BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
Sumber : http://Geodesi10.blogspot.com/
Gambar 1.1
Poligon Terbuka
Metode mengikat kemuka adalah penentuan sebuah titik yang akan dicari
koordinatnya melalui 2 (dua) buah titik yang sudah diketahui koordinatnya.
Misalnya kita akan menentukan koordinat titik R yang diukur dari Titik P(Xp;Yp)
dan Titik Q(Xq;Yq). Alat ditempatkan di kedua titik yang sudah diketahui.
Sumber : http://Shareit.ac.id/
Gambar 1.2
Metode Mengikat Kemuka
3
4
4
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
Letak Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berada di Kampung Pakar, Desa
Ciburial, Kecamatan Cimenyan, pada ketinggian antara 770 mdpl sampai 1330
mdpl. Di atas tanahnya yang subur terdapat sekitar 2500 jenis tanaman yang
terdiri dari 40 familia dan 112 species. Pada tahun 1965 luas taman hutan raya
baru sekitar 10 ha saja, namun saat ini sudah mencapai 590 ha membentang
dari kawasan Pakar sampai Maribaya. Saat ini pengelolaannya dilakukan oleh
Dinas Kehutanan Pemda Provinsi Jawa Barat (sebelumnya berada di bawah
naungan Perum Perhutani).
5
6
6
7
BAB III
LANDASAN TEORI
7
8
Penggunaan dan perlakuan seorang surveyor terhadap alat merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan. Penggunaan alat yang tidak tepat dapat
mengakibatkan hasil pengukuran yang salah. Cara perawatannya pun harus
diperhatikan agar alat ukur tanah tidak rusak. Alat ukur tanah merupakan alat-alat
yang harganya cukup mahal.
Pengukuran merupakan pengamatan terhadap suatu besaran yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa
keterbatasan tertentu (Basuki, S, 2006). Menurut (Wongsotjitro, 1980) arti
melakukan pengukuran suatu daerah ialah menentukan unsur-unsur (jarak dan
sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah
tersebut dapat digambar dengan skala tertentu. Pengukuran dengan alat
sederhana dapat untuk mengukur, jarak, beda tinggi, dan sudut. Pengukuran ini
dapat dibedakan menjadi pengukuran langsung dan tidak langsung. Pengukuran
langsung adalah pengukuran dengan langsung mendapatkan nilai pengukuran.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang tidak langsung didapat
hasilnya tetapi harus melalui proses perhitungan terlebih dahulu.
Pengukuran jarak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan seperti pita ukur, pita baja, dan pegas ukur. Pengukuran dengan alat-
alat ini biasanya digunakan untuk mengukur daerah yang tidak begitu luas.
Terbatasnya skala alat ukur seperti pita ukur menjadikan alat ini digunakan untuk
pengukuran langsung di daerah yang luas. Pengukuran tidak langsung dapat
menggunakan peralatan seperti theodolith dan waterpass.
3.2 Macam-Mcam Lubang Bukaan
Klasifikasi lubang bukaan berdasarkan arah kedudukannya terhadap
sumbu vertikal dan horizontal dapat dibagi menjadi :
1. Lubang bukaan vertikal/hampir vertikal, yaitu : Shaft, Raise, Winze
2. Lubang bukaan horizontal/hampir horizontal, yaitu : Adit, Tunnel, Drift,
Crosscut
3. Lubang bukaan miring (incline), yaitu : Decline/Ramp, Incline Sahft
3.2.1 Lubang Bukaan Vertikal atau Hampir Vertikal
Lubang bukaan vertikal atau hampir vertikal ini dibuat baik di luar badan
bijih maupun pada badan bijih. Jenis lubang bukaan ini terbagi menjadi :
8
9
Vertikal shaft adalah jalan masuk vertikal yang terletak di antara terowongan
dan permukaan tanah. Jalan masuk vertikal ini adalah pekerjaan utama yang
harus dilakukan pada pekerjaan penggalian terowongan. Shaft juga dapat
dikategorikan sebagai lubang bukaan utama.
Penentuan posisi dari shaft harus dipilih pada lokasi :
1. Kedalamannya minimum,
2. Menembus permukaan di atas terowongan bawah tanah ke tempat yang
diinginkan
3. Mempunyai manfaat serta mudah mengerjakannya dan pembentukannya
stabil.
4. Berdasarkan pada kondisi permukaan seperti akses yang baik, didekat
dumping area, tanah yang murah, atau jauh dari daerah berpopulasi padat.
A.Ukuran
9
10
operator ketika operator tidak dapat melihat ke dasar shaft atau untuk mengontrol
setiap kesalahan pergerakan dari bucket yang akan menyebabkan kecelakaan
bagi pekerja. Clamshell biasanya tidak dapat digunakan pada kedalaman dibawah
25 ft. Akan tetapi kedalaman penggalian ini juga dipengaruhi jenis material di lokasi
yang kan digali.
Langkah selanjutnya adalah dengan menggantikan digging bucket dengan
bucket yang lebih ringan atau kontainer yang dapat dinaikan dengan hoist pada
shaft, dan juga dapat diayunkan ke samping dan dapat ditumpahkan dengan
peralatan penarik atau dengan tangan.
Cara ini dapat digunakan sampai kedalaman 100 ft atau perubahan langsung
dapat dilakukan dengan menggunakan bucket penggali yang memakai hoist pada
headframe shaft yang akan digunakan nantinya.
Clamshell khusus dapat dioperasikan dari platform tertutup pada bottom shaft,
memuat material galian ke kontainer yang akan diangkat melalui hoist ke
permukaan.
10
11
Lantai yang diledakkan hanya pada salah satu sisi setiap kali peledakan.
Baru peledakan berikutnya dilakukan setelah broken material (material hasil
peledakan) dipindahkan. Peledakan dimulai dari atas, setelah semua pekerja dan
peralatan berada pada tempat yang aman di luar shaft.
3. Dengan menggunakan shaft boring machine
Pekerjaan penggalian dengan mengunakan shaft boring machine ini
prinsipnya sama dengan prinsip pengeboran biasa. Namun alat bor yang dipakai
biasanya berdimensi sangat besar. Alat ini dipasang/digantung pada frame.
1.2. Raise
Raise adalah lubang bukaan vertikal atau hampir vertikal yang dibuat pada
badan bijih untuk menghubungkan level bawah ke level di atasnya. Penggaliannya
dimulai dari level bawah menuju ke level yang lebih atas. Raise letaknya pada
level, termasuk secondary opening.
Fungsi dari raise ini adalah :
1. Sebagai manway (jalan untuk pekerja)
2. Sebagai sarana ventilasi
3. Sebagai jalur material yang akan dibawa ke stope
Metode pembuatan raise dapat dibedakan menjadi :
1. Timber Raise
Alat bor yang biasanya dipakai pada metode ini biasanya adalah stopper
driler.
Langkah kerja pembuatan raise ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelum peledakan dimulai penyangga kayu dan papan penahan broken
ore hasil peledakan harus sudah terpasang, sehingga setelah peledakan
material hasil peledakan akan langsung jatuh ke dalam chute yang telah
disiapkan
b. Dilakukan pemboran dengan menggunakan stopper driller, dengan pola
pemboran yang umum adalah pola V cut
c. Persiapan untuk peledakan telah selesai, slides, chute dan lagging telah
terpasang dengan aman.
d. Scaling (perataan permukaan raise dari tonjolan hasil peledakan), dan
penyemprotan raise untuk mengurangi debu.
e. Pemasangan penyangga untuk persiapan siklus selanjutnya
f. Tempat kerja telah siap untuk siklus kerja berikutnya
11
12
12
13
13
14
Metode pembuatan dan pengerjaan tunnel ini sama dengan pembuatan adit.
3.Drift
Drift adalah lubang bukaan horizontal yang dibuat pada badan bijih atau
didekat badan bijih searah strike dari badan bijih. Kegunaan dari lubang bukaan
ini adalah :
1. Penghubung dari shaft ke stope
2. Sebagai lubang bukaan untuk transport pekerja
3. Sebagai lubang bukaan untuk udara ventilasi
4. Sebagai lubang bukaan untuk pengangkutan ore
4.Cross Cut
Cross cut adalah lubang bukaan yang dibuat menembus badan bijih.
Biasanya dibuat untuk menghubungkan shaft ataupun drift dengan badan bijih.
Pembuatan cross cut biasanya dilakukan untuk :
Keperluan prospecting
Sebagai jalan angkut untuk menghubungkan level/drift dengan badan bijih
atau badan bijih dengan shaft, ore pass.
Pembuatan cross cut ini mirip dengan pembuatan drift, alat-alat yang dipakai
pun hampir sama dengan alat yang digunakan pada pembuatan lubang bukaan di
atas.
5. Service Area
Service area adalah lubang bukaan yang dibuat untuk berbagai keperluan,
yaitu :
1. Sebagai tempat manuver alat di dalam tambang
2. Sebagai tempat istirahat dan makan pekerja
3. Ruangan sanitasi di bawah tanah
4. Gudang peralatan
5. Gudang bahan peledak.
6. dll
Teknis pembuatannya biasanya dimulai dengan membuat lubang bukaan
seperti horizontal lainnya, kemudian baru dilakukan pelebaran bukaan baik arah
lateral maupun vertikal.
14
15
15
16
fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90. Dengan adanya
teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah.
Untuk pekerjaanpekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat
digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Sumber : http://alatukurtanah.com/
Gambar 3.1
Theodolite Digital dan Manual
Syarat syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap
dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah ;
Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel
nivo tabung dan nivo kotaknya ).
Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical
sama dengan nol.)
Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala
tegak
Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II (
Garis bidik tegak lurus sumbu kedua / mendatar).
Pengoperasian Theodolite
Penyiapan Alat Theodolite Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
16
17
Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.2
Statif
3.4.3 Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium
yang diberi skala pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini
mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam
cm, tiap-tiap blok merah, putih atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut
berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-
17
18
tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih, dll. Kesemuanya
ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.3
Macam-Macam Rambu Ukur
Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.5
Alat Ukur Panjang
18
19
3.4.5 Meteran
Meteran atau disebut pita ukur karena umumnya bendanya berbentuk pita dengan
panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini pada
keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan ataurol
Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.5
Alat Ukur Panjang
Fungsi utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk mengukur jarak atau
panjang.
Yang perlu diperhatikan saat menggunakan meteran antara lain :
Satuan ukuran yang digunakan Ada dua satuan ukuran d yang biasa
Digunakan, yaitu satuan Inggris ( inch, feet, yard) dan satuan metrik ( mm,
cm, m)
Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm , inch atau feet.
3.4.6 Senter
Senter merupakan perlengkapan yang digunakan untuk penerangan dan
biasanya digunakan di system penambangan Underground. Senter adalah sebuah
alat listrik portabel yang merupakan sumber cahaya untuk menerangi dan
dioperasikan dengan baterai. Biasanya sumber cahayanya adalah dari sebuah
bola lampu pijar kecil atau lampu pendar yang dikenal dengan istilah lampu LED.
Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.5
Alat Ukur Panjang
19
20
BAB IV
KEGIATAN LAPANGAN
Gambar 4.1
Dokumentasi Pengukuran
Gambar 4.2
Dokumentasi Pengukuran
20
21
21
22
P5 BS 13,81 13,3 12,8 90,217 10,10 10,100 -0,038 162,133 49,960 162,133 208,000 779992,521 9235997,64 779910,020 9013' 90 13 kawat 16207'59'' 162 7 59
Z 103 14,06 13,3 12,55 2,6 90,150 15,10 15,100 -0,040 252,211 252,211 779985,432 9235984,31 779909,96 9009' 9125' 90 9 91 25 25212'41'' 252 12 41
P6 BS 14,55 13,8 13,04 89,967 15,10 15,100 0,009 70,594 70,594 27,095 779985,432 9235984,31 779910,009 8958' 89 58 7035'38'' 70 35 38
FS 14,66 13,8 12,94 90,017 17,20 17,200 -0,005 207,095 136,501 207,095 208,000 779977,357 9235970,64 779909,995 9001' 90 1 20705'41'' 207 5 41
D1 14,66 13,8 12,93 89,833 17,30 17,300 0,050 248,000 248,000 200,032 779979,506 9235970,96 779910,05 8950' 89 50 24800'00'' 248 0 0
D2 14,66 13,8 12,93 89,833 17,30 17,300 0,050 254,249 254,249 216,320 779975,186 9235970,17 779.910,050 8950' 89 50 25414'55'' 254 14 55
9236002
9236000
9235998
9235996
9235994
9235992 Series1
9235990 p5
9235988
9235986
9235984
9235982
779984 779988 779992
Gambar 4.1
Sketsa Hasil Pengukuran
22
23
9236005
9236000
9235995 Series1
9235990 z102
9235985 c1
9235980 c2
9235975 p5
9235970 p6
9235965
779970 779980 779990 780000 780010
Gambar 4.2
Sketsa Hasil Pengukuran
9236005
9236000
9235995 Series1
9235990 p2
9235985 p3
9235980 p4
9235975 p5
9235970 p6
9235965
779970 779980 779990 780000 780010
Gambar 4.3
Sketsa Hasil Pengukuran
23
24
BAB V
ANALISA
24
25
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Ilmu ukur bawah tanah atau Underground Surveying adalah suatu metode
kegiatan pengukuran yang dilakukan dalam kegiatan penambangan bawah tanah
(undergroung mining).Pengukuran dalam tanah (underground traversing ) memiliki
pengukuran yang berbeda dengan pengukuran pada permukaan (surface
traversing). Peralatan untuk pengukuran tambang pada umumnya tidak jauh
berbeda dengan alat ukur tanah yang biasanya digunakan, kecuali apabila alat
tersebut tidak dapat digunakan untuk pengukuran dalam tanah (Underground
Traversing) maka digunakannya perlengkapan khusus yang diperlukan.
Dalam laporan awal ini juga kita dapat mengeatahui dan memahami hal-
halyang berkaitan dengan lubang bukaan terutama tentang pengukuran
lubangbukaan tambang bawah tanah, dimana ada beberapa prosedur yang harus
kita jalani untuk melakukan suatu pengukuran lubang bukaan, agar hasil yang kita
dapatkan dapat maksimal.Selain itu juga kita dapat mengetahui dan memahami
tentang jenis-jenis dari lubang bukaan tambang bawah tanah itu sendiri, dimana
lubang bukaan ituterdiri dari dua jenis yaitu lubang bukaan vertikal dan
juga lubang bukaan horisontal, dimana setiap jenis lubang bukaan memiliki
fungsi dan ciri khas nyamasing-masing.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam 1 kelompok terdiri minimal dari 8 orang agar pekerjaan
lebih mudah dan cepat
25
26
26