Anda di halaman 1dari 14

BAB II

DASAR TEORI

1.1 K3 Pemboran
A. Definisi K3 Pemboran
Pemboran adalah suatu pekerjaan yang secara prinsip memiliki ketentuan-
ketentuan antara lain:
1) Menembus lapisan tanah atau batuan.
2) Dilakukan dengan menggunakan mesin atau alat tertentu.
3) Mempunyai tujuan tertentu.
4) Mengikuti persyaratan yang ditentukan.

K3 adalah bidang yang berhubungan dengan keselamatan, kesehatan, dan


kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah institusi ataupun lokasi proyek.
Tujuan K3 menurut UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja antara lain:
1) Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sehingga
kinerjanya dapat meningkat.
2) Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
berada di lingkungan kerja.
3) Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan
secara aman dan efisien.

Aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam pelaksanaan K3 yaitu:


a) Lingkungan Kerja
b) Alat Kerja dan Bahan
c) Metode Kerja

B. Tujan K3 Pemboran
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2) Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada ditempat dan sekitar
pekerjaan itu.
3) Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya secara aman,efisien
dan efektif.
4) Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
5) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
6) Perawatan dan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
7) Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja.
C. Alat Pelindung Diri saat Pemboran
1) Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari potensi bahaya tersayat oleh
mata bor, potensi bahaya terjepit oleh putaran mesin bor, potensi bahaya tersetrum
power listrik dari mesin bor, potensi bahaya terjepit benda kerja yang berat pada saat
memindahkan benda kerja, potensi bahaya tertimpa benda kerja yang berat dan
melindungi tangan dari terlilit oleh putaran mesin bor.
2) Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kemasukan patahan mata bor dari
proses mengebor benda kerja, mata dari terkena percikan serbuk dari proses mengebor
dan mata dari terbentur atau tertusuk benda kerja yang lancip atau menonjol.
3) Masker berfungsi untuk melindungi pernafasan dari menghirup debu yang tebal dari
proses mengebor benda kerja.
4) Sepatu shoes berfungsi untuk melindungi kaki bagian bawah dari potensi bahaya
terkena percikan serbuk panas dari effect pengeboran benda logam, kaki bagian
bawah dari potensi bahaya tertimpa benda kerja yang berat, kaki bagian bawah dari
potensi bahaya tersetrum listrik dari kabel mesin bor yang rusak dan kaki bagian
bawah dari potensi menginjak serbuk atau tatal pengeboran.
5) Safety helmet berfungsi untuk melindungi kepala dari potensi bahaya terkena serbuk
percikan dari proses mengebor benda kerja logam dan kepala dari potensi bahaya
terkena benturan benda kerja.

D. Tindakan Tidak Aman dalam Pemboran


1) Berjalan di bukan tempat berjalan biasa, seperti diatas pipa yang tidak terpasang
pengaman.
2) Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja sesuai semestinya.
3) Merokok dilokasi berdebu atau gas mudah terbakar.
4) Bekerja sembari bercanda.
5) Mengangkat beban yang berlebihan.
6) Menyalakan mesin yang tidak sesuai prosedurnya.

E. Tindakan Aman dalam Pemboran


1) Lengkapi alat pelindung diri saat bekerja sesuai dengan prosedurnya.
2) Menyalakan mesin sesuai prosesudrnya
3) Selalu tanggap dengan keadaan.
4) Jangan merokok ditempat bekerja
5) Mengetahui prosedur yang terdapat dilokasi pemboran

