Drill Colar (DC) adalah salah satu rangkaian pipa bor yang dipasang di atas pahat. Gunanya sebagai pemberat, sehingga
pemboran lebih mudah untuk menembus lapisan tanah.
Biasanya drill colar diletakkan di atas rak pipa atau disimpan dalam sebuah kotak.
Pada instalasi pemboran di lepas pantai yang tempatnya serba terbatas, drill colar disimpan di dalam kotak.
Untuk mengeluarkan drill colar dari dalam kotak tidak mungkin diangkat oleh manusia, karena drill colar sangat berat, sehingga
digunakan pesawat angkat.
Cara mengangkatnya dengan kawat baja (sling) yang diujungnya dipasang pengait.
Pengait dicantolkan di kedua ujung pipa (dc), kemudian diangkat dengan pesawat angkat (crane).
Pada saat pengangkatan inilah terjadi kecelakaan, dimana posisi sling tidak center dengan pipa, sehingga pipa terayun dan
ujungnya menumbur perut seorang Roustabout yang berada di dekatnya.
Sebab-sebab kecelakaan :
Posisi sling tidak center dengan drill colar yang diangkat, sehingga bergeser pada titik imbangnya.
Posisi korban yang tidak tepat, sehingga terbentur oleh drill colar yang terayun.
Korban kurang paham atas aspek keselamatan kerja pada pengangkatan barang dengan crane.
Korban tidak paham pada aspek keselamatan kerja karena kurangnya sosialisasi prosedur pengangkatan dengan crane.
Saran-saran :
Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan harus diberikan petunjuk keselamatan (safety talk) termasuk bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi.
Prosedur kerja dalam hal ini mengangkat barang dengan crane harus disosialisasikan kepada para pekerja yang terlibat.
Semua pekerja harus dilengkapi dengan Personal Protection Equipment dan dipakai saat bekerja.
Pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2010 terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan
gas bumi, yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kronologi:
Saat proses mixing cement di surge tank independent (kaki 3), surge tank tidak mempunyai skit dan diganjal dengan kayu eks
palet, tangki goyang dan kaki surge tank bergeser meleset dari ganjalan, kemudian amblas, sehingga surge tank roboh
menimpa korban.
Korban berada di sekitar surge tank yang roboh sedang mengawasi pekerjaan mud boy yang sedang menimbang berat sampel
cement.
Sebagai informasi surge tank tersebut didesign untuk dipasang di anjungan lepas pantai, dimana kaki-kakinya dilas pada sebuah
deck. Kaki surge tank terbuat dari besi pipa. Karena kebutuhan, surge tank dibawa ke sebuah lokasi pemboran darat dan hanya
diganjal dengan kayu, tidak dilas pada alas yang terbuat dari plat.
Penyebab kecelakaan :
Posisi korban kurang beruntung, berada pada jangkauan jatuhnya surge tank
Saran-saran :
Ketika mencabut tubing bowl, tiba-tiba tubing terlepas dari elevator dan menimpa korban
Penyebab kecelakaan :
Saran-saran
Pekerjaan saat itu adalah mencabut pahat 12 dengan DP 5 dari kedalaman 748 meter hingga 667 meter.
Saat akan melepas sambungan satu stand DP 5, elevator ikut berputar, akibatnya dua buah safety pin putus dan elevator jatuh
dari ketinggian 30 meter (1 stand atau 3 joint).
Sebab kecelakaan :
Elevator terlepas dari link karena putusnya dua buah safety pin
Elevator terlepas dari rangkaian DP karena pintu elevator terbuka akibat kejutan/hentakan keras pada saat elevator ikut berputar
Putusnya kedua safety pin karena elevator ikut berputar pada saat DP diputar dengan power tong.
Elevator ikut berputar karena elevator masih mengikat/menjepit drill pipe meskipun slip sudah dipasang.
Saran-saran :
Membuat prosedur kerja yang aman dan disosialisasikan kepada semua pekerja.
Melengkapi dokumen teknis atas peralatan sesuai standard dan manual masing-masing peralatan.
KEBAKARAN KAPAL
Tanggal 26 Oktober 2010 telah terjadi kebakaran sebuah kapal (Tug Boat) di perairan Kalimantan Timur. Kebakaran tersebut mencederai
3 pekerja yang ada di dalam kapal tersebut dan dua orang diantaranya meninggal dunia.
Kronologi :
Kapal digunakan untuk mengantarkan petugas ke sebuah anjungan untuk sesuatu pekerjaan.
Selesai mengantar petugas, kapal menjauh dari anjungan menunggu perintah selanjutnya.
Sambil menunggu perintah lebih lanjut, tiga orang krew kapal melakukan kegiatan di dalam ruang mesin.
Terjadi kebakaran yang mencederai tiga orang yang berada di dalam ruang mesin.
Sebab-sebab kebakaran :
Kebakaran diduga adanya uap bahan bakar minyak (solar dan kondensat) yang terakumulasi di dalam ruang mesin.
