Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

CAT

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Salwa Afifah Ilra 190403053
Maratua Solihuddin Lubis 190403060
Sola Gratia Br Tarigan 190403061
Harmen Abdussalam 190403069
Mata Kuliah : Kimia Industri
Dosen Pengajar : Indah Rizkya Tarigan, ST, MT

Kelas B
Program Studi Teknik Industri
Fakulas Teknik
Universitas Sumatera Utara
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak henti kami pajatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan hidayah-Nya serta keluasan ilmi-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kimia
Industri ini dengan baik.
Sebelum memulai membahas sedikit ilmu yang kami ketahui tentang CAT, hasil
dskusi dan kerja kelompok kami ingin berterima kasih kepada dosen yang kami hormati dan
para teman sekalian atas kesempatan yang telah diberikan.
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan saksama berdasarkan hasil penelusuran
kami dari berbagai referensi. Tidak pula dipungkiri bahwa bantuan dari banyak pihak yang
dengan sukarela membantu kami sehingga mempermudah proses penyusunan makalah ini.
Tujuan kami menulis makalah yang berjudul “Cat” ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok yang ditugaskan oleh dosen kami yang kami hormati, Ibu Indah Rizkya Tarigan,
ST, MT.. Dengan harapan dapat menambah pengetahuan pada salah satu proses produksi
semen.
Kami sebagai penyusun menyadari akan adanya beberapa kekurangan dalam susunan
makalah kami, sehingga saran dan masukan dari pembaca kami harapkan untuk memperbaiki
kekurangan –kekurangan dalam susunan makalah ini di penyusunan makalah berikutnya,
Besar harapan kami bahwa makalah ini bisa bermnafaat bagi siapapun yang
membacanya, serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan pengetahuan bagi para
pembaca.

Medan, November 2019

Penulis

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
2.1 Awal Mula Cat.................................................................................................................................5
2.2 Bahan Cat.........................................................................................................................................6
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Cat...............................................................................................................17
2.4 Jenis-jenis Cat................................................................................................................................18
2.5 Pengolahan Cat...............................................................................................................................19
2.5 Proses Pengolahan Limbah Cat......................................................................................................24
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Cat......................................................................................................30
BAB III................................................................................................................................................33
PENUTUP............................................................................................................................................33
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................33
3.2 Saran...............................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................34

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang
Cat merupakan suatu produk yang berfungsi untuk melindungi atau protektif dan
memperindah atau dekoratif berbagi objek. Objek tersebut mulai dari logam, kayu, tembok,
kertas,plastik, polimer dan kanvas. Suatu objek atau produk dapat memiliki nilai lebih jika
produk tersebut memiliki keindahan dari segi warna, untuk menciptakan keindahan warna
tersebut maka digunakan cat. Cat juga dapat memperpanjang usia dari suatu produk karena
cat memiliki sipat melindungi dari pengaruh lingkungan seperti suhu dan korosi. Dalam dunia
otomotif, cat digunakan pada berbagai jenis kendaraan. Cat pada mobil selain sebagai
pelindung dan dekoratif juga dibutuhkan daya kilap cat karena semakin mengkilap cat pada
suatu mobil maka semakin mahal harga jualnya. Tingkat kekerasan hasil pengecatan dapat
melindungi mobil dari goresan.
Cat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan untuk memperindah dan melindungi
suatu objek. Objek tersebut dapat berupa logam,kayu,batu, tembok, kertas, kain dan jenis
bahan lainnya. Pengunaan cat dimasyarakat sudah tidak asing lagi, namun tidak semua orang
mengetahui bagaimana cat itu dibuat dan bahannya apa. Cat bahkan telah dikenal sejak zaman
prasejarah ini terbukti dari bentuk lukisan pada dinding goa yang merupakan peninggalan
zaman prasejarah. Pada zaman prasejarah cat dibuat dari bahan – bahan alami seperti dari
kulit kayu, getah, daun dan lain – lain.
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia
yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi.
Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah,
susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang
mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada
lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land
Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan (Anonim, 2007c).
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka
menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman
tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk
mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan
perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural
hingga kini masih banyak dipakai.
Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi
permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya. Pengetahuan
tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating knowledge.
3
Bagian ini meliputi: metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper
coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari
sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula adanya cat?
2. Bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan cat?
3. Apa sifat fisik dan sifat kimia cat?
4. Bagaimana proses pengolahan cat?
5. Bagaimana proses pengolahan limbah dari cat?
6. Apa yang menjadi dampak dari penggunaan cat?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami sejarah dari cat
2. Megnetahui bahan pembuatan cat
3. Memahami sifat fisik dan sifat kimia secara umum
4. Mengetahui proses pengolahan cat
5. Mengetahui proses pengolahan limbah dari cat
6. Memahami dampak dari penggunaan cat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Awal Mula Cat
Sejarah cat tembok diawali pada masa 38.000 tahun sebelum Masehi. Pada masa pra
sejarah masyarakat Mesir mewarnai dinding dengan arang, tanah, dan darah binatang.
4
Kemudian para ahli sejarah menemukan bahwa masyarakat Mesir kuno juga menambahkan
warna biru dan hijau. Sementara itu, masyarakat Romawi dan Yunani menggunakan
campuran timah dengan anggur dan cuka. Alat yang digunakan pun masih sangat sederhana,
yakni ujung batang tumbuhan yang telah ditumbuk menjadi lembaran serat-serat seperti sapu.
Ratusan dan ribuan tahun berikutnya, orang-orang mulai menggunakan zat pewarna
pada cat. Sekitar 3.000 tahun sebelum masehi, orang-orang Mesir mengawali pencampuran
warna dengan minyak dan lemak. Saat itu, bahan yang digunakan untuk mengecat adalah
campuran kaca bumi dengan batu permata, timbal, tanah, dan darah binatang. Pada abad ke-
13 akhirnya terbentuk serikat pekerja cat (tukang cat) yang mengesahkan standard
pengecatan. Beberapa abad berikutnya, perkebangan teknologi memengaruhi inovasi proses
pembuatan cat.
Pada zaman kolonial Amerika Serikat, mengecat rumah dianggap sebagai tindakan
yang melanggar norma-norma agama. Jika seseorang mengecat rumahnya, tembok dalam
maupun luar, maka ia telah berdosa. Orang yang mengecat rumah adalah orang yang sombong
dan berlebihan dalam urusan duniawi, bahkan dianggap hedonis. Peraturan ini bukan sekadar
norma yang berlaku di masyarakat, tetapi juga disahkan dalam hukum agama yang berlaku
saat itu. Orang yang melanggarnya, pendeta gereja sekalipun, harus dihukum.
Namun demikian, larangan itulah yang justru selalu membuat orang semakin tertarik.
Semakin masyarakat dilarang mewarnai rumahnya, semakin besar keinginan mereka untuk
mengecat. Bahkan, muncul gerakan/aliansi rahasia yang menyebarkan dan mengajarkan cara
mengecat. Mereka menggunakan bahan-bahan alami seperti kuning telur, susu, cangkang
kerang, kopi, jeruk lemon, dan bahkan nasi untuk mengecat tembok.
Barulah pada abad ke-17 orang-orang mulai menggunakan campuran air dan minyak
pada bahan-bahan cat. Kedua bahan pelarut tersebut memiliki keunggulannya sendiri-sendiri.
Untuk dinding dan langit-langit, mereka akan menggunakan cat berbahan dasar air. Sementara
itu, cat berbahan dasar minyak digunakan untuk mengecat permukaan kayu.
Pada masa itu, masyarakat di Amerika Serikat menyukai corak yang memberi kesan
mewah. Untuk itu, mereka menyewa tukang cat khusus yang mampu mengecat tembok
dengan corak marmer, perunggu, atau kayu. Untuk warna langit-langit, mereka menyukai
corak cat menyerupai langit asli dengan tebaran awan-awan putih.
Penemuan penting mengenai teknik pengecatan lahir di tahun 1638. Ketika itu, sebuah
toko penjual daging babi dicat ulang. Para pengecat memberikan cat dasar sebanyak 2 lapis,
lalu melapisinya dengan cat akhir. Metode pengecatan inilah yang masih digunakan sampai
sekarang. Para pengecat pada masa itu mencampurkan zat pewarna (pigmen) dengan minyak
dan mortar untuk menghasilkan campuran yang lebih padat.
5
Proses penggilingan pigmen dengan minyak bertujuan agar pigmen bisa tercampur
selarut mungkin dengan minyak. Sampai abad ke-18, proses ini dikerjakan secara manual oleh
para pekerja. Akibatnya, banyak pekerja yang mati keracunan akibat bersinggungan langsung
dengan timah putih. Cat berbahan timah sangat populer pada saat itu karena diyakini mampu
bertahan selama ratusan tahun.
Kemudian, tempat produksi cat dilapisi dengan sistem penyaring udara untuk
mengurangi jumlah bubuk timah yang terhirup. Dengan resiko kesehatan yang tinggi,
sungguh mencengangkan bahwa pemerintah baru mengeluarkan larangan penggunaan timah
sebagai bahan cat pada akhir tahun 1970-an.

