Anda di halaman 1dari 12

CAT DINDING

Mengenal Bahan Baku Pembuatan Cat Tembok

Industri pembuatan cat merupakan salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu,
manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi.
Mereka menggunakan matrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan
sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini
mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol,
Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah
lainnya yang ditemukan.

Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi


lebih kaya warna, mereka menemukan cat warna biru,
merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar
tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu
menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak
tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah
dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah
ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan
berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural
hingga kini masih banyak dipakai.

Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi permukaan
bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan
permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi:
metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan
tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu
ilmu tentang surface coating.

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan
memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut.
Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat
kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan
banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau
dengan cara yang lain. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk
menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating),
bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air).
Secara umum cat tersusun dari 5 bahan dasar, yakni:

Binder (resin, sebagai pelekat/lem)

Resin atau binder merupakan komponen utama dan yang paling penting dalam cat. Resin
berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada
permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada
temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak
jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy,
Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dan lain-lain

Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali tipe dan


turunanya, bahkan kombinasi antara satu resin
dengan resin yang lain juga menambah
perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan,
kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat
dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.

Pigment (pewarna)

Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant(pewarna). Dyestuff bersifat larut dalam
solvent, sedang pigment tidak. Pigment merupakan padatan halus (bubuk) yang ditambahkan ke
dalam cat. Pigment memiliki beberapa fungsi penting dalam cat seperti memberi karakter khas pada
penampakan cat tersebut, seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya, memberi nilai
tambah pada karakter kekutan cat tersebut, seperti kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api,
serta meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi.

Secara umum pigment dibagi menjadi dua kategori


besar, yakni pigment organik dan pigment anorganik.
Pigment organik adalah pigment yang terbentuk dari
senyawa-senyawa organic (karbon), seperti Fast Red 2R
- Pigment Red 21, Phthalocyanine Blue, Phthalocyanine
Green G - Pigment Green 7(74260) dan lain-lain.
Sedangkan contoh pigment anorganik adalah Zinc
Oxide, Zinc Chromate, dan lain-lain.

Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup, kemudahan terdispersi,
stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigment organic. Namun
dalam kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus dibanding anorganik.
Solvent (pelarut)

Sekalipun setelah pemakaian, solvent akan terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari
lapisan cat, namun peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian cat,
memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.

Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi


sedemikian rupa sehingga campuran mempunyai
kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur,
digiling dan lain-lain. Dengan penambahan solvent yang
tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin
atau campuran pada suatu titik dimana kekentalannya
memenuhi syarat untuk masing-masing proses.

Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan


penambahan jenis solvent yang tepat dan dengan takaran
pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan
mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang tepat juga memberi pengaruh optimal pula
pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film yang
maksimal karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan keringnya.

Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik fisikanya. Penggolongan
solvent berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:

- Hidrokarbon

Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent dimana unsur hidrogen (H)
dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya. Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya
berasal dari hasil distilasi minyak bumi yang merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan
(bukan senyawa murni), sehingga titik didihnya berupa range dari minimum sampai maksimum,
bukan merupakan titik didih tunggal.

- Oksigenated Solvent

Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent yang struktur
kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah golongan ester, ether,
ketone dan alkohol.

Filler/Extender (bahan pengisi)

Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan


untuk menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender
ditambahkan untuk memberbaiki sifat cat.

Extender umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau


rendah daya tutupnya) dibanding pigment. Contoh dari
filler/extender adalah Calcium Carbonat, Kaolin Clay, dan Talc
Powder
Additive (bahan tambahan)

Disamping ke empat komponen seperti resin, pigmen, solvent dan extender, ada beberapa
komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat, yakni additive.
Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi
yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti
harapan kita.

Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive yang biasa
dipakai dalam industri cat.

