Anda di halaman 1dari 7

Contoh-Contoh Kecelakaan Kerja

Wednesday, June 27th, 2012 at 9:10 am

PERUT TERPUKUL DRILL COLAR


Tanggal 3 Maret 2010 di sebuah instalasi pemboran lepas pantai telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang Roustabout
meninggal dunia. Kecelakaan terjadi ketika sedang mengeluarkan drill colar dari dalam box penyimpanan dengan bantuan alat angkat
(crane).
Kronologi kecelakaan:

Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang di atas pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga
pemboran lebih mudah untuk menembus lapisan tanah.

Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan dalam sebuah kotak.

Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba terbatas, drill colar disimpan di dalam kotak.

Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin diangkat oleh manusia, karena drill colar sangat berat, sehingga
digunakan pesawat angkat.

Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya dipasang pengait.

Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat dengan pesawat angkat (crane).

Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi sling tidak center dengan pipa, sehingga pipa terayun dan
ujungnya menumbur perut seorang Roustabout yang berada di dekatnya.

Sebab-sebab kecelakaan :

Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga bergeser pada titik imbangnya.

Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar yang terayun.

Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada pengangkatan barang dengan crane.

Korban tidak paham pada aspek keselamatan kerja karena kurangnya sosialisasi prosedur pengangkatan dengan crane.

Saran-saran :

Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan petunjuk keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi.

Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane harus disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.

Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection Equipment dan dipakai saat bekerja.

SURGE TANK TUMBANG MENIMPA COMPANYMAN

Pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2010 terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan
gas bumi, yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kronologi:

Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3), surge tank tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks
palet, tangki goyang dan kaki surge tank bergeser meleset dari ganjalan, kemudian amblas, sehingga surge tank roboh
menimpa korban.

Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang mengawasi pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat sampel
cement.

Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di anjungan lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah
deck. Kaki surge tank terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan, surge tank dibawa ke sebuah lokasi pemboran darat dan hanya
diganjal dengan kayu, tidak dilas pada alas yang terbuat dari plat.

Penyebab kecelakaan :

Penggunaan surge tank di darat tidak sesuai dengan peruntukannya

Surge tank tidak dimodifikasi untuk digunakan di darat.

Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya surge tank

Saran-saran :

Pengawasan lebih ketat terhadap alat-alat yang akan digunakan di lapangan

Gunakan alat yang sesuai dengan peruntukannya

Melengkapi surge tank dengan guy line

Melengkapi surge tank dengan alas yang memadai

PEKERJA TERTIMPA TUBING BOWL


Tanggal 5 Juli 2010 telah terjadi kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya meninggal
dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit.
Kronologi :

Pekerjaan yang dilakukan adalah perawatan sumur

Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari elevator dan menimpa korban

Posisi korban berada di sekitar rak pipa

Penyebab kecelakaan :

Lock elevator tidak berfungsi dengan baik

Kurangnya pemeriksaan teknis terhadap elevator.

Saran-saran

Memeriksa secara teknis terhadap peralatan elevator, termasuk alat penguncinya.

Membuat prosedur kerja dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja

Meningkatkan safety meeting kepada seluruh pekerja

FLOORMAN TERTIMPA ELEVATOR


Tanggal 1 Desember 2010 di sebuah pemboran sumur darat, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan seorang Floorman meninggal dunia
akibat kejatuhan DP Elevator yang lepas dari travelling block. Hasil pemeriksaan dokter, korban menderita patah tangan dan kaki kiri, tiga
jari kaki kiri putus dan kepala bagian belakang kiri retak. Darah keluar dari telinga, mulut dan hidung korban.
Kronologi :

Pekerjaan saat itu adalah mencabut pahat 12 dengan DP 5 dari kedalaman 748 meter hingga 667 meter.

Saat akan melepas sambungan satu stand DP 5, elevator ikut berputar, akibatnya dua buah safety pin putus dan elevator jatuh
dari ketinggian 30 meter (1 stand atau 3 joint).

Elevator yang digunakan jenis side door.

Korban yang berada di lantai bor tertimpa oleh elevator tersebut.

Sebab kecelakaan :

Elevator jatuh karena terlepas dari link dan drill pipe

Elevator terlepas dari link karena putusnya dua buah safety pin

Elevator terlepas dari rangkaian DP karena pintu elevator terbuka akibat kejutan/hentakan keras pada saat elevator ikut berputar

Putusnya kedua safety pin karena elevator ikut berputar pada saat DP diputar dengan power tong.

