Disusun Oleh :
Sachio Edgar
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis dan Usulan Perbaikan
Rumah Tidak Sehat Berdasarkan Standar dan Kriteria Rumah Sehat. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu nilai dalam mata kuliah Gambar Konstruksi,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah Gambar
Konstruksi, Ibu Siti Murningsih, dan Ibu Titi Sari, serta kepada asisten kami kak Jafar Shodiq.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
segi bahasa, penulisan, maupun isi materi yang disampaikan. Oleh karena itu, kami menerima
kritik dan saran yang membangun agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kembali kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Depok, No 2019
Kelompok 2
ABSTRAK
Kata Kunci :
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................................. 3
II.1. A ................................................................................................................................................... 7
LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 19
REFERENSI ......................................................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat bahwa pengecatan adalah hal yang berpengaruh di dalam suatu bangunan
dan kehidupan lainnya yang akan memberikan keindahan dan perlindungan pada bangunan dan
benda itu sendiri. Begitu pula pengecatan sangat diperlukan di dalam suatu kehidupan yang
nantinya akan memperindah dan memperlambat pengeroposan. Pengecatan pada bangunan akan
memberikan kesan yang indah bagi penghuninya.
Dari apa yang diuraikan tersebut di atas, menarik bagi penulis untuk melakukan evaluasi
dan mengenal jenis-jenis pengecatan dan politur serta aplikasinya sesuai pengetahuan dan
kemampuan penulis di bidang pengecatan dan politur.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan fungsi cat?
2. Bagaimana struktur dan komposisi cat?
3. Apa saja komponen cat?
4. Apa saja jenis-jenis cat?
5. Apa saja bahan-bahan cat beserta dengan fungsi dan dampaknya?
6. Bagaimana proses produksi cat?
ISI
Cat tembok disebut juga sebagai cat emulsi dimana adanya emulsi antara minyak dan air
dalam formulasinya. Emulsi sendiri adalah jenis koloid dengan fase terdispersinya berupa cairan
pada medium pendispersi yang dapat berupa padat, cair, dan gas. Menurut Farmakope
Indonesia Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan
penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent). Dalam emulsi
pada masing-masing komponen pembetuknya sudah terdapat emulsifer berupa surfactan.
Fungsi dari cat sendiri adalah dalam konteks untuk konstruksi bangunan adalah :
Sebagai outer atau skin dinding ruangan sehingga dinding tidak gampang berlumut.
Memberikan sentuhan estetis khususnya ketika kombinasi warna tersebut cocok sehingga
meningkatkan sisi keindahan dari ruangan tersebut.
II.2 Struktur dan Komposisi Cat
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan
bervariasi, tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids). Dengan
bagian padatan tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau carrier. Solids
atau padatan adalah bahan yang tertinggal di permukaan setelah bagian liquids
menguap.
b. Pigmen
Pigment adalah zat yang mengubah warna cahaya tampaksebagai akibat proses
absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Molekul pigmen
menyerap energi pada panjang gelombang tertentu sehingga memantulkan pajang
gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi
kimia tertentu. Pigmen tidak bercampur dengan air, oli, atau solvent. Pigmen tidak dapat
melekat pada obyek lain, akan tetapi pigment dapat melekat pada obyek lain apabila
telah tercampur dengan resin dan komponen lain dalam bentuk cat. Pigmen dibagi
menjadi beberapa tipe yaitu (Anonim, tth: 4):
Pigmen warna, untuk menambah warna pada cat dan meningkatkan daya
sembunyi (hiding power) cat.
Pigmen terang, menambah wana-warni metalik pada coat.
Pigmen extender, menambah kekuatan dan body pada coat, meningkatkan
viskositas dan mencegah sedimentasi.
Pigmen pencegah karat, digunakan pada cat dasar untuk mencegah karat.
Pigmen flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada coat. Pigment ini
dicampur dengan cat apabila dikehendaki kurang kilap.
Pigmen berasal dari bahan organik maupun anorganik. Pigmen organik
merupakan pigmen yang terbentuk dari senyawa alami seperti karbon. Sedangkan
pigmen anorganik adalah pigmen dari garam anorganik yaitu melalui proses presipitasi
dari ion aqueous dalam larutan. Diantaranya reaksi Pb(NO3)2 + Na2CrO4 à PbCrO4 +
2NaNO3 yang menghasilkan warna kuning, atau reaksi antara zink hidroxida dan NaOH
yang menghasilkan warna putih.
c. Solvent/Thinner
“Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan memungkinkan
pencampuran pigment dan resin dalam proses pembuatan cat.” (Herminanto Sofyan, tth:
41). Thinner merupakan campuran beberapa sulvent yang dipakai untuk melarutkan
resin di dalam cat atau mengencerkan cat selama penggunaan masih berjalan. Baik
solvent maupun thinner sama-sama berperan sebagai zat pengencer atau pelarut.
Perbedaan antara keduanya adalah solvent digunakan ketika dalam pembuatan cat
sedangkan thinner digunakan untuk menentukan tingkat kekentalan cat sebelum cat
tersebut diaplikasikan.
Komposisi solvent yang tepat dan benar sangat memberi pengaruh yang sangat besar
optimal pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga membentuk
flim yang karakteristik, baik textur permukaanya, maupun kecepatan keringnya 12. Menurut
Herminanto Sofyan (tth: 41) komponen pembentuk solvent meliputi:
2. Oksigenated Solvent
Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent
yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah
golongan ester, ether, ketone dan alkohol.
d. Bahan Aditif
Aditif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil
untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan
yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan
cat sesuai dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additif berfungsi untuk mencegah
terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming), mencegah terjadinya
pengendapan cat pada saat dipergunakan (antisetting), meratakan permukaan cat sesaat
setelah disemprotkan (flow additif), menambah kelenturan cat, dll.
Aditif ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang dipakai
(solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya dan bagaimana
mekanisme pengeringannya. Setiap supplier additive biasanya memberi informasi yang
jelas tentang apa dan bagaimana additive harus digunakan. Aditif ini sendiri dapat saja
menjadi perusak apabila penambahan aditif ini tidak diperhitungkan baik-baik. Oleh
karena itu, penambahan bahan aditif ini harus diperhitungkan dengan ahlinya yang
berpengalaman.
Ada banyak sekali jenis – jenis dan fungsi cat untuk konstruksi bangunan. Jika boleh
dikatergorikan,setidanya ada 11 kategori yang sering digunakan yaitu:
Jenis cat ini memiliki karakter yang cukup kuat, yaitu identik dengan glossy-nya dan biasa
dipakai untuk mewarnai bagian interior dan eksterior ruangan. Salah satu keunggulan cat alkyd
synthetic jika dibandingkan dengan cat lain adalah tahan cuaca dan juga jamur.
Jenis cat yang kedua yang cukup diminati adalah cat emulsi styrene acrlylic. Cat ini dipakai
untuk permukaan beton, batako, asbes, triplek, dan juga plesteran.
3. Wall Sealer
Wall sealer adalah cat dasar yang digunakan untuk menutup pori-pori permukaan dinding
plesteran secara keseluruhan. Proses pengecatan dengan wall sealer dilakukan sebelum
pemasangan plesteran dengan tujuan agar permukaannya lebih halus dan cat yang digunakan
pun akan lebih melekat dengan dinding plesteran itu.
Zinc cromata adalah bahan dasar untuk membuat cat khusus logam. Tujuan dari dibuatnya cat
logam ini adalah untuk menghindari korosi pada logam, besi, dan yang sejenisnya.
5. Cat Duco
Diantara sekian banyak jenis cat, cat duco adalah yang paling familiar. Dalam bahasa sehari-
hari cat duco disebut juga dengan cat dempul yang dipakai untuk penutup logam dan permukaan
kayu agar hasilnya lebih rapat. Dengan cat duco, hasil pengerjaan pun akan lebih halus.
6. Cat Melamic
Jenis cat ini terbuat dari bahan dasar alkyd dan resin amino. Cat ini biasa dipakai untuk melapisi
kayu dengan hasil akhir yang rata, halus, dan tahan terhadap goresan. Cat Melamic memiliki
daya kilap yang tinggi sehingga tampilan kayu pun akan semakin manis. Cat Melamic cocok
jika digunakan untuk mewarnai eksterior kayu.
7. Cat Stoving
Finishing logam biasa menggunakan cat stoving. Untuk pengaplikasiannya, cat ini dipakai
dengan menggunakan sistem peng-oven-an. Cat ini dipakai untuk bahan logam, tabung,
elektronik, dan sebagainya
8. Cat Thermoplastic
Anda sering melihat marka yang ada di jalan raya? Cat yang digunakan untuk menandai marka
jalan adalah cat thermoplastic. Jenis cat ini tahan panas dan tidak mudah mengelupas.
9. Cat Epoxy
Cat Epoxy adalah jenis cat yang digunakan untuk menutup permukaan dinding. Cat ini
mempunyai daya ikat yang kuat yang menjadi alasan kenapa cat ini digunakan untuk menutup
permukaan dinding sebelum dilakukan tindakan selanjutnya. Tidak hanya dalam bentuk cat,
Epoxy juga tersedia dalam bentuk epoxy injection, lem epoxy, dan juga dempul epoxy. Cat ini
seringkali dipakai untuk melapisi beton dan logam.
Cat polyurethane memberikan efek glossy atau mengkilap yang tinggi. Dengan cat ini,
permukaan akan tampak mengkilap, tahan gores, dan lebih halus.
Seperti namanya, cat ini dipakai untuk meniadakan atau mengelupaskan cat lama untuk
kemudian digantikan dengan cat yang baru. Dengan cat remover, kita tidak perlu melakukan
treatment yang melelahkan pada dinding yang ingin diganti warnanya. Cat ini adalah emulsi
dari bahan kimia yang efektif untuk merontokkan cat dinding sebelumnya.
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dengan selesainya Makalah bahan bangunan ini ,penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan bervariasi,
tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids). Dengan bagian padatan
tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau carrier. Solids atau padatan adalah bahan
yang tertinggal di permukaan setelah bagian liquids menguap.
Solids terdiri dari beberapa material, setiapnya didesain untuk menghasilkan beberapa
properti dari cat, namun yang utama adalah pigmen (pewarna) dan binder (perekat). Untuk lebih
mudah memahami bahan penyusun cat, maka bahan penyusun cat ini diklasifikasi menjadi
empat bagian besar yaitu carrier/pembawa, pengikat/pembentuk lapisan film, pigmen, dan
aditif.
III. 2 saran
Makalah ini sekiranya dapat berguna bagi pembaca untuk mengetahui lebih dalam
tentang cat. Selain itu, hal penting yang harus diperhatikan saat memilih cat adalah kandungan
zat yang berada pada lapisan film, pigmen, dan aditif.
LAMPIRAN
REFERENSI