Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UTS TAMBANG BAWAH TANAH

NAMA : PRAYUDA

NIM : A020321057

KELAS/SEMESTER : 4B TEKNIK PERTAMBANGAN

1. A. Tambang Bawah Tanah adalah jenis tambang yang dilakukan di bawahpermukaan tanah.
Pada tambang bawah tanah, penambang melakukan pengeboran dan penggalian di bawah
tanah untuk mengakses dan mengambil mineral atau bahan tambang yang terletak di
lapisan bawah tanah. Tambang bawah tanah umumnya dilakukan ketika deposit mineral
terletak terlalu dalam atau terlindungi oleh lapisan tanah yang tebal.

B. Bahaya Tambang Bawah Tanah mencakup sejumlah risiko dan tantangan bagi para
penambang dan lingkungan sekitar. Beberapa bahaya yang terkait dengan tambang bawah
tanah antara lain:
• Kecelakaan dan cedera: Lingkungan kerja yang sulit dan kompleks di tambang bawah tanah
dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera bagi para penambang. Gangguan
keamanan, keruntuhan tanah, ledakan gas, kebocoran air, dan kecelakaan transportasi di
dalam tambang adalah beberapa contoh bahaya yang dapat terjadi.
• Kesehatan pekerja: Tambang bawah tanah dapat menghadirkan risiko kesehatan bagi
penambang. Paparan debu, gas beracun, dan bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan
penyakit pernapasan, keracunan, dan masalah kesehatan lainnya.
• Kebakaran dan ledakan: Kondisi lingkungan di dalam tambang bawah tanah, seperti
ketersediaan gas mudah terbakar dan debu yang mudah terbakar, meningkatkan risiko
kebakaran dan ledakan. Kebakaran atau ledakan dapat disebabkan oleh korsleting listrik,
percikan api, atau reaksi kimia yang tidak terkendali.
• Kerusakan lingkungan: Tambang bawah tanah juga dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan yang signifikan. Penggalian tambang dapat menyebabkan kerusakan pada tanah,
air tanah, dan vegetasi sekitarnya. Limbah tambang dan air asam tambang yang dihasilkan
selama proses penambangan juga dapat mencemari lingkungan.
• Stabilitas tanah: Kegiatan penambangan bawah tanah dapat mengganggu stabilitas tanah
di sekitar tambang. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tanah, runtuhnya tanah, atau
bahkan gempa bumi lokal.
Penting untuk mencatat bahwa langkah-langkah keselamatan dan perlindungan
lingkungan yang tepat harus diambil dalam operasi tambang bawah tanah untuk mengurangi
risiko dan dampak negatif yang mungkin terjadi.

2. Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara: Undang-
undang ini mengatur segala hal terkait dengan kegiatan pertambangan mineral dan
batubara di Indonesia, termasuk tambang bawah tanah. Undang-undang ini memberikan
kerangka hukum yang umum untuk kegiatan pertambangan, meliputi izin, perlindungan
lingkungan, keselamatan kerja, dan penambangan yang berkelanjutan
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan
Mineral dan Batubara: Peraturan pemerintah ini memberikan pedoman lebih rinci tentang
implementasi Undang-Undang No. 4 Tahun 2009. Termasuk di dalamnya adalah ketentuan
mengenai tambang bawah tanah, yang mencakup izin, rencana penambangan, pengelolaan
limbah, dan perlindungan lingkungan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 38 Tahun 2014
tentang Penambangan Mineral dan Batubara yang Berwawasan Lingkungan: Peraturan ini
mengatur tata cara penambangan mineral dan batubara yang memperhatikan aspek
lingkungan. Hal ini termasuk pengelolaan limbah, pengelolaan air, rehabilitasi lahan, dan
pemantauan lingkungan di sekitar tambang bawah tanah
Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2014 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Mineral dan Batubara: Peraturan ini bertujuan untuk mencegah kecelakaan
dan melindungi kesehatan pekerja tambang mineral dan batubara. Termasuk di dalamnya
adalah ketentuan mengenai keselamatan kerja di tambang bawah tanah, termasuk
penggunaan alat pelindung diri, pemeriksaan keamanan, dan pelatihan pekerja.

SNI yang terkait dengan tambang bawah tanah:


SNI 13-6910-2002: Tata cara pengendalian peledakan di tambang bawah tanah. Standar ini
memberikan pedoman dan persyaratan teknis untuk pengendalian dan penggunaan
peledakan di tambang bawah tanah, termasuk pengendalian bahaya, penyimpanan bahan
peledak, dan penggunaan alat deteksi ledakan.

3. Jenis -Jenis Penggolongan Tambang Bawah Tanah yang ada di Indonesia


• Tambang Bawah Tanah dengan sistem Room and Pilar
• Tambang Bawah Tanah dengan sistem Longwall
• Tambang Bawah Tanah dengan sistem Cut and Fill
• Tambang Bawah Tanah dengan sistem Sublevel Caving

4. Berikut adalah beberapa jenis bahaya umum di operasi tambang bawah tanah dan beberapa
cara pengendaliannya:
1. Kecelakaan kerja: Bahaya ini termasuk jatuh, tumbukan, terjepit, atau terbakar akibat
kegagalan peralatan, kondisi yang berbahaya, atau kesalahan manusia. Cara
pengendaliannya meliputi pelatihan keselamatan kerja yang tepat, penggunaan
peralatan pelindung diri (PPE) seperti helm, alat pelindung mata, sepatu pelindung, dan
kepatuhan terhadap prosedur keselamatan yang ketat.