MEMPERCEPAT ATAU MEMPERMUDAH PROSES

 WETTING AGENT, untuk mempermudah atau mempercepat proses penggantian udara dan air oleh
resin pada permukaan pigment atau extender

 DISPERSING AGENT, untuk mempermudah distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin

MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PENYIMPANAN

 ANTI SKINNING AGENT, untuk mencegah proses pengulitan pada permukaan cat (oil atau alkyd
base resin) selama penyimpanan

 THICKENING AGENT, untuk mempertahankan kekentalan cat atau melindungi cat selalu dalam
kondisi koloid

 ANTI SETTLING AGENT, untuk mempertahankan pigment selalu berada pada kondisi dispersi yang
stabil dalam campuran, sehingga tidak mengendap.

MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PEMAKAIAN

 ANTI SAGGING, untuk mencegah turunnya atau melelehnya cat jika dipakai pada permukaan tegak

 LEVELLING AGENT, untuk meningkatkan kualitas permukaan cat, sehingga permukaannya rata
tidak bergelombang

 ANTI FLOODING & FLOATING, untuk mencegah pemisahan pigment baik secara vertikal maupun
horisontal

ANTI FOAMING, untuk mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat

MEMPERBAIKI ATAU MERUBAH SIFAT FILM

 ANTI STATIC AGENT, untuk mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik static selama
pemaikaian

 DRYER, untuk mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak jenuh pada cat jenis
alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).

 CATALYST, untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino dan alkyd polyol (atau
turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam organik maupun anorganik
 PLASTICIZER, untuk meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang mempunyai berat
molekul yang besar, seperti NC.

 ANTI FOULING AGENT, untuk mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan air laut pada dasar
dinding kapal

 MATTING AGENT, untuk menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari gloss ke semi gloss atau dari
semi ke dof/matt)

 ANTI FUNGUS, untuk mencegah timbulnya jamur

Cara Pengecatan Dinding / Tembok


Tembok mengecat tembok tak boleh sembarangan. Ada langkah-langkah yang harus anda
ikuti. Ini demi menjaga agar hasil pengecatan bisa maksimal, termasuk agar warna cat sesuai
dengan warna di kemasan. Untuk itu ada beberapa tahap pengecatan di bawah ini:

1. tahapan pengecatan pastikan permukaan kering, bebas dari kotoran, debu, minyak, dll.

2. Jangan lakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama benar-benar kering karena akan
menyebabkan kegagalan, dan sebagian dari cat yang belum kering tersebut akan tertarik oleh roll
atau kuasnya.

3. penggunaan plamur (wall filler) untuk tembok luar (exterior) tidak disarankan untuk
diaplikasikan, karena akan mengurangi daya tahan cat terhadap pengaruh sinar matahari
terhadap tembok bila terpaksa mempergunakan plamur (wall filler)untuk memperbaiki kerataan
permukaaan tembok dalam (interior), gunakan plamur seminimal mungkin, jangan aplikasikan di
seluruh permukaan tembok, dan tempatkan plamur diantara dua lapisan primer.

4. Hindari melakukan pengecatan pada musim hujan atau cuaca lembab karena pada kondisi
tersebut proses pengeringan lapisan film cat tidak dapat terbentuk secara maksimal. Dan hindari
pengecatan tidak dilakukan langsung dibawah terik matahari.

5. Untuk pengecatan tembok ( baru ) bersihkan permukaan tembok dari sisa acian atau kotoran
semprotkan air bersih agar tembok bebas debu pastikan tembok telah benar-benar kering
(minimal 14 hari setelah acian ) atau bila mempergunakan alat pengukuran tingkat kelembaban
tembok (protimeter) menunjukkan angka dibawah 16%. Berikan satu lapis decoline alkali
resisting primer (untuk kelas ekonomi), atau emco alkali resistant sealant (untuk klas normal) ,
dan biarkan kering. Pastikan tembok benar-benar kering.

