Anda di halaman 1dari 36

CAT / COATING

AHLAN FAUZI / 1506729613


AJENG FADILAH / 1706104344
HADI MULYADI / 1706104395
SAMSON PATAR SIPANGKAR / 1506723774
TITA TRI YOLANDINI / 1506673403

GLISERIN
KEGUNAAN, JENIS,
DAN SPESIFIKASI
CAT
Definisi Cat
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu
bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan
tersebut.

Emulsi merupakan suatu jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair dalam
medium pendispersi padat, cair, dan gas. Cat tembok water based disebut juga cat
emulsi, dimana terdapat emulsi antara air dan minyak dalam formulasinya. Dalam
emulsi pada masing-masing komponen pembetuknya sudah terdapat emulsifer berupa
surfactan. Komponen atau bahan penyusun dari cat terdiri dari binder (resin), pigmen,
solvent dan additive. (Fajar Anugerah, 2009).
Kegunaan Cat
Dari segi penggunaan, cat rumah diklasifikasikan ke dalam cat interior dan cat eksterior

• Cat eksterior di samping memberikan aspek keindahan


juga berfungsi melindungi tembok dari cuaca. Dinding
• Cat eksterior yaitu cat yang diperuntukkan di luar
• rumah memiliki sifat protektif terhadap cuaca, tembok adalah bagian yang paling ekstrim terkena
sementara cat interior yaitu cat yang diperuntuk- perubahan cuaca seperti terpaan angin dan sinar matahari,
kan di dalam rumah lebih menonjolkan aspek guyuran hujan, serta perubahan suhu. Akibatnya
keindahan. Karenanya cat interior kurang cocok dinding luar lebih cepat mengalami kerusakan. Karena-
digunakan untuk eksterior dan begitu sebaliknya. nya membutuhkan cat yang tahan terhadap cuaca agar
tidak mudah rusak. Kerusakan menyebabkan rembesan air pada
• Cat interior menghasilkan kehalusan penampilan saat musim hujan ke dinding dalam. Hal ini bisa
lapisan cat serta warna, mudah dibersihkan, mengakibatkan flek-flek pada dinding dalam.
mudah dalam perawatan, tidak mudah berjamur
untuk bagian-bagian lembab, lapisan cat dapat
menutup retakan-retakan halus pada dinding, dan bebas • Cat digunakan mulai dari cat rumah, perabot rumah, dan berba
kandungan logam berat (heavy metal). gai peralatan sampai kepada mobil. Gunanya,
selain untuk menambah keindahan barang yang dicat
juga untuk melindungi bahan yang dicat dari karat,
khususnya logam. Mulai dari pagar besi, teralis dan
sampai kepada perut kapal laut ataupun tanker.
Bahan Penyusun Cat
Binder Solvent

Binder bertugas merekatkan partikel- Solvent atau pelarut berfungsi untuk


partikel pigmen ke dalam lapisan film cat menjaga kekentalan cat agar tetap
dan membuat cat merekat pada cair saat digunakan dan sebagai media
permukaan. Binder dibuat dari pendispersi. Cat membutuhkan bahan cair
material bernama resin yang biasa agar patikel pigmen, binder dan
dari bahan alam juga sintetis. material padat lainnya dapat mengalir.

Pigmen berperan sebagai zat pem- Additive merupakan bahan untuk


beri warna utama pada cat. Pigmen non menambahkan property atau sifat-sifat
organik dibuat dari beberapa cat sehingga dapat meningkatkan kuali-
logam (oksida logam) sedangkan tas cat. Suatu cat dapat mengandung
pigmen organik dibuat dari bahan satu atau lebih aditif untuk meningkat-
minyak bumi (carbon based). kan performansi, biasanya digunakan
dalam jumlah yang sangat kecil.
Pigmen Additive
Jenis-Jenis Cat
Dasar Pengelompokan - Jenis dan Keterangan

Bahan Baku Jenis Substrat


Berdasarkan jenis resin : cat epoxy, polyurethane, acrylic, melamine, alkyd,
Cat besi (metal protective), lantai (flooring systems), kayu (wood
nitro cellulose, polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll.
finishing), beton (concrete paint), kapal (marine
Berdasarkan ada tidaknya pigment : varnish atau lacquer
paint), mobil (automotive paint, plastik, kulit, tembok, dll).
(transparent, tidak mengandung pigment); duco atau enamel
(berwarna dan menutup permukaan bahan, mengandung pigment).

