Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran adalah sebuah teknik pengambilan data yang dapat
memberikan nilai panjang, tinggi dan arah relatif dari sebuah obyek ke obyek
lainnya. Dimana pengukuran dan pengambilan data sangat menentukan hasil
tambang yang akan dilakukannya kegiatan penambangan. Pengukuran tersebut
tidak hanya dilakukan di tempat terbuka (surface), tetapi juga pengukuran dapat
dilakukan di tempat tertutup. Seperti di terowongan, lubang bukaan, tambang
bawah tanah, dan sebagainya. Pada dasarnya peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam kegiatan pengukuran lubang bukaan adalah sama. Namun
terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pengukuran.
Ilmu ukur bawah tanah atau Underground Surveying adalah suatu metode
kegiatan pengukuran yang dilakukan dalam kegiatan penambangan bawah tanah
(undergroung mining), dimana output dari pengukuran tersebut untuk mengetahui
dan memperoleh data tentang ;
Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topograpi yang ada
Gambaran lubang-lubang tambang (peta tambang)
Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope.
Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah kerja
tambang dengan batas daerah pertambangan, sehingga dapat diperoleh suatu
keterangan untuk menetapkan arah penggalian lebih lanjut, juga untuk
memperoleh data dari daerah kerja tambang yang mungkin dibuat
Pengukuran lubang bukaan biasanya metode yang digunakan yaitu dengan
metode polygon terbuka. Yang mana polygon terbuka merupakan suatu metode
dengan titik patok yang tidak tertutup atau kembali pada titik patok awal.
Pengukuran dalam tanah (underground traversing) memiliki pengukuran yang
berbeda dengan pengukuran pada permukaan (surface traversing), perbedaan
tersebut dapat dibedakan atas beberapa hal, diantaranya;
Penerangan (light) pada Underground Traversing sangat diperlukan,
karena sangat membantu dalam pembacaan alat ukur.

1
2

Pengulangan pembacaan perlu dilakukan untuk mencegah atau


memperkecil kesalahan.
Daerah atau ruang pengukuran sangat berbeda seperti pada pengukuran
terbuka, sehingga lebih sulit dalam pelaksanaan pengukurannya.
untuk pengukuran tambang pada umumnya tidak jauh berbeda dengan alat
ukur tanah yang biasanya digunakan, kecuali apabila alat tersebu tidak dapat
digunakan untuk pengukuran dalam tanah (Underground Traversing) maka
digunakannya perlengkapan khusus yang diperlukan.
1.2 Perumusan Masalah
Pengukuran lubang bukaan dilakukan di gedung perkuliahan lantai 3
UNISBA, dengan input yang akan didapat berupa azimuth, zenith, benang tengah,
benang atas, dan benang bawah untuk menghasilkan output berupa peta situasi,
sketsa 3D, dan penampang.
1.3 Maksud dan Tujuan Pengukuran
1.3.1 Maksud
Maksud dari materi pengukuran lubang bukaan pada praktikum perpetaan
ini yaitu sebagai salah satu dasar untuk mempelajari lebih lanjut tentang perpetaan
khususnya metode pengukuran pada objek daerah tertutup, dan untuk mengetahui
dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan lubang bukaan baik jenis-jenisnya
maupun metode pengukuran lubang bukaan tersebut.
1.3.2 Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengukuran lubang bukaan.
2. Mengetahui posisi atau kedudukan lubang bukaan terhadap permukaan
topografi.
3. Mengetahui metode pengukuran pada underground.
4. Praktikan dapat membuat peta dengan mengolah data hasil dari
pengukuran.

2
3

1.4 Metode Pelaksanaaan


Metode yang digunakan pada pengukuran lubang bukaan (underground) ini
adalah metode poligon terbuka dan metode mengikat kemuka.
Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang
menghubungkan titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan
pengukuran sudut dan jarak. Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak
koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta.
Sedangkan poligon terbuka itu sendiri adalah suatu metode yang
menggunakan setiap titik yang ada pada peta yang biasanya tidak mencerminkan
posisi yang sebenarnya ada di permukaan bumi dan poligon tersebut tidak
mempunyai sudut dalam seperti pada poligon tertutup. jadi pengukuran di mulai
dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah ini. Oleh
sebab itu membutuhkan barbagai jenis perhitungan yang membantu dalam proses
pemetaannya.

Sumber : http://Geodesi10.blogspot.com/
Gambar 1.1
Poligon Terbuka
Metode mengikat kemuka adalah penentuan sebuah titik yang akan dicari
koordinatnya melalui 2 (dua) buah titik yang sudah diketahui koordinatnya.
Misalnya kita akan menentukan koordinat titik R yang diukur dari Titik P(Xp;Yp)
dan Titik Q(Xq;Yq). Alat ditempatkan di kedua titik yang sudah diketahui.