2.2 Bahan Cat


Terdapat lima bahan utama penyusun cat yaitu solvent atau pelarut, binder atau
pengikat,ekstender dan additive. Binder merupakan bahan cat yang berfungsi untuk
membentuk lapisan film ketika cat mongering. Solvent berfungsi untuk mengatur kekentalan
cat yang memiliki sipat mudah menguap dan ikut membentuk lapisan film pada saat cat
mongering. Additive berfungsi untuk meningkatkan sipat – sipat cat seperti meningkatkan
daya kilap, daya sebar pigmen, stabilitas, anti jamur dan lain – lain. Pigmen berfungsi untuk
memberikan tampilan warna sehingga akan menambah daya artistiknya, jika cat tidak diberi
warna maka akan bersipat transparan atau disebut varnish. Ekstender atau filler berfungsi
untuk meningkatkan ketebalan dan kekerasan cat dan juga sebagai pemuarh atau bulking
agent.
Bahan-bahan Penyusun Cat
Binder atau Resin
Binder merupakan perekat cat yang terbuat dari bahan alam atau sintetik atau polymer.
Polymer berasal dari bahasa yunani yang artinya banyak bagian. Bahan alam yang digunakan
sebagai perekat seperti getah dammar,gim arab, minyak linsed dan lain-lain. Polymer sintetik
merupakan bahan alam yang dimoditifikasi secara kimia seperti resin alkyd dan ada yang
seluruhnya dibuat dengan sintetik seperti resin acrylic. Resin alkyd dibuat dari proses
esterifikasi minyak linseed sehingga menghasilkan binder yang lebih keras, kuat dan tahan
lama. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan
keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya
adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair,
bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro
Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon,

6
Venyl, Cellolosic, dll. Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya
(pembentukan film).
Klasifikasi Binder seacara umum antara lain :
a. Minyak kering atau drying oil contohnya minyak linseed,minyak castor,minyak
tung.
b. Resin alkyd contohnya alkyd short oil, alkyd medium oil,alkyd long oil.
c.Resin polyester(non minyak)
d. Resin amino(urea formaldehyde, melamine formaldehide)
e. Resin phenolic
f. Rtesin epoksi
g. Resin hidrokarbon seperti resin coumarone indene, resin terpene, resin acetate
butyrate
h. Resin akrilyc
i. Resin selulosik seperti nitroceloluse, cellulose acetate, cellulose acetate butyrate
j. Resin vynil seperti polyvinyl chloride, polyvinyl acetate
k. Chlororinated rubber
l. Polyurethane
m. Resin silicone
n. Resin natural contohnya dammar,manila,congo,kauri,rosin dan shellac
o. Aspal atau ter
Binder binder diatas dikategorikan lagi menjadi cat konvertibel dan non konvertibel.
Cat non convertible merupakan cat yang membentuk lapisan film sendirian melalui pelepasan
solvent tanpa reaksi kimia. Contohnya adalah nitrocellulose, acrylic, chlorinated rubber,
shellac, cellulose acetate butyrate dan cat vynil. Cat non konvertibel disebut sebagai lacquer.
Sedangakan cat konvertibel adalah cat yang membentuk lapisan film dimana komponen cat
mengalami reaksi kimia. Contoh cat ini adalah enamel alkyd, epoxy 2 pack, polyurethane
enamel, powder coating dan cat baker acrylic.
Klasifikasi Resin berdasarkan pembuatan Cat :
1.Resinvinyl
Lacquer vinyl berbasis resin yang mengandung radikal vinyl CH2 == CH-X, dimana X adalah
spesies seperti turunan clorida, acetate atau butyral. Cat yang berbasis vinyl ini tersusun oleh
resin vinyl , plestizier, pigmen, solvent dan beberapa aditif. Plestizier dibutuhkan untuk
meningkatkan proferti seperti fleksibelitas dan ketahanan terhadap benturan namun ketahanan
terhadap air berkurang. Keton merupakan solvent primer yang digunakan pada cat vinyl dan
hidrokarbon aromatic ditambahkan sebagai diluent untuk cat vinyl.
7
2.Cellulosenitrate(nitrocelulose)
Ditemukan oleh Schombein pada tahun 1845 melalui nitrasi cellulose dengan campuran asam
nitrat- sulfat dan baru pada abad ke -20 nitrocelulose digunakan untuk cat pesawat terbang
dan kayu. Cat nitrocellulose mengandung resi nitrocellulose , plasticizer, resin
pemodifikasi,solvent dan additive. Resin pemodifikasi ditambahkan untuk menambah
property seperti durabilitas, kilap dan adhesi.

3.Resinakrilik
Resin akrilik adalah polymer dan kopolymer dari ester dari methacrylic dan acrylic acid.
Secara umum dapat dilarutkan dengan beberapa campuran solvent, kelarutan tergantung pada
ukuran partikel dan berat molekul. Cat akrilik biasanya mengandung resin akrilik,plastizier,
resin pemodifikasi, solvent, pigmen dan additive. Cat ini memiliki tipikal kopolimer
terplastisasi.

4.Resinvynil
Monomer vinyl chloride dipersiapkan melalui reaksi dari acctylee dengan chlorine untuk
membentuk ethylene dichloride kemudian pecah thermal membentuk vinyl chloride. Keton
merupakan solvent primer yang digunakan pada cat vinyl dan hidriokarbon aromatic dipakai
sebagai diluent ntuk cat vinyl.
Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan turunanya, bahkan kombinasi
antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah perbendaharaan jenis resin baru.
Daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin
yang dipakai.
Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh banyak pertimbangan diantaranya
adalah sebagai berikut:
Pemakaian, jika akan digunakan dengan kuas maka sebaiknya dipakai resin yang
secara alami encer dan agak lambat keringnya. Resin yang cocok adalah alkyd dengan kadar
oil yang cukup banyak (alkyd long oil). Resin dengan kekentalan tinggi dan cepat kering
sangat tidak cocok dipakai untuk pemakain dengan kuas, akan menimbulkan permukaan yang
tidak rata setelah cat kering. Begitu juga resin yang encer dan lambat kering sangat tidak
cocok untuk pemakaian dengan spray pada permukaan vertical.
Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi terhadap sinar matahari, maka
resin yang tepat adalah Acrylic atau Polyurethane, namun jika dibutuhkan cat dengan

8
kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan, benturan, dll namun untuk pemakian di dalam, maka
resin Epoxy adalah jawabannya.
Dan pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti ongkos/harga, substrat (permukaan
bahan yang akan di cat), lingkungan (berair, kering, korosif,…), dan lain-lain.
Pigment
Pigmen mempunyai aturan khusus dalam formulasi cat dan sifat- sifat yang
mensukung pigmen antara lain :
a. mendukung warna
b. opacity
c. menaikan ketahanan film terhadaap sinar ultra violet
d. menaikan ketahan terhadap korosi
e. memodifikasi sipat aliran
f. menaikan sifat ketahanan

Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup, kemudahan
terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigment
organic. Namun dalam kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus
dibanding anorganik.
Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk menurunkan
harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk memberbaiki sifat cat. Extender
umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding
pigment (Susyanto, 2009f).

