Anda di halaman 1dari 8

Laboratorium Survey dan Pemetaan

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

Anggota Kelompok : 1. Muhammad Faishal - 1806202802

2. Fakhri Muhamamad Zuhdi - 1806202891

3. Aditya Fadhel Ramadhanu - 1806202866

4. Adam Rafieariq Aristo Putra - 1806202821

5. Erditya Fajri - 1806202790

6. Jansen Reagen - 1806202771

Kelompok : A5

Tanggal Praktikum : Rabu, 25 September 2019

Judul Praktikum : Minggu 2

Nama Asisten : Glenaldi Naufal - 1606833274

Skor : Paraf :

A. TUJUAN
 Mengukur tinggi suatu objek
 Mengukur sudut vertical dari suatu objek dari titik tertentu
 Mengukur jarak dari suatu titik ke titik lain pada elevasi yang sama
 Mengukur jarak dari suatu titik ke titik lain pada elevasi yang berbeda
 Mengukur luas dari poligon tertutup

B. TEORI DASAR
Pengukuran seorang teknisi biasanya menggunakan sumbu
horizontal dan vertikal yang mengacu pada sebuah titik atau lebih.
Kombinasi pengukuran sumbu horizontal dan vertikal dengan mengukur
sudut dan jarak dapat digunakan untuk keperluan pengukuran
perpotongan, ketinggian reseksi, dll.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sistem koordinat sangat umum digunakan dalam pengukuran,


dimana sistem ini memuat dua sumbu, yaitu utara (vertikal) dan timur
(horizontal). Untuk semua pengukuran titik asal selalu berada di ujung
selatan dan barat sehingga semua koordinat dapat dikatakan positif. Jika
pada saat pengukuran didapat koordinat negatif maka titik asal harus
dipindahkan sehingga semua koordinat tetap positif.
Pengukuran sudut adalah pembeda antara dua buah arah atau lebih
dari suatu titik. Pengukuran sudut yang teliti dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur theodolite.
Pengukuran jarak untuk kerangka kontrol peta, dapat dilakukan
dengan cara langsung menggunakan alat sederhana yaitu roll meter /
dengan pipat datar yaitu jarak optis, sedangkan untuk mendapatkan jarak
data yang lebih teliti dibandingkan dengan dua cara yang ada, data jarak
didapat juga dengan alat pengukur jarak elektronis EDM (Electro
Distance Measurement).
2,435m

C. HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

Percobaan 1
0,995m

5,3m
α

2,435−0,995
α =arctan =15,2ο
5,3
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Percobaan 2

2,84 m+2,9 m+ 1,95 m=7,69 m

Percobaan 3

2,5 m+2,41m+ 4,8 m=9,71 m

Percobaan 4

Titik Koordinat Nilai


y 7,7m
52
x 5,9m
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

y 4,6m
57
x 0m
y 5,1m
58
x 5,3m
y 8m
59
x 16m
y 8,9m
60
x 2,5m

1
Luas segitiga51,52,59= × 9,52× 17,89× sin 27 °=38,66 m 2
2

1
Luas segitiga51,59,60= ×17,89 × 9,24 ×sin 42° =55,3m 2
2

1
Luas segitiga51,60,58= × 9,24 ×7,36 × sin28 °=15,96 m2
2

1
Luas segitiga51,58,57= × 7,36 ×4,6 × sin 46 °=12,18 m 2
2

Luas Poligon=38,66+55,3+15,96+12,18=122,1 m2
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

D. ANALISIS
I. Analisis Percobaan
Pada percobaan pertama, kami menggunakan theodolite untuk
mengukur tinggi dan sudut vertikal dari suatu tiang. Nilai sudut didapat
dengan menggunakan jarak dari theodolite ke tiang dan tinggi theodolite
ke puncak tiang.
Pada percobaan kedua, kami mengukur jarak dari satu titik ke titik
lain. Hal ini kami lakukan dengan berdiri pada titik sejajar, dan kemudian
mengukur jarak antar titik-titik tersebut.
Pada percobaan ketiga, kami mengukur jarak dari titik ke titik lain.
Percobaan ini tidak berbeda jauh dengan percobaan kedua, hanya saja
dengan elevasi yang berbeda. Kami melakukan pengukuran dengan berdiri
pada titik sejajar di tempat yang berbeda elevasi, dan kemudian mengukur
jarak antar titik-titik tersebut.
Pada percobaan keempat, kami bertujuan untuk mencari luas dari
suatu polygon. Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang dari
suatu titik ke titik-titik lain poligon dan menghitung sudutnya. Dari
pengukuran tersebut kemudian dilakukan perhitungan agar mendapat
bentuk poligon tertutup. Luas poligon lalu dapat diketahui dengan
membagi poligon menjadi segitiga dan menjumlahkan masing-masing luas
segitiga tersebut.

II. Analisis Hasil


Dari pengukuran yang dilakukan pada percobaan pertama, kami
mendapat tiga nilai yaitu jarak dari theodolite ke tiang sebesar 5,3 meter,
tinggi tiang sebesar 2,435 meter, dan tinggi permukaan ke theodolite
sebesar 0,995 meter. Nilai sudut kemudian didapat menggunakan arctan
dari tinggi theodolite ke puncak tiang terhadap tinggi tiang yaitu sebesar
15,2◦.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pada percobaan kedua kami mendapatkan jarak dari titik A ke B


sebesar 2,84 meter, dari B ke C sebesar 2,9 meter, dan C ke D sebesar 1,95
meter. Jarak dari titik- titik tersebut kemudian dijumlah sehingga
mendapat jarak total sebesar 7,69 meter.
Pada percobaan ketiga kami mendapatkan jarak dari titik A ke B
sebesar 2,5 meter, dari B ke C sebesar 2,41 meter, dan C ke D sebesar 4,8
meter. Jarak dari titik- titik tersebut kemudian dijumlah sehingga
mendapat jarak total sebesar 9,71 meter.
Pada percobaan keempat, berdasarkan data yang kami dapat dari
percobaan mapping pada minggu sebelumnya, didapat jarak dan sudut
masing-masing titik melalui aplikasi AutoCAD. Jarak dan sudut tersebut
kemudian digunakan untuk menghitung luas segitiga yang terdapat pada
poligon yang didapat. Setelah mendapat luas seluruh segitiga, seluruh luas
segitiga tersebut dijumlah hingga mendapatkan luas poligon sebesar
122,1m2.

III. Analisis Kesalahan


Pada percobaan ini, terdapat beberapa hal yang mungkin membuat
hasil pengukuran yang dilakukan kurang akurat. Hal tersebut adalah
kurangnya ketelitian dari praktikan dalam menggunakan theodolite dan
meteran. Selain itu keadaan theodolite juga mungkin belum sepenuhnya
dalam keadaan yang rata dengan tanah.

E. APLIKASI
 Dapat digunakan dalam mengukur daerah yang cukup jauh dan luas
dengan tinggi daratan atau titik yang dihubungkan masih dapat dilihat
atau memiliki elevasi yang hampir sama.
 Aplikasi dalam dunia nyata: mengukur lebar jalan, trotoar, halte, dll.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

F. KESIMPULAN
 Tinggi tiang sebesar 2,435 m.
 Sudut vertikal dari tiang terhadap theodolite sebesar 15,2◦.
 Jarak dari titik A ke D adalah 7,69 m.
 Jarak dari titik K ke N adalah 9,71 m.
 Luas dari poligon tertutup adalah 122,1 m2.

G. REFERENSI
 Uren, J., & Price, W. (2016). Surveying for Engineers (3rd ed.).
London: Macmillan Education, Limited.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

H. LAMPIRAN

Gambar 5. Dokumentasi Pengukuran Gambar 6. Dokumentasi Pengukuran


Sumber : Dokumen Penulis (2019) Sumber : Dokumen Penulis (2019)

Gambar 8. Dokumentasi Pengukuran


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

Gambar 7. Dokumentasi Pengukuran


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

Gambar 9. Dokumentasi Pengukuran


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

Anda mungkin juga menyukai