Sumber : http://Shareit.ac.id/
Gambar 1.2
Metode Mengikat Kemuka

3
4

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan pada pembuatan draft yang berjudul lubang
bukaan (underground) ini, antara lain ;
BAB I PENDAHULUAN
bab 1 berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, maksud dan
tujuan praktikum, metoda yang dipergunakan saat praktikum dan sistematika
penulisan. Pada dasarnya bab 1 menjelaskan konsep dasar kita ketika akan
melakukan praktikum.
BAB II TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini menerangkan tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan keadaan dari laporan pengukuran situasi, seperti lokasi dan kesampaian.
Pada bagian ini berisi Keadaan Umum, Keadaan Geologi Daerah,
BAB III LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menerangkan tentang peta, dasar-dasar pengukuran,
metode pengukuran, alat yang dipakai dalam pengukuran. Dan rumus-rumus yang
digunakan dalam melakukan pengolahan data pengukuran. Pada bagian ini berisi
tentang Metode Perhitungan Poligon Terbukan untuk Pemetaan underground, Alat
Ukur.
BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan saat
pengukuran dan tugas yang diberikan oleh instruktur. Dan membahas tentang
hasil perhitungan dari data yang diperoleh dari pengukuran dilapangan. Bagian ini
berisi tentang Kegiatan Lapangan, Data Hasil Pemetaan Underground,
Perhitungan dan Pengolahan Data Pemetaan Underground, HasilPengolahan
Data Pemetaan Underground.
BAB V ANALISA
Dalam bab ini berisi tentang pembahasan dari kegiatan lapangan apabila
terdapat anomaly dalam pengukuran.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang inti inti permasalahan dari kegiatan lapangan
dan hasil perhitungan serta pendapat dan gagasan yang berupa rekomendasi,
Kesimpulan, Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
5

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Keadaan Umum


2.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi pengukuran lubang bukaan (underground) dilakukan di gua jepang
taman Hutan Raya Juanda, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat Pengukuran
lubang bukaan (underground) dilakukan pada hari senin tanggal 09 januari 2017
mulai pukul 08.00 17.58 WIB dalam keadaan gelap dan dingin dikarenakan
berada di dalam gua.Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan
konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang
terletak di Kota Bandung, Indonesia. Luasnya mencapai 590 hektare membentang
dari kawasan Dago Pakar sampai Maribaya.

Letak Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berada di Kampung Pakar, Desa
Ciburial, Kecamatan Cimenyan, pada ketinggian antara 770 mdpl sampai 1330
mdpl. Di atas tanahnya yang subur terdapat sekitar 2500 jenis tanaman yang
terdiri dari 40 familia dan 112 species. Pada tahun 1965 luas taman hutan raya
baru sekitar 10 ha saja, namun saat ini sudah mencapai 590 ha membentang
dari kawasan Pakar sampai Maribaya. Saat ini pengelolaannya dilakukan oleh
Dinas Kehutanan Pemda Provinsi Jawa Barat (sebelumnya berada di bawah
naungan Perum Perhutani).

2.1.2 Keadaan Geografi dan Administrasi Daerah


Secara geografis kelurahan tamansari kecamatan Bandung wetan memiliki
wilayah yang datar sebesar 43% dari keseluruhan luas wilayah. Keseluruhan
tamansari apabila di tinjau dari sudut ketinggian tanah, berada pada ketinggian
500 mdpl. Daerah sekitar Universitas Islam Bandung seperti taman sari atas,
taman sari bawah merupakaan daerah yang pada penduduk. lokasi Universitas
Islam bandung juga berada dekat dengan sungai cikapundung.
2.1.3 Keadaan Topografi dan Morfologi Daerah
Kelurahan tamansari berada pada topografi yang relative curam lebig dari
40. Berada diketinggian sekitar 500 mdpl dan berbatasan oleh sungai

5
6

cikapundung. Tamansari memiliki jumlah penduduk 201,3963 jiwa/Ha. Kawasaan


taman sari berada di kawasn tengah cikapundung yang mana aliran sungainya
memiliki aliran sungai berkelok-kelok dan rawan terhadap erosi.
2.1.5 Keadaan Sosial Penduduk
Kawasan ini biasanya cukup ramai pada akhir pekan, terutama hari
Minggu pagi saat banyak orang datang berekreasi sekadar menikmati suasana
atau berolah-raga lintas alam dengan rute Tahura-Maribaya sepanjang 6
kilometer. Jarak ini biasa dapat ditempuh berjalan kaki sekitar 2-3 jam (tergantung
kondisi). Yang pasti berjalan kaki melintasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini
sangat menyenangkan karena selain keasrian lingkungannya, juga memberikan
kesegaran karena udara yang relatif bersih.
2.2 Keadaan Geologi Daerah
Daerah pengukuran yang berada di pusat kota Bandung secara umum
memiliki keadaan stratigrafi sebagai berikut :
Pada umur holosen satuan stratigrafi terdapat pada endapan sungai
dengan tebal 6 meter yang mana pada endapan ini mengandung endapan
yang berukuran lempung hingga bongkah.
Pada umur Pleistosen Atas dengan formasi Kosambi dan formasi cibereum
yang memiliki tebal lebih dari 80 yang mana endapan yang ada pada
formasi ini yaitu batu lempung, gunung api, yang biasanya di dominasi oleh
warna coklat.
Pada umur Pleistosen Bawah dengan formasi cikapundung yang memiliki
tebal < 350 yang mana endapan pada formasi ini di dominasi oleh kelompok
batuan konglomerat, dan kelompok batuan gunung api.
Daerah pengukuran yang dilakukan apabila dilihat dengan data
geomorfologi merupakan termasuk ke dalam daerah hasil dari aktivitas tektonik
yang mana termasuk kedalam sesar lembang. Sesar ini dapat di buktikan dengan
daerah sekitar pengamatan berupa gawir sesar yang mana dapat dilihat dari
dinding gawir yang menghadap ke arah utara.
2.3 Waktu Pelaksanaan
selasa tanggal 09 Desember 2016 mulai pukul 20.00 01:30 WIB.

