Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hidronefrosis. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem Perkemihan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik dari segi
penyusunan, pembahasan, atau pun penulisannya.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari pengampu mata kuliah ini, guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
2. Anatomi Fisiologi
3. Epidemiologi
4. Etiologi
5. Manifestas Klinik
6. Patofisiologi
7. Klasifikasi
8. Komplikasi
9. Pemeriksaan Diagnostik
10. Penatalaksanaan
11. Pencegahan
12. Prognosis
13. Legal Etik
B. Konsep Keperawatan
1. Asuhan Keperawatan
2. Satuan Acara Penyuluhan
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidronefrosis merupakan penggembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal
karena aliran air kemih tersumbat. Dalam keadaan normal,air kemih mengalir dari
ginjal dengan tekanan yang sangat rendah. Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih
akan mengalir kembali ke dalam tabung-tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis)
dan ke dalam daerah pusat pengumpulan air kemih ( pelvis renalis). Hal ini akan
menyebabkan ginjal menggembung dan menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada
akhirnya, teknan hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal
sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan teoritis hidronefrosis.
2. Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan hidronefrosis.
3. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan hidronefrosis.
4. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan hidronefrosis.
5. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan hidronefrosis.
6. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan hidronefrosis.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan klasifikasi hidronefrosis?
2. Bagaimana epidemiologi hidronefrosis?
3. Apa saja etiologi hidronefrosis?
4. Bagaimana tanda dan gejala hidronefrosis?
5. Bagaimana patofisiologi hidronefrosis?
6. Bagaimana komplikasi dan prognosis hidronefrosis?
7. Bagaimana pengobatan dan pencegahan hidronefrosis?
8. Bagaiamana asuhan keperawatan pada anak dengan hidronefrosis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
a. Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua
ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin
mengalir balik sehingga tekanan di ginjal meningkat (Smeltzer dan Bare,
2002)
b. Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi
aliran keluar urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter
sehigga pelvis membesar dan terdapat destruksi progresif jaringan ginjal
(Gibson, 2003)
2. Anatomi Fisiologi
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Untuk
menjaga fungsi ekskresi, sistem perkemihan memiliki dua ginjal. Organ ini
memproduksi urine yang berisikan air, ion-ion, dan senyawa-senyawa solute yang
kecil. Urine meninggalkan kedua ginjal dan melewati sepasang ureter menuju dan
ditampung sementara pada kandung kemih. Proses ekskresi urine dinamakan
miksi, terjadi ketika adanya kontraksi dari otot-otot kandung kemih menekan
urine untuk keluar melewati uretra dan keluar dari tubuh.
a. Ginjal
Secara anatomi, kedua ginjal terletak pada setiap sisi dari kolumna tulang
belakang antara T12 dan L3. Ginjal kiri terletak agak lebih superior dibanding
ginjal
kanan.
Permukaan
anterior ginjal
kiri
diselimuti
oleh
lambung,
pancreas,
jejunum, dan
sisi
fleksi
kolon
kiri.
Permukaan
superior setiap ginjal terdapat kelenjar adrenal. Posisi dari kedua ginjal di
dalam rongga abdomen dipelihara oleh :
- dinding peritoneum
- kontak dengan organ-organ visceral, dan
Ukuran setiap ginjal orang dewasa adalah panjang 10 cm; 5,5 cm pada sisi
lebar; dan 3 cm pada sisi sempit dengan berat setiap ginjal berkisar 150 gr.
Lapisan kapsul ginjal terdiri atas jaringan fibrous bagian dalam dan bagian
luar. Bagian dalam memperlihatkan anatomis dari ginjal. Pembuluh-pembuluh
darah ginjal dan drainase ureter melewati hilus dan cabang sinus renal. Bagian
luar berupa lapisan tipis yang menutup kapsul ginjal dan menstabilisasi
struktur ginjal. Korteks ginjal merupakan lapisan bagian dalam sebelah luar
yang bersentuhan dengan kapsul ginjal. Medula ginjal terdiri atas 6-18 piramid
ginjal. Bagian dasar piramid bersambungan dengan korteks dan di antara
pyramid dipisahkan oleh jaringan kortikal yang disebut kolum ginjal.
