1906412961
Industri tekstil
Nanoteknologi memiliki potensi komersial yang nyata dalam industri teks
til, selain itu aplikasinya sangat luas mulai dari baju sehari-hari dan kostu
m olahraga hingga tekstil rumah tangga seperti tirai, seprai dan penutup
sofa. Nanoteknologi dapat memberikan afinitas yang lebih baik sehingga
meningkatkan daya tahan tahan kain.
Contoh : ( Dalam tekstil sehari hari dan militer)
• Pengindraan dan tanggap (sensing dan responding),
– Kimia ataupun biologi
– Pencatu daya dengan baterai berbahan polimer dan transmisi dat
a berbasis wearable computer untuk jaringan personal
– Mengirim dan menerima sinyal frekuensi radio
– Sistem peringatan dengan suara yang bekerja secara otomatis da
n
– Bahan-bahan yang memiliki kemampuan memperbaiki dirinya sen
diri (self-repairing materials).
Industri zat warna
Nanomaterial merupakan material yang sangat unik karena memiliki karakteristik yang sangat
berbeda jika dibandingkan dengan apa yang diperlihatkannya pada skala makroskopisnya. Hal
ini disebabkan dua faktor, yaitu:
2. Efek kuantum
PRODUK TEKSTIL
1. Tekstil dengan finishing nano (nanofinished)
2. Tekstil Nanokomposit
3. Tekstil Nanofibrous
4. Bahan Bukan Tenun (Non Woven)
Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik nanofibrous-PVA dengan modifikasi lempung
2. Untuk menguji kemampuan perlindungan suatu bahan tekstil terhadap suatu papara
n mikrobial
Metode yang digunakan dalam sintesis yaitu metode sol gel sedangkan metode yang d
igunakan dalam membuat nanomaterialnya yaitu dengan metode elektrospinning
1. Larutan PVA disiapkan dengan melarutkan 10 g PVA dalam 100 mL akuabides pada 60 C selama
3-4 jam.
2. Parameter electrospinning (pH, suhu, kecepatan dan lama pengadukan, serta komposisi) diopti
malkan untuk menurunkan gumpalan terhadap lembaran nanofibrous PVA.
3. Dilakukan variasi konsentrasi Cloisite 30B dan Cu-MMT (0,25% berat, 0,50% berat, 0,75% berat
PVA )
4. Setiap variasi kemudian disonikasi selama 30 menit dalam ultra-sonikator.
5. Electrospinning dilakukan menggunakan Royal Electro spinner, tegangan 20 kV dengan laju alir
an 2,5 mL / jam.
6. Lembaran nanofibrous yang dikumpulkan kemudian dikeringkan pada suhu kamar selama 2 ja
m untuk mempertahankannya morfologi struktural.
Hasil Analisa SEM Cu-MMT/PVA dan Cloisite-3
0B/PVA
Hasil Perhitungan Pori, Tingkat Porositas dan kek
uatan mekanikal
Uji Antibakteri
Proses produksi dan aplikasi mekanisme reaksi yang
terlibat nanomaterial zat warna
Tujuan
1. Menentukan mekanisme interakasi dalam pembentukan
pewarna nanodisperse menggunakan lignin hidroksipropil
tersulfonasi
2. Menentukan stabilitas, daya dispersive, daya degradasi dan self
assembly
Metode : Metode yang digunakan yaitu metode sulfonasi dengan m
ekanisme dispersif
Preparasi Nano disperse dye dengan metode sulfonasi
• Sodium 3-chloro-2-hydroxy-propanesulfonate pertama kali
disiapkan.
• Selanjutnya, 100 g AL dilarutkan dalam 100 mL air, dan pH
disesuaikan sampai 10 dengan 2 mol/L larutan NaOH.
• Kemudian, diperoleh intermediate sodium 3-chloro-2-hydroxy-
propanesulfonate dengan ditambahkan tetes demi tetes alkali
lignin dan sulfonasi dilakukan selama 2 jam pada 90 ° C.
• Kemudian, 24 g /L epiklorohidrin pengikat silang dimasukkan ke
dalam reaktor dan direaksikan selama 1 jam.
• Nilai pH dijaga konstan dalam kisaran 9-10 dengan 2 mol/L
larutan NaOH.
Preparasi Nano Disperse Dye
1. 100 ml larutan aseton dan 10,0 g/L pewarna disiapkan terlebih dahulu untuk melarutkan pe
warna dispersi kering menjadi pewarna + aseton.
2. Kemudian larutan pewarna-aseton ditambahkan tetes demi tetes ke dalam 500 ml larutan dis
persan 1,5 g/L dengan pengadukan 300 rpm selama 20 menit.
3. Suspensi campuran dipekatkan setelah dengan rotary vakum evaporator (R10, IKA, Guangzho
u, Cina) untuk mwngambil sisa pelarut hingga didapat dispersive dye nya
Mekanisme interaksi antara dispersi turunan lignin dan partikel pewarna diselidiki melalui perilak
u adsorpsi oleh menggunakan keseimbangan kristal kuarsa dengan pemantauan disipasi dan AFM.
Mekanisme Disperse Dye dengan Depressant
• Jumlah adsorpsi yang lebih tinggi HSAL pada permukaan pewarna menunjukkan lapisan
adsorpsi viskoelastik lebih banyak dari pada natrium lignosulfonat.
• Gugus sulfonat tinggi yang melekat pada rantai alkil panjang dalam molekul HSAL mena
rik ke fase berair memberikan penolakan elektrostatik yang kuat untuk menyebarkan p
artikel pewarna dan membentuk rekombinasi nano disperse self-dye
Kesimpulan
• Qin, Y., Yuan, M., Hu, Y., Lu, Y., Lin, W., Ma, Y., … Wang,
T. (2020). Preparation and interaction mechanism
of Nano disperse dye using hydroxypropyl sulfonated l
ignin. International Journal of Biological Macromol
ecules, 152, 280–287.
• Sharma, B., Jain, P., & Purwar, R. (2019). Preparation an
d characterization of poly(vinyl alcohol)/modified
clay electrospun nanocomposite nanofibrous mats for
microbial protection. Journal of the Textile Institute, 11
0(11), 1624–1634.
1. Apa yg menyebabkan limbah zat warna pada industri textile susah utk didegradasi nah jika
didegradasi dg material nano jg seberapa efektifkah degradasi tsb pada dampak lingkunga
n yg ditimbulkan lagi serta apakah ada bayangan/gambaran inovasi kedepannya untuk pro
duk zat warna yg lebih ramah lingkungan? mohon penjelasannya? (Azizil Hamid)
JAWABAN:
• Limbah zat warna sulit di degradasi karena berbagai faKtor :
1. Karena ukuran molekul berwarna cenderung memiliki struktur y
ang besar sehingga dibutuhkan banyak energi untuk memutusk
an ikatan antar molekul besar tersebut karena secara kuantum a
da shielding elektron yang menyebabkan dibutuhkan energi bes
ar ata berbagai macam reaksi redoks untuk mendegradasinya
2. Sangat diepngaruhi oleh keasaman dari lingkungan tempat dari
suatu warna tersebut
3. Memiliki rantai karbon yang panjang dan aromatis
4. Memiliki sisi aktif warna yang berubah ubah kadang pada konsi
disi tertentu menjadi tidak berwarna, kadang perlakuan tertentu
dapat menimbulkan warana
➢ Jika di degradasi dengan teknologi nano maka kemungkinan terbesar proses
degradasi akan semakin maksimal baik menggunakan metode presipitsai, ads
orpsi, netralisasi, filtrasi membrane, maupun dengan nanoelektroktalis hasilnya
akan semakin maksimal karena pada ukurana nano, suatu material akan memil
iki suatu sifat kuantuk fisik dan kimia yang sangat spesifik dengan perlakuan s
isi aktif tertentu serta luas permukaan dan daya adsorpsinya juga akan menin
gkat dengan sangat signifikan
➢ Sehingga secara langsung akan menurunkan dampak pencemaran dari papara
n senyawa limbah berwarna yang menyebar dalam suatu perairan.
➢ Inovasi yang mungkin sedang di kembangkan yaitu proses kombinasi antara e
lektro-koagulasi berbasis elektrokatalis dengan adsorbsi suatu nanokatalis den
gan sistem flow atau aliran, sehingga sistem ini memastikan limbah zat berwa
rna yang dihasilakan akan di degradasi total dengan sistem ini sehingga akan
dihasilakn suatu lingkuangn air yang terbebas dari senyawa sisa hasil degrada
si dan memperbaiki kualitas suatu perairan tanpa menggunakan suatu sistem
yang terbatas karena sistmenya lairan sehingga dapat diaplikasikan di berbaga
i tempat.
2. Menurut saudara afiten, kira2 bisa tidak NMs tekstil tersebut dicombine dgn kem
ampuan NMs nya sprti sebagai sensor/adsorben, sehingga memiliki value yg lebih
tinggi dan aplikatif (khususnya pada kasus pandemic saat in)i. terima kasih (Rendi
Mahardika Pinem)
Nanokomposit Nanofibrous
Terdiri 2 komponen yaitu komp Terdiri dari satu komponen yait
osit dan filler u fibrous
Berbagai bentuk (globe, ball, pl Fibrous, wire
ate, hole, spray, amorf particle,
cube, tube)
Assembly end product In printed or assembly end prod
uct
Mekanisme kerja dari suatu material nano textileNanomaterial diawali dnegna
disintesis terlebih dahulu pengaplikasian ya terbagi menjadi 3 :
1. In-Printed
Nanomaterial ini disintesis bersamaan material palastik dan dicetak dengan s
esuai kemauan dari pembuat)
2. Nanofirbrous
Sintesis dengan cara suatu material nanotextile disntesis terpisah dengan ma
terial tekstil utama, dimana nanofibrous ini spesifik dalm bentuk serat fibrous
yang kemudian dalam proses pemintalan semuanya digunakan dalam suatu
benang atau serat dan dignakan untuk membuat kain
3. Nanokomposit
Sintesis sautu material nanotextile dengan berebda bentuk dari bahan tektil
utama yang berbentuk serat atau benang, sedangkan material nanokomopos
it ini berbentuk bisa butiran globular,nanohole, nanotube,nanoplate,nanopala
tte yang kemudian dalam proses pembuatan kain barulah disusun Bersama d
engan serat utama bahan tekstil tersebut.
2. Proses penguatan dalam nanotextile ini tergantung dari akan dig
unakan seperti apa material tekstil ini saya ambil contoh untuk baju
militer maka dibutuhkan suatu material tekstil yang memiliki daya t
ahan terhadap peluru atau tidak dapat tertembus peluru untuk Bat
asan beberapa kaliber peluru perang, maka bisa digunakan adaalh
material nano fibrous dan material nano palatte diaman keduanya a
kan memperkuata susuan serat sutu kain sehingga material tekstil t
ersebut tidak akan mudah tertembus atau rusak oleh hantaman pel
uru.
4. Tadi disebutkan semua nanopartikel dapat digunakan untuk industri tekstile teta
pi tidak semua dapat dikormersialkan kenapa? dan jenis nano mana saja yang dap
at dikomersialkan? dan dalam pemilihan nano pada jenis kain hal apa saja yang ha
rus diperhatikan agar bisa diaplikasikan? (Aflah Chaesara Suwarno)
• Carbon Nano Tube, banyak digunakan karena memiliki struktur fisik lemb
aran yang tergulung sehingga memiliki struktur holo dan memiliki stabilit
s termal dengan konduktifitas termal dan elektrik yang baik, jika dikombi
nasikan dalam suatu serat pakaian maka ini akan mampu meningkatkan
kekuatan dari suatu material sehingga dapat tahan atau kuat terhadap p
aparan panas baik dari api mampun sumber panas yang lain.
Tentunya secara teoritis bisa diaplikasikan, namun utuk dampak yang lebih sig
nifikan masih perlu riset yang lebih tentang bagaimana membuat suatu zat w
arna atau tekstil yang memiliki prinsip greenchemistry seperti
1. Biodegradble
2. Dapat dengan mudah di recycle
3. Memiliki kemampuan antioksidan, dan mampu bereaksi pada senyawa haz
ard, mampu mereduksi secara kontinu,
4. Dalam prosuksinya tidak membutuhkan suatu materi yang memiliki dampa
k buruk terhadap lingkungan, serta tidak menghasillkan sisa produk yang
berbahaya bagi lingkungan
8. Bagaimana nanomaterial dapat diaplikasikan pada konsep busana cerdas, suatu se
rat yang memiliki sifat termal dan fleksibilitas unggul, anti-basah, juga mungkin tahan
tekanan mekanis seperti ekstremnya anti-peluru? ( Sandi M Solihin)
Secara teoritis dan mekanisme hal ini tentu sngat bisa dilakukan dengan seg
ala potensi yang dimiliki oleh suatu nanomaterial, dan dalm kehidupan sehar
i hari telah banyak ditemukan teknologi nanofibrous dan nano in-printed ter
sebut sebagai contoh
– Sifat termal : Baju kerja yang digunakan oleh petugas pemadam keba
karan
– Fleksibilitas : Baju yang digunakan oleh atlet renang, dan berbagai m
acam perlombaan atletik sehingga dapat memaksimalkan kemampua
n para atlet
– Antibasah : Digunakan pada jaket parasite yang anti hujan,
– Tahan tekanan dan mekanis : Jaket wind breaker yang digunakan ole
h pendaki gunung
– Anti peluru : Baju perang para tantara TNI
9. Bagaimana peran nanomaterial ini dalam menjaga agar warna dari zat teks
til tersebut (Ivan Halomoan)
Beberapa faktor dalam penerapan Nanomaterial pada zat warna dalam teksti
l sehari hari
1. Tidak Reaktif (Non-volatile, tidak bereaksi dengan berbagai zat yang di
hasilkan oleh tubuh, tidak mudah larut dalam air dan lemak)
2. Stabilitas fisik dan kimia yang konstan
3. Memiliki daya reusesible yang relatif lama (agar dapat digunakan deng
an aman untuk jangka waktu tertentu)
4. Non toksik
5. Dapat mudah diproduksi masal
6. Memiliki biaya produksi yang murah
11. Parameter apa saja yang harus diperhatikan untuk memilih nanopartikel yang d
igunakan pada industri tekstil? Mana yang lebih baik digunakan pada jenis NMs pa
da polutan warna alkali dengan fiber katun?(Shinta Novita)
• Secara fisik :
– Memiliki sifat konduktifitas elektrik yang baik,
– memiliki pori dan ukuran pori yang realtif besar
• Secara kimia :
– Memilki daya elektrokatalisis yang baik
– Memiliki daya adsorpsi yang baik
• SOLUTION : Nanofibrous dan Nanotube
• Digunakan material nano yang memiliki koduktifitas elektrik yang
baik agar dapat digunakan mendegradasi secara elektrokatalisis
material polutan pewarna alkali, Lalu digunakan material yang me
miliki pori agak besar agar dapat digunakna dalam mengadsorbsi
material hasil degradasi yang berupa logam alkali kedalam pori po
ri nanomaterial sehingga masalah polutan dapat teratasi pada apli
kasi material pada nanotekstil
12. Bisa dijelaskan mekanisme interaksi dalam pembentukan pewarna nano
dispere dengan lignin hidroksipropil pada jurnal? (Aprizal)
• Preparasi Nano disperse dye dengan metode sulfonasi
1. Sodium 3-chloro-2-hydroxy-propanesulfonate pertama kali disiapkan.
2. Selanjutnya, 100 g AL dilarutkan dalam 100 mL air, dan pH disesuaikan
sampai 10 dengan 2 mol/L larutan NaOH.
3. Kemudian, diperoleh intermediate sodium 3-chloro-2-hydroxy-propane
sulfonate dengan ditambahkan tetes demi tetes alkali lignin dan sulfon
asi dilakukan selama 2 jam pada 90 ° C.
4. Kemudian, 24 g /L epiklorohidrin pengikat silang dimasukkan ke dalam
reaktor dan direaksikan selama 1 jam.
5. Nilai pH dijaga konstan dalam kisaran 9-10 dengan 2 mol/L larutan Na
OH.
• Preparasi Nano Disperse Dye
1. 100 ml larutan aseton dan 10,0 g/L pewarna disiapkan terlebih dahulu
untuk melarutkan pewarna dispersi kering menjadi pewarna + aseton.
2. Kemudian larutan pewarna-aseton ditambahkan tetes demi tetes ke dal
am 500 ml larutan dispersan 1,5 g/L dengan pengadukan 300 rpm sela
ma 20 menit.
3. Suspensi campuran dipekatkan setelah dengan rotary vakum evaporato
r (R10, IKA, Guangzhou, Cina) untuk mwngambil sisa pelarut hingga di
dapat dispersive dye nya
• Preparasi Pencucian Nano Disperse Dye
1. Preparasi disiapkan dengan mendispersikan pewarna di air dan diencer
kan sampai 0,5% dengan air suling dengan pH 5.5 (larutan buffer aseta
t / natrium asetat).
2. Kemudian pencucian Nano Disperse Dye dihomogenkan dengan men
gaduk selama 10 menit.
3. Kemudain pewarna dimasukkan dalam perbandinagn dengan depressa
nt (1: 1,5 w / w ) dan di ball milling selama 4 jam dengan pengkondisi
an pencucian seperti di awal.
13. Penggunaan nanomaterial dalam produksi tekstil (seperti yang dicontohkan pada
slide, yaitu nanofibrous Cu)? bagaimanakah ketahanan atau kestabilan logam tsb dala
m pakaian atau bahan yang diproduksi? serta bagaimana efeknya terhadap detergen/
produk pembersih, akankan material nanofibrous tsb dapat bertahan? (Millati Hanifa S
aprudin)
• Qin, Y., Yuan, M., Hu, Y., Lu, Y., Lin, W., Ma, Y., … Wang, T. (2020). Preparation and in
teraction mechanism of Nano disperse dye using hydroxypropyl sulfonated l
ignin. International Journal of Biological Macromolecules, 152, 280–287.
• Sharma, B., Jain, P., & Purwar, R. (2019). Preparation and characterization of poly(vi
nyl alcohol)/modified clay electrospun nanocomposite nanofibrous mats for mic
robial protection. Journal of the Textile Institute, 110(11), 1624–1634.
– SNI ISO/TS 80004-7:2013, Nanoteknologi
– Nanotechnologies – Terminology and definitions for nano-objects – Nanoparti
cle, nanofibre and nanoplate (ISO/TS 27687:2011, IDT).
– Nanoteknologi - Kosakata - Bagian 8: Proses manufaktur nano (ISO/TS 80004-
8:2013, IDT)
– Nanoteknologi - Pedoman untuk pengembangan bahan uji yang mewakili, me
ngandung objek nano dalam bentuk serbuk kering (ISO/TS 16195:2013, IDT)
•
TERIMA KASIH