Elevator ikut berputar karena elevator masih mengikat/menjepit drill pipe meskipun slip sudah dipasang.

Saran-saran :

Mengganti elevator jenis side door dengan center latch.

Melakukan pemeriksaan teknis atas elevator

Membuat prosedur kerja yang aman dan disosialisasikan kepada semua pekerja.

Melakukan pemeriksaan teknis terhadap semua peralatan rig yang kritis

Melengkapi dokumen teknis atas peralatan sesuai standard dan manual masing-masing peralatan.

KEBAKARAN KAPAL
Tanggal 26 Oktober 2010 telah terjadi kebakaran sebuah kapal (Tug Boat) di perairan Kalimantan Timur. Kebakaran tersebut mencederai
3 pekerja yang ada di dalam kapal tersebut dan dua orang diantaranya meninggal dunia.
Kronologi :

Kapal digunakan untuk mengantarkan petugas ke sebuah anjungan untuk sesuatu pekerjaan.

Selesai mengantar petugas, kapal menjauh dari anjungan menunggu perintah selanjutnya.

Sambil menunggu perintah lebih lanjut, tiga orang krew kapal melakukan kegiatan di dalam ruang mesin.

Terjadi kebakaran yang mencederai tiga orang yang berada di dalam ruang mesin.

Sebab-sebab kebakaran :

Kebakaran diduga adanya uap bahan bakar minyak (solar dan kondensat) yang terakumulasi di dalam ruang mesin.

Uap bahan bakar minyak berasal dari cadangan bahan bakar yang didimpan di dalam jerigen, tetapi tidak tertutup.

Sumber api diperkirakan dari api terbuka, karena ditemukan puntung rokok di saluran pembuangan air di dalam ruang mesin.

Ada indikasi pencampuran solar dengan kondensat sebagai bahan bakar mesin kapal.

Kondensat didapatkan dari hasil mencuri di sumur migas.

Saran perbaikan :

Melakukan pemeriksaan teknis sesuai peraturan dan standrad yang diacu terhadap kapal-kapal yang dioperasikan.

Melakukan tindakan tegas terhadap pemilik kapal, jika ternyata melakukan pelanggaran ditatainya peraturan yang berlaku.

Melakukan sosialisasi secara berkala atas keselamatan penanganan bahan bakar minyak.

Melaporkan tindak pidana pencurian kondensat kepada pihak yang berwajib.

TERPERANGKAP DALAM TANGKI UNLOADING NITROGEN


Tanggal 31 Mei 2010 telah terjadi kecelakaan yang sangat tragis, dimana lima orang terperangkap di dalam sebuah tangki undloading
nitrogen. Empat orang diantaranya meninggal dunia dan satu orang dapat diselamatkan.
Kronologi :

Pekerjaan yang dilakukan adalah fracturing sumur minyak.

Sekitar pukul 15.00 seorang pekerja kontraktor berlari ke arah portacamp sambil minta tolong bahwa ada lima orang pinGsan di
dalam tangki amblasan.

Pekerjaan dihentikan, semua crew menolong mengangkat kelima orang yang pingsan di dalam tangki.

Korban pertama yang berhasil diangkat adalah orang yang terakhir masuk ke dalam tangki, akhirnya dapat diselamatkan.

Empat orang yang lain dalam kondisi kritis, segera dievakuasi ke Puskesma/Rumah sakit terdekat, namun akhirnya semua
meninggal dunia.

Sebab-sebab kecelakaan :

Tangki tersebut untuk menampung unloading nitrogen dan cairan yang keluar dari dalam sumur.

Tangki berbentuk persegi panjang dan lobang tangki berukuran 40 cm X 40 cm terletak di bagian sudut atas tangki.

Orang yang pertama masuk ke dalam tangki diduga mengambil sesuatu barang miliknya yang terjatuh ke dalam tangki.

Korban-korban berikutnya adalah orang-orang yang berusaha untuk menolong korban pertama.

Para korban diduga kekurangan oksigen, dimana di dalam tangki tersebut banyak berisi nitrogen.

Ketidaktahuan korban tentang bahaya gas nitrogen dan tidak mengerti prosedur memasuki ruang terbatas.

Saran-saran :

Memberitahukan kepada seluruh pekerja tentang bahaya bahan kimia.

Melakukan pelatihan dan pemahaman mengenai prosedur masuk kedalam ruang terbatas (confined space).