2. Bahaya pernapasan: Di dalam tambang bawah tanah, pekerja dapat terpapar debu, gas
beracun, atau kurangnya oksigen. Sistem ventilasi yang baik dan penggunaan peralatan
pernapasan yang sesuai seperti masker pernapasan atau alat bantu pernapasan harus
diterapkan untuk mengendalikan bahaya ini. Pemantauan berkala terhadap kualitas
udara juga penting.

3. Keruntuhan dan longsor: Tanah dan batuan di sekitar tambang bawah tanah bisa tidak
stabil dan menyebabkan keruntuhan atau longsor. Penggunaan sistem penyangga
seperti dinding penyangga, pilar, atau baut penyangga dapat membantu mengendalikan
bahaya ini. Penilaian geoteknik yang tepat dan pemantauan yang teratur diperlukan
untuk mengidentifikasi risiko potensial dan mengambil langkah pencegahan yang
diperlukan.
4. Bahaya kebakaran dan ledakan: Gas beracun seperti metana atau karbon monoksida
serta kebocoran bahan bakar dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan di tambang
bawah tanah. Sistem ventilasi yang baik, pemantauan gas yang akurat, dan penggunaan
alat pelindung diri anti-ledakan dapat membantu mengendalikan bahaya ini. Selain itu,
prosedur keamanan yang ketat, pelatihan evakuasi darurat, dan pemadaman kebakaran
yang efektif juga penting.

5. Risiko jatuh atau terjebak: Ruang yang sempit dan berbahaya di dalam tambang bawah
tanah dapat menyebabkan pekerja jatuh atau terjebak. Penerapan langkah-langkah
pengamanan seperti penggunaan tali pengaman, pegangan tangan, atau pagar
pengaman dapat membantu mengurangi risiko ini. Pelatihan keselamatan dan
perencanaan yang matang juga diperlukan untuk menghindari risiko ini.

6. Bahaya kimia: Penggunaan bahan kimia seperti bahan peledak atau zat kimia pengolah
mineral dapat menyebabkan bahaya kimia. Tindakan pengendalian yang tepat, seperti
penyimpanan yang aman, penggunaan yang sesuai, dan pemantauan terhadap paparan
kimia, harus diterapkan. Pemahaman dan pelatihan tentang risiko kimia juga penting
bagi pekerja tambang.

5. Berikut adalah beberapa teknik tersebut beserta kelebihan dan kekurangannya:

1. Pemboran dan Peledakan (Drilling and Blasting):

- Kelebihan: Metode ini relatif cepat dan efisien dalam pembukaan lorong. Peledakan dapat
digunakan untuk menghancurkan batuan yang kuat dan membentuk lorong dengan cepat.
- Kekurangan: Metode ini membutuhkan penggunaan bahan peledak yang dapat
menyebabkan risiko keamanan dan keselamatan yang tinggi. Peledakan juga dapat
menyebabkan getaran yang berpotensi merusak lingkungan sekitarnya.

2. Peledakan Mekanis (Mechanical Excavation):

- Kelebihan: Metode ini melibatkan penggunaan mesin berat seperti alat pemotong atau
gergaji untuk menghancurkan batuan. Metode ini dapat memberikan kontrol yang lebih baik
terhadap debu dan getaran yang dihasilkan.
- Kekurangan: Penggunaan mesin berat dapat membutuhkan biaya operasional yang tinggi.
Metode ini juga dapat membutuhkan perawatan dan perbaikan yang sering pada peralatan
yang digunakan.

3. Pemboran dan Peledakan Tambang Nirkabel (Wireless Blasting):

- Kelebihan: Metode ini menggunakan peledakan tanpa kabel yang dikendalikan secara
nirkabel. Ini mengurangi risiko kabel yang putus atau tersangkut selama proses peledakan.
Metode ini juga memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih baik dalam melakukan
peledakan.
- Kekurangan: Penggunaan teknologi nirkabel ini membutuhkan investasi awal yang lebih
tinggi. Selain itu, peralatan nirkabel juga dapat rentan terhadap gangguan dan masalah
koneksi.

4. Metode Bor dan Alat Berputar (Raise Boring):


- Kelebihan: Metode ini melibatkan penggunaan bor yang berputar untuk membuka lubang
vertikal atau horisontal. Metode ini lebih aman dan efisien dalam membuka lorong dengan
kecepatan yang konsisten.

- Kekurangan: Penggunaan peralatan bor yang canggih dapat membutuhkan biaya awal yang
tinggi. Selain itu, metode ini terbatas pada pembukaan lubang dengan ukuran tertentu.

5. Metode Pemotongan Mesin Cakar (Tunnel Boring Machine):

- Kelebihan: Metode ini melibatkan penggunaan mesin cakar otomatis untuk menggali
lorong secara presisi. Metode ini efisien, menghasilkan sedikit debu, dan memiliki risiko
kecelakaan kerja yang rendah.
- Kekurangan: Pemilihan dan pengoperasian mesin cakar yang tepat dapat menjadi
tantangan. Selain itu, metode ini membutuhkan akses yang memadai dan tidak cocok untuk
semua jenis batuan.
Setiap teknik pembukaan lorong memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu yang perlu
dipertimbangkan berdasarkan kondisi geologi

Anda mungkin juga menyukai