Fungsi Kondisi dan Bentuk Campuran


Cat dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti jamur (anti fungus), tahan Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
api, tahan panas (heat resistance), anti bocor (water proofing), decorative,
protective, heavy duty, industrial dll.

Metode Pengecatan Ada Tidaknya Solvent


Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll. Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll.

Letak Pemakaian Mekanisme Pengeringan


Cat Primer (sebagai dasar), undercoat, intermediate (ditengah-tengah), top
coat/finishing (pada permukaan paling atas dari beberapa lapisan Cat kering udara (varnish dan syntetic enamel), cat stoving
cat), interior (di dalam tidak terkena secara langsung sinar matahari) (panggang), cat UV curing, cat penguapan solvent (lacquer dan
dan exterior (di luar), dll. duco), dll.
Secara garis besar, cat sebagai bahan finishing untuk rumah yang ada dipasaran
dapat dibagi dalam beberapa jenis dan spesifikasi berdasarkan (Karniadi, Edi. 2013):
Spesifikasi
Berdasarkan bahan pengikat:
Cat 1. Cat Minyak
2. Cat Tembok

• Bahan Pengikat
Sifat-sifat bahan pengikat:

a) Bahan-bahan pewarna harus tersebar secara merata pada atau dalam bahan-bahan
pengikat.
b) Bahan pengikat harus dapat menghubung hubungkan butir- butir bahan pewarna satu
dengan yang lainnya dengan baik.
c) Setelah diulaskan pada permukaan suatu benda campuran, bahan pengikat dan
pewarna dapat mengering.
d) Membentuk lapisan padat dengan syarat agar lapisan ini tidak mudah luntur atau
terhapus bila digosok.

Berdasarkan pada sifat-sifat mengeringnya bahan pengikat ini dapat di bedakan


menjadi:
a) Bahan pengikat mengering karena reaksi kimia, seperti minyak cat
b) Bahan pengikat mengering karena proses fisika dan reaksi kimia, contoh: larutan
minyak dalan spiritus dan politer.
Berdasarkan daya tutupnya:
1. Cat Kilap (Gloss)
Spesifikasi Pernis (varnish), dibedakan menjadi:
Cat 1) Spirit type Varnish terdiri dari harsa yang dilarutkan dalam pelarut yang mudah
menguap, jenis ini agak rapuh dan kurang tahan lama.
2) Oil Resin varnish terdiri dari harsa yang dilarutkan dalam minyak mongering.

Oil Resin varnish ini dibagi lagi menjadi:


1) Pernis gemuk, lebih banyak minyak mengering daripada harsanya (baik untuk pekerjaan
luar).
2) Pernis setengah gemuk, banyak harsa sama dengan minyak mengering (untuk pekerjaan
dalam).
3) Pernis khusus banyak mengandung harsa daripada minyak mengering (dapat untuk
pekerjaan dalam).

2. Cat Kusam (Dop)

Duco fik merupakan cat penutup buram yang baik sekali untuk melindungi tembok luar dan d
alam maupun beton (masanry surfaci) terhadap matahari hujan, debu
dan lumut. Selain untuk tembok, Deco Fik dipergunakan juga untuk kayu, eternit,
besi dan genteng (terbuat dari tanah atau asbes).
Spesifikasi
Cat Berdasarkan pemakaiannya:

1. Cat Penutup (Dempul)

2. Plamur

3. Cat Dasar

4. Cat Pewarna

5. Cat Istimewa

6. Cat Tahan Terhadap Asam


 Menggunakan dried oil, yang merupakan rantai asam lemak tidak jenuh ( 1
sampai 3 ikatan rangkap).
 Komposisi utama dari dried oil biasanya adalah asam oleat, linoleat, dan
linolenat (Tumosa dan Mecklenburg, 2012).
 Kemampuan cat untuk membentuk film kering tergantung pada formulasi, yang
secara umum dipengaruhi oleh jumlah asam linolenat dan asam linoleat.
 Minyak dengan kandungan asam linolenat rendah, weight loss pada saat proses
pengeringan mungkin lebih besar.
 Ikatan ester pada rantai asam menjaga integritas struktural keseluruhan film
minyak kering.
 Ikatan ester mudah terhidrolisis selama dan setelah reaksi polimerisasi,
menghasilkan asam lemak bebas.
 Asam lemak mungkin bereaksi dengan beberapa yang dapat mengubah kimia
awal dan sifat mekanik film cat minyak.
 Pemilihan didasari oleh karakteristik sebagai berikut:
 Laju pengeringan (Komposisi asam unsaturated/saturated fatty
acid, derajat dan posisi ikatan rangkap pada asam lemak
 Kelarutan dalam solven yang umum dipakai
 Wetting characterisitic
 Stabilitas
 Keasaman
 Warna
 Viskositas
Linseed Soybean Castor Tung
Oil Oil Oil Oil
 Mengering dengan cepat
 Linseed oil dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi beberapa
jenis, yaitu acid refined, blown, bodied, boiled, dan alkali.
 Setiap modifikasi diperuntukkan untuk pembuatan produk yang
berbeda

Jenis asam lemak %


Linolenat 58.5
Linoleat 14.7
Oleat 16.1
Stearat 2.9
Palmitat 7
Jenis Minyak Karakteristik Aplikasi
Viskositas rendah dan mudah
Acid refined Cat mengembang
merata
Lineseed Oil Mengkilap, retensi warna baik, Binder cat, cat aluminium, dan cat
Alkyds tahan cuaca. tahan air
Blown Linseed Pigment wetting yang baik, Tinta printing, vernis lithographic, leather
Oil mudah merata, viskositas tinggi. finishes, film transparan
Viskositas tinggi, cepat
Bodied Linseed
mengering, mengkilap, dan Cat metalik dan cat berpendar
Oil
keras.
Daya tahan yang baik, retensi
Boiled Linseed
warna yang lebih baik dan Light tint finishes and lustrous film
Oil
tahan air.

Alkali Refined Dispersi pigmen yang baik,


Cat putih, vernis berwarna ringan
Linseed Oil retensi warna yang baik
 Digunakan dalam jumlah sedikit (sebagai Jenis asam lemak %
campuran) karena sulit mengering Linolenat 7.23
 Film yang dihasilkan tahan lama namun Linoleat 54
lembut (kotoran mudah menempel)
Oleat 22
 Biasanya dicampur 15-20 % ke linseed oil Stearat 4
agar meningkatkan flesibilitas cat
Palmitat 10
 Retensi warna baik
 Bukan merupakan minyak kering (digunakan
sebagai (plasticizer)
Jenis asam lemak %
 Dehidrasi dari minyak jarak mengubahnya
menjadi minyak kering karena sebagian besar Ricinoleic 89.5
asam ricinolic berubah menjadi asam linoeat. Linoleic 4.2
 DCO memiliki fleksibilitas dan elastis, tidak Oleat 3
rapuh, dan memiliki daya tahan. Stearat 1
 Cocok untuk produksi alkyd resin dan pernis Palmitat 1
karena tidak menguning, baik dalam
pengeringan, menjamin aplikasi yang luas
 Sangat cepat mengering dan menghasilkan lapisan fleksibel
 Mengandung 80-90% eleostearic acid yang memiliki tiga ikatan
rangkap
 Tahan air, pengeringan cepat, ketahanan yang baik, dan resistensi
film terhadap bahan kimia yang baik.
 Saat kering cat membentuk kerutan dan menyebabkan frosting,
dan memiliki warna yang kusam.
 Minyak
nabati lain yang berpotensi untuk dijadikan
sebagai bahan baku cat adalah:
 Bunga matahari,
 kedelai dan jagung,
 kacang pinus,
 Kemiri, dan
 apel.
 Hal
tersebut karena minyak-minyak biji buah tersebut
memiliki komposisi asam linoleat dan linolenat yang
cukup tinggi.
 Seperti
pada apel misalnya, asam linoleat dan asam
oleat yang terkandung pada minyak biji buah apel, yaitu
sebesar 85-95% dari kandungan asam lemak total.

(Sumber: Study of fatty acid composition of fruit seed oils, 2017.)


ANALISIS MUTU DAN
PARAMETER KUALITAS CAT

Syarat Syarat
Kualitatif Kuantitatif

21
ANALISIS MUTU DAN
PARAMETER KUALITAS CAT
Syarat Kualitatif
1. Keadaan dalam kemasan: tidak berbau busuk,
tidak mengandung endapan keras, tidak
menggumpal, tidak mengulit, dan tidak terjadi
pemisahan warna
2. Sifat pengulasan: cat siap pakai dan harus mudah
diulaskan dengan kuas pada lempeng uji krisotil
semen
3. Kestabilan dalam penyimpanan dan sifat lapisan
kering: disimpan selama 6 bulan pada suhu 21 -
32 C tidak mengalami perubahan
4. Ketahanan terhadap alkali: setelah diuji dan
dikeringkan selama 30 menit, cat tidak
mengalami perubahan warna, gelembung,
penegrutan, pengapuran atau pengelupasan

22
Tabel 1. Syarat mutu kuantitatif cat tembok emulsi (SNI 3564:2009)
Syarat
Kuantitatif

9
ANALISIS MUTU DAN
PARAMETER KUALITAS CAT
Analisis Uji kestabilan dalam penyimpanan
(ASTM D 1849, Standard Test Method for Package Stability of
Mutu paint)

Uji ketahanan terhadap alkali


(ASTM D 1308, Standard Test Method for Effect of Household
Chemichals on Clear and Pigmented Organic Finishes)

Uji density
(ASTM D 1475, Standard Tesr Method for Density of Liquid
Coatings, Inks, and Realted Products)

Uji kehalusan
(ASTM D 1210, Standard Test Method for Fineness of
Dispersion of Pigment-Vehicle Systems by Hegman-Type
Gage)

Uji waktu mengering


(ASTM D 1640, standard Test Method for Drying, Curing or
Film Formation of Organic Coating at Room Temperature) 24
ANALISIS MUTU DAN
PARAMETER KUALITAS CAT
Analisis Uji kadar padatan total
(ASTM D 2369, Standard Test Method for Volatile Content of
Mutu Coating)

Uji kekentalan dengan alat stomer viscometer


(ASTM D 562, Standard Test Method for Consistency of paints
measuring Krebs Unit (KU) Viscosity Using a Strmer-Type
Viscometer)

Uji kandungan logam berat berbahaya


(ASTM D 5702, Standard Practice for Field Sampling of Coating
Films for Analysis for Heavy Metals)

Uji ketahan terhadap cuaca dipercepat


(ASTM G 53, Standard Practice for Operating Light- and Water
Exposure Apparatus (Fluorescent UV-Condensation Type) for
Exposure of Nonmetallic Materials)

Pengukuran pH dengan pH meter

Uji daya tutup

Uji ketahanan terhadap cuaca


25
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS CAT

Bahan Baku CAT


Pigmen Tanpa
Resin Additive Bahan Setengah Jadi Pigmen
t
Solven t
t Pasta
Pengujian tanpa Pigment: waktu kering, kadar
padatan, resisitivity, penampilan film, daya kilap
Pengujian Resin: penampilan, kekentalan, berat film, daya lekat film, sifat mekanis film
jenis, total padatan Pengujian dengan Pigment: penampilan warna, oil
Pengujian untuk Solvent: penampilan, resisitivity, absorption, kehalusan, dan daya tutup
jenis dan komposisi komponen

Pengujian Pasta: kestabilan, kehalusan, kadar


padatan, warna, penampilan cat, kekentalan, dan
berat jenis

26
Perkembangan
Produksi Cat /
Coating Berbasis
Oleokimia

27
Tahun 1992, total produksi minyak nabati dunia mencapai 63 MMT (million metric ton)
dimana sekitar 0,5 MMT dari produksi minyak nabati tersebut digunakan untuk
kebutuhan pelumasan dan pelapisan

Tabel 1. Minyak nabati yang digunakan dalam industri coating

Sumber: Derksen, et al, 1994


28
Negara Eropa terus melakukan evaluasi terhadap beberapa biji tanaman yang
potensial dikembangakan sebagai bahan baku pembuatan cat

Tabel 2. Minyak biji tanaman yang potensial pada industri coating

Sumber: Derksen, et al, 1994


29
PERKEMBANGAN PRODUKSI CAT/COATING BERBASIS
OLEOKIMIA
Ditinjau dari Cat berbasis Oleokimia
Bahan Baku: berdasarkan jenis resin Cat alkyd dibuat dengan menggunakan minyak biji rami alami yang mengandung
(Alkyd) trigliserida yang terdiri dari campuran linolenat (57%), oleat (19%), linoleat (15%),
palmitat (5%), dan stearat (4%).
(Iseri-Caglar, 2014)

Bahan Baku: berdasarkan jenis resin Minyak nabati sebagai bahan baku poliol alternatif untuk hyperbranched polyuretanes
(Polyurethane) berbasis minyak tanaman biji jarak (castor oil based hyperbranched polyuretanes ) .
(Thakur et al., 2012)

Bahan Baku: berdasarkan ada Pemanfaatan lemak amida minyak kacang (peanut oil fatty amides/PAF) sebagai bahan
tidaknya pigmen coating untuk finishing peralatan kayu. Coating yang mampu memberikan sifat mekanis,
(varnish) termal, antimikrobial sebaik jika penambahan material kimia.
(Raychura et al., 2018)
Bahan Additive: Antimikrobial Pemanfaatan biji tanaman Mesua ferea L. Dengan menggunakan minyak ini,
dikembangkan matriks poliester bercabang untuk stabilisasi nanopartikel.
(Konwar, 2010)
Kebaharuan Teknologi
Proses Produksi

31
KEBAHARUAN TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI
Ditinjau dari Cat Lainnya Cat berbasis Oleokimia
Bahan Baku: Alkyd dapat Resin alkyd berbasis minyak biji rami disintesis dalam dua tahap.
berdasarkan jenis dikombinasikan dengan  Minyak dipanaskan sampai 200 °C
resin resin acrylics, vinyl Trimetilolpropana sebagai reaktan dan kalsium karbonat (katalis, minyak 0,8%)
(Alkyd) toluene, silicones, dan ditambahkan.
resin amino. Setelah penambahan minyak biji rami dipanaskan hingga 240◦C
 Pada tahap kedua, campuran didinginkan hingga 140◦C dan 30.11 g (0,2
mol) anhidrida ftalat dengan xilena ditambahkan. Campuran reaksi
dipanaskan sampai 240◦C dan reaksi dipertahankan sampai angka asam
menurun
(Iseri-Caglar, 2014)

Bahan Baku: bahan yang dihasilkan hyperbranched polyurethanes (HBPUs) didapatkan disintesis menggunakan
berdasarkan jenis dari polimerisasi dari reaksi polimerisasi dari monogliserida dari minyak jarak sebagai hidroksil dan
resin urethane. Urethane toluena diisosianat (TDI) sebagai reaktan dengan 1,4 Diol butana (BD) sebagai
(Polyurethane) dihasilkan dari reaksi rantai pemanjang dan poli (ε-caprolactone) sebagai makroglikol.
antara polyisocyanate (Thakur et al., 2012)
dengan bahan yang
mempunyai gugus
hidroksil.
Ditinjau dari Cat Lainnya Cat berbasis Oleokimia

Lemak amida minyak kacang disintesis dari minyak kacang oleh Reaksi
aminolisis dan berlangsung pada suhu 120◦C. Poliuretan disiapkan melalui
reaksi dari PFA dan isocyanate dengan dibutiltin dilaurate (DBTDL) sebagai
katalis

(Raychura et al., 2018)


Bahan Additive Memperbaiki atau Pemanfaatan biji tanaman Mesua ferea L. Dengan menggunakan minyak ini,
Merubah Sifat Flim (Anti dikembangkan polyester nanocomposite sebagai bahan pelapis material
Static Agent Sagging, antimikrobial.
Anti Fouling Agent, Anti Nanokomposit poliester berbasis minyak nabati disintesis dengan kondensasi
Fungus) 2,2-bis(hydroxymethyl) propionic acid dengan biji tanaman Mesua ferea L.
Sebagai komponen antibakterial, terikat kuat pada kelompok donor elektron
dalam molekul biologis yang mengandung sulfur, oksigen atau nitrogen. Hal ini
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding sel bakteri sehingga isi sel hilang.
(Konwar, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
• Derksen, Johannes T.P., et al. 1994. Paints and Coating from
Renewable Resources. Industrial Crops and Products 3: 225-236.
• Iseri-Caglar, Döndü. et al. 2014. Preparation and evaluation of linseed
oil based alkyd paints. Progress in Organic Coatings 7: 81-86.
• Konwar, Uday, et al. 2010. Vegetable oil based highly branched
polyester / clay silver nanocomposites as antimicrobial surface
coating materials. Progress in Organic Coatings 68: 265-273.
• Thakur, Suman, et al. 2013. Castor oil-based hyperbranched
polyurethanes as advanced surface coating materials. Progress in
Organic Coatings 76: 157-164.
• Raychura, J. Ashish, et al. 2018 . Synthesis and performance
evaluation of vegetable oil based wood finish polyurethane coating.
Bioresource Technology Reports 3: 88–94
• Ni, B., Yang, L., Wang, C., Wang, L., Finlow, D., 2010. Synthesis and
thermalproperties of soybean oil-based waterborne polyurethane
coatings. J. Therm.Anal. Calorimet. 100, 239–246.
• Tumosa C. S., Marion F. M.. 2012. Oil Paints: The chemistry of drying 34
oils and the potential for solvent distruption. Maryland.
DAFTAR PUSTAKA
• Badan Standardisasi Nasional. (2009). Standar Nasional Indonesia SNI
3564:2009. Cat Tembok Emulsi. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional
• Kent, J.A. (2012) Pigments, Paints, Polymer Coatings, Lacquers and Printing
Inks, Handbook of Industrial Chemistry and Biotechnology, New York:
Springer Science Business Media.
• Carrick L. 1995. Vegetable Oil Paints. University of Micighan. Michigan
• Alam, M., Akram, D., Sharmin, E., Zafar, F., & Ahmad, S. (2014). Vegetable oil
based eco-friendly coating materials: A review article. Arabian Journal of
Chemistry, 7(4), 469–479.
• Sharmin, E., Zafar, F., Akram, D., Alam, M., & Ahmad, S. (2015). Recent
advances in vegetable oils-based environment friendly coatings: A review.
Industrial Crops and Products, 76, 215–229.
• Anwardah. 2016. Pembuatan Cat Skala Industri [Online]
https://sainskimia.com/pembuatan-cat-skala-industri/ [Diakses pada 22
November 2018].
• Siswantara, T. 2012. Tantangan Industri Cat Nasional [Online]
http://id.beritasatu.com/home/tantangan-industri-cat-nasional/29221
[Diakses pada 22 November 2018].
35
ThankYou

Anda mungkin juga menyukai