6. Dan untuk pengecatan tembok ( ulang ) apabila cat lama masih dalam keadaan baik, bersihkan
permukaan tembok dengan air bersih, setelah kering dapat diaplikasikan tahapan berikutnya.
langsung aplikasikan top coat (cat akhir) nya.

7. Apabila cat lama sudah mengapur atau mengelupas, lakukan pengerokan terhadap cat lama lalu
bersihkan. Dan selanjutnya berikan satu lapis emco masonry sealer, biarkan kering

8. apabila terdapat jamur dan lumut, lakukan pengerokkan, dan gunakan emco fungicide solution
agar jamur dan lumut tidak tumbuh lagi. Bersihkan dengan air bersih untuk memastikan
permukaan bebas dari cairan kontaminan yang tertinggal. Dan biarkan selama 1 (satu) hari.
Pastikan tembok benar-benar kering.

Pengecatan yang baik membutuhkan persiapan-persiapan matang. Persiapan yang benar akan
membuat pekerjaan pengecatan lebih cepat, mudah, dan biaya rendah, selain memberikan hasil akhir
yang baik juga lapisan cat lebih tahan lama, selain pemilihan produk yang tepat. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan dinding tembok (bata), yang paling berpengaruh
adalah kualitas atau mutu dinding itu sendiri (terlepas dari kualitas cat yang dipakai). Masalah yang
sering timbul akibat dari kualitas dinding yang jelek biasanya adalah belang-belang seperti basah (bila
kadar air dalam dinding terlalu tinggi), lapisan cat yang menggelembung, dll. Sedangkan bila yang
dipakai cat dinding dengan kualitas rendah maka masalah yang sering terjadi adalah pengapuran,
warnanya luntur, dll.

Bagaimana kita tahu cat yang kita pakai tersebut berkualitas?. Cat yang berkualitas minimal
mempunyai empat fungsi yang harus dimiliki diantaranya daya sebar, daya tutup, mudah dalam
pengaplikasiannya, dan aman bagi kesehatan lingkungan. Memang semakin tinggi kualitas cat, maka
harganya pun akan semakin mahal, karena disamping keempat hal pokok diatas, cat yang berkualitas
akan memiliki nilai tambah seperti daya tahan terhadap cuaca, anti jamur, tidak memudar (anti
fading), mudah dibersihkan (washable), dapat menutup retak rambut (cover hair line crack) serta
tambahan pengharum (fragnance).

Proses persiapan dinding yang harus di lakukan untuk memulai proses pengecetan adalah
menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk
mencegah terjadinya pengelupasan. Biasanya memakan waktu 28 hari agar reaksi pengerasan semen
pada plesteran beton mengering dengan sempurna. Setelah permukaan tembok sudah benar-benar
kering, dan sebelum tembok di plamir, lapisi dulu tembok dengan wall sealer, guna menetralisir ph
semen agar sesuai dengan ph cat. Dengan wall sealer cat tidak mudah mengelupas dan warna cat
tidak akan berubah dari warna aslinya.

cat akan menjadi seperti kapur jika daya serap tembok masih bekerja, untuk itu tembok harus
dilapisi dengan wall sealer, namun jika untuk alasan ekonomis anda dapat melarutkan satu sampai
dua bungkus lem putih dalam satu galon air kemudian kuaskan pada tembok sebelum tembok di cat.