9
Sesuai dengan pengaruh pigmen mempunyai sifat mengembang pada film minyak, maka
pigmen dapat dibagi menjadi dua :

1. yang sangat mempengaruhi kekuatan film misalnya basic lead carbonat,TiO2, Ba2SO4
2. Yang secar definitive menaikan kekuatan pengembang film misalnya ZnO2 dan lithiopine.

Pigmen dapat diklasifikasikan menjadi :


a. natural anorganik pigmen
• white : tidak ada
• coloured : iron oxida
• ekstender: barites, limiting, cihina clay, mica dan talk
b. syntetic anorganik pigment
• white : TiO2, ZnO2, antimony oxida , white lead, lead sulfat.
• Coloured : iron oxida, red lead, cadmium red, lead silicocromat,leadcromate, zinc cromate,
cadmium yellow, calcium plumbat, chromium oxida, prusium blue dan ultra marine blue.
• Metallic: aluminium, zinc dan lead
• Ekstender : banefixe, paris white
c. syntetic organic pigmen
• white : none
• coloured ; tilinidine red, anylamide red, hansa yellow, bezidine yellow, pigmen green,
ptalocynine, car bin dan lain – lain.
Pigmen putih merupakan konstitusi terbesar dari pigmen yang sekarang digunakan
kurang lebih 90% dari keseluruhan. Beberapa jenis dari pigmen putih tersebut adalah titanium
dioksida atau TiO2, pigmen ini banyak digunakan untuk warna putih karena sifat – sifatnya
yang unik dan hampir semua coating putih membutuhkan pigmen ini. Titanium diproduksi
dalam bentuk kristal, anatase dan rutile. Pigmen putih yang banyak digunakan seperti zinc
oksida, antimony oksida, white lead dan basic lead sulfat.

Selain white pigmen ada juga coloured pigmen seperti:


a. Red lead
Color indeknya pigmen red 105 dan nama formulanya Pb3O4. sipatnya penggunaan utama
red lead dalam plamir primer atau primer proteksi logam. Red lead bereaksi dengan group
asam dalam resin memproduksi sabun lead yang membikin permukaan besi baja menjadi
pasif.
b. Basic lead silicochromate
10
Nama formulanya PbSiO3 3PbO PbCrO4 PbO3, sipatnya adalah memiliki proteksi yang
berkualtas tinggi dalam pengecatan otomotif dan baja structural dan mudah didispersikan.
Grade yang lebih halus digunakan pada cat electrocoat.
c. Zinc chromate
Color indek pigmen yellow 36 memiliki sipat membebaskan ion chromate yang mana
membuat pasif permukaan logam , memproduksi film pelindung pada anoda yang dapat
menjaga reaksi anodis. Sudah dari dul telah digunakan untuk melindungi besi , baja dan
aluminium.
d. Calcium, strontium dan zinc molybdate
Formulanya adalah CaMoO4, SrMoO4, ZnMoO4. memiliki sipat membikin pasif anoda dan
pada tahun terakhir penggunaanya berkembang karena pertimbangan sipat fisisnya.
e. Calcium plumbate, Cl pigmen brown 10
Color indeks adalah pigmen brown dengan formula Ca2PbO4 . calcium plumbate merupakan
agen pengoksidasi yang sangat ampuh yang mana bereaksi dengan grup asam dan grup lemak
seperti linseed oil yang menghsilkan sabun lead dan kalsium. Hal ini menambah adhesi fil cat
dan mendukung kekuatan. Efek penghambat korosi merupakan hasil kemampuan pigmen
untuk mengoksidasi senyawa besi tersebut terlarut dalam anoda.
f. Zinc phosphate.
Indeks color whitw 32 dengan nama formula Zn3(PO4)2 2H2O. memiliki sifat mendukuyng
durability, excellent intercoat adhesion dan sifat flow yang baik. Dalam lingkungan industri
membentuk ammonium sulphate dalam bentuk asam kompleks yang mampu menghambat
korosi.
g. Zinc dust
Color indeks pigment metal 6 daaaaaan pigmen black 16 dengan nama formulanya Zn.
Memiliki warna bubuk abu- abu kebiruan dengan ketahanan korosinya muncul melalui suatu
reaksi kimia sacrifical dari pigmen pada subtract bajanya. Zinc dust melindungi film dalkam
coating eksterior dengan menyerap radiasi UV.
Solvent
Solvent atau diluent merupakan suatu cairan yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan suatu material. Salah satu solvent yang sering digunakan adalah thinner karena
memiliki kemampuan untuk mengencerkan cat sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu juga
ada cat yang menggunakan pelarut air tetapi tidak dianggap sebagai solvent karena tidak dapat
melarutkan resin. Penggunaan air pada latex bukan sebagai solvent tetapi hanya bersipat
mengencerkan. Solvent yang paling banyak digunakan adalah solvent kimia
organic(mengandung karbon). Solvent biasanya memiliki titik didih yang rendah dan mudah
11
menguap atau mudah dihilangkan dengan destilasi sehingga meninggalkan subtansi yang
dilarutkan.
Secara garis besar solvent dapat diklasifikasikan menjadi solvent hidrokarbon dan solvent
oxygenated atau sering disebut solvent kimia. Solvent hidrokarbon dibuat dari turunan
minyak bumi sedangkan solvent kimia dibuat dari sintesis kimia.

a. solvent hidrokarbon
`solvent hidrokarbon adalah solvent yang mengandung karbon dan hydrogen. Material lainnya
seperti sulfur dan logam berat yang mungkin ad pada raw material dari solvent di kurangi
sampai bagian perjuta atau kurang saat pabrikasi. Ada empat kombinasi solvent hidrokarbon
komersial , sendiri dan kombinasi yaitu:
• Hidrokarbon rantai lurus tersaturasi disebut sebagai farafin linear/ normal(-n)
• Hidrokarbon rantai bercabang tersaturasi disebut isoparrafin
• Hidrokarbon siklik tersaturasi disebut naftena atau cycloparafine
• Hidrokarbon siklik tak tersaturasi atau disebut dengan aromatic
Contoh solvent hidrokarbon yang ada dipasaran yaitu
a. SBP(special boiling point ) napta dan White Spirit merupakan solvent dengan kandungan
paraffin linear dan bercabang, napthena dan aromatic
b. Exxsol D dan shellsol D merupakan solvent yang mengandung paraffin linear dan
bercabang dengan nepthana dan aromatic 1 %
c. Toluene, xylene,solvesso,shellsol A merupakan jenis solvent yang mengandung aromatic
99%
d. Cyclothene,methyl cyclothene nappar merupakan solvent yang mengandung 95% napthene.

Secara keseluruhan solvent hidrokarbon mempunyai daya larut yang rendah ke menengah dan
hanya dapat melarutkan beberapa resin saja dalam cat. Hal ini termasuk pada cat yang
mengandung alkyd yang dipakai untuk cat rumah dan industri yang berbasis alkyd. Solvent
hidrokarbon memiliki harga yang lebih murah daripada oxygenated solvent.

b. Oxygenated solvent
oxygenated solvent mengandung oksigen sebagai bahan tambahan dari karbon dan hydrogen.
Oxygenated solvent yang dipakai dalam cat mengandung beberapa bahan – bahan utama
antara lain keton,ester,alcohol,glikol ester dan glikol eter asetat. Secara umum oxygenated
solvent lebih kuat daripada hidrokarbon solvent, dimana mereka melarutkan beberapa banyak
tipe resin dalam cat. Mereka mempunyai bermacam – macam tekanan uap yang cukup kuat,
12
meskipun kuat namun tidak mempunyai efek yang terlalu buruk terhadap lingkungan.
Oxygenated solvent mempunyai bau yang cukup kuat namun tidak semuanya tidak enak.
Secara umum harga oxygenated solvent lebih mahal daripada hidrokarbon solvent.

Klasifikasi solvent menurut fungsinya


Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan kemampuan solvent untuk melarutkan
resin yang digunakan pada industri coating, yang utama terdapat empat jenis yaitu:
a. solvent aktif merupakan solvent yang berdiri sendiri mampu melarutkan resin yang akan
digunakan.
b. Latent solvent merupakan solvent latent dan bukan merupakan solvent aktif untuk suatu
resin namun meningkatkan solvency solvent aktif, latent solvent efektif dengan nitrocellulose.
c. Diluent solvent merupakan non solvent untuk resin dan dikurangi untuk mengurangi harga
total dari solvent dalam system.
d. Thinner merupakan campuran solvent yang biasanya sama dengan formulasi solvent pada
cat dalam kemasasan yang digunakan untuk menurunkan kekentalan.
Solvent secara umum dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu polar atau hidrofilia dan
non polar atau lipofilia. Polaritas dapat diukur sebagai konstanta dielektrik atrau momen
dipole dari suatu campuaran. Polaritas dapat menentukan jenis cat apa saja yang dapat
dilarutkan oleh solvent.

Beberapa jenis solvent.


a. white spirit
Pelarut ini dicirikan dengan laju penguapan yang lambat dengan bau yang sedang. Dapat
melarutkan minyak,resin alami,vernis oleoresin dan resin alkyd. Secara umum dapat
digunakan untuk pembersih, pelarut lemak dan banyak digunakan untuk pelarut formulasi cat.
b. Toluone
Biasanya digunakan bersamaan dengan pelarut yang lain dari formulasi vinyl copolymer
pengeringan dengan udara terbuka dan pelapisan kloronasi karet. Toluene biasanya juga
digunakan untuk diluent pada nitrocelulosa karena harganya yang murah sehingga cocok
untuk menurunkan formulasi lapisan.
c. Xylene
Biasanya digunakan untuk pelarut polurethene,chlorinated rubber,vinyl copolymer dan resin
alkyd karena kekuatan pelarutan yang baik dan laju penguapan yang rendah. Xylen sangat
cocok untuk digunakan coating oven karena laju penguapan yang memungkinkan untuk flash
off.
13
d. Benzene
Adalah pelarut yng tak berwarna dan mudah terbakar dengan karakter bau yang khas.
Fungsinya adalah untuk menghilangkan cat dan vernis, selain itu juga sangat baik untuk
melarutkan resin dan cocok digunakan untuk lacquer, cat karet yang cepat kering.
e. Keton jenis acetone
Merupakan pelarut yang sangat bagus dengan laju penguapan yang sangat tinggi dan
harganya yang relative murah. Pelarut ini digunakan untuk vinyl kopolimer dan formulasi
nitroselulosa. Kecepatan dan kekuatan pelarutan acetone membuatnya menjadi kandungan
yang digunakan untuk membersihkan cat dan vernis.
f. MEK(methyl ethyl ketone)
MEK memiliki titik didih yang lebih tinggi dengan laju penguapan yang lebih rendah
dibandingkan aseetone dan merupakan pelarut aktif untuk lacquer nitrocelolusa. Mempunyai
toleransi larut yang tinggi,resistansi blush yang baik untuk laju penguapan dan merupakan
pelarut yang sangat baik untuk resin natural dan sintetik.
g. MIBK(methyl isobuthil ketone)
Mempunyi kekuatan larut yang sangat tinggi dan laju penguapan yang moderat dengan
ketahanan blush yang sangat baik, toleransi diluent yang sangat tinggi dan daya alir yang
bagus membuatnya menjadi pelarut tunggal yang ideal untuk lacquer semprot nitrocelolusa
dan berbagfai jenis coating.
h. Dan ada berbagai jenis pelarut lain seperti ethyl alcohol, butyl alcohol,ester asetat,amyl
asetat, buthyl asetat, propel asetat, methyl cellosolve,cellosolve,carbitol, turpentine, dipentene
dan pine oil.

Additive
Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, yaitu:
resin, pigment dan solvent, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah
sangat sedikit ke dalam cat. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah
sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat
diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan kita.
Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul begitu saja,
merupakan suatu proses panjang dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama
proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh,
kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan variasi jenis dan
takaran beberapa additive, hingga akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu
yang pas untuk campuran cat tersebut.
14
Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang dipakai
(solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya dan bagaimana
mekanisme pengeringannya. Setiap supplier additive biasanya memberi informasi yang jelas
tentang apa dan bagaimana additive harus digunakan.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive
yang biasa dipakai dalam industri cat.
Berikut ini adalah beberapa additive yang sering ditambahkan pada cat:
1. Wetting agent (agen pembasah) dan dispersing agent.
Agen pembasah dan agen penyebar mendorong penyebaran cairan saampai permukaan.
Lechithin soya adalah agen pembasah dan penyebar yang banyak digunakan dan memiliki
fungsi sebagai agen antar muka yang efektif untuk aplikasi cat, lacquer, printing ink dan juga
sebagi waterbase coating. Lecithin soya sangaat efektif untuk kasus pewarna Prussian blue,
ultra marine blue atau pigmen titanium dioksida dalam varnish linseed oil. Selain letichin
soya ada juga yang menggunakn Zinc naqpthenate dan octoate yang mempunyai kemampuan
sebagai wetting agen dan dispersion agen yang lebih baik.
2. Anti skinnig agent
Anti skinning agent digunakan untuk memperlambat oksidasi dan juga pembentukan radikal
bebas dan hidro peroksida. Anti oksidan yang sering digunakan untuk daalam cat harus
mempunyai daya evaporasi yang tinggi sehingga mudah menguap tanpa meninggalkan bekas.
Berikut ini adalah anti oksidan yang digunakan seperti Quinones dengan hidroquinones,
phenols, amines, oximes. Merupakan anti oksidan yang menghambat oksidasi tetapi tidak
seara utuh menguap dari film coating. Oximes secara luas digunakan pada coating merupakan
anti oksidan paling ideal yang digunakan sebagai skinning. Bahan ini menguap dengan cepat
tanpa menunda waktu pengeringan.
3. Anti setting agent
Laju pengendap[an partikel meningkat sebanding dengan ukuran dan grafitasi tetapi
menurunkan apabila vbiskositas meningkat. Pigmen akan cendrung mengendap membentuk
sediment dari partikel pigmen sehingga sulit untuk membuatnya menyebar. Untu\k mrngatasi
hal tersebut maka ditambahkan oleat dampai 1% untuk menghindari pengendapan atau
setting. Delain itu juga digunakan turkey red, calcium linoleat dan aluminium napthenate
sampai 2%.
4. Anti floating dan anti flooding agent
Floating adalah pemisahan lapisan pigmen baik dalam keadaan cair atau dalam permukaan
coating. Floating dipercepat manakala satu atau lebih pigmen yangmendukung viskositas
structural. Bahan yang sering digunakan untuk mengatasi floating dan flooding seperti china
15
clay, silica persipitasi dan kalsium carbonat.
5. leveling dan flow control agent
leveling merupakan kemampuan film basah untuk menjadi mulus seragam selama proses
pengeringan. Bahan yang sering digunakan untuk membuat cat supaaya menjadi mulus adalah
zinc benzoate, zinc oksida dan asam benzoate.
6. defoaming agent
Foaming atau pembusaan sering muncul akibat adanya bahan coating cairan yang mana
menurunkan tegangan permukaan cairan dan mempunyai efektivitas permukaan. Agen anti
defoaming yang banyak digunakan adalah suefaktan yang memiliki HLB rendah seperti
silicon, alcohol , tupentene dan minyak pinus.
7. Preservatif dan fungicidas
Pada kasus coating berbasis solvent serangan bakteri bukan menjadi penyebab tetapi diganti
dengan serangan jamur. Bahan yang biasanya digunakan untuk mengatasinya adalah merkuri
asetat, phenyl merkuri, naphenat, penta chlorophenol sodium salt, tetra chlorophynel sodium
salt dan copper napthenat.
Pemilihan additive dilakukan secara trial dan error , additive dapat mendukung salah satu sifat
namun terkadang juga dapat menjadi perusak dari sipaty coating yang diharapkan. Oleh
karena itu penambahan additive harus diperhitungkan dan memerlukan ahli teknis yang
berpengalaman.
Berikut merupakan syarat mutu cat:
1. Syarat kualitatif
a. Keadaan dalam kemasan. Sewaktu kemasan dibuka cat tidak berbau busuk dan
setelah dilakukan pengadukan cat tidak mengandung endapan keras, tidak
menggumpal, tidak mengulit, dan tidak terjadi pemisahan warna.
b. Sifat pengulasan. Cat siap pakai dan harus mudah diulaskan dengan kuas pada
lempeng uji krisotil semen. Lapisan cat kering harus halus, rata, tidak berkerut,
dan tidak turun.
c. Kestabilan dalam penyimpanan dan sifat lapisan kering. Setelah 6 bulan dikemas oleh
pabrik dan disimpan pada suhu 21-32 oC atau disimpan selama satu bulan pada suhu 52oC cat
tidak akan mengalami perubahan
d. Ketahanan terhadap alkali. Setelah diuji dan dikeringkan selama 30 menit, cat
tidak mengalami perubahan warna, gelembung, pengerutan, pengapuran, dan atau
pengelupasan
2. Syarat kuantitatif
Persyaratan Umum pada Ca
16
Parameter Nilai
Daya tutup (Pfund):
Warna Cerah min 8 m2/L
Warna Gelap min 11 m2/L
Density (suhu 28-30oC) min 1,2 g/cm3
Kehalusan maks 50 mikron
Waktu pengeringan:
Kering Sentuh maks 30 menit
Kering Keras maks 60 menit
Padatan total min 40 %berat
Kekentalan (suhu 28-30oC) min 90 KU (Krebs Unit)
pH 7-9,5
Logam berat (Pb, Cu, Hg, Cd, Cr 6+) Tidak Terdeteksi
Sumber: SNI 3564: 2009
Persyaratan khusus pada Cat

