Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH 1


ACARA V
PEMETAAN DETIL SITUASI MENGGUNAKAN KOMPAS (LANJUTAN
ACARA 4)

CHAIN

Disusun Oleh :
Nama : Alviana Noor F.
NIM : 13/355975/SV/5326/D
Kelompok :D
Hari / Jam : Kamis / 14.00-17.00
Asisten : 1. I Wayan Wisnu Yoga Mahendra
2. M. Iqbal T. Sunariya S.Si
3. Dwi Puji Astuti

PROGRAM DIPLOMA
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
ACARA IV

I. JUDUL
Pemetaan Detil Situasi Menggunakan Kompas (Lanjuatn Acara 4)

II. TUJUAN
Mahasiswa dapata memetakan suatu daerah melalui metode pemetaan dengan
kerangka pemetaan poligon tertutup.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Kompas survey
2. Kaki tiga
3. Unting-unting
4. Baak ukur
5. Pita ukur
6. Patok
7. Alat tulis
8. Modul praktikum Ilmu Ukur Tanah

IV. DASAR TEORI

Pengukuran polygon sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan titik
diantara beberapa metode penentuan titik yang lain. Berdasarkan bentuknya polygon
dapat dibagi dalam dua bagian, diantaranya:
1. Polygon berdasarkan visualnya, macamnya adalah :
Polygon tertutup
Pada poligon tertutup :
- Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.
- Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar
daripada ketelitian letak titik awal.
- Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak tertentu, suatu
pertimbangan yang sangat penting.
- Titik sudut yang pertama = titik sudut yang terakhir.
Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk :
- Pengukuran titik kontur.
- Bangunan sipil terpusat.
- Waduk.
- Bendungan.
- Kampus UPI.
- Pemukiman.
- Jembatan (karena diisolir dari 1 tempat).
- Kepemilikan tanah.
- Topografi kerangka.
Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta
jarak-jarak mendatar antara titik-titik polygon diperoleh atau diukur dari lapangan
menggunakan alat pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat
ketelitian tinggi.
Pengolahan data polygon dikontrol terhadap sudut-sudut dalam atau luar
polygon dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun ordinat. Pengolahan
data polygon dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut akhir dari titik-titik
ikat polygon. kontrol sudut polygon diawali terlebih dahulu dilakukan yaitu untuk
memperoleh koreksi sudut polygon dengan cara mengontroljumlah sudut polygon
terhadap pengurangan sudut akhir dengan sudut awal polygon. Koreksi sudut polygon
yang diperoleh kemudian dibagi secara merata tanpa bobot terhadap sudut-sudut
polygon hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan.
Sudut-sudut jurusan titik polygon terhadap titik polygon berikutnya mengacu
terhadap sudut awal polygon dijumlahkan terhadap sudut polygon yang dikoreksi.
Kontrol Koordinat berbeda dengan kontrol sudut yaitu koordinat akhir dan awal
dikurangi serta dibandingkan terhadap jumlah proyeksinya terhadap absis dan
ordinat. Koreksi absis dan ordinat akan diperoleh dan dibandingkan dengan
mempertimbangkan bobot kepada masing-masin titik polygon. Bobot koreksi
didekati dengan cara perbandingan jarak pada suatu ruas garis terhadap jarak total
polygon dari awal sampai dengan akhir pengukuran.
Syarat Geometris
Polygon tertutup ialah poligon yang bermula dan berakhir pada satu titik
yang sama. Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring poligon). Ditinjau
dari segi pengkatannya (azimut dan koordinat), terdapat beberapa variasi seperti :
a) Tanpa ikatan
b) Terikat hanya azimut
c) Terikat hanya koordinat
d) Terikat azimut dan koordinat
Keuntungan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada ikatan sama
sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup yang
jumlah sudut dalamnya sama dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula koreksi
koordinat dengan adanya konsekuensi logis dari bentuk geometrisnya bahwa jumlah
selisih absis dan jumlah selisih ordinat sama dengan nol.
Keuntungan inilah yang menyebabkan orang senang bentuk polygon
tertutup. Satu-satunya kelemahan polygon tertutup yang sangat menonjol ialah bahwa
bila ada kesalahan yang proporsional dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak
akan ketahuan, dengan kata lain walaupun ada kesalahan tersebut, namun polygon
tertutup itu kelihatan baik juga. Jarak-jarak yang diukur secara elektronis sangat
mudah dihinggapi kesalahan seperti itu, yaitu kalau ada kesalahan frekuensi
gelombang.
Kelemahan poligon tertutup yaitu, bila ada kesalahan yang proporsional
dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan. Dengan kata lain,
walaupun ada kesalahan, namun poligon tertutup kelihatan baik juga. Jarak-jarak
yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti kesalahan
frekuensi gelombang.
Pada Poligon Tertutup :
· Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.
Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar
daripada ketelitian letak titik awal.
V. LANGKAH KERJA

Memasang patok sesuai Memasang kaki tiga serta


polygon yang dibuat pada acara kompas survey dan
4 sebelumnya menguncinya, memastikan
bahwa alat benar-benar dalam
keadaan datar

Membuat titik yang akan


Mengikatkan unting-unting
dibidik berdasarkan titik yang
sehingga unting unting berada
di tentukan pada polygon
tepat diatas titik kontrol yang
sebelumnya. ( titik A ke A1-A4
telah ditandai menggunakan
sampai dengan E1-E4)
pylox

Melakukan pengukuran sudut


dan jarak pada setiap sisi Membaca sudut titik kontrol
polygon yang telah diberi awal dari arah utara magnetis
tanda-tanda yang dibutuhkan yang terbaca pada alat dan
pada pengukuran tersebut. dilakukan untuk titik-titik
selanjutnya pula.

Menentukan arah atau sudut


pada pengukuran Memasang baak ukur pada titik
menggunakan kompas yang dituju dan memegangi
survey dari titik A ke A1 baak ukur tersebut agar tidak
dan seterusnya sampai titik jatuh.
E ke titik E4

Membaca curve atas, tengah,


dan bawah yang terbaca pada
baak ukur menggunakan
teropong kompas survey
Mencatat nilai curve yang
terbaca

Mengukur jarak titik awal ke


titik yang dituju menggunakan
pita ukur

Melakukan hal ini berulang-


ulang sampai titik E ke E4

Hasil dari pengukuran


diplotkan pada sebuah kertas
gambar kemudian dilakukan
koreksi azimuth, plotting
dilakukan menggunakan
penggaris dan busur derajat

Penggambaran di kertas
diskalakan 1:100
VI. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel hasil pengukuran compass survey detil situasi.
2. Tabel perhitungan detil situasi compass survey.
3. Perhitungan jarak, ∆𝑥 & ∆𝑦 serta koreksinya, dan perhitungan koordinat X
dan Y
4. Sketsa hasil pengukuran compass survey dengan skala 1 : 100

(hasil terlampir)
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
2013. Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai