INDUSTRI CAT
Oleh :
SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang industri cat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai ilmu tersebut. Penulis mohon maaf apabila terdapat kalimat
yang salah atau yang kurang berkenan bagi para pembaca. Penulis siap menerima
kritik serta saran yang konstruktif.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
A. Pengertian Kurikulum...................................................................................
B. Komponen Kurikulum.................................................................................
C. Fungsi-Fungsi Kurikulum..............................................................................
D. Manfaat Kurikulum..................................................................................
E. Tentang KKNI..........................................................................................
F. Peran KKNI...............................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan akan kebutuhan properti
juga semakin tinggi. Berbagai hunian yang marak dibangun membuat
kebutuhan bahan bangunan semakin tinggi, salah satunya adalah
kebutuhan akan cat. Cat akan menambah nilai estetika dalam hunian
tersebut (Setiyani dkk., 2018). Industri cat adalah salah satu industri tertua
didunia. Cat telah dikenal sejak zaman prasejarah. Hal ini terbukti dari
bentuk lukisan pada dinding-dinding goa yang berasal dari peninggalan
zaman pra sejarah. Cat pada zaman prasejarah dibuat dari bahan-bahan
alami seperti kulit kayu, dan getah daun.
Cat (coating) merupakan materi yang pada suhu kamar berupa fluida
zat cair berfungsi menjadi sebuah lapisan proteksi yang melidungi suatu
permukaan dari ekses lingkungan (Lusiana dan Cahyanto, 2014).Tujuan
dari pelapisan dengan cat adalah untuk memperindah, memperkuat, atau
melindungi bahan/objek. Cat juga dapat memerpanjang usia dari suatu
produk karena cat memiliki sifat melindungi dari berbagai kondisi
lingkungan, misalnya dari suhu yang ektrim atau korosi. Pelekatan cat ke
permukaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu diusapkan,
dilumurkan, dikuaskan maupun disemprotkan (Rahman dan Maulana,
2014).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi cat?
2. Bagaimana sejarah perkembangan cat?
3. Bagaimana klasifikasi cat?
4. Apa fungsi cat?
5. Apa bahan penyusun cat?
6. Bagaimana uji kualitatif dan uji kuantitatif cat?
7. Apa saja aplikasi pada cat?
8. Apa dampak negatif dari cat?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari cat
2. Mengetahui sejarah perkembangan cat
3. Mengetahui klasifikasi cat
4. Mengetahui fungsi cat
5. Mengetahui bahan penyusun cat
6. Mengetahui uji kualitatif dan kuantitatif dari cat
7. Mengetahui aplikasi pada cat
8. Mengetahui dampak negatif dari cat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI CAT
Cat yang paling populer pada abad ke-20 adalah cat acrylic
(berbahan dasar air) Cat akrilik yang dibuat pertama kali mengandung
VOC (Volatile Organic Compound). Cat latex, di sisi lain, juga
mengandung gas kimia berbahaya. Kontak langsung dengan VOC jika
terlalu lama bisa merusak hati, ginjal, dan pusat sistem syaraf.
Berdasarkan hasil uji coba di laboratorium,. Senyawa VOC bisa
menyebabkan kanker. Dengan adanya hasil ini, para peneliti
menyimpulkan bahwa VOC juga bisa menimbulkan kanker pada
manusia. Semakin banyak pabrik yang memproduksi cat bebas-VOC.
Label “bebas-VOC” ini lebih tepatnya berarti bahwa cat tersebut
memiliki kandungan VOC kurang dari 5 gram per liternya. Cat
berbahan dasar tanah liat dan air mengandung minyak tumbuh-
tumbuhan, resin, dan pewarna alami sebagai pengganti VOC . Cat
dengan kadar VOC yang rendah bisa lebih aman digunakan, bahkan
bagi orang yang alergi atau berkulit sensitif. Selain itu, cat seperti ini
tidak menghasilkan bau menyengat.
C. KLASIFIKASI CAT
Klasifikasi cat ditunjukkan pada Tabel 1. berikut.
D. FUNGSI CAT
Cat rumah diklasifikasikan menjadi cat interior dan cat
eksterior. Cat interior adalah cat yang diperuntukkan didalam rumah
sehingga lebih menonjolkan asppek keindahan, sedangkan cat
eksterior adalah cat yang diperuntukkan diluar rumah sehingga
memiliki sifat protektif terhadap cuaca. Cat interior kurang cocok
digunakan untuk esterior dan begitu pula sebaliknya.
Cat interior menghasilkan kehalusan penampilan lapisan cat
serta warna, mudah dibersihkan, mudah dalam perawatan, tidak
mudah berjamur untuk bagian-bagian lembab, lapisan cat dapat
menutup retakan-retakan halus pada dinding, dan bebas kandungan
logam berat (heavy metal). Cat eksterior di samping memberikan
aspek keindahan juga berfungsi melindungi tembok dari cuaca.
Dinding tembok adalah bagian yang paling ekstrim terkena perubahan
cuaca seperti terpaan angin dan sinar matahari, guyuran hujan, serta
perubahan suhu. Akibatnya dinding luar lebih cepat mengalami
kerusakan. Karenanya membutuhkan cat yang tahan terhadap cuaca
agar tidak mudah rusak. Kerusakan menyebabkan rembesan air pada
saat musim hujan ke dinding dalam. Hal ini bisa mengakibatkan flek-
flek pada dinding dalam. Cat digunakan mulai dari cat rumah, perabot
rumah, dan berbagai peralatan sampai kepada mobil. Gunanya, selain
untuk menambah keindahan barang yang dicat juga untuk melindungi
bahan yang dicat dari karat, khususnya logam. Mulai dari pagar besi,
teralis dan sampai kepada perut kapal laut ataupun tanker.
E. KOMPONEN PENYUSUN CAT
Komponen atau bahan penyusun cat terdiri dari binder (resin),
pigmen, solven, dan zat aditif (Rahman dan Maulana, 2014).
1. Binder
Binder berfungsi untuk merekatkan partikel-
partikel pigmen kedalam lapisan film cat dan membuat
cat merekat pada permukaan. Tipe binder dan
persentase binder dalam suatu formula cat menentukan
banyak hal dari peforma cat seperti washability
(kekentalan saat dicuci dengan air), scrubbability
(ketahanan saat digosok), colour retention (kekentalan
warna) dan adhesi (daya lekat). Semakin banyak binder
atau resin dalam cat, semakin baik cat nya, semakin
mengkilap, dan semakin tahan lama. Syarat senyawa
digunakan sebagai binder adalah memiliki gaya adhesi
atau gaya tarik menarik antar partikel yang baik
(Kurniawan , 2013).
2. Pigmen
Pigmen adalah padatan (serbuk) warna, yang
memberi warna pada suatu cat dan daya tutup (hiding
power). Pigmen tersuspensi dalam carrier, inilah
mengapa cat harus diaduk sebelum digunakan.
Komponen lainnya binder atau pengikat yang menahan
material-material cat, kemudian bahan aditif untuk
menambah fitur cat yang digunakan (Guritno, 2008).
3. Solven (pelarut)
Cairan pada suatu cat disusun oleh pelarut
minyak dan atau diluent. Pelarut minyak dan diluent
merupakan suatu cairan yang dapat melarutkan
material. Keduanya juga disebut thinner karena
keduanya mempunyai kemampuan untuk
mengencerkan cat kekentalan yang diinginkan. Pelarut
cat tembok biasanya digunakan air, sedangkan cat besi
atau kayu biasanya digunakan pelarut organik seperti
wjite spirit, etil alkohol atau etil asetat, minyak, dan
lain-lain. Secara garis besar pelarut dibagi menjadi dua
bagian yaitu solvent hidrokarbon dan solvent
oxygenated. Solvent oxygenated juga disebut sebagai
solvent kimia, sebuah istilah karena solvent
hidrokarbon dibuat hanya dari turunan minyak bumi,
dan solvent oxygenated dibuat dari hasil sintesis
(Guritno, 2008).