Uap bahan bakar minyak berasal dari cadangan bahan bakar yang didimpan di dalam jerigen, tetapi tidak tertutup.
Sumber api diperkirakan dari api terbuka, karena ditemukan puntung rokok di saluran pembuangan air di dalam ruang mesin.
Ada indikasi pencampuran solar dengan kondensat sebagai bahan bakar mesin kapal.
Saran perbaikan :
Melakukan pemeriksaan teknis sesuai peraturan dan standrad yang diacu terhadap kapal-kapal yang dioperasikan.
Melakukan tindakan tegas terhadap pemilik kapal, jika ternyata melakukan pelanggaran ditatainya peraturan yang berlaku.
Melakukan sosialisasi secara berkala atas keselamatan penanganan bahan bakar minyak.
Sekitar pukul 15.00 seorang pekerja kontraktor berlari ke arah portacamp sambil minta tolong bahwa ada lima orang pinGsan di
dalam tangki amblasan.
Pekerjaan dihentikan, semua crew menolong mengangkat kelima orang yang pingsan di dalam tangki.
Korban pertama yang berhasil diangkat adalah orang yang terakhir masuk ke dalam tangki, akhirnya dapat diselamatkan.
Empat orang yang lain dalam kondisi kritis, segera dievakuasi ke Puskesma/Rumah sakit terdekat, namun akhirnya semua
meninggal dunia.
Sebab-sebab kecelakaan :
Tangki tersebut untuk menampung unloading nitrogen dan cairan yang keluar dari dalam sumur.
Tangki berbentuk persegi panjang dan lobang tangki berukuran 40 cm X 40 cm terletak di bagian sudut atas tangki.
Orang yang pertama masuk ke dalam tangki diduga mengambil sesuatu barang miliknya yang terjatuh ke dalam tangki.
Korban-korban berikutnya adalah orang-orang yang berusaha untuk menolong korban pertama.
Para korban diduga kekurangan oksigen, dimana di dalam tangki tersebut banyak berisi nitrogen.
Ketidaktahuan korban tentang bahaya gas nitrogen dan tidak mengerti prosedur memasuki ruang terbatas.
Saran-saran :
Melakukan pelatihan dan pemahaman mengenai prosedur masuk kedalam ruang terbatas (confined space).
Pekerjaan yang dilakukan ketika itu adalah persiapan pengeboran sumur minyak dengan instalasi pengeboran (rig) darat.
Rig dilengkapi dengan tiga buah mesin, dimana ke tiga mesin tersebut belum siap untuk dioperasikan karena alat penunjang
seperti baut pengikatnya dan tutup pengaman cross joint belum terpasang.
Korban sebagai mekanik melakukan running test terhadap Engine Draw Work No. 1.
Karena baut pengikat belum terpasang, mengakibatkan mesin bergeser dan membuat cross joint antara engine draw
work dan gear box patah, terlempar menghantam rahang korban.
Sebab-sebab Kecelakaan :
Standard Operating Proceure, Perintantah Kerja dan Job Safety Analisys tidak tersedia.
Saran-saran :
Semua peralatan penunjang seperti baut pengikat, tutup cross joint dan mufler harus dipasang sebelum dilakukan tes engine.
Rig Sup dan safety Officer harus melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin-mesin.
Melengkapi tanda Log Out Tag Out (LOTO) pada control panel.
Safety meeting dan safety talk dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan yang berisiko tinggi.
Kronologi :
Untuk mengangkut peralatan pengeboran dari sebuah pelabuhan menuju lokasi pemboran digunakan lima unit trailer.
Perjalanan ke lima unit trailer dikawal oleh Polisi dari Polres setempat.
Saat melewati jalan yang menurun tajam dan berbelok ke kiri, pengemudi trailer tidak mampu mengusasi kendaraan, sehingga
masuk ke dalam jurang sedalam 10-15 meter.
Kondisi trailer rusak berat, pengemudi dan kernet meninggal di tempat kejadian.
Sebab Kecelakaan :
Saran-saran :
Lebih berhati-hati dalam melakukan pengangkutan alat-alat berat terlebih pada jalan yang naik/turun.
Melakukan sosialisasi cara-cara mengemudi yang aman terhadap pengemudi sebelum melakukan pengangkutan barang.
Jatuh Ke Sungai
Tanggal 24 Desember 2010 seorang pekerja rintis pada kegiatan penyelidikan seismik, terjatuh ke sungai saat menaiki kapal ketika akan
kembali ke Field camp.
Kronologi :
Crew rintis dari sebuah perusahaan jasa seismik baru saja selesai melaksanakan tugasnya di lapangan.
Karena hari sodah sore, crew harus kembali ke field camp untuk beristirahat.
Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut para pekerja adalah sebuah kapal.
Korban sudah berada di datas kapal, ketika akan mengambil sebuah baju pelampung di atap kapal melalui sisi kiri kapal, korban
terjatuh kesungai dan tenggelam.
Sebab Kecelakaan :
Saran-saran :
Memakai baju pelampung sebelum naik ke kapal dan dibuka saat sudah berada di darat.