Proses plamir dan cat dasar sebelum pengecatan dilakukan ada pekerjaan pendahuluan yaitu
plamir dinding. Plamir dinding terdiri dari 3 bagian bahan, yang pertama adalah semen putih, lem
putih, dan kalsium. Semua bahan tersebut mempunyai fungsi masing – masing. Penggunaan kalium
pada bahan plamir berfungsi sebagai penambah volum dari plamir dan memudahkan penghalusan,
namun apabila terlalu banyak justru akan menyebabkan cat yang nanti kita kerjakan menjadi kurang
kuat. Sebagian kontraktor bangunan sudah tidak menggunakan kalium sebagai campuran plamir,
kecuali pada pekerjaan yang memerlukan harga sangat hemat dan waktu penyelesaian yang relatif
cepat. Teknik melamir yang efektif adalah dengan menggunakan kapi besar atau bahan bekas dari
pipa pvc yang dibuat kapi. Dengan mengoleskan pada arah vertikal di dinding kemudian untuk lapis
selanjutnya pada arah horisontal, demikian seterusnya sampai dinding menjadi rata. Lapisan yang
kedua haruslah menunggu lapisan yang pertama kering dahulu. Penghalusan menggunakan amplas
dengan arah memutar. Alat penghalus otomatis sebaik digunakan agar lebih cepat dalam
pengerjaannya.

Setelah diplamir, dilakukan pelapisan cat dasar atau alkali sealer. Sebelum dilakukan pengecatan
dengan cat tembok aplikasikan terlebih dahulu cat dasar alkali sealer, yang berfungsi memberikan
lapisan dibawah cat tembok sehingga memperkecil kontak langsung dengan alkali tembok. Selain itu
alkali sealer berfungsi memberikan lapisan warna putih sehingga dapat mempercepat penutupan
warna cat tembok pada dinding. Alkali sealer berbeda dengan cat putih. Penggunaan cat putih
sebagai dasaran pengecatan tidak akan menghindari kontak langsung alkali tembok dengan cat, tetapi
hanya berfungsi membantu daya tutup cat tembok saja. Proses pengecatan dinding proses
pengecatan dinding dimulai ketika semua permukaan dinding telah terplamir , sudah dalam keadaan
halus teramplas, dan sudah dilapisi dengan cat dasar. Penggunaan rol memang sangat efektif ketika
kita mengecat pada pada bidang dinding yang luas, namun apabila hendak merapikan pada sudut-
sudut ruang tetaplah kuas yang digunakan. Sebenarnya dengan menggunakan kuas cat akan lebih
terasa hemat karena tidak terlalu banyak yang lengket pada rol kita.

Untuk hasil yang sempurna cat tembok jangan terlalu kental, encerkan dengan air 30-35 persen
dari total berat cat. Lapis demi lapis kita cat, cara yang paling cepat agar dinding lekas tertutup rata
oleh cat adalah dengan cara bersilangan. Lapisan pertama vertikal atau horisontal, kemudian tunggu
kering, lapisan yang kedua kebalikannya.selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara
teoritis adalah 2-4 jam, tetap sebaikny minimal 8 jam atau semalam.

Tips dan trik dalam pengecatan:

1. Kerjakan pengecatan pada siang hari.

2. Mulai dari dekat jendela. Menuju ke ruang dalam.


3. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah mulai dari langit-langit yang diteruskan ke dinding
dekat kusen jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah.

4. Mengecat tiga lapis sesuai dengan anjuran pencampuran air lebih baik dari pada satu lapisan
tebal, usahakan menyediakan cat yang cukup unluk area yang akan dicat dengan menghitung
iuas area yang akan dicat, jangan mengecat pada suatu bidang yang lebar sekaligus. Batasi
bidang pengecafan aniara satu sampai dua meter persegi sekali mengecat. Baru dilanjuttkan
ke bidang berikutnya, perhatikanlah petunjuk-petunjuk mudah pada kemasan cat sebelum
bekerja.

5. Lakukanlah pembuangan sisa saat melakukan pengecatan karena kita harus bertanggung
jawab terhadap lingkungan dengan menghindarkan membuang limbah/sisa cat ke dalam
saluran pembuangan.

6. Terakhir adalah membiarkan sisa cat mengering di wadahnya sebelum dibuang ke tempat
sampah.

Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk sederhana tersebut pengecatan akan lebih mudah,


menghemat waktu, uang dan tenaga. Karena, persiapan permukaan yang benar akan memberikan
hasil akhir yang lebih baik dan perrnukaan yang dicatakan lebih tahan lama, jangan mencoba untuk
mengecat satu lapisan dengan tebal.