6
7

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Pengukuran Bawah Tanah


Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-
cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai
keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif
sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan
(Basuki, S, 2006). Proses pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara terestrial dan ektra terestrial. Pemetaan terestris merupakan
pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang berpangkal di tanah.
Pemetaan ekstra terestris adalah pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan
alat yang tidak berpangkal di tanah tapi dilakukan dengan wahana seperti pesawat
terbang, pesawat ulang alik atau satelit. Menurut Wongsotjitro, (1980) arti
melakukan pengukuran yaitu menentukan unsur-unsur (Jarak dan sudut) titik yang
ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat
digambar dengan skala tertentu.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, teknik-teknik dalam mengukur
tanahpun berkembang. Peralatan untuk mengukur tanah juga semakin
berkembang. Mulai dari peralatan manual menjadi peralatan elektris sehingga
pengukuran menjadi lebih cepat, tepat dan mudah. Bantuan komputer dalam
perhitungan juga memudahkan manusia mendapatkan hasil yang cukup akurat.
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu:
jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan istilah
pengukuran secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah
selesai pengukuran. Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur, baak ukur,
yalon dan abney level. Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang
digunakan untuk pengukuran dilapangan yang dikenal dengan tacheometer.
Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan
optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis.
Sebagai contoh adalah compass survey, waterpass dan theodolit.

7
8

Penggunaan dan perlakuan seorang surveyor terhadap alat merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan. Penggunaan alat yang tidak tepat dapat
mengakibatkan hasil pengukuran yang salah. Cara perawatannya pun harus
diperhatikan agar alat ukur tanah tidak rusak. Alat ukur tanah merupakan alat-alat
yang harganya cukup mahal.
Pengukuran merupakan pengamatan terhadap suatu besaran yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa
keterbatasan tertentu (Basuki, S, 2006). Menurut (Wongsotjitro, 1980) arti
melakukan pengukuran suatu daerah ialah menentukan unsur-unsur (jarak dan
sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah
tersebut dapat digambar dengan skala tertentu. Pengukuran dengan alat
sederhana dapat untuk mengukur, jarak, beda tinggi, dan sudut. Pengukuran ini
dapat dibedakan menjadi pengukuran langsung dan tidak langsung. Pengukuran
langsung adalah pengukuran dengan langsung mendapatkan nilai pengukuran.
Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang tidak langsung didapat
hasilnya tetapi harus melalui proses perhitungan terlebih dahulu.
Pengukuran jarak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan seperti pita ukur, pita baja, dan pegas ukur. Pengukuran dengan alat-
alat ini biasanya digunakan untuk mengukur daerah yang tidak begitu luas.
Terbatasnya skala alat ukur seperti pita ukur menjadikan alat ini digunakan untuk
pengukuran langsung di daerah yang luas. Pengukuran tidak langsung dapat
menggunakan peralatan seperti theodolith dan waterpass.
3.2 Macam-Mcam Lubang Bukaan
Klasifikasi lubang bukaan berdasarkan arah kedudukannya terhadap
sumbu vertikal dan horizontal dapat dibagi menjadi :
1. Lubang bukaan vertikal/hampir vertikal, yaitu : Shaft, Raise, Winze
2. Lubang bukaan horizontal/hampir horizontal, yaitu : Adit, Tunnel, Drift,
Crosscut
3. Lubang bukaan miring (incline), yaitu : Decline/Ramp, Incline Sahft
3.2.1 Lubang Bukaan Vertikal atau Hampir Vertikal
Lubang bukaan vertikal atau hampir vertikal ini dibuat baik di luar badan
bijih maupun pada badan bijih. Jenis lubang bukaan ini terbagi menjadi :

8
9

Vertikal shaft adalah jalan masuk vertikal yang terletak di antara terowongan
dan permukaan tanah. Jalan masuk vertikal ini adalah pekerjaan utama yang
harus dilakukan pada pekerjaan penggalian terowongan. Shaft juga dapat
dikategorikan sebagai lubang bukaan utama.
Penentuan posisi dari shaft harus dipilih pada lokasi :
1. Kedalamannya minimum,
2. Menembus permukaan di atas terowongan bawah tanah ke tempat yang
diinginkan
3. Mempunyai manfaat serta mudah mengerjakannya dan pembentukannya
stabil.
4. Berdasarkan pada kondisi permukaan seperti akses yang baik, didekat
dumping area, tanah yang murah, atau jauh dari daerah berpopulasi padat.