F. Persiapan Lokasi dan Pemasangan Instalasi Bor


1) Lokasi pemboran harus ditempatkan pada jarak yang cukup aman dari hantaran kabel
listrik udara, kabel tanah atau saluran pipa.
2) Lokasi pemboran harus diamankan dari masuknya orang dan hanya orang yang diberi
izin yang diperbolehkan masuk ke dalam daerah tersebut dan harus tersedia jalan
keluar darurat.
3) Pada lokasi pemboran harus disediakan sarana tempat mencuci, mengganti dan
menyimpan pakaian serta barang pribadi, kecuali pada lokasi yang berdekatan tersedia
sarana tersebut.
4) Apabila peralatan bor akan dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya maka pipa
bor, perkakas dan peralatan lainnya harus diamankan dan tiang bor harus ditempatkan
pada posisi yang aman. Sewaktu memindahkan alat bor ke tempat yang baru, juru bor
harus dibantu oleh pembantu  juru bor.
5) Dilarang melakkan pekerjaan lain dibawah atau berdekatan dengan derek  bor yang
sedang dipancangkan atau dibongkar, atau pada saat tiang bor dinaikan-diturunkan.
6) Menaikan atau menurunkan tiang bor harus dilaksanakan pada kondisi atau cahaya
yang cukup terang.
7) Tindakan pengaman harus dilakukan untuk menjaga derek bor atau tiang bor dari
kerusakan yang diakibatkan oleh tiupan angin kencang sewaktu memancang,
membongkar atau menaikan.
8) Dalam hal menaikan atau menurunkan derek bor atau tiang bor portable, petunjuk dari
pabrik pembuatnya harus benar-benar diikuti. Dilarang menggunakan derek bor atau
tiang bor dengan beban yang melebihi batas beban maksimum.
9) Lampu penerangan harus diatur dengan baik, tempat kerja pemboran dan rak tempat
pipa cukup terang atau tidak menyilaukan mata juru bor. Bila perlu, lampu peringatan
untuk lalulintas udara harus dipasang pada puncak derek bor atau tiang bor dan harus
mematuhi peraturan lalulintas udara. Lampu penerangan harus dilengkapi dengan 
dudukan atau pelindung lampu.
10) Instalasi bor harus dioperasikan pada permukaan yang datar dan jika bekerja pada
suatu teras, harus diatur pada jarak yang aman sekurang-kurangnya 3 meter dari ujung
teras. Ketika sedang beroperasi instalasi bor harus diatur agar poros longitudinalnya
tegak lurus dengan ujung teras.

G. Pencegahan pada saat Pemboran


1) Sebelum memulai kegiatan pemboran, lokasi-lokasi pemboran harus diperiksa untuk
menjamin keamanan pada pekerja pemboran.
2) Alat pemadam api portabel dari jenis ukuran yang sesuai harus tersedia dalam jumlah
cukup dan dalam keadaan siap pakai serta terawat dengan baik.
3) Topi  dan sepatu alat pengaman serta alat pelindung diri lainnya harus dipakai oleh
para pekerja pada atau di sekitar alat pemboran.
4) Sebelum memulai pekerjaan pada setiap permulaan gilir kerja, pekerja tambang harus
memeriksa dan memastikan bahwa peralatan dalam keadaan aman untuk digunakan.
Kondisi tidak aman dan tindakan penanggulangan yang dilakukan harus dicatat
didalam buku pemboran.
5) Dilarang menjalankan dan memindahkan instalasi bor, kecuali semua pekerja telah
berada di tempat yang aman.
6) Bagian yang bergerak yang dapat menyebabkan kecelakaan atau cidera harus diberi
pengamanan. Pengaman rantai penggerak harus cukup kuat menahan benturan rantai
yang putus.
7) Tangga, jalan bertangga, pegangan tangga, pagar pengaman pada lantai, dan pada
instalasi bor harus dirawat dalam keadaan baik. Dilarang menempatkan , menyimpan
atau meletakan barang di tangga, jalan bertangga, maupun lantai kerja.
8) Operator dilarang meninggalkan alat bor yang sedang beroperasi.
9) Pekerja pemboran dan orang lain harus berada pada jarak yang aman dari pipa bor
yang sedang bergerak. Dilarang melintasi pipa bor  yang sedang bergerak.
10) Pekerja pemboran dilarang memegang batang bor atau meletakan tangan mereka
diatas alat penjepit (chuck) sewaktu pemboran sedang dilakukan.
11) Pada waktu listrik mati, alat pengendali bor harus dinetralkan sampai listrik hidup
kembali.
12) Lubang bor yang sedang tidak dipergunakan harus ditutup atau dipagari.
13) Dilarang melakukan pemboran dengan sistem pembilasan lumpur (mud flush)kecuali
apabila dilengkapi dengan alat untuk memberikan peringatan apabila terjadi
kehilangan lumpur.

1.2 Cara Penanganan Core


A. Definisi Core
Core adalah sampel (contoh batuan) yang diambil dibawah permukaan dengan metode
tertentu sebagai data geologi, yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif.

B. Definisi Cutting
Cutting adalah serpihan batuan akibat tergerusnya batuan pada saat pemboran
berlangsung, yang bertujuan untuk memeroleh sampel keratan pemboran.

C. Cara Penaganan Core :

Sebelum dilakukannya deskripsi pada suatu core, perlu dilakukan penanganan pada
sampel tersebut yaitu:
1) Pemotongan, dilakukan saat sampel dikeluarkan dan sampai di permukaan, lalu
dilakukan pemotongan tiap satu meter dengan tujuan core agar lebih mudah dimasukkan
dalam box untuk dilakukan pendeskripsian.
2) Pembungkusan, tujuan dilakukannya pembungkusan yaitu untuk melindungi sampel
tersebut dari kontaminasi dengan faktor luar. Diantaranya dilakukan dengan
pembungkusan lilin, pipa PVC, Fiber Glass.
3) Pemberian label, dimaksudkan agar sampel tersebut tidak tertukar dan data yang
didapat tidak terjadi suatu kesalahan. Termasuk juga data kedalaman core.
Hal-hal yang diperhatikan saat penanganan core:
1) Komunikasi dengan operator mengenai panjang inti bor dalam satu run, kedalaman
dan kondisi inti bor yang berhasil diperoleh.
2) Berhati-hati pada saat pengeluaran inti bor dari split pemboran ke split PVC untuk
segera dilakukan pendeskripsian.
3) Bersihkan kotoran berupa sisa keratan pemboran yang menempel pada permukaan inti
bor dan membasuhnya dengan sedikit air.
4) Lakukan deskripsi dan dokumentasi sesegera mungkin.
5) Jika inti bor akan disampling untuk kebutuhan coal quality setelah dilakukan logging
geofisika, lakukan pembungkusan inti bor tersebut dengan plastik wrap
6) Secara berhati-hati, susunlah inti bor tersebut pada core box.
7) Hindari penguapan (desikasi) inti bor, simpanlah core box di tempat yang teduh dan
sejuk.
8) Jika core box hendak dibawa ke tempat penyimpanan, angkatlah dengan berhati-hati.
Hindari patahan inti bor yang disebabkan karena proses transportasi.

1.3 Cara Deskripsi


A. Deskripsi Batuan Sedimen
1) Tekstur
a. Warna (color)
Warna bisa dilihat dengan mata telanjang tidak memerlukan alat khusus. Terdiri
dari warna segar dan warna lapuk, sertakan pula variasi warnanya untuk
memperjelas pemerian. Contoh: batupasir berwarna segar kelabu kehijau-hijauan.
Pemerian warna ini mencerminkan tingkat oksidasi, kandungan mineral, dan
lingkungan pengendapan batuan itu sendiri. - Warna merah: menunjukan keadaan
oksidasi > non marin, mengan-dung Fe (umumnya hematit). - Warna hijau:
merupakan reduksi dari warna merah, mengandung glaukonit, zeolit atau
chamosite. - Warna kelabu: menunjukan keadaan reduksi >marin, kaya akan
bahan organik. - Warna, kuning-coklat: menunjukan keadaan oksidasi,
mengandung limonit, goethite, dan oksida besi.

b. Bentuk
- Sphericity (kebulatan)
Bentuk permukaan butiran yang mendekati bentuk bulat.
 Tergantung atas bentuk ,imeral dalam batuan induknya.
 Rekahan-rekahan maupun bidang belahnya yang hanya sedikit berubah
selama proses pengangkutan.
- Roundness (kebundaran)
Bentuk permukaan butiran yang membulat.
 Dipengaruhi olh aktivitas fluida dan butiran yang mengalami pengikisan
selama pengangkutan.
\

c. Pemilahan (sorting)
Sorting merupakan keseragaman bentuk butir. Jika pemilahannya baik maka ia
diendapkan oleh media yang cair/encer dengan energi arus yang kecil, dan begitu
pula dengan sebaliknya.
- Very Poor Sorted: bentuk butir sangat tidak seragam.
- Poor Sorted: keseragaman butir buruk.
- Medium Sorted: bentuk butir hampir seragam.
- Well Sorted: bentuk butir seragam.
- Very Well Sorted: bentuk butir sangat seragam.
-
d. Besar butir (grain size)
Ukuran diameter batuan (skala wenworth)

1. Bongkah : >256 mm
2. Berangkal : 64-256 mm
3. Kerakal : 4-64 mm
4. Kerikil : 2-4 mm
5. Pasir sangat kasar : 1-2 mm
6. Pasir kasar : 0,5-1 mm
7. Pasir sedang : 0,25-0,5 mm
8. Pasir halus : 0,125-0,25 mm
9. Pasir sangat halus : 1/16-1/18 mm
10. Lanau : 1/256-1/16
11. Lempung : <1/256 mm

e. Kemas (fabric)
Hubungan antar butir batuan.
- Tertutup: massa batuan dipenuhi oleh butiran/ butiran saling bersentuhan.
- Terbuka: butiran tidak saling bersentuhan.
f. Kekompakkan (induration)
Tingkat kepadatan atau kekerasan partikel batuan sedimen.
- Sangat kompak (dense)
- Kompak (hard)
- Medium hard (sedang)
- Soft (mudah pecah)

2) Struktur sedimen
- Masiv : massa batuan padat dan kompak.
- Perlapisan: terdapat perlapisan butiran batuan.
- Laminasi: perlapisan butiran batuan yang tipis.

3) Komposisi mineral
Reaksi bowens :

B. Deskripsi Batubara
1) Warna
Warna bisa dilihat dengan mata telanjang tidak memerlukan alat khusus.
- Hitam
- Hitam kecoklatan
- Coklat kehitaman
- Coklat
- Gelap
- Cerah
- Bintik-bintik
2) Kilap
Kenampakan permukaan batuan ketika terpantul cahaya.
- Bright: terang
- Dull: kusam

3) Gores
Warna goresan batuan.
- Hitam
- Hitam kecokelatan
- Cokelat kehitaman
- Cokelat

4) Kekerasan
Ketahanan batuan terhadap suatu goresan.
- Very soft: mudah pecah
- Soft: dapat dipotong dengan pisau
- Moderately soft: tergores tapi tidak pecah
- Moderately hard: tidak dapat digores
- Hard: pecah karena satu pukulan pisau
- Very hard: sulit dipecahkan

5) Pecahan
Bentuk pecahan batuan.
- Uneven: tidak beraturan
- Even: beraturan
- Cubical: kubus
- Sheet: lembaran

6) Pengotor
Unsur lain yang terdapat dalam batuan.
- Damar (kuning)
- Pirit (emas)
- Batu pasir/lempung (putih bedak)
- Kuarsa (putih/bening)

7) Struktur sediemen
- Banded: perlapisan
- Non Banded: tidak ada perlapisan
-
8) Komposisi mineral
- Mika
- Karbon
- Pirit
- Kuarsa

1.4 Perhitungan Core Recovery


A. Definisi Core Recovery
Core recovery adalah suatu persen coring yang terisi pada satu pipa bor. Hal tersebut
terjadi karena saat melakukan pengeboran pengambilan sampel, tidak akan selalu dalam
satu pipa akan diisi penuh oleh core yang ada. Maka dari itu perhitungan Core Recovery
(CR) adalah sebagai perbandingan panjang total core yang terisi dengan panjang pipa bor.

B. Rumus Core Recovery

Contoh perhitungan Core Recovery:

Core yang Diperoleh


Core Recovery = x 100%
Coring yang Dilakukan
  110 - 110 cm
= x 100%
  110
  110
= x 100%
  110

=
  100%  

Core yang Diperoleh


Core Recovery = x 100%
Coring yang Dilakukan
  110 - 15 cm
= x 100%
  110
  95
x 100%
  = 110
=
  86,36%  
C. Hasil Perhitungan Core Recovery Saat UKK

KEDALAMAN
Core
SAMPA LITOLOGI
DARI Recovery
I
0 11.5 Batu lempung 100%
11.5 12 Loss core  
12 23 Batu bara 82%
23 24 loss core  
24 35 Batu pasir 82%
35 36 Loss core  
36 46 Batu pasir 82%
46 48 Loss core  
48 55 Batu lempung 82%

BAB II

KOLOM STRATIGRAFI

Anda mungkin juga menyukai