Trik penggunaan aci instan pengganti plamir dan cat dasar mengerjakan finishing dinding
semakin mudah dan cepat dengan aci instan. Warnanya yang putih dapat menggantikan dua proses
finishing dinding. Mari kita hitung berapa tahap dibutuhkan sebelum mengecat dinding. Setelah
plesteran, dinding mesti diaci. Setelah itu diplamir dan diampelas agar permukaannya halus. Cat
dasar perlu diaplikasikan agar cat dinding dapat menutup rata permukaan tanpa menyisakan belang
di beberapa tempat. Setiap tahap membutuhkan waktu antara dua-lima hari agar hasil finishing din-
ding sempurna. Proses yang demikian lama dan melelahkan itu, ternyata dapat menjadi singkat dan
praktis. Caranya, anda bisa mensubs-titusi material sehingga dapat menghilang-kan dua tahap
pengerjaan, yaitu proses plamir dan pengecatan dasar.

Bagaimana caranya?”Dua proses itu bisa dihilangkan jika anda menggunakan semen aci instan aci
instan terbuat dari campuran filler, semen putih, kapur, dan zat aditif. Ini menjadikan aci instan dapat
merekat erat pada segala permukaan dinding (beton dan plesteran). Daya lentur dan proses
pengeringan yang perlahan-lahan menjadikan aci instan sebagai material yang tepat untuk
mengurangi retak rambut. Retak rambut itu bisa terjadi jika proses pengeringan semen berlangsung
cepat. Aci instan mengering lebih lama. Dengan demikian, proses muai- susutnya pun lambat,
sehingga retak-retak rambut itu berkurang. Penggunaan aci instan dianjurkan dalam praktik sehari-
hari. Meski harga material ini lebih mahal dari semen biasa, tapi sebetulnya bisa hemat. Jika dihitung
total biayanya, penggunaan aci instan ini dapat menghemat waktu pengerjaan dan biaya
pembangunan

Jenis dan Penyebab kerusakan Pada Cat Tembok


Bila Anda memiliki masalah kerusakan cat tembok rumah dan ingin memperbaikinya dengan
biaya perbaikan rumah yang sehemat mungkin, jangan langsung memanggil tukang atau kontraktor
renovasi rumah, karena mungkin sebetulnya Anda bisa memperbaikinya sendiri asalkan Anda
tahu penyebab kerusakan cat tembok dan cara memperbaiki kerusakan cat tembok rumah Anda.

Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk membantu Anda mengetahui beberapa penyebab
kerusakan cat tembok dan cara memperbaiki kerusakan cat tembok yang mungkin bisa Anda kerjakan
sendiri. Namun mengingat cukup panjangnya artikel ini, maka akan dibagi dalam 2 artikel
bersambung sebagai berikut;

Jenis Masalah dan Penyebab kerusakan cat tembok

Cara memperbaiki kerusakan cat tembok Rumah Anda

Silahkan simak bagian pertama dari dua seri artikel mengenai beberapa jemis masalah
dan penyebab kerusakan cat tembok serta cara memperbaikinya ini.

Beberapa Jenis Masalah dan Penyebab kerusakan cat tembok

1. Cat menggelembung atau melepuh (Blistering)

Umumnya disebabkan oleh uap air atau udara lembab yang masuk (rembes)
dari dinding luar atau prosedur pengecatan yang belum sempurna, dimana
pengecatan sudah dilakukan sebelum plesteran atau acian dinding kering
sempurna (masih basah/lembab).

2. Timbulnya serbuk halus (pengapuran) pada permukaan dinding bila diraba (Chalking)

Disebabkan oleh kesalahan penggunaan cat tembok yang tidak sesuai


jenisnya, seperti cat interior yang digunakan pada dinding luar (eksterior).