Tipe Ketahanan Terhadap Cuaca Ketahanan Terhadap Cuaca Dipercepat


A Min 12 Bulan Cuaca Luar Min 600 Jam
B Min 12 Bulan Cuaca Dalam -
Tipe A : cat tembok emulsi untuk luar dan dalam
Tipe B : cat tembok emulsi untuk dalam
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Cat

 Sifat Fisik

 Sifat Kimia
1) Daya Rekat
Cat kayu mempunyai daya rekat yang lebih kuat daripada cat tembok

17
2.4 Jenis-jenis Cat
Jenis cat berdasarkan jenis resin binder yang digunakan
Jenis cat dapat dibedakan berdasarkan jenis Binder yang digunakan misalnya:
 Cat epoxy artinya cat tersebut menggunakan bahan resin epoxy sebagai binder
utamanya
 Cat PU, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin Polyurethane sebagai Binder
 Cat melamin, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin melamin sebagai Binder
 Cat NC, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin nitrocellulose sebagai Binder
 Cat Acrylic, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin Acrylic sebagai Binder
 Cat Alkid, artinya cat tersebut menggunakan bahan alkid resin sebagai Binder
 dst
Jenis cat berdasarkan jenis pelarutnya
Jenis cat juga dapat dibedakan berdasarkan jenis bahan pelarut yang digunakan. jenis bahan
pelarut yang digunakan dalam formulasi cat dapat dikelompokan dalam 3 kategori yaitu:
 Cat minyak: artinya cat tersebut menggunakan bahan pelarut minyak rantai panjang.
jenis cat ini biasa disebut dengan istilah oil based paint
 Cat Thinner: artinya cat tersebut menggunakan thinner sebagai bahan pelarut
utamannya, jenis cat ini biasa disebut dengan istilah solvent based paint
 Cat air: artinya cat tersebut menggunakan air sebagai bahan perarut utamannya, jenis
cat ini biasa disebut dengan istilah water based paint. Dalam proses pembentukan
lapisan film cat, bahan pelarut ini akan menguap seluruhnya dan tidak tinggal dalam
lapisan film cat kering.
Jenis cat berdasarkan jenis filler yang digunakan
Jenis cat juga dapat dikenal berdasarkan jenis filler / pigment yang digunakan misalnya
 cat organic, yaitu cat yang menggunakan jenis filler / pigment organic
 Cat anorganic, yaitu cat yang menggunakan jenis filler / pigment anorganic
 Cat zink chromate, yaitu cat yang menggunakan jenis filler / pigment zink chromate
 dst

2.5 Pengolahan Cat


Flowchart Urutan Proses Pembuatan Cat Nippon Spot-Less :

MULAI A
18

PERSIAPAN BAHAN PEMBERIAN TUTUP


KELENG / WADAH CAT
PENCAMPURAN BAHAN- PACKAGING
BAHAN

1. Persiapan Bahan
Pernyiapan dimulai
PERSIAPAN dari gudang penyimpanan bahan,
KALENG semua bahan
PENDISTRIBUSIAN KEbaku
TOKOdalam proses
/WADAH CAT cabang resmi
pembuatan cat disimpan di dalam gudang penyimpanan sebelum diproses lebih lanjut. Bahan-
bahan tersebut sudah tersedia dalam kemasan benbentuk jirigen-jirigen besar yang sudah
PEMBERIAN PIGMEN
diukur sesuai
QUALITYdengan proporsinya. Bahan baku utamanya
CONTROL WARNAyaitu
PADALatex
CAT Akrilik ( teknologi
bahan sintesis yang digunakan dalam pembuatan cat berbasis air ) serta bahan-bahan baku
lainnya seperti bahan pengental dan filler, juga bahan baku tambahan lainnya seperti bahan
PENCAMPURAN PIGMEN
anti bakteri,
PENGISIANbahan
CATanti
KElumut
DALAMdan bahan active foam.WARNA DENGAN CAT
WADAH
- Mesin yang digunakan :
- Jumlah operator : 2 – 4 orang
CAT YANG SIAP DI JUAL
- Material handling : Forklift, forklift digunakan untuk memindahkan bahan baku
A
dari gudang ke proses pencampuran ahan baku. Forklift digunakan dengan alasan tujuan
keamanan.
selesai

Gb 1. Penyiapan bahan baku dan material handling dengan Forklift

2. Pencampuran Bahan-Bahan
Pencampuran bahan baku dalam proses ini terjadi dalam 3 tahap, tahap pertama yaitu
pencampuran bahan baku latex aklirik dengan air yang kemudian dituangkan ke dalam mesin
mixing, pencampuran bahan latex aklirik dengan air berfungsi sebagai pengikat bahan lainnya
seperti pigmen warna, pengikatan pigmen warna sendiri dilakukan supaya warna tidak mudah
pudar dan pabila campuran kedua bahan ini kering akan menjadi sebuah cat yang bersifat
tahan air. Semakin banyak kandungan latex aklirik dalam pencampurannya, maka semakin
bagus kualitas cat tersebut serta semakim tahan lama. Selang beberapa waktu setelah
pencampuran tahap pertama dirasa cukup, kemudian memasuki tahap kedua, yakni
memasukkan bahan pengental dan filler. Bahan pengental dimasukkan dengan tujuan untuk
meratakan cat pada saat cat digunakan untuk melapisi dinding, serta filler sendiri ditujukan
untuk meningkatkan daya tutup cat agar bisa melapisi dinding dengan luasan tertentu. Pada
tahap berikutnya yaitu pencampuran bahan baku tambahan antara lain, bahan anti bakteri,
bahan anti lumut dan bahn active foam yang bertujuan untuk mengurangi gelembung udara
pada cat. Pencampuran bahan baku tambahan tersebut sebagai pemenuhan spesifikasi dari cat
19
yang diinginkan. Proses pencampuran. Proses pencampuran ini berlangsung selama 2 sampai
3 jam untuk memastikan semua adonan tercampur dengan merata.
- Mesin yang digunakan : Mesin Mixing
- Jumlah operator : 6 – 8 orang
- Material handling : material handling yg digunakaan pada proses yaitu
secara manual menggunakan tangan pekerja sebagai proses berlangsungnya pemindahan
bahan baku ke dalam mesin mixing.

Gb 2. Proses Pencampuran Bahan Baku Kedalam Mesin Mixing

3. Persiapan Wadah atau Kaleng Cat


Wadah atau kaleng cat dipersiapkan terlebih dahulu sebelum nantinya diisi cat.
Kaleng cat sendiri sudah tersedia karna sudah diproduksi oleh anak perusahan dari Nippon
paint. Kaleng cat kemudian ditata dengan rapi di konveyor untuk diangkut ke pengisian cat.
- Mesin yang digunakan :-
- Jumlah operator : 5 - 7 orang
- Material handling : Conveyor lurus

Gb. 3 penyiapan kaleng cat menggunakan conveyor


4. Quality Control
Sebelum kaleng cat diisi. Kaleng terlebih dahulu di cek untuk mengetahui kaleng-
kaleng tersebut sudah ada label jenis warnanya atau belum. Sistem pengecekan ini
menggunakan sensor infrared.
- Mesin yang digunakan : Mesin dengan sensor infrared
- Jumlah operator : 2 orang
- MH : Conveyor

20
Gambar 4. Quality Control

5. Pengisian Cat Ke Dalam Wadah Atau Kaleng.


Cat diisikan ke dalam kaleng yang sudah lolos quality control. Kaleng tersebut
diangkut menggunakan conveyor menuju ke tempat peningisian. Kaleng-kaleng tersebut diisi
cat dengan sesuai takaran dan dijamin sama rata dengan menggunakan mesin filling otomatis.
- Mesin yang digunakan : Mesin Filling otomatis
- Jumlah operator : 6 – 10 orang
- MH : Conveyor

Gambar 5. Pengisian Cat ke dalam Kaleng

6. Pemberian Tutup
Kaleng yang sudah terisi kemudian di beri tutup secara manual dan dirapatkaan
dengan menggunakan mesin conveyor atas bawah ( sistem jepit ).
- Mesin yang digunakan :-
- Jumlah operator : 3 – 4 orang
- MH : Conveyor atas bawah

Gambar 6. Pemberian tutup kaleng

21
7. Packing
Setelah proses penutupan kaleng selesai, kemudian cat dimasukkan kedalam kardus.
Setiap 1 kardus berisi 4 buah cat yang ukuran sedang dengan jenis cat kelas premium.
- Mesin yang digunakan :-
- Jumlah operator : 4 – 6 orang
- MH : sistem manual dengan
menggunakan tangan manusia

Gambar 7. Proses packing

8. Pemberian Warna Cat


Pemberian warna cat dilakukan di toko cabang resmi yang telah disediakan oleh
perusahaan Nippon paint. Jadi konsumen bisa lebih leluasa memilih warna cat yang mereka
inginkan. Proses pemberian warna cat sendiri menggunakan mesin tinting berbasis computer
dengan cara memasukkan kode warna yang telah dipilih kedalam computer, selanjutnya
otomatis mesin akan mengeluarkan pigmen warna ke dalam kaleng cat dengan kadar proporsi
yang telah ditentukan sebelumnya. Jangan lupa untuk menutup cat kembali sebelum dibawa
ke proses pencampuran warna.
- Mesin yang digunakan : Mesin tinting berbasi komputer
- Jumlah Operator : 1 orang
- MH : manual ( tenaga manusia )

22
9. Pencampuran Warna
Setelah pemberian pigmen warna selesai kemudian cat dibawa ke mesin
pengocok. Mesin pengocok ini berfungsi untuk mencampurkan cat dengan pigmen
warna denga cara dikocok-kocok vertical ke atas dan ke bawah. Proses pengocokan
sendiri berlangsung selama 3 menit stelah itu cat bisa digunakan dengan sesuai
permintaan konsumen.
- Mesin yang Digunakan : Mesin Pengocok
- Jumlah Operator : 1 orang

Gambar 9. Mesin Pengocok

2.5 Proses Pengolahan Limbah Cat


 LIMBAH PADAT
Limbah padat yang dihasilkan meliputi :
KEMASAN BEKAS
Limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan baku/penolong berupa kantong/sak atau
karung dari kertas dan plastik. Penanganan limbah ini dilakukan dengan pengumpulan setiap
hari kerja dan ditempatkan di TPS pabrik lalu diangkut/dibeli oleh perusahaan daur ulang
kemasan.
23
LUMPUR/SLUDGE
Limbah ini dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL pabrik. Limbah ini bersifat
B3 (bahan beracun dan berbahaya) sehingga penanggulangannya sangat hati-hati mulai dari
pengumpulan, pengeringan sampai pada pembuatannya menjadi flintkote sebagai produk
sampingan (dengan catatan perusahaan telah memiliki izin pemanfaatan limbah B3 dari
Kementerian Lingkungan Hidup). Flinkote ini biasanya digunakan sebagai pelapis anti karat
pada logam seperti pada bangunan maupun pada mobil.
SAMPAH DOMESTIK
Limbah dan sampah lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan pabrik. Limbah ini berupa
kertas, dedaunan dan lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan pabrik. Pengumpulan
dilakukan setiap hari kerja di TPS pabrik dan diangkut oleh Dinas Kebersihan Daerah ke
TPA.
 LIMBAH CAIR
Sumber utama limbah cair berasal dari pencucian, pembilasan dan pembersihan tangki
serta peralatan proses produksi cat, yaitu :
- Air pencucian
- Ceceran dari proses produksi
- Laboratorium dan bak-bak pencucian
- Air pendingin dan boiler (blow down)
- Pencucian alat-alat transportasi bahan-bahan baku dan penolong pembuatan cat
- Peralatan pengendalian pencemaran udara yang menggunakan air seperti wetscrubber
dan alat lainnya.
Limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan dari pencucian peralatan pemroses
serta pencucian dan pembersihan lantai. Pada beberapa pabrik cat, pencucian tangki dan
peralatan menggunakan larutan kostik panas. Limbah cair dari pencucian ini kemudian
ditampung dalam tangki atau drum penampung untuk pembuatan cat solvent based,
sedangkan untuk pembuatan cat water-based, limbah cair dari pencucian tangki menuju ke
unit pengolahan limbah cair.
Limbah cair dari pencucian peralatan pemroses cat solvent-based dapat dimanfaatkan lagi
dengan menggunakan unit perolehan kembali pelarut supaya pelarut yang digunakan dapat
diperoleh kembali. Faktor penjagaan kebersihan di pabrik atau proses produksi dapat
mencerminkan pengelolaan limbah cair yang dilaksanakan, karena faktor ini dapat
meminimumkan jumlah dan karakter limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan produksi.
 PENANGANAN LIMBAH CAIR

24
Karakteristik utama limbah B3 industri cat adalah konsentrasi logam berat dan bahan
organik yang adalah sebuah operasi pencampuran maka karakteristik limbah yang dihasilkan
sama dengan senyawa-senyawa yang digunakan sebagai bahan baku prosesproduksi
cat.Pengolahan air limbah industri cat dapat dilakukan dengan koagu sedimentasi dengan
proses biologi menggunakan teknologi biofilm.
Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan teknologi pengolahan limbah
secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar parameter utama limbah cair yang
dihasilkan. Banyak logam berat yang terkandung dalam limbah cair produksi cat, seperti :
merkuri (Hg), timbal (Pb), cadmium (Cd), kromium (Cr6+), seng (Zn), besi (Fe) dan titanium
(Ti) serta parameter lainnya, tergantung pada jenis bahan baku dan bahan tambahan yang
digunakan. Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses pembuatan cat dengan
pemanfaatan IPAL yang meliputi :
1. Ekualisasi debit limbah dengan tangki pengumpul
Tangki yang satu ini bukanlah tangki untuk mengolah air limbah, namun berperan
penting bagi proses pengolahan limbah. Tangki ekualisasi yaitu tangki yang digunakan untuk
meredam variasi debit air limbah. Melihat tujuannya sebagai peredam variasi debit, tangki
ekualisasi ditempatkan di awal rangkaian pengolahan air limbah
Tujuan utama dari instalasi tangki ekualisasi di dalam suatu instalasi pengolahan air
limbah adalah untuk mencapai debit air limbah yang konstan atau mendekati konstan.
Tercapainya debit yang konstan akan bermanfaat bagi unit-unit pengolahan selanjutnya,
antara lain:
o Meningkatkan performa proses biologi akibat tidak adanya shock loading
o Meningkatkan kualitas efluen serta performa thickening (pengentalan lumpur) dalam
tangki sedimentasi kedua karena solids loading yang konsisten
o Mengurangi luas area permukaan filter
o Meningkatkan kontrol penambahan bahan kimia dan keterandalan proses pengolahan
kimia
Penempatan tangki ekualisasi dapat dilakukan secara in-line maupun off-line (disebut
juga side-line). Penempatan secara in-line (Gambar 6 A) maksudnya adalah mengalirkan
seluruh air limbah ke dalam tangki ekualisasi untuk kemudian dipompakan ke unit-unit
pengolahan. Pada sistem off-line (Gambar 6 B), tangki ekualisasi hanya menampung
kelebihan debit air limbah untuk kemudian dialirkan sebagai penambahan debit apabila
diperlukan (Goel et al, 2005 dalam Anonim, 2009).

