PERCOBAAN II
PENGARUH KEKUATAN LIGAN TERHADAP SPEKTRA KOMPLEKS Cu(II)
72
Oleh :
NIM : M0318013
Kelompok :6
LABORATORIUM KIMIA
SURAKARTA
2020
PERCOBAAN II
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pengaruh kekuatan ligan NH3 terhadap
spektra kompleks Cu2+.
A c l ...............................................................................................................(1.1)
Berdasarkan persamaan diatas A adalah absorbansi, ε adalah koefisien absorpsi decadic molar, l adalah
jarak dalam media penyerap dan c adalah konsentrasi senyawa penyerap.
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Labu ukur 10 mL 2 buah
2. Labu ukur 50 mL 1 buah
3. Pipet ukur 1 mL 2 buah
4. Pipet ukur 10 mL 1 buah
5. Gelas beaker 50 mL 1 buah
6. Gelas beaker 100 mL 1 buah
7. Spektrofotometer UV-Vis 1 set
8. Erlenmeyer 25 mL 1 buah
9. Erlenmeyer 50 mL 1 buah
10. Erlenmeyer 100 mL 2 buah
11. Pipet tetes 1 buah
12. Pengaduk kaca 3 buah
13. Glassfin 1 buah
B. Bahan
1. NH4Cl padat secukupnya
2. Larutan CuSO4.5H2O 3M 5 mL
3. Larutan NH4OH 1 M 5 mL
4. Larutan NH4OH 2 M 5 mL
5. Larutan NH4OH 3 M 5 mL
6. Aquades secukupnya
7. Larutan NH4Cl 15 mL
8. Kertas saring 3 buah
C. Gambar Alat
V. Data Pengamatan
Kompleks λ (nm) Absorbansi Warna
ligan menurut teori yaitu [Cu(NH3)6]2+ > [Cu(H2O)3(NH3)3]2+ > [Cu(H2O)4(NH3)2]2+ >
[Cu(H2O)5(NH3)]2+ > [Cu(H2O)6]2+. Namun berdasarkan data yang diperoleh terdapat penyimpangan
dimana kompleks [Cu(H2O)6]2+ yang seharusnya memiliki panjang gelombaang tertinggi karena
hanya memiliki ligan H2O namunpada hasil percobaan menunjukkan panjang gelombang yang lebih
rendah dibandingkan kompleks [Cu(H2O)5(NH3)]2+ dan kompleks [Cu(H2O)4(NH3)2]2+. Hal tersebut
disebabkankarena beberapa faktor kesalahan seperti yaitu H2O yang tidak tersubstitusi secara
sempurna akibat kurang tepatnya penambahan reagen, adanya bahan yang terkontaminasi dengan
bahan lain dari luar, adanya pengotor saat pengujian spektrofotometer sehingga menyebabkan
absorbansinya terganggu.
Berdasarkan hasil uji menggunakan spektrofotometer UV-Vis diperoleh satu puncak
spektra pada setiap kompleks yang dianalisis. Hal tersebut dikarenakan Cu2+ memiliki konfigurasi
eleltron pada sub kulit d yang belum terisi penuh, dimana Cu memiliki konfigurasi sebagai berikut:
29Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
2+
29Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s0 3d9
2+
29Cu
3d 4s 4p
Ligan H2O/NH3
2+
Cu memiliki term symbol 2D yang tersplit menjadi 2 yaitu T2g dan Eg sehingga Cu2+
memiliki 1 energi transisi yang menyebabkan Cu2+ memiliki 1 puncak. Hibridisasi Cu2+ adalah sp3d2
dan memiliki bentuk geometri oktahedral.
2
T2g → 2Eg
Leder, P. J. S. Dan Porcu, O. M. 2018. The Importance of UV-Vis Spectroscopy: Application In Food
Products Characterization. Scholarly Journal of Food and Nutrition, 1(3) : 59-63.
Male, Y.T., Tehubijuluw, H. dan Pelata, P.M. 2013. Synthesis Of Binuclear Complex Compound of
{[Fe(L)(NCS)2]2oks}(L=1, 10-Phenan-Trolin And 2, 2-Bypiridine) Sintesis Senyawa Kompleks
Berinti Ganda {[Fe(L)(NCS)2]2oks}(L=1, 10-Fenantrolin Dan 2, 2-Bipi-Ridin). Indonesian Journal
Of Chemical Resourch, 1 : 15-22.
Mustafa,S. K. Dan Alsharif, M. A. 2018. Copper (Cu) an Essential Redox-Active Transition Metal in
Living System— A Review Article. American Journal of Analytical Chemistry, 9 : 15-26.
Shah, R. S., Shah, R. R., Pawar, R. B., & Gayakar, P. P. 2015. UV-VISIBLE SPECTROSCOPY- A
REVIEW. International Journal Of Institutional Pharmacy And Life Sciences, 5(5) : 491-505.
IX. Lampiran
1. Perhitungan
2. Grafik
3. Jurnal
1. Perhitungan
Kompleks [Cu(H2O)5(NH3)]2+
λ = 805 nm = 805 x 10-9 m
Kompleks [Cu(H2O)4(NH3)2]2+
λ = 667 nm = 667 x 10-9 m
Kompleks [Cu(H2O)3(NH3)3]2+
λ = 647 nm = 647 x 10-9 m
Kompleks [Cu(NH3)6]2+
λ = 653 nm = 653 x 10-9 m
Kompleks [Cu(H2O)6]2+
λ = 804 nm = 804 x 10-9 m
2. Grafik
3. Jurnal