A.Ukuran

Ukuran dari shaft bermacam-macam, berdasarkan jumlah material yang


harus diangkut dan ukuran dari material yang akan diangkat dan diturunkan pada
shaft tersebut. Ukuran minimum shaft kira-kira 11 x 13 ft termasuk dinding (beton
atau selubung), dapat mengakomodasi single hoist dan elevator supply serta
(ladderway) jalan tangga. Jalan tangga termasuk tangga, kabel listrik bertegangan
tinggi, pipa pembuangan air, ventilator duct, yang kesemuanya harus terlindung
dari ayunan muatan atau kejatuhan material.

Rangka utamanya terdiri dari rangkaian baja seperti gambar dibawah


ataupun dapat dibangun dari kayu. Pada rangka ini terdiri dari hoist utama,
peralatan dumping, dan discharge chute atau hopper. Mesin hoist dan winch
biasanya pada struktur terpisah.

B. Metode Pembuatan Shaft

1. Dengan metode konvensional

Penggalian dimulai dengan clamshell yang dapat menggali tanah lunak


tanpa bantuan alat lain, dan mampu memindahkan tanah dan batuan
keras setelah diberaikan. Satu atau dua orang pengawas membantu pekerjaan

9
10

operator ketika operator tidak dapat melihat ke dasar shaft atau untuk mengontrol
setiap kesalahan pergerakan dari bucket yang akan menyebabkan kecelakaan
bagi pekerja. Clamshell biasanya tidak dapat digunakan pada kedalaman dibawah
25 ft. Akan tetapi kedalaman penggalian ini juga dipengaruhi jenis material di lokasi
yang kan digali.
Langkah selanjutnya adalah dengan menggantikan digging bucket dengan
bucket yang lebih ringan atau kontainer yang dapat dinaikan dengan hoist pada
shaft, dan juga dapat diayunkan ke samping dan dapat ditumpahkan dengan
peralatan penarik atau dengan tangan.
Cara ini dapat digunakan sampai kedalaman 100 ft atau perubahan langsung
dapat dilakukan dengan menggunakan bucket penggali yang memakai hoist pada
headframe shaft yang akan digunakan nantinya.
Clamshell khusus dapat dioperasikan dari platform tertutup pada bottom shaft,
memuat material galian ke kontainer yang akan diangkat melalui hoist ke
permukaan.

2. Dengan pemboran dan peledakan

Setelah dilakukan penggalian dengan menggunakan alat mekanis sampai


kedalaman tertentu kemudian dilakukan dengan bantuan peledakan. Pada
peledakan batuan di shaft, semua lobang ledak harus rapat, dimana tidak ada
bagian terbuka yang memungkinkan lemparan material hasil ledakan ke bagian
samping, Material yang diledakkan akan terlempar kebelakang searah dengan
shaft yang sedang digali dan sangat penting untuk menjaga lemparan batuan ini
seminimum mungkin. Karena biaya untuk memindahkan sisa tanah galian mahal
dan syarat yang harus dilakukan untuk mengisi semua rongga di sekeliling
dinding shaft agar stabil. Gambar berikut menunjukkan tipe lubang bor untuk
penggalian shaft dan tunnel.
Dibuat dua atau lebih lubang bor dengan sudut pertemuan (Wedge holes),
dan lubang dengan sudut yang lurus diantaranya setelah lingkaran
terjangkau. Wedge holes membuat bukaan ketika diledakkan, sehingga batuan
disekitarnya dapat bergerak ke samping ketika lingkaran lubang bor berikutnya
diledakkan. Hal ini membuat spasi untuk set berikutnya. Penyalaan bahan peledak
sangat baik dilakukan dengan tempo delay yang pendek.

10
11

Lantai yang diledakkan hanya pada salah satu sisi setiap kali peledakan.
Baru peledakan berikutnya dilakukan setelah broken material (material hasil
peledakan) dipindahkan. Peledakan dimulai dari atas, setelah semua pekerja dan
peralatan berada pada tempat yang aman di luar shaft.
3. Dengan menggunakan shaft boring machine
Pekerjaan penggalian dengan mengunakan shaft boring machine ini
prinsipnya sama dengan prinsip pengeboran biasa. Namun alat bor yang dipakai
biasanya berdimensi sangat besar. Alat ini dipasang/digantung pada frame.
1.2. Raise
Raise adalah lubang bukaan vertikal atau hampir vertikal yang dibuat pada
badan bijih untuk menghubungkan level bawah ke level di atasnya. Penggaliannya
dimulai dari level bawah menuju ke level yang lebih atas. Raise letaknya pada
level, termasuk secondary opening.
Fungsi dari raise ini adalah :
1. Sebagai manway (jalan untuk pekerja)
2. Sebagai sarana ventilasi
3. Sebagai jalur material yang akan dibawa ke stope
Metode pembuatan raise dapat dibedakan menjadi :
1. Timber Raise
Alat bor yang biasanya dipakai pada metode ini biasanya adalah stopper
driler.
Langkah kerja pembuatan raise ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelum peledakan dimulai penyangga kayu dan papan penahan broken
ore hasil peledakan harus sudah terpasang, sehingga setelah peledakan
material hasil peledakan akan langsung jatuh ke dalam chute yang telah
disiapkan
b. Dilakukan pemboran dengan menggunakan stopper driller, dengan pola
pemboran yang umum adalah pola V cut
c. Persiapan untuk peledakan telah selesai, slides, chute dan lagging telah
terpasang dengan aman.
d. Scaling (perataan permukaan raise dari tonjolan hasil peledakan), dan
penyemprotan raise untuk mengurangi debu.
e. Pemasangan penyangga untuk persiapan siklus selanjutnya
f. Tempat kerja telah siap untuk siklus kerja berikutnya

11
12

2. Alimak Raise Machine (Alimak Methode)


Alat yang digunakan pada metode ini adalah alat khusus yang dapat berjalan
di track khusus yang melekat pada atap dan dinding raise.
Siklus kerja dari metode ini adalah sebagai berikut
a. Ketika mesin raise sudah diangkat dan berada pada posisi yang
memungkinkan untuk pekerja melakukan pekerjaan. Pekerja melakukan
pembersihan permukaan kerja dari sisa batuan hasil peledakan
sebelumnya (scaling).
b. Kemudian dilakukan pengeboran untuk persiapan peledakan
c. Setelah semua persiapan peledakan selesai, mesin raise diturunkan, dan
dilakukan peledakan
d. Ditiupkan udara ventilasi dan dilakukan penyemprotan air untuk
mengurangi debu pada bagian atas raise.
e. Broken material hasil peledakan dibersihkan dan diangkut keluar.
Ventilasi dialirkan utuk mendilusikan gas-gas hasil peledakan dan
mengalirkan udara bersih ke permukaan kerja. Selanjutnya pekerjaan
kembali ke siklus pertama.
3. Raise Boring Machine
Dengan semakin majunya teknologi pengeboran dewasa ini pada batuan
yang memiliki kekerasan tinggipun sudah dapat dilakukan penggalian
dengan menggunakan mesin bor khusus. Mesin bor untuk pembuatan raise
ini disebut raise boring machine.
Langkah pembuatan raise dengan alat ini adalah :
a. Dilakukan pengeboran dengan diameter mata bor 8-12 inchi dari level
bagian atas, atau dari permukaan sebagai tempat driller road (pilot raise)
b. Setelah sampai pada bagian level bawah pengeboran distop. Mata bor
diganti dan dipasang large back reamer/ drille head dengan diameternya
antara 1-4 m.
c. Setelah drilled head terpasang , barulah pekerjaan cutting raise dimulai.
Sistem pemotongannya adalah dengan rotary drilled
d. Broken ore yang jatuh dibawah dipindahkan dan diangkut
1.3. Winze
Winze adalah lubang bukaan vertikal atau hampir vertikal yang
menghubungkan antara level atas dengan level dibawahnya. Winze pada

12
13

dasarnya sama dengan raise, hanya cara pembuatan yang membedakannya.


Raise dibuat dengan menggali dari level bawah menembus ke level diatasnya,
sedangkan pada winze penggalian dimulai dari level atas menuju ke level di
bawahnya. Prinsip pembuatan winze hampir sama dengan pembuatan vertikal
shaft. Hanya dimensinya yang biasanya lebih kecil dari vertikal shaft.
Kegunaan dari winze adalah sebagai berikut :
1. Jalan pekerja
2. Saluran ventilasi
3. Sebagai sumur pengumpul air
3.2.2 Lubang Bukaan Horizontal
Lubang bukaan horizontal atau hampir horizontal ini dibuat baik sebagai
jalan masuk utama ataupun sebagai lubang penghubung antara bukaan-bukaan
di bawah tanah dengan orebody.
1. Adit
Adit adalah jalan masuk horizontal yang tidak menembus sampai ke sisi lain
dari bukit yang diterobos (lubang buntu). Adit hanya memiliki satu lubang masuk
yang berhubungan dengan udara luar. Adit merupakan juga lubang bukaan primer
dari suatu mekanisme penambangan bawah tanah.
A. Pembuatan adit
1. Pembuatan adit dengan menggunakan alat mekanis
Pembuatan bukaan dengan alat mekanis biasanya merupakan pekerjaan
yang dilakukan secara terus menerus tanpa ada waktu tunggu antar satu proses
dengan proses berikutnya. Alat yang biasa digunakan adalah TBM (Tunnel Boring
Machine) maupun Road header.
2. Pembuatan Adit dengan menggunakan metode pemboran dan peledakan
Pada cara ini selain digunakan alat bor juga dipakai bahan peledak yang
akan memecahkan batuan sehingga mudah untuk diangkut. Alat bor yang
digunakan antara lain horizontal boring machine, jack leg drill, hydra boom jumbo.
2.Tunnel
Tunnel adalah lubang bukaan horizontal atau hampir horizontal yang bias
dibuat dekat atau pada badan bijih dan mempunyai 2 lubang yang keduanya
berhubungan dengan udara luar.Lubang bukaan ini pada dasarnya adalah adit.
Apabila adit merupakan lubang buntu, pada tunnel ditembuskan ke sisi lain dari
bukit yang ditembus.

