa akan difiltrasi secara bebas. Kekuatan yang
mendorong filtrasi glomerulus adalah tekanan hidrostatik glomerulus
sendiri dan tekanan osmotik koloid kapsula Bowman. Sedangkan aliran
darah ke ginjal ditentukan oleh sistem saraf simpatik dan dikontrol oleh
beberapa hormon. Norepinefrin, epinefrin, dan endotelin mengakibatkan
terjadinya konstriksi pembuluh darah renal dan menurunkan GFR.
Angiotensin II mengakibatkan konstriksi arteriol. Sedangkan prostaglandin
dan bradikinin mengakibatkan terjadinya vasodilatasi dan meningkatkan
GFR.

Peristiwa filtrasi di glomerulus berlangsung melalui 3 lapisan sel :


- Lapisan sel endotel kapiler

8
- Membrana basalis
- Lapisan epitel capsula Bowmani
Fraksi Filtrasi ditentukan oleh Laju Filtrasi Glomerulus (LFG/GFR), yaitu
jumlah cairan yang difiltrasi ke dalam kapsula bowman per satuan waktu ,
rata -rata LFG adalah 125 ml / menit atau 180 liter /hari dan Aliran darah
ginjal (RBF). RBF melalui kedua ginjal 650 ml/menit, GFR 125 ml/menit
dan fraksi Filtrasi rata -rata :19 %

Faktor -Faktor yang mempengaruhi Filtrasi Glomerulus :


- Aliran darah ke ginjal
- Konstriksi Arteriole Afferent
- Konstriksi Arteriole Efferent
- Rangsangan Simpatis
- Tekanan darah
- Tekanan Intra Kapsuler
- Konsentrasi Protein Plasma
- Luas Protein Plasma
- Permeabilitas membrane

Faktor - faktor yang mempengaruhi laju filtrasi gromerulus :


- Rangsangan simpatis
- Tekanan Arteri
-
2.Reabsorbsi
Filtrat glomerulus akan memasuki tubulus proksimal ginjal, lalu ke ansa
Henle, tubulus distal, dan duktus koligentes. Ketika filtrat glomerulus
memasuki tubulus ginjal, zat – zat tertentu dalam filtrat direabsorbsi secara
selektif dan kembali ke dalam darah. Reabsorbsi glukosa dan asam amino
hampir sempurna dari tubulus. Produk buangan kreatinin dan ureum sulit
direabsorbsi sehingga dieksresikan dalam jumlah relatif besar.

9
Proses reabsorbsi tubulus terdiri dari transpor aktif dan transpor
pasif. Proses transpor aktif adalah proses yang membutuhkan ATP,
sedangkan proses transpor pasif tidak. Reabsorbsi natrium adalah salah satu
contoh proses transpor aktif. Reabsorbsi air secara pasif melalui osmosis
terutama menyertai reabsorbsi natrium. Reabsorbsi ureum, klorida, dan zat
lain melalui difusi pasif. Reabsorbsi aktif dan pasif dalam kapasitas besar
terjadi pada tubulus proksimal ginjal.
Tubulus proksimal juga merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan
basa organik, seperti oksalat, garam empedu, urat, dan katekolamin. Ginjal
juga mensekresi secara langsung obat dan toksin potensial ke dalam tubulus
untuk mengeluarkannya dari peredaran darah.
Ansa Henle mempunyai bagian tebal dan tipis. Segmen dengan
epitel tebal memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi dan dapat
melakukan reabsorbsi aktif. Bagian ini impermeabel terhadap air.
Sedangkan segmen yang tipis sangat permeabel terhadap air, tetapi sedikit
permeabel terhadap kebanyakan zat terlarut.
Tubulus distal ginjal mempunyai karakteristik yang sama dengan
segmen tebal ansa Henle, yaitu mereabsorbsi ion – ion termasuk natrium,
kalium, dan klorida. Tubulus distal impermeabel terhadap air dan ureum.
Tubulus distal bagian akhir dan tubulus koligentes kortikalis mempunyai
karakteristik fungsional yang sama dan terdiri dari dua sel yang berbeda,
yaitu sel prinsipalis dan sel intercalated. Sel prinsipalis mereabsorbsi air dan
natrium, serta mensekresikan ion kalium ke dalam lumen. Sel intercalated
mereabsobsi ion kalium dan bikarbonat, serta mensekresikan ion hidrogen.
Duktus koligentes medulla merupakan bagian terakhir dari proses
produksi urin. Duktus ini berperan penting dalam menentukan keluaran
akhir dari air dan zat terlarut dalam urin. Permeabilitasnya diatur oleh kadar
Anti Diuretic Hormone (ADH). Saat kadar ADH tinggi, air banyak
diresorbsi ke dalam interstitial medulla sehingga mengurangi volume urin.
Segmen ini permeabel ureum sehingga dapat membantu osmolalitas daerah
ginjal ini, dan berperan dalam membentuk urin yang pekat.

10
Duktus koligentes bagian medulla berperan dalam mengatur
keseimbangan asam – basa dengan mensekresikan ion hidrogen. Kontrol
hormonal meregulasi reabsorbsi tubulus. Aldosteron meningkatkan
reabsorbsi natrium dan sekresi kalium. ADH meningkatkan reabsorbsi air.
Peptida natriuretik atrium menurunkan reabsorbsi air dan natrium. Hormon
paratiroid meningkatkan reabsorbsi kalsium. Aktivasi sistem saraf simpatis
juga meningkatkan reabsorbsi natrium.

Mekanisme reabsorbsi :
- Transport aktif
- Transport pasif
Zat -zat yang direabsorbsi aktif adalah : Air, Glukosa, Asam Amino,
Natrium, Kalium
Tidak direabsorbsi : Creatinin, inulin,asam urat (permeabilitas =0, sehingga
100% terdapat dalam urin), air yang berlebihan.

3.Reabsorbsi dan Sekresi :


-Tubulus Proximal : Glukosa, asam amino, dan protein 100 % direabsorbsi,
Air, Natrium, Kalium, 80 % direabsorbsi
- Pars Descendent Loop Henle : sangat permeable
- Pars Ascenden : tidak permeable terhadap air, dapat reabsorbsi aktif Na,Cl
- Tubulus Distal : permeabilitas air tergantung ADH, Na, Cl, reabsorbsi
aktif, Sekresi H, K, NH3

Transport ion-ion pada tubuli :


o Cl - : reabsorbsipada Loop Henle tebal, tubulus proximalis
o K +: disekresi pada tubulus distal
o HCO3- : direabsorbsi dalambentuk C02, Sebagian kecil dalam
bentuk HCO3
o H + : disekresi aktif pada tubulus proximalis bagian distal

11
12
13
14
Daftar Pustaka

1. Daugirdas JT, Blake PG, Ing TS, editors. Handbook of dialysis. Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.
2. Moist LM, Port FK, Orzol SM, Young EW, Ostbye T, Wolfe RA, Hulbert-
Shearon T, Jones CA, Bloembergen WE. Predictors of loss of residual renal
function among new dialysis patients. Journal of the American Society of
Nephrology. 2000 Mar 1;11(3):556-64.
3. Yu CY, Hsu YW, Chen CY. Determination of hand surface area as a
percentage of body surface area by 3D anthropometry. Burns. 2008 Dec
1;34(8):1183-9.
4. Lydia A. Peran Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis dalam
Pemerataan Layanan Pengganti Ginjal di Indonesia. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia. 2020 Oct 2;7(3):186-93.

15

Anda mungkin juga menyukai