1) Nefron
Ada sekitar 1 juta nefron pada setiap ginjal dimana apabila dirangkai akan
mencapai panjang 145 km. Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru,
oleh karena itu pada keadaan trauma ginjal atau proses penuaan akan
terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap dimana jumlah nefron
yang berfungsi akan menurun sekitar 10% setiap 10 tahun, jadi pada usia
80 tahun jumlah nefron yang berfungsi 40% lebih sedikit daripada usia 40
tahun. Penurunan fungsi ini tidak mengancam jiwa karena perubahan
adaptif sisa nefron dalam mengeluarkan produk sisa yang tepat (Guyton,
1997 dalam buku Arif Muttaqin & Kumala Sari, 2012). Nefron terdiri atas
glomerulus yang akan dilalui sejumlah cairan untuk difiltrasi dari darah
dan tubulus yang panjang dimana cairan yang difiltrasi diubah menjadi
urine dalam perjalanannya menuju pelvis ginjal. Nefron yang memiliki
terus
menerus
menyesuaikan
komposisi
darah.
Dengan
renal ke dalam darah, dan (3) sekresi zat dari darah ke tubulus renal.
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang
bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan
zat dalam plasma, kecuali untuk protein, difiltrasi secara bebas sehingga
konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula Bowman hampir
sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah difiltrasi ini
meninggalkan kapsula Bowman dan mengalir melewati tubulus, cairan
diubah oleh reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik yang kembali ke dalam
darah atau oleh sekresi zat-zat lain dari kapiler peritubulus ked lam
tubulus. Produksi urine akan memelihara homeostasis tubuh dengan
meregulasi volume dan komposisi dari darah. Proses ini berupa ekskresi
dan eliminasi dari berbagai larutan, terutama hasil sisa metabolisme yang
meliputi Urea, Kreatinin, Asam Urat. Kedua ginjal mampu memproduksi
konsentrasi urine dengan konsentrasi osmotik 1200 sampai 1400 mOsm/L,
melebihi empat kali konsentrasi plasma. Apabila kedua ginjal tidak mampu
untuk mengonsentrasikan produk filtrasi dan filtrasi gromerulus,
kehilangan cairan yang banyak akan berakibat fatal dimana terjadi
dehidrasi pada beberapa jam kemudian. Untuk memenuhi hal tersebut,
-
direabsorpsi dengan sangat baik sehingga hanya sejumlah kecil saja yang
tampak dalam urine. Zat nutrisi tertentu, seperti asam amino dan glukosa,
direabsorpsi secara lengkap dari tubulus dan tidak muncul dalam urine
-
penyumbatan dibawah sambungan uretropelvik atau karena arus balik air kemih
dari kandungan kemih.
a. Batu dalam ureter
b. Tumor didalam atu di dekat ureter
c. Penyeympitan ureter
d. Kelainan pada saraf atau otot di kandung kemih atau ureter
e. Kanker kandung kemih
f. Arus balik air kemih dari kandung kemih
g. Infeksi saluran kemih yang hebat atau berat
5. Manifestas Klinik
Menurut David Ovedoff (2002) tanda dan gejala hidernefrosis adalah:
a. Nyeri dan pembengkakan di daerah pinggang
b. Kolik menunjukan adanya batu
c. Demam dan menggigil bila terjadi infeksi
d. Mungkin terdapat hipertensi
e. Beberapa penderita tidak menunjukan gejala
Obstruksi akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi
infeksi maja disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi.
Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan
gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:
a. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).
b. Gagal jantung kongestif.
c. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
d. Pruritis (gatal kulit).
e. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
f. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
g. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
h. Amenore, atrofi testikuler.