RAHANG TERPUKUL CROSS JOINT


Tanggal 5 September 2010 terjadi kecelakaan disebuah lokasi pemboran sumur minyak, yang menimpa seorang mekanik sebuah
perusahaan jasa pengeboran minyak, dimana rahang korban terpukul oleh cross joint mesin pengeboran (engine draw work) yang patah.
Kronologi :

Pekerjaan yang dilakukan ketika itu adalah persiapan pengeboran sumur minyak dengan instalasi pengeboran (rig) darat.

Rig dilengkapi dengan tiga buah mesin, dimana ke tiga mesin tersebut belum siap untuk dioperasikan karena alat penunjang
seperti baut pengikatnya dan tutup pengaman cross joint belum terpasang.

Korban sebagai mekanik melakukan running test terhadap Engine Draw Work No. 1.

Karena baut pengikat belum terpasang, mengakibatkan mesin bergeser dan membuat cross joint antara engine draw
work dan gear box patah, terlempar menghantam rahang korban.

Sebab-sebab Kecelakaan :

Standard Operating Proceure, Perintantah Kerja dan Job Safety Analisys tidak tersedia.

Engine belum dilengkapi baut pengikat dan tutup cross joint.

Tidak terpasang LOTO pada control panel

Belum dilakukan inspeksi secara menyeluruh terhadap peralatan rig.

Tidak ada pengawasan oleh Rig Superintendent saat pengetesan mesin.

Saran-saran :

Pengetesan engine harus dilengkapi SOP dan JSA terlebih dahulu.

Semua peralatan penunjang seperti baut pengikat, tutup cross joint dan mufler harus dipasang sebelum dilakukan tes engine.

Rig Sup dan safety Officer harus melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin-mesin.

Melengkapi tanda Log Out Tag Out (LOTO) pada control panel.

Safety meeting dan safety talk dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan yang berisiko tinggi.

Trailer Masuk Jurang, Sopir dan Kernet Meninggal di Tempat Kejadian


Tanggal 10 Desember 2010 di jalan lintas Trans Sulawesi terjadi kecelakaan lalu lintas, dimana sebuah trailer yang membawa peralatan
pengeboran berupa Cementing Pumping Unit mengalami kecelakaan masuk ke dalam jurang sehingga pengemudi dan kernetnya
meninggal di tempat kejadian.

Kronologi :

Untuk mengangkut peralatan pengeboran dari sebuah pelabuhan menuju lokasi pemboran digunakan lima unit trailer.

Perjalanan ke lima unit trailer dikawal oleh Polisi dari Polres setempat.

Saat melewati jalan yang menurun tajam dan berbelok ke kiri, pengemudi trailer tidak mampu mengusasi kendaraan, sehingga
masuk ke dalam jurang sedalam 10-15 meter.

Kondisi trailer rusak berat, pengemudi dan kernet meninggal di tempat kejadian.

Sebab Kecelakaan :

Kondisi jalan yang menurun tajam dan berbelok.

Pengemudi tidak mampu menguasasi kendaraan.

Saran-saran :

Lebih berhati-hati dalam melakukan pengangkutan alat-alat berat terlebih pada jalan yang naik/turun.

Melakukan sosialisasi cara-cara mengemudi yang aman terhadap pengemudi sebelum melakukan pengangkutan barang.

Jatuh Ke Sungai
Tanggal 24 Desember 2010 seorang pekerja rintis pada kegiatan penyelidikan seismik, terjatuh ke sungai saat menaiki kapal ketika akan
kembali ke Field camp.
Kronologi :

Crew rintis dari sebuah perusahaan jasa seismik baru saja selesai melaksanakan tugasnya di lapangan.

Karena hari sodah sore, crew harus kembali ke field camp untuk beristirahat.

Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut para pekerja adalah sebuah kapal.

Korban sudah berada di datas kapal, ketika akan mengambil sebuah baju pelampung di atap kapal melalui sisi kiri kapal, korban
terjatuh kesungai dan tenggelam.

Korban ditemukan keesokan harinya dalam kondisi meninggal dunia.

Sebab Kecelakaan :

Tidak mengikuti SOP transportasi air

Saat naik kapal tidak mengenakan baju pelampung

Saran-saran :

Semua pekerja harus mematuhi prosedur transportasi air

Memakai baju pelampung sebelum naik ke kapal dan dibuka saat sudah berada di darat.

Keselamatan transportasi air harus disosialisasikan kepada semua pekerja.

Sebelum memakai baju pelampung tidak diizinkan naik ke kapal

Anda mungkin juga menyukai