3. Cat mengelupas dan pecah pecah (Flaking)

Disebabkan oleh permukaan dinding (acian) mengandung minyak


sehingga cat tembok tidak bisa menempel dengan sempurna. Penyebab
lainnya adalah cat lama (bila tidak dikerok dan dibersihkan) mengapur
sehingga lapisan cat yang diaplikasikan hanya menempel pada serbuk-
serbuk yang timbul akibat pengapuran.

4. Cat meleleh (Sagging)

Cat tembok yang meleleh (turun) biasanya terjadi pada bidang vertical,
disebabkan oleh;
Lapisan cat tembok terlalu tebal/terlalu banyak

Komposisi larutan cat tembok terlalu encer

Pengecatan dilakukan saat lembab

Pengecatan menggunakan spray gun yang terlalu dekat pada media pengecatan, sehingga cat
tembok yang dihasilkan terlalu tebal

Proses pengeringan yang terlalu cepat, dimana permukaan lapisan cat mengering terlebih dahulu
(karena terpapar sinar matahari langsung) sedangkan bagian dalamnya masih basah/lembab.

5. Cat berkerut (Wrinkling)

Hampir sama dengan cat tembok meleleh, cat tembok yang berkerut
biasanya diakibatkan oleh lapisan cat yang terlalu tebal, pengecatan
ulang yang terlalu cepat, dan proses pengeringan yang terlalu cepat

6. Terdapat alur atau garis-garis yang jelas terlihat (Brush Mark)

Hal ini terjadi karena larutan cat tembok yang digunakan terlalu kental
atau belum larut sempurna (proses pengadukan yang kurang). Penyebab
lainnya adalah pengecatan menggunakan kuas cat yang kotor atau bulu
pada kuas menggumpal.

7. Perbedaan warna cat (Different Colour)

Cat yang berbeda warna bisa disebabkan oleh perbedaan waktu


pengecatan yangterlalu jauh (terlalu lama) antara dua bidang yang saling
berhimpitan. Selain itu bisa juga karena kurang teliti dalam memilih
warna cat, atau cat telah terkomtaminasi dan tercampur dengan zat lain
hingga warnanya sedikit berubah.

8. Lapisan cat yang lunak atau lengket (Saponification)

Lapisan cat yang lunak/lengket biasanya terjadi pada cat berbahan dasar minyak (oil base/alkyd)
yang diaplikasikan pada permukaan beton atau plesteran. Penyebabnya adalah efek zat kimia dari
material bangunan yang bersifat alkali seperti semen dengan kombinasi kelembaban.

9. Daya tutup terhadap cat lama sangat rendah (Poor Hiding)

Cat tembok baru tidak mampu menutup cat lama dengan baik, ini disebabkan oleh pengenceran
cat yang berlebihan sehingga warna yang dihasilkan agak transparan. Bisa juga disebabkan oleh
warna cat baru yang digunakan lebih muda atau terlalu kontras dari warna yang sebelumnya.
10. Lambat kering (Slow Dried)

Cat belum kering sempurna (masih lengket) walaupun telah melampaui waktu pengeringan
normal (yang tertera pada kemasan). Hal ini disebabkan karena pengecatan dilakukan pada kondisi
udara dingin dan lembab atau karena lapisan cat terlalu tebal sehingga lama mengering.

Itulah beberapa jenis masalah dan penyebab kerusakan cat tembok yang kerap terjadi pada
dinding bangunan. Silahkan Anda memeriksa jenis kerusakan seperti apa yang dialami oleh cat
dinding rumah Anda. Dan setelah mengetahui jenis kerusakan cat tembok beserta penyebabnya, kini
saatnya Anda mengetahui bagaimana – cara memperbaiki kerusakan cat tembok – rumah Anda dan
silahkan mencoba untuk memperbaikinya.

Perbedaan Cat Dasar Dengan Plamir


Pada dasarnya plamir adalah cat dasar juga.Plamir diaplikasikan pada dinding sebelum dilakukan
pengecatan dengan cat tembok.Namun berbeda dengan cat dasar fungsi utama plamir adalah
meratakan dinding yang akan dicat.Kekurang sempurnaan acian pada dinding seperti adanya lubang
kecil,retak pada acian dan permukaan dinding yang tidak rata diperbaiki dengan plamir.Dengan
demikian penggunaan plamir tidak disarankan untuk keseluruhan dinding.

Pada umumnya produk plamir di pasaran hanya disarankan untuk penggunaan pada dinding
interior.Pada dinding eksterior,plamir cenderung cepat mengelupas terkena terpaan hujan dan
panas.Untuk penggunaan di dinding eksterior harus menggunakan plamir khusus semisal Dulux
Weathershield Putty yang memang didesain untuk penggunaan eksterior.

Sedangkan cat dasar dipalikasikan pada seluruh dinding sebelum dilakukan pengecatan dengan
cat tembok.Fungsi dari penggunaan cat dasar sendiri adalah sebagai berikut :

1. Merekatkan cat baru pada dinding lama (lapisan pengikat top coating).

2. Menutup pori-pori atau permukaan yang tidak rata. Setelah penggunaan plamir masih
dimungkinkan adanya pori-pori kecil pada dinding dan kurang rata,maka digunakan cat dasar
untuk menyempurnakannya.

3. Mencegah alkali masuk ke lapisan cat.Kandungan alkali yang tinggi, terutama pada dinding yang
masih baru, bisa merusak cat dinding Anda. Penggunaan cat dasar berguna untuk menjadi
penyekat antara lapisan dinding dalam dan luar, sehingga kandungan alkali tidak akan masuk ke
lapisan cat. Dengan mencegah alkali masuk ke lapisan cat, maka cat akan terhindar dari
pengapuran.

4. Menghemat penggunaan cat akhir.Biasanya untuk mendapatkan hasil pengecatan yang


maksimal, kita harus mengaplikasikan cat akhir sampai berkali-kali (3 kali). Dengan menggunakan
cat dasar terlebih dahulu, warna cat akhir akan tampak lebih indah meskipun hanya
mengaplikasikan 2 lapis.

5. Membuat kualitas pengecatan menjadi lebih halus dan warna menjadi sempurna.

Macam-macam jenis cat dasar di pasaran adalah sebagai berikut :

Undercoat tembok / alkali resisting primer

Cat dasar dengan bahan emulsi acrylic 100% yang mempunyai sifat khusus yaitu daya tahan
terhadap alkali yang tinggi,daya pengisi dan daya lekat yang sangat baik sekali dan dapat menghemat
penggunaan cat akhir karena mempercepat proses perolehan warna akhir yang diinginkan.
Disarankan untuk digunakan pada permukaan tembok baru dengan plesteran semen/beton yang
telah kering sempurna.Cara menggunakannya adalah tanpa dilakukan pengenceran dengan air.

Water sealer water based

Cat dasar dengan bahan emulsi acrylic 100% yang tidak mengandung pewarna
(transparan).digunakan untuk memperbaiki daya lekat cat lama yang telah mengapur atau melapisi
permukaan tembok yang telah dihilangkan lapisan cat lamanya. Cara menggunakannya adalah tanpa
dilakukan pengenceran dengan air.

Water Proofing wall sealer

Cat dasar dengan bahan emulsi acrylic 100% yang tidak mengandung pewarna
( transparan).khusus di formulasikan untuk cat dasar pada tembok lama/baru dari plesteran beton /
semen yang lembab, Cara menggunakannya adalah tanpa dilakukan pengenceran dengan air. Khusus
untuk water proofing sealer antara setiap lapisan cat dasar harus dibiarkan selama 24 jam sebelum
dilakukan pengecatan ulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai