Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ANALISIS KASUS K3

Pria Terkubur Hidup – Hidup Tanah Galian RS Siloam

Oleh :

IRMA NUR ROHMAH (5101414033)

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014/2015
BAB I
BERITA

Pria Terkubur Hidup-Hidup Tanah Galian RS Siloam


Reporter : Arbi Sumandoyo | Jumat, 19 Oktober 2012 16:11

Merdeka.com - Nyawa Zainudin alias Yudi (25) tidak tertolong akibat tertimbun reruntuhan
galian tanah proyek pembangunan Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta Selatan,
siang tadi. Pekerja itu tewas setelah dilarikan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

"Tadi masih hidup, dalam kondisi kritis. Tapi setelah sempat dibawa ke IGD RS Fatmawati,
nyawanya ternyata tak tertolong," kata Kapolsek Cilandak, Kompol Nuredy, Jumat (19/10).

Nuredy menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB siang tadi. Saat itu,
korban bersama tiga rekannya ditugaskan memasang coran besi beton di dasar galian
yang berketinggian 6-8 meter di atas permukaan tanah. Namun tiba-tiba, dinding tanah
yang di atasnya ditumpuki galian langsung ambrol.

Tiga orang pekerja berhasil menyelamatkan diri dalam insiden itu. Namun nahas bagi Yudi,
saat hendak menyelamatkan diri, kakinya tersangkut besi beton dan langsung terjatuh dan
tertimbun longsoran tanah.

"Tiga temannya berhasil lari menyelamatkan diri. Sedangkan, korban saat lari kakinya
tersangkut besi beton dan terjatuh. Korban akhirnya tertimbun runtuhan tanah," papar
Nuredy.

Petugas yang datang ke lokasi kejadian, kemudian mengevakuasi korban dan


membawanya ke RS Fatmawati. Namun nahas, setelah menjalani perawatan Yudi akhirnya
tewas. 

Nuredy mengatakan kejadian ini tidak bisa langsung dianggap sebagai kecelakaan kerja
biasa. Unsur kesengajaan atau pun keteledoran manusia akan diselidiki.

"Kita akan tetap lakukan pemeriksaan. Tiga saksi telah kita bawa untuk dimintai keterangan
lebih lanjut," kata dia. [ren]
Sumber berita :

http://www.merdeka.com/peristiwa/pria-terkubur-hidup-hidup-galian-rs-siloam.html
BAB II

KRONOLOGI KEJADIAN

1. Korban bernama Zainudin alias Yudi, berusia 25 tahun.


2. Kejadian terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, siang hari pada tanggal 19 Oktober
2012, di area proyek pembangunan Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta
Selatan.
3. Korban (Yudi) bersama tiga rekannya ditugaskan memasang coran besi beton di
dasar galian yang berketinggian 6-8 meter di atas permukaan tanah.
4. Tiba-tiba, dinding tanah yang di atasnya ditumpuki galian langsung ambrol.
5. Tiga orang pekerja berhasil menyelamatkan diri. Namun saat Yudi hendak
menyelamatkan diri, kakinya tersangkut besi beton dan langsung terjatuh dan
tertimbun longsoran tanah.
6. Tiga orang temannya berhasil menyelamatkan diri. Namun saat korban hendak
menyelamatkan diri kakinya tersangkut besi beton dan terjatuh.
7. Korban akhirnya tertimbun runtuhan tanah.
8. Dalam keadaan masih hidup namun krisis, Yudi dibawa ke RS Fatmawati.
9. Namun setelah menjalani perawatan Yudi akhirnya tewas.
BAB III

ANALISIS

Dari berita dan kronologi kejadian yang telah dijelaskan diatas, maka penyebab
terjadinya kecelakaan kerja berupa tertimbunnya pekerja akibat ambrolnya tanah
dinding galian di area galian proyek pembangunan Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus,
Jakarta Selatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5, yakni:

1. Lingkungan
a. Ruang/area kerja kurang memberi keluwesan bergerak. Ini nampak di mana
pekerja dekat sekali dengan bagian tanah yang ambrol danmudah sekali
tersandung pada besi beton.
b. Kepadatan tanah di sekitar galian kurang baik;Terbukti dengan ambrolnya
tanah pada dinding galian.
c. Tumpukan galian diletakkan terlalu di bibir lubang galian, sehingga
tekananterhadap tanah di bawahnya meningkat, mendorong untuk terjadinya
ambruk.Terlihat dari keterangan Kapolsek Cilandak, bahwa bagian tanah
yang ambrolialah yang di bagian atasnya terdapat tumpukan galian.
2. Material
Material yang digunakan dan berada di sekitar tempat kerja tidak tertata dengan
amandan baik. (tanah galian, besi beton, dsb). Ini dapat diidentifikasi dari kondisi
tersandungnya pekerja pada besi beton dan tumpukan tanah galian di atas
dinding lubang yang ambrol.
3. Manusia
a. Pekerja tidak menerapkan kewaspadaan dan ketelitian dalam bekerja
sehinggatidak menyadari potensi ambruknya dinding tanah galian;Dapat
diperkirakan, pekerja berlari menyelamatkan diri membuktikan bahwa pekerja
baru menyadari ambrolnya dinding galian ketika tanah sudah
hampirmendekati mereka di dalam lubang.
b. Pekerja kurang berhati-hati sehingga tersangkut besi beton ketika
berlarimenyelamatkan diri lalu tertimbun longsoran. Karena terburu-buru ingin
menyelamatkan diri, Yudi tidak lagi berkonsentrasi pada kondisi dan posisi
peralatan dan material di sekitar.
c. Kurangnya pengawasan dari pegawai atasan (mandor/supervisor, dsb).Hal
ini dapat diperkirakan. Jika adanya pengawasan yang ketat dan
teratur,harusnya petugas pengawas sudah dapat mengindikasikan
ambrolnya tanahdinding galian sebelum terjadinya, sehingga dapat segera
memberitahukannyakepada para pekerjanya agar mereka berhati-hati.
4. Peralatan
Pekerja tidak disertai dengan peralatan untuk kondisi darurat atau semacam alat
bantuyang akan segera menarik mereka ke permukaan ketika terjadi gangguan
di dalamlubang galian, sehingga pekerja tidak perlu berlari-larian untuk
menyelamatkan diri. Hal ini terlihat pada berita, bahwa pekerja berlari-larian
menyelamatkan diri. Sehingga dapat kita perkirakan bahwa di sana tidak
terdapat alat khusus yang akanmembantu mereka jika terjadi gangguan kerja
yang sifatnya darurat seperti pada kasusini.
5. Metode
a. Metode kerja kurang baik dan tidak disesuaikan dengan kondisi tempat
kerja;Jika metode kerja disesuaikan dengan kondisi tanah yang tidak
terlalu padat,harusnya kejadian seperti ini dapat diantisipasi.
b. Tidak ada standar-standar yang ditetapkan dalam pemilihan tanah untuk
galian,atau menetapkan metode khusus untuk galian pada lahan yang
tidak cukup padat;Jika sebelumnya sudah ditetapkan bagaimana kriteria
standar kondisi tanahuntuk membuat galian sedalam 6-8 yang aman,
saya kira risiko ambrolnyatanah dan tertimbunnya pekerja dapat
diperkecil.
c. Tidak menggunakan metode antisipasi terhadap potensi-potensi
ataukemungkinan-kemungkinan terjadinya gangguan-gangguan,
misalnya denganmemasang dinding penghalang pada dinding galian
untuk mencegah ambrukatau ambrolnya dinding galian. Misalnya
memasang papan penyanggah, atausejenisnya untuk menahan tekanan
dan gerakan tanah ke bawah (ambrol).
BAB IV
REKOMENDASI

1. Sangat perlu diadakannya identifikasi risiko yang ada ditempat yang akan
dijadikan area proyek pembangunan, guna mengetahui ancaman bahaya apa
saja yang berpotensi terjadi sebelum, ketika, atau pun setelah pengerjaan
pembangunan tersebut, lalu menetapkan serta melakukan solusi pencegahan
dan pengendalian terbaik sebelum memulai proyek tersebut.
2. Penting untuk menyelenggarakan training untuk calon pekerja pada proyek
tersebut sebelum mereka diterjunkan ke lapangan agar mereka benar-benar
memahami kondisi tempat kerja dan metode kerja yang baikdan aman.
3. Penempatan material dan peralatan (mesin) kerja yang aman baik bagi pekerja
maupun lingkungan sekitar.
4. Menyertakan tindakan pengawasan di setiap tahap selama pengerjaan proyek
berlangsung.
BAB V

REFERENSI

Berita Merdeka.com edisi 19 oktober 2012. Pria Terkubur Hidup-Hidup Galian RS Siloam.
Diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/pria-terkubur-hidup-hidup-galian-rs-siloam.html,
pada 31 Maret 2013.Prabowotri.

Anda mungkin juga menyukai