2. Pengaturan pH
25
pH adalah faktor yang penting dalam proses penyisihan logam. Hal ini disebabkan
karena untuk setiap logam memiliki kondisi dimana dia bisa mengendap. Seperti contoh
adalah dalam penyisihan logam kromium (Cr6+) yang bersifat oksidator kuat dimana sebelum
diendapkan kromium (Cr6+) diubah dahulu menjadi kromium (Cr3+) yang lebih tidak
berbahaya. Proses ini hanya dapat terjadi apabila keadaan pH nya asam sehingga perlu
dikondisikan dahulu. Setelah menjadi kromium (Cr3+) baru dapat diendapkan tetapi setelah
pH dinaikkan kembali.
3. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia alum, kapur, PAC dan garam besi di dalam
unit koagulasi
Beberapa proses penghilangan kandungan logam berat dapat dilakukan melalui
proses pengolahan secara kimia seperti dengan presipitasi (pengendapan), adsorpsi
(penyerapan), filtrasi (penyaringan) dan koagulasi. Pengolahan kimia yang biasa
dilakukan yaitu melalui proses pengendapan dengan proses koagulasi-flokulasi dengan
koagulan yang beragam. Koagulasi flokulasi merupakan metode yang efektif untuk
pengolahan limbah industri yang mengandung logam berat, karena dengan metode ini
akan terjadi pemisahan antara air dan lumpur/endapan.
Pemisahan ini terjadi karena adanya gaya tarik inti flok yang berasal dari endapan
yang terbentuk, dapat menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air, dan efektif
untuk menghilangkan kekeruhan. Metode pengendapan dengan koagulasi ini dipilih
karena dalam limbah cat terdapat konstituen kimia seperti kation-kation yang dapat
diubah menjadi bentuk senyawa tak larut dengan menambahkan koagulan. Pada metode
ini biasanya digunakan suatu koagulan sintetik. Koagulan yang umumnya dipakai adalah
kapur, garam-garam aluminium seperti aluminium sulfat , garam-garam besi seperti ferri
sulfat dan PAC (polyaluminium chloride).
4. Pengentalan atau pengeringan lumpur
Pengentalan lumpur dan pengeringan merupakan hal yang umum untuk sistem
pengolahan yang lengkap, Sistem ini menggunakan pengental dan penjernih yang dilanjutkan
dengan belt press atau gulungan pengeringan sedangkan air yang dihasilkan oleh perlakuan
ini dikembalikan ke unit awal pengolahan limbah.
Belt Filter Press (BFP) merupakan salah satu unit yang digunakan di dalam proses
sludge dewatering. Pada prinsipnya, proses yang berlangsung di dalam BFP adalah memeras
cake (lumpur dengan konsentrasi padatan yang tinggi) di atas belt (sabuk berjalan) sehingga
air yang masih terkandung di dalam cake dapat keluar dan lumpur menjadi kering. Tahapan
proses pada sludge dewatering dengan BFP yaitu (sumber: www.gruptefsa.com dalam
Anonim, 2009):
26
o Flokulasi Kebanyakan lumpur memerlukan penambahan polimer sebagai flokulan
untuk mempermudah proses separasi air dari dalam lumpur.
o Feeding Lumpur yang telah bercampur dengan flokulan disebar secara merata ke atas
permukaan belt.
o Penirisan Proses awal pemisahan air dari lumpur dilakukan dengan cara meniriskan
lumpur pada suatu zona penirisan yang memanfaatkan gaya gravitasi.
o Penyaringan Penyaringan dilakukan dengan memberikan tekanan secara bertahap pada
suatu zona tepat sebelum melewati silinder penggiling. Pada proses penyaringan ini
volume dikurangi hingga 50%.
o Kompaksi dan Pengeringan Kompaksi akhir dari cake dicapai pada saat tekanan dan
gaya geser mencapai nilai tertingginya.
o Pembuangan Cake yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan baku flinkote
(dengan catatan perusahaan telah memiliki izin pemanfaatan limbah B3 dari KLH).
Selain dimanfaatkan kembali dapat juga diserahkan kepada pihak ketiga untuk
pengelolaannya. Dengan penggunaan BFP maka semakin sedikit limbah yang dibuang
jadi semakin kecil juga cost yang dikeluarkan apabila dibandingkan tidak dilakukan
pengeringan dengan BFP.
o Pembersihan Belt Pembersihan belt secara harus dilakukan agar tidak ada limbah yang
menempel. Hal ini dilakukan agar belt lebih tahan lama karena sangat dimungkinkan
limbah B3 dapat merusak belt apalagi kalau limbah tersebut oksidator kuat.
Beberapa masalah dalam hal penirisan, melubernya lumpur, serta kadar padatan yang
terlalu rendah di dalam cake dapat menurunkan kinerja BFP. Berikut ini beberapa hal yang
harus diperhatikan berkaitan dengan masalah-masalah tersebut (sumber: SNF Floerger dalam
Anonim, 2009)
6. Tangki penyimpanan akhir
Tangki penyimpanan akhir ini berguna sebagai penampung air hasil pengolahan IPAL.
Air hasil olahan ini digunakan kembali dalam proses produksi sehingga mengurangi jumlah
penggunaan air bersih dan mengurangi jumlah air limbah yang dibuang ke lingkungan.
Penanganan limbah cair untuk industri pembuatan cat terutama dilakukan pada saat
pencucian peralatan pada pembuatan cat solvent-based yang tidak boleh tercecer dan masuk
ke saluran drainase melalui pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan benar, sehingga
pembuatan cat solvent-based dalam pembuangan limbah diharapkan mencapai zero waste.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAT

27
Biofilter berkapasitas 10000 m3/h
Pengolahan limbah B3 merupakan serangkaian proses pengolahan secara fisik, kimia,
biologi maupun termal yang bertujuan untuk mengkonversi limbah B3 menjadi bahan yang
tidak berbahaya dan lebih ramah lingkungan (Cha et al., 1997). Karena karakteristik fisik dan
kimia dari setiap jenis limbah B3 sangat berbeda, maka pemilihan teknologi pengolahan harus
mempertimbangkan sifat limbah, tingkat pengurangan bahaya yang dibutuhkan, pembiayaan
serta faktor-faktor lainnya (Eduljee, 2009).
Biofiltration merupakan metode bioteknologi tertua untuk menghilangkan komponen
gas yang tidak diinginkan. Sejak tahun 1920-an biofiltrasi telah digunakan untuk
menghilangkan senyawa berbau misalnya H2S dari gas limbah dari pabrik pengolahan air
limbah (Groenestijn & Hesselink, 1993). Pada awal 1980-an biofiltrasi mulai dikembangkan
untuk menghilangkan senyawa volatil yang mudah dibiodegradasi (Groenestijn & Hesselink,
1993) dan sejak pertengahan 1990-an aplikasinya dikembangkan untuk pengolahan uap
senyawa hidrokarbon dan logam berat (Kumar et al., 2013). Di dalam biofiltrasi, gas dialirkan
melalui media yang telah diperkaya dengan mikro-organisme melekat (biofilm). Ketika gas
tersebut
melalui media, maka bahan-bahan pencemar diserap oleh material media dan biofilm yang
kemudian secara biologis mengkosidasi bahan-bahan pencemar tersebut menjadi zat yang
kurang berbahaya seperti CO2, H2O, NO 3-, SO4 2- dan logam sulfida (Kumar et al., 2013).
Media biofiltrasi terdiri dari fraksi aktif dan fraksi kasar. Substansi pertama
merupakan bahan berserat alami dengan luas permukaan spesifik yang besar serta berisi
sebagian besar mikroorganisme dan nutrisi. Material yang sering digunakan adalah kompos
dan gambut. Sedangkan fraksi kasar berfungsi sebagai bahan pendukung untuk mencegah
turunnya tekanan tinggi di dalam filter. Material yang sering digunakan adalah bahan sintetis
seperti polystyrene dan lava particles, atau bahan alami seperti kulit kayu dan serpihan kayu
(Groenestijn & Hesselink, 1993).
TAHAPAN BIOREMEDIASI

28
 Seeding adalah inokulasi mikroba ke instalasi pengolahan limbah cair. Mikroba yang
diinokulasikan tersebut dapat diperoleh dari luar lokasi yang tercemar (indigenous).
 Modifikasi lingkungan bertujuan untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mikroba
dengan penambahan nutrisi, terutama yang mengandung nitrogen dan fosfor,
peningkatan jumlah organisme dan kelembaban, penambahan kosubstrat sebagai
penunjang pertumbuhan mikroba.
 Pada pengolahan secara biologis, penghilangan zat warna menggunakan bakteri
merupakan alternatif pengolahan secara aerob. Beberapa bakteri aerob galur tertentu
memiliki kemampuan untuk menggunakan zat warna azo sebagai sumber karbon dan
nitrogen tunggal, bakteri lain hanya mereduksi grup azo dengan azo reduktase.
MIKROBA PENDEGRADASI LIMBAH CAT
Penggunaan mikroba konsorsium ataupun mikroba murni yang belum diketahui
jenisnya (undefined) untuk proses degradasi warna. Saat ini mikroba konsorsium yang
digunakan untuk mendegradasi zat warna adalah Galactomyces geotrichum MTCC 1360 dan
Bacillus sp. Proses isolasi yang pernah dilakukan menghasilkan penemuan bahwa bakteri
Bacillus sp. B29 memiliki kemampuan tinggi dalam menghilangkan zat warna toksik yaitu
azo dye methyl red (MR) yang diisolasi dari tanah. Selain konsorsium dari Galactomyces
geotrichum MTCC 1360 dan Bacillus sp, terdapat mikroorganisme lain yang diyakini
berperan dalam proses degradasi warna, mikroorganisme tersebut adalah jamur (Penicillium
decumbens, Aspergillus sp., Aspergillus niger, Flavadon flavus), jamur putih pembusuk
(Phanerochaete sp., Phanerochaete chrysosporium, Trametes versicolor, Coriolus sp.,), ragi
(Citeromyces sp.), dan bakteri (Bacillus sp., Pseudomonas sp., acetogenic bacteria).

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Cat


1. Cat Duco
Keunggulan
 Praktis : Satu jenis cat untuk 2 fungsi (primer + top coat) dan dapat diaplikasikan
dengan kuas atau semprot.
 Efektif : Sebagai primer anti karat karena mengandung pigmen anti karat yang
efektif
 Tahan cuaca : Sebagai top coat / cat finish yang tahan air dan sinar matahari serta
memiliki warna yang indah
 Ekonomis : Karena hanya dengan 1 kali lapis (60 micron), telah membentuk lapisan
cat yang indah dan tahan karat.

29
2. Cat Dinding
1. Water based (berbahan dasar air)
Keunggulan
 Tahan air
 Tidak mudah kotor
 Sangat mudah untuk dibersihkan
 Tidak berbau dan sangat rendah kandungan senyawa organik yang menguap
 Tidak mengandung logam berat (lead dan mercury)

2. Solvent Based (berbahan dasar minyak)


Keunggulan
 Ketahanan alkali yang sangat tinggi

 Kemampuan penetrasi yang baik pada subtrat


 Memberikan daya lekat yang baik pada cat finish
 Mudah diaplikasikan
 Licin dan mengkilap
 Kandungan minyaknya menolak air sehingga cocok juga untuk area basah
misalnya kamar mandi
 Bisa untuk interior dan eksterior kecuali warna yang tidak tahan sinar UV
misalnya ungu tua dan merah jingga karena cepat pudar

3. Politur
Keunggulan
 Banyak pilihan warna.
 Kemudahan melakukan perawatan dan perbaikan. Cukup dengan mengamplas
ambang lapisan politur yang lama, Politur dapat langsung digunakan sebagai
lapisan akhir dengan 1 kali aplikasi.
 Memiliki daya kerataan permukaan yang baik, mudah diaplikasi dengan
menggunakan kuas tanpa menimbulkan jejak kuas.

4. Melamik/Melamine
Keunggulan

30
 Daya lekat yang baik
 Berwarna bening
 Mudah diamplas
 Tahan gores
 Tahan terhadap bahan kimia rumah tangga dan air

5. Cat Spesial Effect


Keunggulan 
Dapat menampilkan karakter-karakter mebel antik, yaitu: kesan tua dan lapuk,
aus, tergores, bernoda, terpercik sesuatu, kusam dan milky yang memberikan kesan
seni bercita rasa tinggi.

31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cat merupakan suatu produk yang berfungsi untuk melindungi atau protektif dan
memperindah atau dekoratif berbagi objek. Objek tersebut mulai dari logam, kayu, tembok,
kertas,plastik, polimer dan kanvas. Suatu objek atau produk dapat memiliki nilai lebih jika
produk tersebut memiliki keindahan dari segi warna, untuk menciptakan keindahan warna
tersebut maka digunakan cat.
Cat dibedakan menjadi Water Based (meliputi cat tembok dan at air) dan Solvent
Based (meliputi cat mobil, cat besi, dan cat minyak). Elemen penyusun cat adalah pigment,
liquid, binder, dan additive.
Proses produksi cat secara umum melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding,
let-down, filtering, color matching dan packaging.
Kegunaan cat adalah cat digunakan mulai dari cat rumah, perabot rumah, dan berbagai
peralatan sampai kepada mobil untuk menambah keindahan barang dan melindungi bahan
yang dicat dari karat, khususnya logam.
Dampak negatif dari cat adalh efek solvent yang bisa dirasakan secara instan ketika
kita memasuki ruang yang mengandung gas akibat penguapan solvent. Selain itu, juga
menyebabkan gangguan kesehatan ringan seperti mata pedas, kulit perih, gangguan saluran
pernafasan, atau alergi. Bila dihirup dalam jangka waktu yang lama, bahan ini bisa
menyebabkan kanker, kerusakan hati, dan gangguan sistem saraf.

3.2 Saran

Makalah ini sekiranya dapat berguna bagi pembaca untuk mengetahui lebih dalam
tentang cat. Hal penting yang harus diperhatikan saat memilih cat adalah kandungan zat yang
berbahaya di dalamnya. Namun, cat yang berkualitas baik pasti dibuat dari bahan-bahan
berkualitas, memenuhi standar SNI agar dapat terejamin mutunya, yang harganya juga mahal.

32
DAFTAR PUSTAKA
sadiyahpurnomosaid.wordpress.com
eprints.ums.ac.id
digilib.unila.ac.id
dokumen.tips
https://media.rooang.com/2014/12/sejarah-munculnya-cat-tembok-bagian/
https://id.wikipedia.org/wiki/Cat
https://www.scribd.com/document/361574895/Sejarah-Cat
https://eressyafei.wordpress.com/2007/05/23/sejarah-cat/
https://paintsconsulting.wordpress.com/2010/12/22/pengenalan-proses-pembuatan-cat/
https://edupaint.com/cat/4480-beberapa-jenis-cat
https://properti.kompas.com/read/2009/09/03/15405275/mengapa.cat.bisa.berbahaya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Cat
https://www.academia.edu/11656938/Cat_Nippon_Spot-Less_Cat_Anti-
Noda_Produksi_Perusahaan_Cat_Nippon_Paint

33

Anda mungkin juga menyukai