6. Patofisiologi
Anoreksia
Bau amonia
Mulut: ureum
bertemu enzim
ptialin
Sistem
pencernaan
MK:
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
Kegagalan
metabolisme
ginjal
MK: Nyeri
Akut
Kolik
renalis/nyeri
pinggang
Jaringan
Suplai O2
ke jaringan
turun
HB turun
MK:
Intoleransi
Aktivitas
Penurunan
aktivitas
Mual, muntah
Anemia
Lambung:
ureum bertemu
HCL
Bersifat toksik
dalam tubuh
Peningkatan
ureum dalam
darah
MK:
Ketidakefektifan
Perfusi
Gangguan
fungsi ginjal
Produksi
eritrosit
menurun
Ginjal tidak
bisa
menghasilkan
eritropoeitin
Peningkatan
tekanan
ginjal
Urine
mengalir
balik
MK:
Gangguan
Eliminasi
Urin
Lelah, letih,
lesu, pucat
Obstruksi
akut
Obstruksi
sebagian
atau total
aliran urine
Oliguri
Pasang
Kateter
MK: Resiko
Tinggi
Infeksi
perubahan
status
kesehatan
Gelisah
MK:
Ansietas
7. Klasifikasi
a. Hidronefrosis derajat 1 : dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks
berbentuk blunting alias tumpul.
b. Hidronefrosis derajat 2 : dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor. Kaliks
berbentuk flattening alias mendatar.
c. Hidronefrosis derajat 3 : dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.
Tanpa adanya penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing alias menonjol.
d. Hidronefrosis derajat 4 : dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor.
Serta adanya penipisan korteks Calices berbentuk ballooning alias
menggembung
8. Komplikasi
Menurut Kimberl (2011), penyakit hidronefrosis dapat menyebabkan komplikasi
sebagai berikut :
a. Batu ginjal
Adanya obtruksi dalam hidronefrosis menyebabkan pengeluaran urin
terganggu atau bahkan menjadi statis. Dengan adanya kondisi tersebut, maka
fungsi ginjal untuk mengekskresikan zat yang dapat membentuk kristal secara
1) Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat,
maka air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan
(biasanya melalui jarum yang dimasukkan melalui kulit)
2) Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu maka
biasanya dipasang kateter pada pelvis renalis untuk smentara waktu
b. Hidronefrosis kronis
1) Diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air
kemih
2) Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan
dan ujung-ujungnya disatukan kembali
3) Dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa
4) Jika uretra tersumbat maka pengobatannya meliputi:
Terapi hormonal untuk kanker prostat
Pembedahan
Pelebaran uretra dengan dilator
11. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada hidronefrosis dengan cara mengurangi
faktor penyebab penyakit tersebut, misalnya minum air minimal 8 gelas sehari
untuk mencegah terbentuknya batu di saluran kemih, menjaga kebersihan diri
untuk mencegah resiko terjadinya infeksi dari saluran kemih, menghindari
paparan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker serta menghindari kebiasaan
menahan miksi yang dapat menimbulkan batu ginjal.
12. Prognosis
Jika hidronefrosis tetap tidak diobati, peningkatan tekanan di dalam ginjal bisa
menurunkan kemampuan ginjal untuk menyaring darah, mengeluarkan produk
sampah, dan membuat urin serta mengatur elektrolit dalam tubuh. Hidronefrosis
bisa menyebabkan infeksi ginjal (pyelonephrosis) gagal ginjal, sepsis, dan dalam
beberapa kasus, ginjal kehilangan fungsi atau kematian. Fungsi ginjal akan mulai
menurun segera dengan timbulnya hidronefrosis tetapi reversibel jika tidak
menyelesaikan pembengkakan. Biasanya ginjal sembuh dengan baik bahkan jika
ada halangan berlangsung hingga 6 minggu.
13. Legal Etik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Otonomi
Non maleficience
Beneficience
Justice
Fidelity
Veracity
B. Konsep Keperawatan
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Analisa Data
No
DATA
Problem
Etiologi
Do:
Klien tampak meringis
1
Nyeri
Agen cedera
Akut
Gangguan
Eliminasi
Urin
biologis
Obstruksi
anatomic
Intoler
Do:
Klien tampak lemah dan lesu
Klien tampak pucat
3
Ds:
Klien mengatakan badannya letih
Klien mengatakan mudah lelah
ansiAktivita
Tirah baring
Ketidaksei
mbangan
Do:
Nafas klien berbau ammonia
Ds:
Klien mengatakan tidak mau makan
Klien merasa mual dan muntah
nutrisi
kurang dari
Factor
kebutuhan
biologis
tubuh
3. Diagnosa
a. Nyeri akut b/d Agencederabiologis
b. Gangguan eliminasi urin b/d Obstruksi anatomic
c. Intoleransi aktifitas b/d Tirah baring
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Factor biologis
4. Intervensi
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Nyeri akut NOC :
Intervensi
NIC
b/d
cedera
Pain control
biologis
Kriteria hasil :
Gangguan
NOC
eliminasi
urinary elimination
urin
analgetik
- Lakukan terapi nafas dalam
NIC:
- Memenatau asupan dan
keluaran
- Memantau tingkat distensi
Obstruksi
anatomic
Intoleransi
Kriteriahasil :
-
Energy management
Tirah baring
self care:ADL
- Obserpasi
Kriteria hasil :
adanya batasan
yang
menyebabkan kelelahan
- Monitor nutrisi dan sumber
Mampu
sehari-hari
melakukan
adanya
kelelahan
emosi
fisik
secara berlebih
Activity terapy
dan
Bantu
klien
untuk
medic
dalam
NOC
yang tepat
NIC
bangannutris
Nutrition management
ikurangdarik
intake
ebutuhantub
uhb/d factor Kriteria hasil :
biologis
mendapatkan
nutrisi
yang
dibutuhkan
- yakinkan diet yang dimakan
menentukan
kalori
dan
nutrisi
jumlah
yang
dibutuhkan pasien
- monitor adanya penurunan
berat badan
Tema
: Hidronefrosis
Subtema
Sasaran
: Warga desa AB
Hari/tanggal
Tempat
: Balai desa AB
Waktu
I.
II.
III.
IV.
V.
: 30 menit
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga desa AB dapat
mengetahui pencegahan penyakit hifronefrosis
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga desa AB dapat :
- Mengetahui tentang pengertian penyakit hidronefrosis
- Mengetahui tentang penyebab penyakit hidronefrosis
- Mengetahui tentang pencegahan penyakit hidronefrosis
Materi
- Pengertian penyakit hidronefrosis
- Penyebab penyakit hidronefrosis
- Pencegahan penyakit hidronefrosis
Media
- Brosur
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Pembuka
Isi
Penyuluh
- Salam pembuka
- Menyampaikan tujuan
- Menjelaskan tentang
pengertian penyakit
Peserta
- Menjawab salam
- Mendengarkan
- Mendengarkan
Waktu
5 menit
20 menit
hidronefrosis
Menjelaskan
penyebab penyakit
hidronefrosis
Menjelaskan tentang
pencegahan penyakit
hidronefrosis
Memberi kesempatan
untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
Evaluasi
Kesimpulan
Salam penutup
Penutup
VI.
VII.
Mendengarkan
Mendengarkan
Menanyakan hal
yang belum jelas
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Menjawab salam
5 menit
Sumber
Evaluasi
Formatif
- Warga desa AB mampu menjelaskan tentang pengertian penyakit hidronefrosis
- Warga desa AB mampu menjelaskan tentang penyebab penyakit hidronefrosis
- Warga desa AB mampu menjelaskan tentang pencegahan penyakit
hidronefrosis
Sumatif
- Warga desa AB mampu mengetahu pencegahan hidronefrosis
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Moyet & Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Smaltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah edisi 8. Jakarta:
EGC.
Suddart & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC