Dosen :
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks.M.Si
Wulan Safrihatini, S.ST.M.T
Nanoteknologi
• Gabungan dari multidisiplin
teknologi
Ilmu bahan
Elektronika
Mekanika
Optik
Energi
Kesehatan
Nano-tex di Industri Tekstil
• Penggunaan senyawa berukuran nano
untuk menghasilkan struktur nano
pada manufakturing atau proses
finishing, sehingga menghasilkan
tekstil yang “high function”
Tahan kusut – nano-care
Tolak air dan tahan kotor – nano-pel
Sifat lembut kain – nano-soft
Anti bakteri
Anti UV (sinar ultra violet)
• Asal kata “nanos” Yunani, berarti
sepersemilyar atau 10-9
• Satu nanometer artinya sepersemilyar
meter atau sepersejuta milimeter atau
sekitar seperseratus ribu dari besarnya
rambut manusia
• Nanoteknologi (1959) – ahli Fisika
Jeyman disebut teknologi “buttom up”,
yang menggambarkan pada
pembentukan suatu material besar
dapat dibangun dari susunan material
yang sangat kecil sedemikian rupa
sampai membentuk material besar yang
diinginkan.
Ini
NANO-TECHNOLOGY
Ukuran partikel
Apa keunggulannya?
• minimasi limbah dan produk yang
dihasilkan akan memiliki cacat produk
yang relatif kecil.
• Partikel berukuran
nano dapat dicampur
dengan polimer yang
berukuran nano juga
sebagai matrik atau
perekatnya
membentuk material
dengan ukuran yang
lebih besar dengan
sifat yang berbeda dari
bahan baku asalnya.
APPLICATION OF NANOFINISHING
FUNCTIONAL PROTECTION
self-cleaning
FUNCTIONAL SAFETY
water repellent fire retardancy
DURABILITY DURABILITY
color fastness abrasion
FUNCTIONAL PROTECTION
Controlled release
of additives
NANOPARTICLES & APLIKASINYA
SR. NO. Nanoparticles Properties
1 Silver nanoparticles Anti-bacterial finishing
2 Fe nanoparticles Conductive magnetic properties, remote
heating.
3 ZnO and TiO2 UV-protection, fiber protection, oxidative
catalysis
4 TiO2 and MgO Chemical and biological protective
performance, provide self-sterilizing
function.
5 SiO2 or Al2O3 Nano-particles Super water repellent finishing.
with PP or PE coating
6 Indium-tin oxide nanoparticles EM / IR protective clothing.
7 Ceramic nanoparticles Increasing resistance to abrasion.
8 Carbon black nanoparticles Increasing resistance to abrasion, chemical
resistance and impart electrical
conductivity, coloration of some textiles.
9 Clay nanoparticles High electrical, heat and chemical
resistance.
WATER REPELLENT FINISHES
PARAFFIN WAX:
• Rantai parafin membungkus molekulnya seperti spiral di sekitar
serat, filamen atau benang individu dalam film yang sangat halus
• Ekonomis
WATER REPELLENT NANO FINISH
• Nanopartikel SiO2, Al2O3
terutama digunakan untuk
super water repellent
• Serat dilapisi dengan jutaan
nanofilamen silikon selebar 40
nanometer
• Silikon dikondensasikan
menjadi serat dalam bentuk
gas untuk membentuk
nanofilamen
• Lapisan udara permanen,
terperangkap dalam
nanofilamen silikon, yang ada
di dalam kain, mencegah air
menembus ke dalam kain.
ANTIMICROBIAL NANOFINISH
Nanosized silver, titanium dioxide and
zinc oxide are used
o Partikel nano memiliki ukuran yang
sangat besar luas permukaan
relatif, sehingga kontak lebih besar
dengan bakteri atau jamur
o Kondisi ini menekan proses
respirasi, metabolisme sistem
transfer elektron, dan pengangkutan
substrat ke dalam membran sel
mikroba
o Ini mempengaruhi metabolisme sel
dan menghambat pertumbuhan sel
• Membungkus senyawa perak
atau partikel nano dengan
polimer reaktif serat
Nanopartikel perak berada di
permukaan kapsul
• Dalam parfum inti bagian
dalam atau bahan yang
sensitif terhadap suhu
• Aktivitas anti-mikroba
terhadap berbagai bakteri,
jamur tercapai
KERUGIAN MENGGUNAKAN SILVER NPs
• Harga tinggi
• Ketidakcocokan dengan sistem air
• Kecenderungan untuk menyebabkan penghilangan
warna pada tekstil
• Kehilangan kekuatan tarik
• Penolak Noda,
• Air dan Minyak Unggul
• Menolak Keriput Kain Bernapas
• Mempertahankan Tangan Asli
• Perawatan Mudah Selesai
• penstabil dimensi
Whiskers
Whiskers
Fiber
Fiber
Hooks
Spine
Whiskers
The whiskers get hooked on the fibers to alter the fabric property.
Nano Whiskers can make the
fabric stain & water resistant…
Nano whiskers can keep the fabric breathable too unlike resins
finishes!
SUPER HYDROPHOBIC: SELF
CLEANING NANO FINISHES
• Miliaran Nanowhisker
menciptakan bantalan udara tipis
di atas kain katun,
• menghaluskan kerutan dan
memungkinkan cairan keluar dan
berguling tanpa bekas.
• Tetesan air membentuk gumpalan
bola
• Permukaan berskala nano yang
kasar mengangkat kotoran
• Air dan kotoran mengalir
• Itu tidak mempengaruhi tangan,
kemampuan bernapas dari kain
NANO DRY
Durable press,
Nano care,
Storm wear
Dosen:
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks. M.Si
Wulan safrihatini, S.ST.MT
Nano care
• Penyempurnaan kemeja kapas
nano care dengan sifat yang
mempunyai efek tolak air, tolak
minyak dan tahan kusut.
Contoh resep nano care
• NT-X 293 (seny. Fluorokarbon) : 65 g/l
• Sedgeres PCR2 (resin anti kusut) : 70 g/l
• Ultratex REP (softener) : 20 g/l
• Asam asetat 98% : 2 g/l (pH 5)
• Invadine PBN (zat pembasah) : 0.2%
• Vlot : 1:8
• Temperatur dan Waktu (dipping) : 30°C dan 40
menit
• Pemanas awetan (curing) : 140°C, selama 12
menit
Fungsi zat yang digunakan:
• Senyawa fluorokarbon (NT-X 293 : untuk
memberikan efek tolak air dan tolak minyak
• Resin tahan kusut (Sedgeres PCR2): untuk
memberikan sifat tahan kusut kain kapas
• Softener (Ultratex REP) : untuk memberikan
efek lembut kain kapas
• Asam asetat 98% : katalis, untuk membantu
polimerisasi resin
• Zat pembasah (Invadine PBN): untuk
menurunkan tegangan permukaan bahan
Tahapan proses:
• Kemeja dengan berat tertentu dimasukkan ke
dalam rotary washer.
• Larutan zat-zat yang digunakan disemprotkan ke
dalam mesin rotary washer, proses dilakukan
selama 40 menit pada temperatur ruangan.
• Pengeringan pendahuluan dilakukan pada
temperatur 100 °C selama 10 menit pada mesin
tumble dry
• Penyetrikaan bahan dilakukan dengan seterika
uap atau Veilt kemeja.
• Pemanasawetan dilakukan pada temperatur 140
°C selama 12 menit pada mesin curing garmen.
Rotary washer
Skema mesin cuci
Keterangan gambar
1. Panel mesin
2. Motor penggerak
3. Saluran uap
4. Tempat memasukkan zat
kimia
5. Tempat garmen yang
dicuci
6. Saluran air
7. Pembuangan air
8. Tempat memasukkan
bahan
Skema Ms. hydroextractor
Keterangan gambar
1. Motor listrik
2. Sabuk pemutar
3. Tempat memasukkan
bahan
4. Poros pemutar
5. Lubang keluarnya air
buangan
6. Penyangga mesin
Skema Tumble dry
Keterangan gambar
1. Panel mesin
2. Motor pemutar
3. Poros pemutar
4. Saluran uap
5. Tabung pengeringan
Veilt untuk kemeja
Curing garmen
Curing garmen
Veilt blazer
Veilt garment
Storm wear
• Penyempurnaan celana panjang
kapas storm wear untuk
memperoleh sifat tolak air, tolak
minyak dan tahan kusut.
Contoh resep storm wear
• NK Guard (seny. Fluorokarbon) : 65 g/l
• NK assist (Katalis) : 10 g/l
• Sedgeres PCR2 (resin anti kusut) : 60 g/l
• Ultratex REP (softener) : 20 g/l
• Asam asetat 98% : 2 g/l
• Invadine PBN (zat pembasah) : 0,2%
• Vlot : 1:10
• Temperatur dan Waktu (dipping) : 30 °C
dan 40 menit
• Pemanas awetan (curing) : 155°C, selama 14
menit
Press kemeja
Veilt celana
Veilt kemeja
Veilt kemeja
Perhitungan garmen
& resep per cycle
Rotary washer
Dosen:
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks.M.Si
Istilah & pengertian dalam Resep
Vlot atau liquor ratio
WPU (wet pick up) atau Efek peras
% owf (of weight fabric) atau % terhadap berat
bahan/kain/garmen
g/l atau gram per liter
Dipping (perendaman)
Pre drying atau pengeringan awal
Curing atau pemanas awetan
Washing atau pencucian
Soaping atau penyabunan
Reduction clearing atau cuci reduksi
Vlot atau liquor ratio :
Untuk pencelupan/penyempurnaan metode exhaust
(perendaman)
Banyaknya larutan celup (air dan semua zat pembantu) dalam liter yang
diperlukan untuk mencelup bahan sebanyak 1 kilogram atau
Contoh :
Berat kain 170 g
Zat pembasah 2%
Resin anti kusut 10 %
Maka :
Kebutuhan zat pembasah 2 % sebanyak 2/100 x 170 g = 3,4 g
Kebutuhan resin anti kusut 10 % sebanyak 10/100 x 170 g = 17 g
g/l atau gram per liter
Contoh
Berat 1 piece kemeja : 200 g
Vlot 1 : 10
Resin antikotor : 100 g/l
Asam asetat : 5 g/l
Asumsi semua berat jenis zat maupun air =1
Maka :
Banyaknya larutan yang diperlukan adalah 10 x 200 g = 2.000 g = 2.000 ml = 2 l
Jumlah resin anti kotor = 100 g/l x 2 l = 200 g
Jumlah asam asetat = 5 g/l x 2 l = 10 g
Jumlah air yang diperlukan adalah (2.000 – 200 – 10 ) = 1.790 ml
SOAL : Penyempurnaan anti kotor dan anti kusut dengan label Repellent
Protection & Best non iron pada Celana Chino yang terbuat dari serat Kapas
100% dilakukan dengan menggunakan resep:
Pertanyaan:
Hitunglah jumlah celana chino yang bisa
diproses dalam satu kali proses di mesin Rotary
washer tersebut
Hitunglah jumlah air dan jumlah masing-masig
zat yang diperlukan pada 1 cycle proses di
Mesin Rotary Washer tersebut
Jawaban :
Mari kita hitung bersama ....
Siapkan kertas, ballpoin dan kalkulator
• Silicones are polymers that include silicon together with carbon, hydrogen, oxygen
and sometimes other chemical elements.
4
Mengapa dilakukan proses
pelemasan ?
Ketika bahan tekstil diproses secara mekanik
dan kimia yang membuat permukaan
materialnya kasar.
Sebagai contoh:
Pemasakan dan pengelantangan
Finishing resin dari bahan tekstil juga
memberikan tingkat kekakuan
Sabun tekstil materi juga menambah kekasaran
pada bahan.
5
Persyaratan pelembut tekstil :
Sifat yang diinginkan dari pelembut tekstil:
▪ Harus mudah dilakukan
▪ Harus memiliki kompatibilitas yang baik dengan
bahan kimia lainnya.
▪ Tidak mempengaruhi arah warna bahan
▪ Tidak mempengaruhi ketahanan luntur bahan
yang dicelup.
▪ Tidak menyebabkan efek menguning pada bahan
yang dicelup dan bahan jadi
▪ Harus stabil terhadap suhu tinggi.
▪ Harus tidak beracun dan tidak berbahaya
▪ Harus mudah terurai
6
Penyempurnaan pelemasan/pelembutan
bersifat:
11
Dua jenis utama dari asam-asam lemak adalah
CnH2n+1 dan CnH2n-1COOH, pada umumnya alkohol
lemak, adalah senyawa jenuh dengan CnH2n+1OH
Sifat-sifat zat pelemas
• sebagai zat aktif permukaan (zap)mempunyai
sifat umum sebagai koloid, kelarutan dan lain-
lain.
• Molekul zap terdiri dari dua gugus penting yaitu
gugus liofil (menarik pelarut) dan gugus liofob
(menolak larutan)
• Gugus liofob terdiri dari rantai alifatik atau
aromatik, atau gugus alkil (paling sedikit 10
atom karbon).
•Dalam air sebagai media pelarut gugus liofil
disebut hidrofil dan gugus liofob disebut
hidrofob. Pada waktu terjadi penyerapan pada
serat, gugus hidrofob memberikan memberikan
sifat-sifat tertentu yang baik, seperti pegangan
lemas dan lembut. Sedangkan gugus hidrofil
lebih banyak menentukan sifat-sifat kimia fisika
dari gugus hidrofob tersebut. Pada konsentrasi
tinggi, partikel koloid akan menggumpal
membentuk suatu agregat yang disebut misel.
Ada dua macam misel, yaitu misel sferik dan
misel lamelar.
• Sifat pelemas
Sebagian zat aktif permukaan mempunyai sifat
khusus yaitu pembentukan film pada permukaan.
Suatu molekul yang mempunyai struktur polar-non
polar seperti juga zat pelemas cenderung
membentuk lapisan film pada permukaan.
Penggolongan zat pelemas
1. Emulsi minyak, lemak dan lilin
2. Sabun
3. Minyak sufonat
4. Sulfat alkohol
5. Kondensasi asam lemak
6. Rangkaian amonium kuartener
Zat pelemas pada pokoknya adalah minyak atau
lemak dengan rantai panjang yang memiliki daya
penetrasi.
• penelitian para ahli: zat pelemas yang paling
baik adalah zat aktif permukaan.
• Berdasarkan sifat pengionan zat aktif
permukaan dalam air, zat pelemas terbagi
menjadi empat golongan:
• zat pelemas anionik, kationik, nonionik dan
amfoterik.
Zat pelemas anionik
• minyak sulfat, seperti minyak jarak, minyak zaitun
dan minyak kacang kedelai.
• Dipakai bersama-sama dengan zat
penyempurnaan lain walaupun substantifitasnya
kecil
• membentuk lapisan film tipis pada permukaan
serat sehingga daya tahan cucinya kurang baik.
• Tidak memberikan efek kekuning-kuningan,
pada pemakaiannya dapat disatukan dengan zat
pemutih optik dalam pemutihan serat.
Zat Pelemas Anionik
19
Zat pelemas kationik
22
Zat Pelemas Kationik
23
Zat pelemas kation adalah:
26
Zat pelemas nonionik adalah
27
Zat pelemas nonionik adalah:
R’
R” N+ [ CH2]n SO3-
R”’
Zat pelemas silikon
▪ Silikon adalah makromolekul yang tersusun dari sebuah rantai
utama polimer dari atom silikon dan oksigen yang bergantian
dengan grup organik yang melekat pada silicon.
▪ Kemampuan pelembutan silicon berasal dari fleksibiltas
siloksan dan keleluasaannya dari berputar sepanjang ikatan Si-
O
▪ Tidak larut dalam air, dan oleh karenanya harus digunakan
pada kain setelah emulsifikasi atau pelartan menggunakan
pelarut organik.
▪ Memiliki sifat cukup baik terhadap ketahanan luntur terhadap
pencucian.
▪ Menghasilkan lubrikasi dan ketahanan air yang cukup baik
dengan pembentukan film di permukaan serta memberikan
efek pegangan yang halus
32
Zat pelemas silikon
33
Zat pelemas silicon pada serat polar
▪ Ikatan yang terbentuk menjadi tempat bagi
silicon bertempat dan membentuk film yang
merata terdistribusi pada permukaan serat
▪ Ketahanan air yang baik dan pegangan yang
sangat halus dapat diperoleh
▪ Dengan adanya kandungan gugus samping
amina, bagian polisiloksana diantara tempat
silikon berikatan cukup panjang untuk
mempertahanakan fleksibiltasnya
34
Zat pelemas silicon pada serat non-polar
35
36
Zat Pelemas Silikon
Sifat :
▪ Mahal
▪ Memberikan perbaikan kekusutan
▪ Polydimethilsiloksan PDMS digunakan
sebagai pelemas
▪ Kemudian amino fungsinal silicon
dikembangkan yang memberikan lubrikasi
yang tinggi dengan penggunaan yang
sedikit
▪ Memberikan sifat kelembutan yang baik
37
Mekanisme pelemasan:
• Prinsip pelemasan: memberikan lapisan lemak
atau minyak hidrofob membentuk suatu lapisan
tipis pada bahan yang mengakibatkan pengecilan
gesekan antara elemen bahan yang
berdampingan.
• Lapisan lemak yang terbentuk dihasilkan oleh
adsorpsi zat pelemas pada permukaan bahan
• Zat pelemas: surfaktan yang dapat mengaktifkan
permukaan, cenderung untuk berkonsentrasi
pada permukaan atau antar muka.
Suatu molekul pada permukaan atau
antar muka mengalami
ketidakseimbangan gaya, maka untuk
mendapatkan keseimbangan gaya
molekul menarik molekul lain.
• Teradsopsinya molekul lain pada antar
muka menyebabkan penurunan tegangan
permukaan sehingga adsorpsi akan terus
berlangsung sampai energi bebas
minimum.
MEKANISME PELEMASAN
40
Faktor-faktor yang mempengaruhi
mekanisme adsorpsi zat pelemas:
• struktur molekul zat pelemas dan
penyusunnya,
• sifat alamiah dan struktur gugus
pada permukaan padatan
• lingkungan fasa air.
Zat pelemas yang merupakan zat aktif
pemukaan mempunyai struktur amfifilik yang
mempunyai dua jenis gugus dengan sifat yang
berlawanan yaitu gugus polar (hidrofil) dan
gugus tak polar (hidrofobik).
• Dalam air pelemas ini akan larut karena gugus polar
akan membentuk ikatan hidrogen dengan air.
• Larutan ini larutan nyata karena gugus hidrokarbon
yang tidak polar tidak tertarik oleh air, melainkan
membentuk suatu film dimana gugus hidrokarbon
menghadap film sedangkan gugus polar menghadap
air.
Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh sifat dan struktur zat
pelemas keluar dari lingkungan pelarut air dan
kemudian teradsorpsi pada permukaan serat,
sehingga didapat suatu keadaan dimana gugus hidrofil
zat pelemas akan tertarik masuk oleh gugus hidrofil
serat, sedangkan gugus hidrofobnya tertinggal pada
permukan serat.
• Gugus hidrofob pada permukaan ini akan memenuhi
prinsip agregrasi rantai membentuk kelompok dengan
gugus hidrofob lainnya ke arah panjang horizontal
berupa lapisan film menutupi permukaan.
• Molekul yang teradsorpsi dapat mengadakan ikatan
fisik dengan serat atau ikatan kimia, tergantung jenis
zat pelemas yang digunakan.
Efek pelemasan makin baik bila kedudukan
molekul pelemas makin rapat.
• Pada beberapa jenis pelemas kerapatan
molekul pelemas akan tercapai antara
lain dengan bantuan proses curing
(pemanasawetan), karena suhu curing
yang disertai tekanan seperti pada
kondisi proses curing dapat mendesak
molekul pelemas ke pori benang.
Mekanisme pembentukan lapisan
film:
• zat pelemas nonionik dengan gugus hidrofob
cenderung mendekati serat dan menempel di
permukaan serat tersebut,
• gugus hidrofilnya menghadap keluar.
• zat pelemas akan bersifat menurunkan tegangan
permukaan dimana posisi molekul tegaklurus sampai
titik tertentu,
• zat pelemas ini akan membentuk lapisan ganda
sehingga tekanan permukaan naik.
• Pada serat poliester yang terjadi adalah interaksi
hidrofobik dimana gugus hidrofob mendekati serat
sedangkan gugus hidrofil menghadap ke larutan.
Contoh zat pelemas
(senyawa kimia & nama dagang)
Senyawa kimia Nama dagang Produk Serat
Amonium kuarterner Softener PT Sayap Mas Semua jenis serat
klorida (kationik) Utama
Polisiloksan (kationik Solusoft WMAH Liq Clariant Sintetik, Selulosa, wol,
dan nonionik) sutera & campuran
Amino polisiloksan Stockosoft SN-L Stockindo Sintetik dan selulosa
PET Resin (nonionik) Apole ES-510 Inkali Selulosa, poliester dan
Apole ES--550 campurannya
Micro silicone Silicone AM 202 Inkali Selulosa, poliester,
emulsion (kationik) Silicone AM 2020 dan campurannya.
Alkyl sulfonate GA - 700 Inkali Poliester, acrylic,
Sulfosuccionate campuran PET
Polyamine & fatty acid Sunsoflon FK-21 Poliester, nylon,
(kationik lemah) Sunsoflon FKT acrylic, campuran .
Keuntungan zat pelemas anionik
▪ Dapat diaplikasikan pada selulosa dan campurannya
▪ Tidak permanen dan tidak tahan terhadap pencucian
berulang
▪ Tidak stabil dalam air sadah
▪ Tidak memiliki afinitas yang baik terhadap selulosa
▪ Kompatibel dengan direct dyes, optical brightener, starch,
etc.
▪ Sifat pembasahan yang baik
▪ Stabilitas yang baik terhadap panas
▪ Tidak menimbulkan efek yellowing
▪ Cocok untuk lubrikasi benang
47
Kerugian zat pelemas Anionik
48
Keuntungan Zat pelemas Kationik
▪ Meningkatkan lubrikasi dari benang
▪ Mengurangi penurunan sifat setelah penyempurnaan
▪ Bersifat permanen
▪ Bisa digunakan sebagai antistatic agent terutama
untuk serat sintetik
▪ Pegangan lembut, halus
▪ Substantif pada semua serat
▪ Tidak mempengaruhi terhadap ketahanan luntur
basah meningkatkan kekuatan sobek, ketahanan
gosok
49
Kerugian zat pelemas kationik
50
Keuntungan zat pelemas Nonionik
▪ Bisa digunakan pada semua jenis serat
▪ Softener nonionik kompatibel bila digunakan
dengan kationik, zat anionik, kanji dan resin.
▪ Tidak menimbulkan efek yellowing
▪ Kompatibel dengan silikon dan produk kationik
dalam proses finishing
▪ Tidak mempengaruhi terhadap ketahanan
luntur
▪ Memberikan efek bulky
51
Kerugian zat pelemas Nonionik
▪ Bersifat temporer
▪ Harga relatif mahal
▪ Tidak mudah larut dalam air
52
SILICONE FOR TEXTILE AUXILIARIES
• Two types of silicone emulsion
Penyempurnaan
kenampakan
& pegangan
Caoting - Pengkakuan –
Kain keras - Interlining
Penggunaan kain lapis lekat adalah untuk
mendapatkan bentuk (shape & form)dan
peningkatan nilai estetika pakaian jadi.
Kain dengan pegangan/kenampakan kaku dan
diberi zat pengisi dilakukan untuk menaikkan
beratnya.
• Pengkakuan/pemberatan bahan tekstil dapat
divariasikan tanpa batas dan memungkinkan
untuk menaikkan berat hingga 200% - 300%,
meskipun hal ini menggunakan bahan-bahan
tertentu.
• Yang diperlukan dari produk : keawetan bentuk
dan ukurannya
• Sifat yang dihasilkan : tahan cuci berulang atau
tidak tahan cuci, tergantung penggunaan akhir
produk tersebut.
Metoda yang digunakan:
1. Kain kapas dilewatkan pada larutan asam
sulfat konsentrasi tinggi, kemudian dengan
segera kain dilewatkan pada air dingin dan
dicuci untuk menambah aksi selanjutnya
pada kapas.
• Hasil kain kapas menjadi kaku dan tahan
pencucian, tapi proses ini berbahaya dan
harus dikontrol dengan cermat kondisi
waktu, suhu dan konsentrasinya.
2. Penggelatinan, dengan menutup permukaan
serat kapas dengan cara pelapisan.
Kain tenun
Kain rajut
Nir tenun (non woven)
Macam-macam kain dasar interlining
Kain tenun:
• Digunakan untuk segala jenis garmen yang
membutuhkan kekuatan, stabilitas dan
jatuhnya kain.
• Harga relatif mahal dibandingkan jenis
lainnya.
Kain rajut:
• Banyak digunakan untuk pakaian wanita
• Pegangan lebih alami dan harga lebih murah
Nir tenun (non woven):
• Harga yang paling murah
Interlining for structure
Sifat garmen yang dipengaruhi oleh
pemilihan kain dasar:
Pegangan dan keempukan
Bentuk
Mengkeret
Kemampuan kembali dari adanya lipatan
Kenampakan saat dipakai
Kenampakan setelah pencucian
ketahanannya
Faktor yang berpengaruh:
Suhu :
• Suhu harus seoptimal mungkin agar polimer/
resin dapat meleleh rata pada permukaan kain.
• Bila suhu terlalu rendah, pelelehan polimer akan
jelek dan kekuatan hasil perekatan rendah
• Bila suhu terlalu tinggi, pelelehan polimer akan
berlebih dan menghasilkan kenampakan yang
tidak baik pada kain
Tekanan :
• Tekanan harus rata dan stabil
• Bila tekanan terlalu rendah, akan mengurangi
daya penetrasi polimer terhadap kain
sehingga perekatan kurang kuat.
• Bila tekanan terlalu tinggi, maka daya
penetrasi polimer terhadap kain akan
berlebihan sehingga menghasilkan efek strike
back & strike through
Waktu :
• Perlu waktu yang cukup agar polimer dapat
meleleh rata .
• Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik
dengan pemakaian suhu dan tekanan.
• Makin tinggi suhu dan tekanan yang
digunakan makin cepat waktu yang
dibutuhkan untuk pelelehan polimer.
• Biasanya waktu disesuaikan dengan
kemampuan kain terhadap suhu tinggi dan
target produksi.
Letak polimer di dalam bahan dan
hasil fusing
a. Sebelum proses fusing c. Hasil fusing sempurna
b. Hasil fusing kurang d. Hasil fusing tidak benar
sempurna
Sebelum dan sesudah di- interlining
Urutan proses pelekatan
pada mesin fusing:
1. Mesin dijalankan, atur suhu, tekanan dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan proses pelekatan (fusing)
2. Cek suhu, tekanan dan waktu agar sesuai dengan
kebutuhan
3. Kain & interlining disusun bertumpuk, letakkan diatas
conveyor penyuap
4. Oleh conveyor penyuap, kain & interlining tsb dibawa
menuju bagian pemanasan, bagian pressing dan bagian
pendinginan
5. Setelah melalui bagian pendinginan, kain & interlining
yang telah difusing dibawa keluar mesin oleh conveyor.
Zat-zat yang digunakan:
■ Penggunaan rantai lurus dan bercabang menghasilkan kain dengan tolak air dan
tolak minyak yang baik.
■ Rantai yang lurus akan mempunyai daya tahan air lebih baik. Sedangkan rantai
yang bercabang mudah mengadakan ikatan dengan yang lain yaitu dengan serat
atau senyawa lain.
■ PFOA (perfluorooctanoic acid) dan PFOS (perfluorooctane sulphonate) berasal dari
proses pembentukan senyawa fluorokarbon dengan rantai karbon yang panjang. Polimer
akrilat perfluorinasi memiliki energi permukaan yang sangat rendah karena rantai
sampingnya yang mengandung gugus per-fluoro dengan kinerja yang berorientasi ke
luar, sehingga memiliki banyak sifat yang sangat baik, seperti hidrofobik, oleofobisitas
dan tahan noda, yang mengarah pada penerapannya dalam kinerja tinggi pelapis, bahan
finishing tekstil dan kulit dan area lainnya dengan prospek yang bagus.
■ Dalam pembentukan senyawa fluorokarbon terdapat dua proses, yaitu telomerisasi, dan
elektrofluorinasi.
■ Elektrofluorinasi merupakan proses elektrolisis yang digunakan untuk menggantikan
atom hidrogen dalam molekul dengan menggunakan atom fluor untuk menciptakan 8
unit rantai yang hanya mengandung fluor dan karbon. Dari proses ini menghasilkan
produk samping berupa PFOS (perfluorooctane sulphonate).
■ Telomerisasi merupakan proses pembuatan rantai yang menggabungkan unit-unit
tunggal ke dalam suatu rantai senyawa. Tujuannya adalah untuk menghasilkan senyawa
yang rata-rata memiliki panjang 8 atom carbon, akan tetapi hasil prosesnya tidak akan
sempurna dan akan terbentuk berbagai macam rantai karbon. Dalam proses ini
terbentuk produk samping berupa PFOA (perfluorooctanoic acid)
■ PFOA dan PFOS secara kimiawi dan biologis merupakan senyawa yang stabil dalam
lingkungan dan tahan terhadap biodegradasi, fotooksidasi atmosfer, fotolisis
langsung, dan hidrolisis. Akibatnya, bahan kimia ini sangat persisten di lingkungan.
Pada penggunaannya telah terbukti dapat ter-bioakumulasi yang tinggi,
biodegradasi yang sulit dan migrasi jarak jauh, itu berbahaya bagi manusia dapat
berdampak membuat sistem imun manusia menjadi bermasalah, dapat
melambatkan perkembangan tubuh manusia dan dapat membentuk kanker. Maka
dari itu penerapannya perlu dibatasi.
■ -Berdasarkan standar Oekotex 100, nilai yang aman untuk kadar PFOS dan PFOA
pada bahan tekstil adalah < 1.0 µg/m2 baik untuk bayi, bersentuhan langsung
dengan kulit, tidak bersentuhan langsung dengan kulit maupun kain dekorasi.
■ - Berdasarkan standar mutu produk tekstil SNI kadar PFOS dan PFOA harus
dinyatakan sampai 1.0 µg/g dalam kadar persatuan berat dan 1.0 µg/m2 dalam
kadar persatuan luas. Apabila kadar yang dihasilkan lebih kecil maka dinyatakan
tidak terdeteksi.
Oekotex standard 100, ed 3rd , March 2020
Tahan kotor
Stain Repellency
Soil release
Anti soil redeposition
Dosen :
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks. M.Si
Wulan Safrihatini, S.ST.M.T
Pengerjaan anti kotor pada kain
dilakukan dengan cara:
• Menolak kotoran sewaktu digunakan
• Memudahkan penghilangan kotoran
dengan cara normal seperti penyikatan
(pada karpet) atau dengan pencucian
(pada pakaian)
• Menghindari penempelan kembali
kotoran yang sudah terlepas
Pada kenyataannya tidak ada
pengerjaan anti kotor yang dapat
memenuhi ketiganya sekaligus.
Jenis kotoran
• Padatan lembut
dimana kotoran
tersebut akan
menempel pada kain
• Minyak & lemak
(gemuk)
• Zat yang mudah larut
dalam air (pewarna
makanan, tinta, dan
sebagainya)
Soil release finishing
• Pencucian serat sintetik atau campurannya sebaiknya
dilakukan pada temperatur rendah, berbeda dengan
kapas, pencucian pada temperatur tinggi memudahkan
penghilangan kotoran
Treatment:
Mengisi bagian serat yang tidak rata (porus) dengan
bahan- bahan yang berwarna putih atau translucent
(bening) sehingga permukaan menjadi rata (penuh),
kotoran yang menempel pada permukaan dan mudah
dihilangkan dengan cara disikat atau vacuum
cleaning.
FAKTOR KETERANGAN
Sifat Kotoran Kotoran minyak atau kotoran tanah, hidrofobic atau hirofilik,
cair atau padat
Jenis Serat Hirofob atau hirofil, permukaan serat berpori atau rata
,
Mekanisme
• jika energi bebas permukaan dari serat dan minyak memiliki hubungan
yang ditunjukkan dengan
dimana R adalah gaya resultan dari energi antarmuka antara
Serat dan minyak ;
interaksi serat – cairan pencuci harus lebih besar dari tegangan antar
muka minyak dengan cairan pencuci.
:
Mekanisme
• Energi antarmuka cairan pencuci - serat yang diinginkan,
yaitu penyempurnaan hidrofilik lebih disukai untuk
penggulungan minyak secara spontan.
• Energi antar muka serat – minyak yang tinggi dipilih,
sehingga proses finish harus bersifat oleophobic.
• Tegangan antarmuka yang rendah antara minyak an
larutan pencuci akan mendukung pelepasan kotoran
berminyak.
CARBOXY BASED FINISHES
FLOURINE BASED
• Senyawa yang mengandung fluor untuk menanamkan hidrofilisitas ke
permukaan serat pada awalnya tampak tidak bisa dilakukan karena
hidrofobisitas ekstrim dari kebanyakan fluorokarbon. Namun, dengan
pilihan blok kopolimer yang tepat, hasil yang baik dapat dicapai.
• Contoh struktur kimia senyawa pelepas tanah berbasis fluor yang
berhasil ditunjukkan pada Gambar 7.9 dan diklasifikasikan sebagai
fluorokarbon hibrida dari jenis kopolimer blok.
• Contoh struktur kimia senyawa pelepas tanah berbasis fluor yang
berhasil ditunjukkan pada Gambar 7.9 dan diklasifikasikan sebagai
fluorokarbon hibrida dari jenis kopolimer blok
.
FLOURINE BASED
• Polimer unik ini memiliki sifat
wujud yang tidak biasa hidrofobik
dan oleophobic di udara dan
hidrofilik dan pelepasan minyak
selama proses pencucian.
• Mekanisme 'aksi ganda' ini
diilustrasikan dalam Gambar 7.10.
• Blok hidrofilik dilindungi oleh
segmen fluorokarbon saat kering,
menghadirkan permukaan penolak
kotoran.
• Setelah direndam dalam bak cuci,
blok hidrofilik bisa
menggelembung dan sebenarnya
membalikkan karakteristik
antarmuka permukaan,
menghasilkan permukaan hidrofilik
yang diperlukan untuk pelepasan
kotoran berminyak.
.
FLOURINE BASED
• Biasanya, fluoropolimer yang
dimodifikasi ini adalah engan
proses padding yang diaplikasikan
pada kain yang dikombinasikan
dengan bahan pengikat silang
untuk meningkatkan daya tahan
hasil akhir.
• Biaya yang lebih tinggi dari bahan
pelepas tanah fluorokimia
dibandingkan dengan kopolimer
akrilik dikompensasi oleh
rendahnya add-on (~ 0.5%
padatan add-on) yang dibutuhkan
untuk kinerja pelepasan kotoran.
• Campuran kedua jenis polimer
memberikan kompromi yang sama
antara efisiensi dan biaya
• Sifat khas: memberikan
suatu energi bebas
permukaan yang sangat
rendah pada permukaan
suatu padatan termasuk
serat tekstil
• Pada pemanasawetan
membentuk lapisan tipis
atau film yang tersusun
dari gugus-gugus –CF2
yang sangat rapat.
Alkali and plasma treatments of polyester
generate a more hydrophilic fibre surface
by forming new carboxyl and hydroxyl groups.
• sistem cenderung
mengambil luas Energi bebas permukaan:
permukaan sekecil
usaha dalam erg yang
mungkin sesuai dengan
dibutuhkan untuk
kebutuhan energi yang memperluas
diperlukan sistem. permukaan sebesar 1
• Untuk mencapai cm2 (erg/cm2). – simbol
kesetimbangan perlu γ
energi untuk memperluas
permukaan,
Sudut kontak dan pembasahan:
• Jika setetes air • Bila sudut kontak sama
dijatuhkan di atas dengan nol maka
permukaan zat padat dikatakan permukaan
maka air tersebut terbasahi sempurna.
dapat membasahi
permukaan dan tetap
berbentuk tetesan
yang hanya menutupi
sebagian kecil • Sudut kontak yang
permukaan zat padat. besar menunjukkan
permukaan memiliki
sifat tolak air yang baik.
• daya basah dan tegangan permukaan kritis
(critical surface tension/CST) dari serat
• Jenis serat (hidrofil – hidrofob)
• konstruksi benang
• karakteristik anyaman (tenunan: efek
panjang – efek pendek)
• Kain berbulu
• Kekasaran dari permukaan kain
Mekanisme Penyempurnaan
Resin Tolak Air dan Tolak Minyak
Terbentuknya sifat tolak air pada kain terbagi menjadi 4
fase :
• Fase adsorpsi, yaitu proses melarutkannya resin tolak air
dan tolak minyak ke dalam air.
• Fase migrasi, yaitu dimana resin akan menempel ke kain,
disini resin akan ikut teradsorpsi ke dalam molekul-
molekul kain tetapi resin dan kain belum saling berikatan.
• Fase melting, yaitu dimana resin membentuk formasi
lapisan film tipis pada kain. Pada fase ini gugus akrilat
yang sangat reaktif akan melapisi/menutup pori-pori pada
serat.
• Fase polimerisasi adisi, yaitu yang membentuk
rantai/jaringan tiga dimensi. Fase ini juga disebut fase
crosslinking, dimana molekul resin yang sudah masuk ke
dalam kain akan membuat satu sama lainnya saling
berikatan.
MEKANISME PENYEMPURNAAN
TAHAN AIR
• Dengan cara menurunkan energi bebas pada
permukaan serat
• Jika gaya adhesi antara serat dan tetesan cairan
pada serat :
- Lebih besar daripada gaya kohesi internal
dalam cairan, maka tetesan akan menyebar
- Lebih kecil dari gaya kohesi internal dalam
cairan, maka tetesan tidak akan menyebar
MEKANISME PENYEMPURNAAN
TAHAN AIR
• Permukaan dengan interaksi yang
rendah dengan cairan menunjukkan
energi permukaan yang rendah
• Energi permukaan kritisnya atau
tegangan permukaan (ϒc) harus lebih
rendah dibandingkan dengan
tegangan permukaan dari larutan ϒL
(gaya kohesi internal) sehingga akan
terjadi penolakan
• ϒL air 73 mN/m, 2 -3 x lebih besar dari
ϒL minyak 20 – 35 mN/m
MEKANISME PENYEMPURNAAN
TAHAN AIR
• Oleh karena itu, penyempurnaan tolak minyak dengan
fluorocarbon ϒc = 10 – 20 mN/m, selalu diikuti dengan
penolakan terhadap air.
• Tapi, silicon dengan ϒc = 24 - 30 mN/m, tidak akan menolak
minyak.
• Energi permukaan yang rendah juga memberikan sifat
ketahanan terhadap kotoran kering :
- Dengan mencegah partikel tanah melekat kuat
pada permukaan serat
- Interaksi yang rendah ini memungkinkan partikel
tanah dengan mudah terlepas dan dihilangkan
secara mekanis
MEKANISME PENYEMPURNAAN
TAHAN AIR
1. Penggabungan mekanis dari water repellent di dalam
atau di atas permukaan serat atau kain. Peristiwa itu
terjadi baik dalam pori serat dan diantara ruang serat
dan benang. Jenis ini contohnya emulsi paraffin
2. Reaksi kimia dari zat finishing dengan permukaan
serat contohnya resin fatty acid
3. Pembentukan lapisan film pada permukaan serat,
contohnya silicon dan fluorocarbon
4. Konstruksi kain khusus seperti lapisan stretched
polytetrafluoroetilen (Goretex), lapisan film dari
hidrofilic polyester (Sympatex) dan coating
mikropori (poliuretan termodifikasi hidrofilik)
Pengelompokan zat Water Repellent
1. Paraffin based
2. Stearic acid - melamine based
3. Silicone based
4. Fluorocarbon based
Paraffin
KERUGIAN
1. Harga yang cukup tinggi
2. Berpotensi menyababkan aerosol yang
berbahaya, membutuhkan perlakuan
khusus untuk buangannya
3. Tidak dapat diaplikasikan dengan
perendaman
Fluorocarbon
Kerugian :
Ketahanan yang rendah karena fiksasi yang
rendah dari crosslinking
Resin Fluorokarbon
• Resin fluorokarbon dengan rantai pendek yaitu C6 (– (CF2)6 – CF3)
• Resin fluorokarbon rantai panjang yaitu C8 (– (CF2)8 – CF3),
• Fluorokarbon C6 merupakan senyawa yang paling dekat dengan
Fluorokarbon C8, senyawa ini memiliki kelebihan berupa tidak
mengandung PFOA dan dapat terurai di lingkungan, tetapi kekurangan
senyawa tersebut adalah kemampuannya dalam melapisi pakaian dan
tolak air yang tidak sebaik senyawa Fluorokarbon C8.
• Efek panjang rantai fluorokarbon pada tegangan permukaan, ketika
tegangan permukaan pada permukaan serat menurun, maka daya tolak
air akan meningkat, mencapai daya tolak air maksimumnya di sekitar
panjang rantai n=9.
• Dengan demikian peningkatan panjang rantai fluorokarbon secara
bertahap dapat meningkatkan daya tolak air.
• Namun penggunaan rantai panjang C8 dapat terbioakumulasi yang
tinggi, biodegradasi yang sulit dan migrasi jarak jauh,dan berbahaya
bagi manusia dapat berdampak membuat sistem imun manusia
menjadi bermasalah, dapat melambatkan perkembangan tubuh
manusia dan dapat membentuk kanker.
Bio-nic Finishes (FC + dendrimers)
• Pengembangan FC diinspirasi oleh alam sehingga dikenal dengan nama
BIO-NIC FINISHES
• Polimer Fluorokarbon diaplikasikan dengan dendrimers menyebabkan
terjadinya penggabungan keduanya
• Dimana Rantai fluorocarbon terisi penuh di atas permukaan dan
mengkristalisasi dengan adanya dendrimers
• Dendrimers merupakan oligomer dengan rantai cabang yang tinggi dengan
rantai non polar membentuk struktur starbrush.
• Jenis ini akan menyebabkan bagian polar dari polimer FC untuk membentuk
struktur permukaan
• Hasilnya susunan polar dan non polar :
• Tersusun rapi, menyebabkan efek repellency yang sama atau bahkan lebih
baik
• Jumlah FC yang rendah dibandingkan dengan dendrimer –free FC
repellents
• Suhu kondensasi yang rendah (80 – 1300C)
• Ketahanan abrasi yang baik, pencucian dan memberikan sifat lembut
Bio-nic Finishes (FC + dendrimers)
Proses penyempurnaan tolak air:
Padding predrying Curing
2
Penyempurnaan Kain
• Water-Proof Breathable Fabric, adalah kain yang
bisa menahan air tapi istimewanya bisa
“bernafas” atau mengeluarkan udara panas yang
dihasilkan oleh tubuh keluar (breathable),
sehingga pengguna terasa lebih nyaman.
• Antistatic finishes – menerapkan bahan kimia
yang mengontrol anti-statis pada kain: surfactant,
lubricant
• Anti-odor and antimicrobial additives (anti bau
tidak sedap atau antimikrobiologi) – applying
nano silver material
Penyempurnaan Kain
• Windproof finishes – Secara sederhana windproof
dapat didefiniskan sebagai sifat yang ditambahkan
pada sebuah kain supaya memiliki kemampuan
untuk menahan angin (satuan yang digunakan
cubic feet per minute atau CFM). Jadi satu kubik
penampang kain bisa menahan angin berapa per
menitnya.
• Garmen Berbahan WATER PROOF akan juga
WINDPROOF tapi tidak sebaliknya, untuk
garmen waterproof ditandai dengan adanya
tambahan lapisan anti air yang dilekatkan dengan
cara pressing ke seluruh dibagian jahitan atau
sambungan jahitan (seam) agar menutup celah
masuknya air dan angin karena proses jahit.
4
Pembentukan film di permukaan kain harus
terbentuk untuk menghalangi air dan udara masuk.
Ketika coating yang merata dari bahan yang sesuai
seperti karet diperoleh di atas permukaan kain,
celah antara lusi dan pakan dihalangi oleh film atau
material sehingga air dan udara tidak bisa masuk
dapat dilakukan dengan proses penyempurnaan
kimia.
Persyaratan: Kondisi:
• Kain tidak menjadi • Kain tidak
kaku mengubah
• Kain harus ketahanan terhadap
memiliki sifat zat pewarnaan,
ketahanan pegangan , kekuatan,
terhadap kotoran dll
Dosen :
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks. M.Si
PENYEMPURNAAN ANTI BAKTERI
• Perlindungan terhadap mikroorganisme dapat
dicapai dengan modifikasi kimia tekstil dengan zat
antimikroba, yang mencegah atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dan selanjutnya
biodegradasi serat.
• Efektivitas zat antimikroba secara langsung
dipengaruhi oleh berbagai faktor; diantaranya
struktur dan konsentrasi zat kimia, mekanisme
antimikroba, jenis mikroorganisme yang ada, sifat
kimia dan morfologi substrat tekstil, dan kondisi
lingkungan termasuk suhu, pH, kelembaban
Tujuan :
Menjaga tekstil dari serangan mikroba
Mencegah timbulnya bau pada kain yang
disebabkan oleh mikroorganisma
Mempunyai kemampuan mematikan bakteri,
untuk membantu membuat lingkungan steril
(higienis)
Dapat memberikan efek penyembuhan pada
luka.
Aplikasi :
• Bidang medis
• Pakaian seragam
• Kain-kain untuk perhotelan
• Kain-kain untuk restoran
• Tekstil interior
• Apparel: pakaian OR, Pakaian dalam,
• Upholstery: Sprei, karpet
Aplikasi zat anti bakteri
BAKTERI
• Bakteri adalah organisme uniseluler sederhana. Mereka tumbuh sangat cepat
dengan adanya kehangatan dan kelembapan. Mengenakan pakaian
memberikan lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Bakteri
berkembang biak dengan pembelahan sel, yang dapat terjadi setiap 20 menit
dalam kondisi optimal, mengubah 1 bakteri menjadi 8 juta bakteri hanya dalam
waktu 8 jam.Bakteri memakan berbagai makanan yang tersedia dari kain dan
kulit. Mereka mengeluarkan produk limbah, yang dapat menyebabkan bau atau
noda.
• Contoh klasik dari pertumbuhan bakteri pada pakaian adalah bau yang familiar,
yang dapat dihasilkan dalam hitungan jam setelah mengenakan kaus kaki.
Lingkungan yang lembab dan hangat di dalam sepatu dan bakteri dari kulit
tumbuh dengan cepat di kaus kaki. Dalam waktu sekitar 8 jam, pertumbuhan
bakteri cukup untuk menimbulkan bau. Bau khas ini bukan dari keringat, yang
pada dasarnya adalah air, tetapi dari bakteri yang memakan keringat tersebut
dan komponen jejaknya.
FUNGI
• Jamur juga dikenal sebagai jamur dan lumut.
• Jamur adalah organisme yang lebih kompleks, yang tumbuh lebih lambat
daripada bakteri, membutuhkan beberapa hari untuk membentuk koloni.
Jamur umumnya berkembang biak dengan pergerakan spora, yang
bergerak di udara. Spora dari satu koloni akan memulai yang baru ketika
mereka menemukan kondisi yang baik untuk pertumbuhan.
• Contoh pertumbuhan jamur yang sangat terlihat adalah noda hitam, yang
biasa terlihat di luar bangunan di negara tropis.
• Dalam industri tekstil, banyak jenis kain luar ruang yang terkena
serangan jamur. Tenda dan tenda yang terbuat dari kanvas atau kain
berlapis vinil harus dilindungi agar dapat berfungsi secara efektif. Jamur
benar-benar memakan kain, menyebabkan kerusakan sifat fisik dan
noda. Kesulitan dengan pewarnaan jamur adalah tidak bisa dihilangkan
dengan mencuci. Pemutih dapat membantu, tetapi akan mengubah
warna dan dapat memengaruhi kekuatan kain
Algae
High cost
Incompatibility to aqueous system
Tendency to cause decoloration in textile
Loss in tensile sttength and elongation both
1.lnk
Antimicrobial effects:
1. Blocking oxygen-
transporting enzymes
2. Inactivating sulphur –
containing proteins of
the bacteria
Dosen :
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks. M.Si
Wulan Safrihatini, S.ST.M.T
Contoh aplikasi anti api
Penyempurnaan anti api
Kain mudah terbakar (flammable) : kain yang
akan terus terbakar, meski tanpa dibantu, bila
terkena api.
Kain tahan api (non flammable, flameproof/ fire
resistant) yang tidak terbakar bila dikenai api.
Flame retardant , sifat tidak mudah terbakar
pada kain dimana pembakaran berlangsung
lambat dan api akan mati dengan sendirinya bila
sumber nyala api ditiadakan.
PENGERTIAN DASAR
ADA PERBEDAAN MENDASAR DARI DUA ISTILAH
TERSEBUT
MENYERAP PANAS
Gas Phase
Condensed
Phase
Penyempurnaan tahan api:
• mencegah tekstil terbakar bila terkena api
• mencegah bara api terus menyala pada sisa
pembakaran.
Degradasi Termal
Selulosa
Mode of action of flame retardants
• Strategi 'fase terkondensasi' meliputi mekanisme
pemindahan panas yang dijelaskan dan peningkatan
suhu dekomposisi seperti pada tahan panas.
• Bahan yang bekerja dalam mekanisme 'fase gas' ini
meliputi senyawa yang mengandung halogen yang,
selama pembakaran, menghasilkan hidrogen halida
yang relatif terus menerus, radikal bebas yang kurang
reaktif, secara efektif mengurangi panas yang tersedia
untuk mengadakan siklus pembakaran, dan akan
mengurangi kandungan oksigen dengan pelarutan
gas api
Teori Ketahanan terhadap Api
• Penghambat ( Barrier)
Pembentukan lapisan kaca : Mengisolasi dan mencegah oksigen
mencapai substrat.
• Panas
Perubahan fisik atau kimia yang menghasilkan panas diserap oleh
aditif sehingga mencegah pembakaran
• Pengenceran oleh Gas yang Tidak Mudah Terbakar
Gas yang tidak mudah terbakar mengencerkan gas mudah
terbakar yang terbentuk
• Perangkap Radikal Bebas (Free Radical Trap)
Bahan kimia tahan api melepaskan inhibitor radikal bebas yang
mengganggu mekanisme perambatan sifat mudah terbakar.
Senyawa kimia utama:
• Nitrogen
– Barrier, penghambat
• Phosfat
– Barrier
• Boron
– Panas (Thermal)
– Pengenceran oleh Gas yang Tidak Mudah Terbakar
(Dilution of combustible gases)
• Aluminum trihidrat
– Thermal
– Dilution of combustible gases
Bahan-bahan penyempurnaan tahan api
HN NH
H2N N NH2
H
Melamime
Phosphorus Compounds
• Monoamonium and Diamonium phosphates.
– Presence of Nitrogen produces a synergistic effect
– Increased Flame Spread Resistance with lower chemical loading
levels.
• Organophosphours and Polyphosphate
• FR yang mengandung fosfor mempengaruhi reaksi kimia yang
terjadi di permukaan. Setelah dipanaskan mereka terurai menjadi
asam fosfat yang bila terkondensasi menyebabkan bahan menjadi
hangus.
• Beberapa FR fosfor juga dapat bertindak dalam fase gas sebagai
perangkap radikal tetapi lebih jarang terjadi.
Ikatan silang senyawa fosfor antara hidroksil selulosa dengan senyawa fosfor
akan menghasilkan sedikit senyawa yang mudah terbakar. Menghalangi
terbentuknya leuvoglucosan, sehingga tidak terjadi pirolisis.
Flame Retardant Selulosa
NON DURABLE
• Campuran asam borat dan boraks masih merupakan flame
retardant yang efektif untuk kapas pada ~ 10% padatan.
Garam amonium dari asam kuat, terutama asam fosfat
(sinergisme P / N) sangat berguna sebagai flame retardant
untuk selulosa.
• Tiga produk penting secara komersial adalah diammonium
phosphate, ammonium sulfamate dan ammonium bromide.
• Garam-garam ini dengan mudah membentuk asam kuat yang
sesuai pada saat memanaskan Diammonium phosphate dan
ammonium sulfamate digunakan pada ~ 15% padatan dan
berfungsi sebagai penghambat nyala fase terkondensasi,
tidak hanya dengan pengikatan silang tetapi juga dengan
dehidrasi selulosa menjadi arang polimer dengan mengurangi
pembentukan produk zat mudah terbakar.
Dekomposisi Termal dari garam ammonium
Flame Retardant Selulosa
DURABLE
• Flame retardants yang paling efektif untuk
selulosa didasarkan pada sistem kimia yang
mengandung fosfor dan nitrogen yang dapat
bereaksi dengan serat atau membentuk struktur
ikatan silang pada serat.
• Bahan utama dari salah satu lapisan akhir ini
adalah tetrakis (hidroksimetil) fosfonium klorida
(THPC), terbuat dari fosfin, formaldehida dan
asam hidroklorida
• THPC bereaksi dengan urea untuk membentuk
struktur yang tidak larut melalui proses pad-dry-
cure
Sintesis THPC
Sel-O-CH2-CH2-NH2 + (HOCH2)4PCl
O
Sel-OCH2-CH2-N-NH2-P-CH2-N-CH2-CH2-O-Sel
CH2OH
Anti api dengan senyawa fluorinasi
(Rudolf Chem)
Klasifikasi (untuk pemakaian)
• Kelas 1 – normal flammability
kain biasa : 3½ detik atau lebih
kain berbulu : 7 detik atau lebih
• Kelas 2 – intermediate flammability
kain berbulu : 4 – 7 detik
• Kelas 3 – rapid and intense burning
kain biasa : < 3 ½ detik
kain berbulu : < 4 detik
Green Alternatives
• Non-Halogenated Fire Retardants
– Carbon Nanotubes and Clay
• Synergistic effects improve the flame retardancy of
polymeric materials without the use of toxic chemicals
• Barrier properties of clay and tensile strength of carbon
nanotubes
– Expectation of high performance characteristics
with reduced use of potentially toxic chemicals
– Researchers have been able to modify the flammability
properties of polymers with carbon nanotubes
Contoh zat anti api:
Senyawa Nama dagang Produk Serat
kimia
Phosphoric Nicca Fi-none Inkali Poliester
acid P-100
carbamate
Phosphoric, Flamobin FMB Cognis Kapas, rayon
nitrogen
compound
Phosphoric Dekaflame Dian Kimia Kapas,
compound Poliester/kapa
Protenyl BN Protex s
Poliakrilat,
poliamida,
poliester
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks. M.Si
Wulan safrihatini
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2022
Cahaya/ sinar merupakan komponen penting di bumi
Sumber Cahaya/ sinar diperoleh dari sinar matahari
Oleh karena itu, untuk
Kerusakan terjadi melindungi tekstil dari paparan
pada panjang sinar UV , tekstil harus
gelombang kurang
dari 300 nm
menunjukkan efektivitasnya
pada range 300 – 320 nm.
3
compiled by Tanveer
SPF adalah rasio terjadinya efek erythermal (kulit
memerah) terhadap:
• Efek erythermal yang terjadi yang diteruskan dari kain
• Disebabkan oleh radiasi
• Dan hisa dikalkulasi dengan alat ukur spektroskopi.
Makin Tinggi SPF, makin baik kemampuan kain untuk
melindungi kain dari paparan sinar UV.
DI Amerika dan Eropa istilah SPF merefer terhadap UPF
(UV Protection Factor)
4
compiled by Tanveer
• Biasanya kain dengan nilai SPF > 40 diharapkan dapat
memberikan sifat :
Perlindungan yang sangat baik terhadap radiasi UV
Berdasarkan AS/NZS 4399: Sun protective clothing –
Evaluation and classification, Standards Australia,
Sydney
• Aplikasi kain untuk : awnings, Kanopi, tenda
5
compiled by Tanveer
Karena waktu yang paling memungkinkan untuk terpapar
sinar matahari dalam jangka waktu lama adalah musim
panas, biasanya penyempurnaan UV protection
diaplikasikan pada kain yang kain digunakan :
Kaos blouse, t shirt, pakaian renang, pakaian pantai,
pakaian olahraga dan sejenisnya
6
compiled by Tanveer
SPF tergantung pada faktor berikut ::
Cover Factor
• makin tinggi cover factor, SPF tinggi
Warna
Fabric % penurunan
kekuatan tarik
Nylon 100
Cotton 34
Ketika radiasi matahari mengenai tekstil, radiasi tersebut dapat terjadi
dipantulkan, tersebar & diserap
Ada dua kemungkinan untuk mengurangi transmisi UV melalui kain
• Untuk mengoptimalkan konstruksi kain sehingga dapat meningkatkan
penutup kulit oleh serat, yang dapat dicapai dengan jarak benang sedekat
mungkin, meningkatkan sifat penyerapan & refleksi
• Penggunaan UV absorbers
Absorbansi tertinggi di wilayah ultraviolet {290- 340nm} dan
tidak ada absorbansi di wilayah sinar tampak.
UV Absorbers UV harus tidak beracun dan tidak menyebabkan
iritasi pada kulit
harus stabil terhadap panas dan kompatibel dengan aditif
lain dalam formulasi akhir
harus tetap stabil terhadap UVR itu sendiri
Harus sesuai untuk penggunaan dalam deterjen bubuk dan
cair serta zat pembilasan.
Organic Absorbers:
Derivat dari O-hydroxy benzophenone, O-hydroxyphenyl
benzotriazole dan O-hydroxy phenyltriazine.
Dapat diterapkan dengan proses padding, coating, pad
thermosol.
Memiliki ketahanan luntur sublimasi dan formulasi self-
dispersing yang sangat baik.
Grup orthohydroxy untuk absorpsi dan untuk membuat
larutan alkali yang larut.
Inorganic Absorbers:
Biasanya titanium oxide dan keramik .
memiliki kapasitas absorpsi di area UV 290-400nm.
MEKANISME UV PROTECTION
13
MEKANISME UV PROTECTION
Jumlah relative radiasi yang terserap,
terpantulkan atau diteruskan bergantung
kepada banyak factor yaitu :
1. Jenis serat
2. Kehalusan serat Efek jenis serat terhadap SPF dari kain yang
3. Cover factor kain belum dicelup dapat dilihat sebagai berikut
4. Penggunaan zat penyuram
14
compiled by Tanveer
MEKANISME UV PROTECTION
• Serat sutera dan kapas memberikan proteksi
yang minimal terhadap radiasi UV karena
radiasi melewati tanpa menimbulkan bekas
terserap
• Wol dan polyester memeiliki nilai SPF lebih
tinggi karena seratnaya memiliki kemampauan
untuk menyerap radiasi UV
15
compiled by Tanveer Ahmed
MEKANISME UV PROTECTION
Serat microfiber yang sangat padat
memberikan proteksi UV dibandingkan
dengan kain yang terbuat :
• Serat berukuran normal
• Dengan berat yang sama
• Jenis kontruksi
• Banyak zat warna menyerap radiasi UV
sebaik cahaya tampak. Kain kapas yang
dicelup dengan warna yang sangat pekat
bisa mencapai nilai SPF 50 atau lebih
dengan adanya zat warna
Contoh resep untuk kain poliester 100% untuk kain
otomotif.
senyawa kimia - derivat benzotriazol.
• Exhaust • Kontinu
Uniguard UV : 2 – 4 % Uniguard UV : 25 – 50 g/l
Vlot : 1 : 30 WPU : 60%
T : 1300C Drying : 110 – 1300C
t : 60 menit Curing : 190 – 2100C
Nyi Mas Susyami Hitariyat, S.Teks. M.Si
Wulan safrihatini
2022
INTRODUCTION
Comfort
Protection Fashion
COSMETO
extra functions
CL
CLOTHES •Cleaning
TEXTILES
•Perfuming,
•Changing body appearance
COSMETO
Cosmetics Textiles TEXTILES
COSMETOTEXTILES
Sunlight
absorption COSMETIC Anticellulite
Agents TEXTILES Agents
Knitted:Body Shaper
COATINGng
GRAFTING
DOPE INSERTION
4. DYEING
N Manufacturer & BasicCosmetic Products Features
o Brand Name Ingredients
1. Ajinomoto with Arginine amino acid Tennis and Golf cloths.Amino acid dissolves into the
Mizuno Corp weares perspiration , enhancing the materials ability to a
USA bsorb moisture, keeping the skin Ph level balanced and re
Aminoveil generating the skin
2. Yonex: Sports Xylitol Tennis and badminton cloths. These fabrics mainly consi
cloth manufa sts of Xylitol, which absorbs heat when it comes in conta
cturer ct with water and offers a cool feel.(When the wearer sta
rts sweating)
3. Fuzi spinning, Pro-Vitamin C soluble in Cosmeto-clothing: Pro-Vitamin C converts into Vitamin
Japan V- Up sebum C in the presence of sebum and is applied on blouses and
men and women shirts.
4. Invista DuPont Aloe Vera and Chitosan Leg wear and intimate clothing for both Men women and
textiles with with other PCMs Yoga line: delivering cosmetics and well being benefits lik
international e freshness, moisturizing, massage for legs wear and inti
flavors and mate apparel. Stretch and recovery function through the
fragrances (IFF) useof Lycra
6. Cognis Oleo Distilled oils of plants, This fabric has the ability too provide gentle care to tired
chemicals Corp. fruits and leaves feet and legs with the special effect of invigorating arom
Skintext as. This functionality last upto several laundering.
S.No Manufacturer & BasicCosmetic
Brand Name Ingredients Products Features
7. Dogi Aloe Vera Smart fabric with aloevera nano particles which provides
International moisturizing, Calming, antioxidant and antiageing
fabrics benefits.
8. LYOSILK Hefel Tencel and silk fiber Lyosilk consist of microfine tensil fiber and pure silk. 300-
Textil GmbH, 1000 M long individual delicate threads are twisted toget
Austria her to form open and soft silk yarn to use as weft. The activ
ely breathable, fluffy tencel fibre become shiner, smoothe
r and even more refine by the incorporation of pure silk.
9. SEACELL Lyocell fibres sea- HEFEL has began using t SeaCell active fibers in its
ACTIVE Hefel alagae and silver ions bedding the fibers is made from 100% cellulose and algae
textile GmbH, and is enriched with pure silver, which has strong antib
Austria. acterial and fungicidal properties according to Friedrich
Schiller university in Jena, patients with chronic skin disea
ses indirectly benefit from new SeaCell active textiles funct
ionality not redused even after 20 washes at 600C.
10. Cosmetil and Ultra- thin cloths with The cosmetically inspired fluid lingerie ‘’Hydrbra “
Variance, extract of Padina provides moisturizing and forming effect.
Hydrabra Pavonica
Slimming
“Strukturtekstilyang dapatmemberikanefekslim.”
• Sifat benang
• Penyempurnaan
• Struktur kain
•Skintex anti-heavy-legs”.
Moisturizing
• Memberikan efekkelembaban pada kulit
Skintex Supercool
• Teknik : microencapsulasi
• Melindungi kulit dari inflamasi, ekstraknya me
mpu melindungi terhadap zat karsinogen
FRUITS
Beragam bahan kimia yang diekstraksi dan
diaplikasikan pada permukaan bahan tekstil
dengan mengeluarkan aroma tertentu dengan
berbagai teknik, bahan tersebut seperti:
NILIT BREEZE
Serat baru dari Nilit, melalui kombinasi dari
penampang serat yang datar, polimer unik
dengan pertikel micron anorganik dan proses
teksturising khusus, untuk memastikan
penurunan suhu tubuh.
Produk komersial
COGNIS – SKINTEX®
• Dikembangkan dengan teknik mikroenkapsulasi dengan prinsip
cosmetic tekstil dikenal SKINTEX®.
• Kombinasi dengan bahan anti selulit (retinol, caffeine, red algae extra
ct)
• Panas tubuh dan friksi dari penggunaan garmen akan membuat pelepasan
secara perlahan sehingga bahan kosmetik masuk k dalam kulit.
ANTI CELLULITE WEAR BYREUSTERS
GRADUAL RELEASE(Reaction)
Penyempurnaan kalander
(Calandering)
Dosen:
NM. Susyami Hitariyat, S.Teks.M.Si
Penyempurnaan calander
• Proses penyempurnaan yang dilakukan
dengan cara melewatkan kain dalam
bentuk lebar melalui susunan rol/wals
logam yang dipanaskan dan rol/wals
lunak.
• Efek :
- permukaan kain menjadi rata
- Permukaan kain menjadi mengkilap
- Permukaan kain dapat menimbulkan sinar seperti
gelombang
- Permukaan kain menjadi bermotif timbul
Calander 3 rol
Hasil yang baik akan diperoleh bila serat
dalam keadaan plastis, yaitu dalam
keadaan lembab dan panas.
• Calander : alat yang terdiri dari wals-wals
besar, tersusun secara horizontal ataupun
vertical
• Jumlah wals: 2; 3; 5; 7
Susunan wals lunak dan wals logam
banyak variasinya, tergantung dari
efek yang dikehendaki.
Kain sebelum dikalender dilembabkan dengan
uap air terlebih dulu, kemudian dilalukan
diantara rol-rol dan rol-rol tersebut menekannya
sambil berjalan, sehingga akan menghilangkan
kerut-kerut dan menambah kilap kain.
Skema mesin Calander 3 rol
Efek kalender
1. Efek swizzing
- kain dilalukan pada semua nip dari rol-rol
kalender.
- efek permukaan kain yang rata dan
mengkilap dengan benang-benang yang
pipih.
2. Efek maat:
- kain dilalukan diantara rol-rol lunak saja
- efek permukaan kain yang rata dan tidak
begitu mengkilap, benang-benang tidak
begitu pipih.
1 & 2 : efek swizzing
3 : efek maat
3. Efek friksi:
- kain dilalukan diantara rol logam dan rol lunak,
kecepatan putaran rol logam 1½ ˜ 2 kali kecepatan
rol lunak.
- efek permukaan kain rata dan sangat mengkilap
• Bowing/Skewing
Kain bila di sobek /potong ke arah lusi akan melengkung/ miring antara ujung
tidak sama
• Jarum ke tengah
Penyebabnya adalah ujung jahitan/ pinggir kain tidak sama, kain melipat saat
masuk pinning roll
• Lebar kurang/lebih
Penyebabnya saat pengukuran lebar hasil tenter tidak tepat ( kurang/lebih )
• Stain Oli
Penyebabnya Tetesan oli dari cerobong dan pemberian oli di rel jarum tenter
terlalu banyak
• Density kurang /lebih
Penyebabnya penyetelan overfeed tidak pas. Cek kain sebelum proses stenter
untuk menentukan over feed
Pinning roll stenter
Roll Overfeed
Roll Feed in
Padder
Control press padder
Digital data stenter
Digital data temperatur dan Rpm
Jarum Stenter
Pipa uap steam oli
Chamber Stenter
Mesin Stenter
Skema mesin stenter:
Rol bowing atau skewness:
Auto Densimatic
Sensor Auto Densimatic
Skema mesin stenter
pengaturan skewness - bowing
Pengaturan rol – bowing/skewness
tampak belakang
Pengaturan rol – bowing/skewness
tampak depan
Mesin stenter untuk kain rajut
Skema stenter untuk kain rajut
Stenter untuk benang
Steaming line
Penyempurnaan peningkatan
stabilitas dimensi
Anti mengkeret
(Sanforisasi)
Dosen:
Nyimas Susyami Hitariyat, S.Teks.M.Si
Wulan safrihatini, S.ST.MT
Penyempurnaan anti mengkeret:
• Cara mekanik
• Cara kimia
• Cara mekanik dan kimia
Tujuan :
Untuk mendapatkan kain yang bila dicuci
mengkeretnya tidak lebih dari 1%.
Bahan anti mengkeret
Denim
Mesin Sanforisasi
SANFORIZING MACHINE
Proses anti mengkeret cara mekanik
• Kain dilembabkan
Plaiter
Dust exhaust fan
Tension bar
SHEARING MACHINE
PENYEMPURNAAN MEKANIK
SUEDING/EMERIZING
Dosen
Nyimas Susyami Hitariyat, S.Teks.M.Si
Wulan Safrihatini, S.ST.MT
Hasil kain sueding
SUEDING/EMERIZING
• Kain dari serat mikro (microfibre) proses
sueding merupakan prasyarat.
• Hasil : Bahan lembut, menyerupai wol,
pegangan yang baik (langsai), memberikan
efek tebal, efek peach-skin.
• Saat ini juga dilakukan pada kapas, rayon,
wol untuk memperbaiki sifat-sifat bahan
terutama pegangan/kenampakannya.
Faktor-faktor yang menentukan hasil
pengampelasan/sueding:
• Jenis mesin yang digunakan
• Bentuk rol pengampelas
• Ukuran butiran pengampelas
• Tegangan kain
• Besar kecilnya sudut kontak antara
permukaan kain dan rol pengampelas
• Perlengkapan pembantu
• Rol Pengampelas
sanding paper
Wire
Nano
Mesin Wet Sueding & Kain Hasil Pengampelasan ceramics
Basah
Mesin sueding
Brush sueding machine
Skema brush sueding
Mesin sueding rol tunggal & rol
banyak:
• Mesin rol banyak digunakan untuk menimbulkan
bulu-bulu pada permukaan kain
• Mesin rol tunggal untuk menggerus permukaan kain
Dengan mesin rol banyak bahan tekstil akan
mengalami penarikan dalam keadaan tegang melalui
4-7 rol yang dilapisi kertas ampelas dengan arah
putaran berlawanan atau searah dengan jalannya
kain, menghasilkan efek pengampelasan bervariasi
menurut tekanan yang diberikan.
Ms. Sueding rol tunggal
Pengampelasan dapat menghasilkan efek
beludru dengan bulu-bulu yang sangat halus
pada permukaan kain yang berasal dari serat-
serat yang menonjol yang terampelas
A
1 2 3 4 5 Arah putaran rol
B
1 2 3 4 5 Arah putaran rol
Bentuk rol pengampelas:
• Silinder atau slatted (dinding rolnya
berupa/terdiri dari bilah-bilah dan bukan
merupakan suatu bidang seperti silinder
pada umumnya).
DOSEN:
NM Susyami Hitariyat, S.Teks.M.Si
Kain berbulu
SHEARING
PROSES FINISHING MEKANIK SEBAGAI KELANJUTAN RAISING
KENAMPAKAN DAN PEGANGAN SEPERTI BELUDRU
Plaiter
Dust exhaust fan
Tension bar
SHEARING MACHINE
1
SHEARING ZONE
Keterangan :
1 = spiral cutting cylinder 2 = crease operner 3 = ledger blade
DIAGRAM JALANNYA KAIN PADA SHEARING PROCESS
SHEARING PROCESS
V
D = jarak
D =
n, R
R = Rpm