Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1

PEMETAAN SITUASI MENGGUNAKAN METODE POLIGON TERTUTUP

Disusun Oleh :

 Andro Yanto K. Warajani(22230213


 Edgar Malaikosa(22230213
 Hizky Karpada(22230213
 Selfina G.Kenat(22230213)
 William R. Pakae(2223021362)

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-
cara pengukuran dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi
dapat di abaikan. Secara sederhana, mata kuliah ini mempelajari tentang
pengertian pemetaan dan bagaimana cara memetakan. Oleh karena itu, mahasiswa
diharuskan melaksanakan praktikum ilmu ukur tanah yaitu memetakan salah satu
area Politeknik Negeri Kupang. Penentuan area pemetaan ini biasanya di kawasan
yang sempit, sehingga bumi masih dianggap bidang datar dan distorsi yang
disebabkan kelengkungan bumi dapat diabaikan. Pemetaan dilakukan dengan
menentukan titik-titik koordinat dan ketinggian yang tersebar merata dalam
kawasan terlebih dahulu sehingga memudahkan penggunaan selanjutnya.
Di dalam proses pemetaan terdapat pengukuran kerangka dasar horizontal
(pengukuran mendatar untuk mendapatkan jarak, sudut dan koordinat mendatar
antara titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi) dan pengukuran kerangka
dasar vertikal (pengukuran tegak/vertikal untuk mendapatkan jarak, sudut dan
koordinat tegak antara titik-titik yang diukur serta pengukuran titik-titik detail).
Titik-titik yang diperoleh kerangka dasar horizontal dan vertikal inilah yang
akan membentuk sebuah poligon yang dapat dilihat dengan adanya garis-garis
yang menghubungkan titik-titik tersebut. Dengan metode poligon, posisi titik yang
belum diketahui koordinatnya ditentukan dari titik yang sudah diketahui
koordinatnya dengan mengukur semua jarak dan sudut yang ada pada poligon.
Dalam pembuatan suatu peta diperlukan pengukuran di lapangan, pengukuran
tersebut dapat dilakukan dengan system poligon yang dilanjutkan dengan
pengukuran detail situasi.
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari pengukuran ini ialah :

1. Untuk dapat mengetahui cara mendeskripsikan dan menganalisis


pengertian, carakerja dan proses pengukuran poligon.
2. Untuk dapat menentukan kemiringan lahan serta tinggi titik pada
suatu titik yang ditentukan.
3. Untuk dapat mengetahui cara menggambar peta situasi pada
pengerjaan pengukuran.
4. Untuk dapat mengetahui cara menghitung hasil pengukuran dan
mampu mengolah data dari pengukuran poligon.

1.3. LOKASI PRAKTIKUM


1. Waktu pengambilan data di lapangan dilakukan selama 4 kali yaitu
a. Hari Selasa, 13 Juni 2023, Jam 12.00 s.d 16.00
b. Hari Jumat, 27 Juni 2023, Jam 12.00 s.d 15.00
c. Hari Selasa, 4 Juli 2023, Jam 12.30 s.d 14.00
d. Hari Rabu, 7 Juli 2023, Jam 13:00 s.d 16:00

2. Lokasi Pengukuran
 Lokasi pengukuran berada di Jl. Prof Dr. Herman Johanes

Sumber : screenshoot pribadi


Gambar 1.1 Peta lokasi pengukuran
 Waktu pengukuran
Selasa 13 Juni 2023 sd. Selasa 7 Juli 2023, mulai pukul 13:00 sd.16:00

1.4. TINJAUAN PUSTAKA


1.4.1. Ilmu Ukur Tanah
Secara umum ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-
cara pengukuran yang diperlukan untuk menyatakan kedudukan titik di
permukaan. Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu yang dinamakan
geodesi. Ilmu geodesi mempunyai 2 maksud dan tujuan yaitu :
a. Maksud ilmiah yaitu untuk mempelajari bentuk dan besar bulatan
bumi.
b. Maksud praktis yaitu ilmu yang mempelajar penggambaran
dari sebagian besar atau sebagiankecil permukaan bumi yang
dianamakan peta.
Tujuan dasar dari ilmu ukur tanah mengacu pada tujuan praktis dari
ilmu geodesi, maksud tersebut dicapai dengan mempelajari bagaimana cara
melakukan pengukuran diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tak
beraturan, karena adanya gunung dan lembah yang curam. Untuk
memudahkan pengukuran permukaan bumi yang tak beraturan tersebut
maka dibuatlah suatu bidang perantara. Bidang perantara tersebut adalah
datar. Meski permukaan bumi itu lengkung tapi kita anggap datar karena
permukaan bumi yang akan diukur itu tidak punya satuan yang lebih
panjang dari 50 Km, biasanya yang diukur adalah hutan, jalan raya,
jalankereta api, bendungan, saluran air, jembatan dan lain sebagainya.

1.4.2. Pemetaan (Surveying)


Pengertian pemetaan secara harfiah menurut kamus besar Bahasa
Indonesia (1987 : 859)adalah suatu proses, cara, perbuatan membuat peta,
kegiatan pemotretan yang dilakukan melaluiudara dimana dalam kegiatan
tersebut bertujuan meningkatkan hasil pencitraan yang baiktentang suatu
daerah. ( Yusuf,et.al,1957 : 452).
Pengertian lain tentang pemetaan adalah pengelompokkan suatu
kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah
yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi
penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas
khusus dalam penggunaan skala yang tepat. (soekidjo, 1994 : 34).
Pemetaan (Surveying) adalah penentuan lokasi titik yang terdapat
diatas, pada maupun di bawah permukaan bumi. Untuk penentuan lokasi
diperlukan adanya suatu kerangka referensi, yang direpresentasikan dengan
menggunakan bench mark (alam maupun buatan manusia).
Bench mark ini digunakan sebagai titik awal pengukuran. Untuk
pengukuran poligon ini Benchmark menggunakan arak Utara sebagai titik
awal.
Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, terestris dan
ekstraterestris. Pemetaan terestris merupakan pemetaan yang dilakukan
dengan menggunakan peralatan yang berpangkaldi tanah. Sedangkan
pemetaan ekstraterestris tidak berpangkal di tanah tapi dilakukan
denganmenggunakan bantuan wahana (pesawat terbang, pesawat ulang-alik
maupun satelit).
Prinsip dasar pemetaan adalah pengukuran sudut dan jarak untuk
menentukan posisi darisuatu titik. Jika dua sudut dan satu sisi dari sebuah
segitiga diketahui, maka semua sudut dan jarak dari segitiga tersebut dapat
ditentukan. Dengan demikian untuk mendapatkan koordinat suatu titik
dapat dilakukan dengan cara mengukur sudut dan jarak dari titik yang sudah
diketahui koordinatnya.
1.4.4. Pengukuran Poligon
Poligon merupakan rangkaian titik-titik yang membentuk segi banyak.
Rangkaian titik tersebut dapat digunakan sebagai kerangka peta. Koordinat
titik tersebut dapat dihitung dengan data masukan yang merupakan hasil
dari pengukuran sudut dan jarak. Posisi titik-titik dilapangan dapat ditentun
dengan mengukur jarak dan sudut kearah titik kontrol. Posisi titik-titik
control haruslah mempunyai ketelitian yang tinggi dan distribusinya dapat
menjangkau semua titik.
Berdasarkan bentuk geometrisnya, polygon dapat dibedakan atas polygon
terbuka dan polygon tertutup.
1.4.1. Poligon terbuka
Poligon terbuka merupakan poligon dengan titik awal dan titik
akhir tidak berimpit atau tidak pada titik yang sama. Poligon
terbuka terbagi atas:
a. Poligon terbuka terikat sempurna
Merupakan poligon terbuka dengan titik awal dan
titik akhir berupa titik yang tetap.
b. Poligon terbuka terikat sepihak
Merupakan poligon terbuka yang titik awal dan titik
akhirnya berbeda
c. Poligon terbuka sempurna
Merupakan poligon terbuka tanpa titik tetap.
Pada poligon ini juga hanya dapat dilakukan koreksi
sudut dengan menggunakan persamaan
∑ S + F(S) = (αakhir −αawal) + n x 180° dan
d. tanpa ada pengikat titik. Poligon terbuka terikat
dua azimut
Pada prinsipnya poligon terbuka terikat dua azimut
sama dengan poligon terbuka terikat sepihak hanya
saja titik awal dan titik akhir diadakan pengamatan
azimut sehingga koreksi sudutnya sebagai berikut;

∑ S + F(S) = [(αakhir −αawal) + n]x 180°


Aakhir = azimut akhir
Aawal = azimut awal
∑ S = jumlah sudut
e. Poligon terbuka terikat dua koordinat
Poligon terbuka terikat dua koordinat merupakan
poligon yang titik awal dan titik akhirnya berada pada
titik tetap. Pada poligon ini hanya terdapat koreksi
jarak sebagai berikut;
∑ d Sin α = jumlah ∆ X/jumlah ∆ Y
X/Yakhir = koordinat X/Yakhir
X/Yawal = koordinat X/Yawal
1.4.2. Poligon Tertutup
Poligon tertutup merupakan poligon dengan titik awal dan titik
akhir saling berimpitan atau saling bertemu. Pada poligon
tertutup ini secara geometris bentuk rangkaian poligon tertutup
bila memiliki dua titik tetap bisa dinamakan dengan poligon
tertutup terikat sempurna.
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1. ALAT
1) Rambu Ukur (dua buah)

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.1 Gambar rambu ukur

2) Statif / Tripod

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.1 Gambar statif/tripod
3) Meter Saku

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.1 Gambar meter saku
4) Payung

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.1 Gambar payung

5) Pesawat Theodolit

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.1 Gambar pesawat theodolit
 Kompas

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.5 Gambar kompas

6) Palu

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.5 Gambar palu

7) GPS

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.5 Gambar GPS
8) Helm

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.5 Gambar helm

9) Microsoft Xl 2021

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.5 Gambar helm
10) Civil 3D 2018 (Metric)

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.5 Gambar aplikasi civil 3d
2.2 BAHAN
1. Piloks dan paku payung

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar 1.5 Gambar piloks dan paku payung
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 LANGKAH PRAKTIKUM

1. Dengarkan arahan dari Dosen Pengajar dan PLP.


2. Survey lokasi, sket lokasi yang akan di ukur kemudian tentukan titik-titik
poligonnya dan merencakan jalannya pengukuran.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek
3. Pengukuran di mulai dengan meminjam terlebih dahulu alat-alat
pengukuran di Lab. Survey PNK.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek
4. Setelah sampai di lokasi, langkah pertama adalah kita memberi tanda pada
titik P1 menggunakan paku payung. Dirikan statif atau tripod pada titik P1
yang sudah ditentukan, kemudian kita ambil pesawat theodolit dalam kotak
alat dan pasangkan pada statif lalu di kunci menggunakan sekrup pengunci
pada statif.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek
5. Setelah itu kita center point untuk memastikan pesawat theodolit berada
tepat di titik tengah P1 yang telah di beri tanda.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek
6. Atur nivo kotak dan nivo tabung dengan menggunakan kaki statif agar
gelembung berada di tengah-tengah nivo untuk membuat theodolit datar.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek
7. Sebelum dinyalakan terlebih dahulu ukur tinggi alat, kemudian tekan
tombol power.Setelah menyala kita atur arah utara menggunakan kompas
lalu kunci theodolit menggunakan sekrup pengunci horizontal agar
theodolit tidak dapat bergerak.
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar : 3.1 dokumentasi praktek
8. Pastikan bacaan horizontal pada arah utara 0 ° 0’0” dengan cara menekan
tombol Oset 2x, hasilnya dicatat pada lembar data.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek

9. Setelah itu dirikan rambu pada bacaan depan, kemudian longgarkan


theodolit dengan memutar sekrup pengunci horizontal agar bisa
berputardan arakan teropong theodolite ke titik terakhir kemudian baca
bacaan sudut horizontal, vertical, dan bacaan rambunya kemudian di tulis
pada table pengukuran.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek
10. Kemudian kita arahkan teropong lagi ke setiap STA yang dapat dijangkau
oleh teropong dan baca baacan seperti bacaan pada titik P2 kecuali bacaan
luar biasa.
Catatan: untuk bacaan STA setiap 25 meter, jika terdapat
gundukan,tanjakan,atapun belokan,dsb bisa langsung menyesuaikan
pengukurannya (hingga STA 500 meter)
Pembacaan STA setiap 25 meter dimulai dengan pembacaan vekrtkal kiri
dan vertical kanan (diusahakan untuk membaca semua detail yang ada
sesuai kondisi jalan)
Sumber : dokumentasi pribadi
Gambar : 3.1 dokumentasi praktek

11. Pindah alat ke titik P2 lakukan sama seperti pada titik P1 kecuali tidak buat
lagi utaranya, tetapi arahankan alat ke P1 sebagai bacaan belakang lalu
buat bacaan0°0’0”.

Sumber : dokumentasi pribadi


Gambar : 3.1 dokumentasi praktek

12. Kemudian lakukan sama seperti alat di titik P1 dengan mengambil bacaan
belakang,muka, belakang luar biasa, muka luar biasa, bacaan STA
selanjutnya beserta detail dengan lakukan hal yg sama seperti sebelumnya.
13. Untuk titik berikutnya sampai titik terakhir lakukan sama seperti pada alat
di titik P2.
14. Setelah selesai periksa alat, bersihkan, dan kembalikan ke lab.
15. Kemudian kita mengolah data, menggambar dan membuat laporan.
16. Terus di kumpulkan pada Dosen Pengajar.

3.2 LANGKAH PERHITUNGAN


Berikut adalah langkah- langkah perhitungan di exel beserta screenshootnya:

1) Masukan data- data perhitungan yang didapat setelah pengukuran di


lapangan ke exel, agar terlihat rapih dan bisa melanjutkan perhitungan
selanjutnya

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
2) Hitungan ke Decimal= Derajat + Menit/60 + Detik/3600

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
3) Sudut β biasa dan β luar bias= Horizontal Muka – Horizontal Belakang

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
Sumber : screenshooth pribadi
Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan

4) Sudut β rata-rata=AVERAGE(β biasa;β luarbisa)

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
5) Azimuth=Azimut Awal + sudut β terkoreksi

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan

6) Helling= 90– Decimal Vertikal

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
7) Jarak= 100*(BA-BB)*(COS(RADIANS(Helling)))^2

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
8) Menghitung delta X

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
9) Menghitung delta Y

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
10) Menghitung delta h

Sumber : screenshooth pribadi


Gambar : 3.1 screnshooth perhitungan
3.3. LANGKAH PLOTING
1) Pertama pisahkan data X, Y, Z, dan Keterangan kedalam sheet baru dengan
bertandaPNEZD (P=urutan, N=X, E=Y, Z=Z, Keterangan=D).

2) Setelah di pindahkan kita blok semua data dari urutan pertama sampai akhir lalu
copy, kemudian ke tempat penyimpanan untuk membuat file Notepad lalu
membuka filenotepad tersebut lalu paste otomatis data akan muncul, setelah save.

3) Kemudian kita buka aplikasi Civil3D Imperial.


4) Setelah terbuka kita klik pada Toolspace, lalu klik Points, lalu klik import points
akanmuncul layar import points, lalu klik tanda plus(+) lalu kita cari file notepad
tadikemudian klik open.

5) Setelah klik open akan kembali ke layar import points, kemudian pada specify
pointfile format kita klik PNEZD.
6) Kemudian kita klik Ok, otomatis pada layar kerja Civil3D akan muncul titik
sesuaidata yang tadi kita masukan. Jika di layar belum muncul titik-titik maka ketik
ZE
7) Jika terlalu besar titik-titiknya makan dapat diperkecil scalanya kurang lebih 1”:20’

8) Untuk memunculkan nama pada titik tersebut kita blok semua titik, lalu klik
pointgrup properties akan muncul layar point grup properties,lalu klik pada
information,lalu pada point label style kita klik tanda segitiga hitam yang arahnya
ke bawah lalukita pilih Description only.
9) Kemudian pada point style klik icon yang bergambar kotak biru yang ada pensil
diujung bawah kanan akan muncul layar point style, lalu klik marker, lalu pada size
kitaubah ukuran mm sesuai yang kita inginkan, lalu klik Ok.

10) Kemudian pada point label style klik icon yang bergambar kotak biru yang ada
pensildi ujung bawah kanan akan muncul layar label style composer – description
only, laluklik layout, lalu pada text height kita ubah ukuran sesuai yang kita
inginkan, lalu klikOk.
11) Akan kembali ke layar point grup properties, lalu klik Ok. Otomatis titik-titik
yangtadi sudah ada namanya masing-masing.
12) Setelah itu kita sambungkan titik-titik tersebut sesuai lokasi yang kita ukur.
13) Setelah selesai menyambungkannya kita print
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, dapat di simpulkan bahwa
Poligon adalah rangkaian garis khayal diatas permukaan bumi
yangmerupakan garis lurus yang menghubungkan titik-titik dan merupakan
suatu objek pengukuran. Theodolit merupakan alat ruang yang digunakan
untuk mengukur jurusan, jarak dan beda tinggi titik di permukaan tanah.
Dan untuk mendapatkan hasil yang benar maka hasil pengukuran sudut
jurusan, jarak dan beda tinggi harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan
tidak melebihi batas toleransi. Untuk mendapatkan tinggi titik dipermukaan
tanah guna penggambaran peta kontur maka di perlukan pengkuran beda
tinggi pada poligon.

4.2. SARAN
Agar diperoleh hasil yang lebih detail dan mendekati
hasil yangtepat,pengukuran harus benar-benar teliti, hendaknya
memperhatikan pemakaian alat, juga saat pembacaan pada pesawat
theodolit agar hasil pengukuran yang diperoleh tepat. Usahakan juga
pengukuran tinggi patokdan tinggi alat benar-benar teliti dan tepat agar
perhitungan selanjutnyatidak salah.

DAFTAR PUSTAKA

Studocu.com BAB 2 Bab 3 Laporan Praktikum Poligon tertutup kel 8

Yacob V. Hayer, SST., M.Eng. Langkah Perhitungan Poligon. Mp4 dan Tutorial

Plottoing Civil 3d. Mp4

Slamet Basuki, Ilmu Ukur Tanah (edisi revisi), Januari 2011

Academia.edu. Laporan Praktikum Pengukuran Pengukuran Poligon

Anda mungkin juga menyukai