4. Zat Aditif
Zat aditif suatu cat dapat mengandung satu
atau lebih zat tambahan yang berfungsi untuk
meningkatkan performasi, dan biasanya digunakan
dalam jumlah yang sangat kecil. Komponen ini juga
digunakan untuk menurunkan kandungan hara namun
demikian ada juga yang penambahannya ditujukan
untuk memperbaiki sifat cat, misalnya untuk
menurunkan refractive index (index pantul) atau
meningkatkan daya tutup.
Bahan aditif sekaligus sebagai extender atau
pengisi (filler) yang biasa digunakan antara lain
kalsium karbonat, kaolin, dan magnesium silikat.
Kasium karbonat, PV AC dan titanium dioksida
digunakan sebagai bahan baku utama dan perekat,
Kaolin sebagai bahan pengisi pigmen warna untuk
memberi warna yang diinginkan, dan pine oil sebagai
pengharum dan penguat warna agar tidak cepat pudar.
Contoh bahan aditif lain adalah wetting
agent,dispersing agent, anti skinning agent, anti settling
agent, anti foaming,dan lain sebagainya.
F. UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF CAT
1. Uji kualitatif
a. Keadaan dalam kemasan
Cat harus tidak berbau busuk, tidak mengandung
endapan keras saat diaduk, tidak menggumpal, tidak
mengulit, serta tidak terjadi pemisahan warna
b. Sifat pengulasan
Cat siap pakai harus mudah diulaskan dengan kuas
pada lempeng uji krisotil semen. Lapisan cat kering harus
halus, rata, tidak berkerut, dan tidak turun.
c. Kestabilan dalam penyimpanan dan sifat lapisan kering
Cat yang telah 6 bulan dikemas oleh pabrik dan
disimpan pada suhu 21-32ºC atau disimpan selama satu
bulan pada suhu 52ºC cat tidak akan mengalami perubahan.
d. Ketahanan terhadap alkali
Cat tidakakan mengalami perubahan warna,
gelembung, pengerutan, pengapuran, dan pengelupasan
setelah dikeringkan selama 30 menit.
2. Uji kuantitatif menurut SNI (Standar Nasional Indonesia)
Standar baku mutu cat pada SNI 3564: 2009 dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Standar baku mutu cat pada SNI 3564: 2009
Parameter Nilai
Daya tutup:
Warna Cerah min 8 m2/L
Warna Gelap min 11 m2/L
Density (suhu 28-30oC) min 1,2 g/cm3
Kehalusan maks 50 mikron
Waktu pengeringan:
Kering Sentuh maks 30 menit
Kering Keras maks 60 menit
Padatan total min 40 %berat
Kekentalan (suhu 28-30oC) min 90 KU (Krebs Unit)
pH 7-9,5
Logam berat (Pb, Cu, Hg, Tidak Terdeteksi
Cd, Cr 6+)
Sumber: SNI 3564: 2009 dalam kurniawan, 2013.
t
BuO. + (CH3) (C2H5 )C=N-OH → (tBuO) (CH3) (C2H5 )C-NH-O. ...(1)
BuO. + (CH3) (C2H5 )C-NH-O. → tBuO. + (CH3) (C2H5 )CN=O .....(2)
t
Arianto, I.S., Masturi., dan Yulianti, I. 2016. Uji Penambahan Cangkang Telur
Terhadap Daya Lekat Cat Tembok. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal), 5:51-54.
Guritno, W.M. 2008. Damar Alam Untuk Industri Cat. Jurnal Riset Teknologi
Industri, 2 (4):9-19.
https://media.rooang.com/2014/12/sejarah-munculnya-cat-tembok-bagian/ diakses
pada 22 April 2019 pukul 23.45 WIB.
Rahman dan Maulana, 2014. Studi Pembuatan Cat Tembok Emulsi dengan
Menggunakan Kapur sebagai Bahan Pengisi. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan, 10(2):63-69.
Setiyani, S. I., Harini, C., dan Malik, D. 2018. The Effect of Prices, Quality of
Products, and Brand Image on Purchase of Cat Nippon Decisions Paint With
Promotion as a Moderation Variable. Journal of Management, 5(2): 19-27.