13
14

Metode pembuatan dan pengerjaan tunnel ini sama dengan pembuatan adit.
3.Drift
Drift adalah lubang bukaan horizontal yang dibuat pada badan bijih atau
didekat badan bijih searah strike dari badan bijih. Kegunaan dari lubang bukaan
ini adalah :
1. Penghubung dari shaft ke stope
2. Sebagai lubang bukaan untuk transport pekerja
3. Sebagai lubang bukaan untuk udara ventilasi
4. Sebagai lubang bukaan untuk pengangkutan ore
4.Cross Cut
Cross cut adalah lubang bukaan yang dibuat menembus badan bijih.
Biasanya dibuat untuk menghubungkan shaft ataupun drift dengan badan bijih.
Pembuatan cross cut biasanya dilakukan untuk :
Keperluan prospecting
Sebagai jalan angkut untuk menghubungkan level/drift dengan badan bijih
atau badan bijih dengan shaft, ore pass.
Pembuatan cross cut ini mirip dengan pembuatan drift, alat-alat yang dipakai
pun hampir sama dengan alat yang digunakan pada pembuatan lubang bukaan di
atas.
5. Service Area
Service area adalah lubang bukaan yang dibuat untuk berbagai keperluan,
yaitu :
1. Sebagai tempat manuver alat di dalam tambang
2. Sebagai tempat istirahat dan makan pekerja
3. Ruangan sanitasi di bawah tanah
4. Gudang peralatan
5. Gudang bahan peledak.
6. dll
Teknis pembuatannya biasanya dimulai dengan membuat lubang bukaan
seperti horizontal lainnya, kemudian baru dilakukan pelebaran bukaan baik arah
lateral maupun vertikal.

14
15

3.2.3 Lubang Bukaan Miring


Kemiringan lubang bukaan ini biasanya dibawah 20 0 dimana kemajuan dari
penggalian jenis lubang bukaan ini masih dapat dikerjakan seperti mengerjakan
lubang bukaan horizontal.
1. Incline Shaft
Incline shaft adalah jalan masuk utama yang biasanya dibuat mengikuti
kemiringan dari badan bijih.
Siklus pembuatan dari incline shaft adalah sebagai berikut :
1. Pemboran dan peledakan
2. Mucking
Mucking adalah pemuatan dan pembersihan material hasil peledakan.
3. Supporting (penyanggaan)
Pada tambang bijih bawah tanah pekerjaan penyanggaan saat ini banyak
dilakukan dengan roof bolting saja. Untuk daerah jalan masuk utama
biasanya dengan menggunakan concrete. Tetapi pada beberapa bagian
masih dengan menggunakan kayu, seperti pada raise.
2.Decline
Decline adalah lubang bukaan miring yang sering juga disebut ramp. Decline
merupakan jalan yang miring seperti halnya incline, tetapi pada ujung
pertemuannya dibuat belokan sebagai tempat manuver dari peralatan.
Pengangkutan material dan broken ore pada decline umumnya
menggunakan truck melalui decline ini. Selain sebagai jalan masuk utama decline
juga dapat dibuat untuk menghubungkan antara level.
3.3 Alat Pengukuran Lubang Bukaan
3.3.1 Theodelite
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk
menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan
dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical.
Dimana sudut sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan
jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Teodolit merupakan salah satu alat
ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak.
Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ). Dalam pekerjaan
pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon,
pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah

15
16

fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90. Dengan adanya
teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah.
Untuk pekerjaanpekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat
digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Sumber : http://alatukurtanah.com/
Gambar 3.1
Theodolite Digital dan Manual

Syarat syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap
dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah ;
Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel
nivo tabung dan nivo kotaknya ).
Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I
Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical
sama dengan nol.)
Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala
tegak
Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II (
Garis bidik tegak lurus sumbu kedua / mendatar).
Pengoperasian Theodolite
Penyiapan Alat Theodolite Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar

16
17

7. Letakkan theodolite di tribar plat


8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak /
vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di
tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar
dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi
alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering
kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah
titi ikat (BM), dilihat dari centering optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada
dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan
melakukan pembacaan sudut.
3.4.2 Statif
Statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti
waterpass dan theodolit. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa
dirubah ukuran ketinggiannya.

Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.2
Statif
3.4.3 Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium
yang diberi skala pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini
mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam
cm, tiap-tiap blok merah, putih atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut
berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-

17
18

tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih, dll. Kesemuanya
ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.

Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.3
Macam-Macam Rambu Ukur

Cara menggunakan rambu ukur :


Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan
kebutuhan, kemudian kunci.
Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang
akan dibidik.
Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri
dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.

3.4.4 Unting Unting


Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau kuningan yang
berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan digantungkan pada bagia
ntengah tripod/statif tegak lurus titik. Pengantar Fakta Konsep Ringkasan
Latihan Asesmentripod atau statiftegaklurustitik. Unting-unting berguna untuk
memproyeksi kan suatu titik pada pita ukur dipermukaan tanah atau sebaliknya.

Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.5
Alat Ukur Panjang

18
19

3.4.5 Meteran
Meteran atau disebut pita ukur karena umumnya bendanya berbentuk pita dengan
panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini pada
keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan ataurol

Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.5
Alat Ukur Panjang

Fungsi utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk mengukur jarak atau
panjang.
Yang perlu diperhatikan saat menggunakan meteran antara lain :
Satuan ukuran yang digunakan Ada dua satuan ukuran d yang biasa
Digunakan, yaitu satuan Inggris ( inch, feet, yard) dan satuan metrik ( mm,
cm, m)
Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm , inch atau feet.
3.4.6 Senter
Senter merupakan perlengkapan yang digunakan untuk penerangan dan
biasanya digunakan di system penambangan Underground. Senter adalah sebuah
alat listrik portabel yang merupakan sumber cahaya untuk menerangi dan
dioperasikan dengan baterai. Biasanya sumber cahayanya adalah dari sebuah
bola lampu pijar kecil atau lampu pendar yang dikenal dengan istilah lampu LED.

Sumber : http://Jualalatukur.com/
Gambar 3.5
Alat Ukur Panjang

19
20

BAB IV
KEGIATAN LAPANGAN

4.1 Kegiatan Lapangan


Adapun kegiatan lapangan yang dilaksaanakan pada kegiatan pemetaan
tambang bawah tanah ini bertempat di gedung perkuliahan Universitas Islam
Bandung yang bertempat di lantai 4 sampai dengan 3. Kegiatanya yaitu
pengambilat data yaitu : azimuth, zenite, Slope Distance, Vertical distance,
Horizontal Distance.

Gambar 4.1
Dokumentasi Pengukuran

Gambar 4.2
Dokumentasi Pengukuran

20
21

4.2 Perhitungan dan Pengolahan Data


Selain itu untuk mendapatkan output dari penyikap ruang, ada data yang
harus diolah lagi, data-data tersebut adalah :
Jarak Miring, adalah selisih jarak antara benang atas dan benang bawah
dikali seratus dan dikali dengan sinus sudut vertikal.
Jarak Miring = (BB-BA) x 100 x sin VA
Contoh : Jarak Miring = (14,6-14,4) x 100 x sin 80 = 1,96meter
Jarak Datar, adalah jarak mendatar dari alat ukur ke rambu ukur.
Jarak Datar = Jarak Miring x Sin VA
Contoh : Jarak Datar = 1,96 m x sin 80 = 1,93 meter
Beda Tinggi adalah perbedaan tinggi antara permukaan dengan titik
referensi yang diambil sebagai titik patokan.
Beda Tinggi = Jarak Miring x Cos VA
Contoh : Beda tinggi = 1,96 x cos 80 = 0,34 meter
Sudut Dalam, merupakan selisih dari pengukuran titik kea rah depan
dengan pengukuran titik kea rah belakang.
AR = FS BS
Contoh : AR = 180 - 76 = 104
Koordinat adalah titik yang telah ditentukan dilapangan.
X = Xawal + Jarak Datar x (Sin azimuth)
Y = Yawa; + Jarak Datar x (Cos Azimuth)
Contoh : Diketahui azimuth 186
X2 = 1000 + 1,93 x sin 186 = 999,79
Y2 = 1000 + 1,93 x cos 186 = 998

21
22

4.3 Data Hasil Pengolahan


Tabel 4.1
Data Pengolahan Hasil Pengukuran Underground
No. Titik Jarak Zenith (VA) Zenith (Rambu) Azimuth Alat
ba bt bb HS Zenith Beda tinggi
Azimuth
vd Awal Azimuth Alat
Berdiri Ditinjau Miring(m)
Datar
sd Sudut DalamAzimuth
azimuth sebenarnyaX Y Z RAMBU KAWATDerajatMenit DerajatMenitDetik
P1 BS 14,38 14,2 14 90,000 3,80 3,800 0,000 62,000 62,000 780004,7 9235992,13 779.910,000 9000' 90 0 6200'00'' 62 0 0
FS : SHAFT 114,38 14,2 14,02 89,733 3,60 3,600 0,017 254,079 254,079 780001,345 9235990,35 779.910 8944' 89 44 25404'45'' 254 4 45
FS : SHAFT 214,43 14,2 13,95 4,4 89,783 4,80 4,800 0,018 274,592 274,592 779996,56 9235990,73 779910,018 8947' 89 47 27435'30'' 274 35 30
A1 14,38 14,2 14,02 89,667 3,60 3,600 0,021 225,589 192,079 225,589 779998,773 9235987,83 779910,021 8940' 89 40 22535'21'' 225 35 21
A2 14,38 14,2 14,02 89,750 3,60 3,600 0,016 248,762 248,762 779997,99 9235989,05 779910,016 8945' 89 45 24845'42'' 248 45 42
A3 14,38 14,2 13,86 89,817 5,20 5,200 0,017 277,215 277,215 779996,186 9235991 779910,017 8949' 89 49 27712'55'' 277 12 55
A4 14,31 14,2 14,08 89,850 2,30 2,300 0,006 319,306 319,306 779999,845 9235992,09 779910,006 8951' 89 51 31918'20'' 319 18 20
A5 14,39 14,2 14,01 90,000 3,80 3,800 0,000 354,061 354,061 780000,952 9235994,13 779910 9000' 90 0 35403'38'' 354 3 38
A6 14,43 14,2 13,96 90,000 4,70 4,700 0,000 76,694 76,694 780005,919 9235991,43 779910 9000' 90 0 7641'39'' 76 41 39
A7 14,45 14,2 13,95 90,017 5,00 5,000 -0,001 162,895 162,895 780002,816 9235985,57 779909,999 9001' 90 1 16253'41'' 162 53 41
779998,773 9235987,83
0,00 0,000 0,000 0,000 0,000
P2 SHAFT 2 13,66 13,6 13,54 1,8 90,133 1,20 1,200 -0,003 219,611 219,611 779996,56 9235990,73 779910,018 9008' 90 8 21936'40'' 219 36 40
alat 14,08 14 13,92 0,8 88,900 1,60 2,300 0,031 306,000 116,732 70,000 779998,722 9235991,52
0,00 0,000 0,000 0,000 0,000
P3 SHAFT1 14,2 14 13,82 86,267 3,79 3,784 0,247 286,444 286,444 779997,883 9235989,36
779910,000 8616' 11116' 86 16 kawat 28626'39'' 286 26 39
Z 101 14,08 14 13,92 0,8 88,900 1,60 5,000 0,031 116,732 116,732 45,000 780001,419 9235992,9
8854' 11116' 88 54 111 111 11643'55'' 116 43 55
B1 14,21 14 13,79 89,350 4,20 5,700 0,048 306,000 180,732 248,030 255,000 779995,913 9235991,42
779910,048 8921' 89 21 30600'00'' 306 0 0
B2 14,23 14 13,76 89,567 4,70 3,600 0,036 333,256 333,256 10,000 779996,538 9235994,97
779910,036 8934' 89 34 33315'20'' 333 15 20
B3 14,1 14 13,88 88,833 2,20 2,199 0,045 45,745 45,745 46,477 779998,133 9235996,48
779910,092 8850' 88 50 4544'41'' 45 44 41
B4 14,18 14 13,82 89,550 3,60 8,100 0,028 167,248 167,248 130,000 780004,338 9235991,28
779910,064 8933' 89 33 16714'51'' 167 14 51
B5 14,14 14 13,85 89,167 2,90 5,200 0,042 257,406 257,406 230,120 780000,347 9235987,94
779910,135 8910' 89 10 25724'22'' 257 24 22
kawat
P4 Z 102 14,7 14,2 13,69 1,2 92,383 10,09 10,083 -0,420 202,251 275,807 202,251 298,059 779992,521 9235997,64 779909,628 9223' 8923' 92 23 89 23 20215'05'' 202 15 5
C1 14,66 14,2 13,74 89,850 8,80 8,800 0,023 195,033 195,033 285,120 779992,923 9235995,19 779910,059 8951' 89 51 19501'58'' 195 1 58
C2 14,79 14,2 13,63 89,867 11,60 11,600 0,027 207,670 207,670 305,652 779991,993 9235999,66 779910,119 8952' 89 52 20740'11'' 207 40 11

P5 BS 13,81 13,3 12,8 90,217 10,10 10,100 -0,038 162,133 49,960 162,133 208,000 779992,521 9235997,64 779910,020 9013' 90 13 kawat 16207'59'' 162 7 59
Z 103 14,06 13,3 12,55 2,6 90,150 15,10 15,100 -0,040 252,211 252,211 779985,432 9235984,31 779909,96 9009' 9125' 90 9 91 25 25212'41'' 252 12 41

P6 BS 14,55 13,8 13,04 89,967 15,10 15,100 0,009 70,594 70,594 27,095 779985,432 9235984,31 779910,009 8958' 89 58 7035'38'' 70 35 38
FS 14,66 13,8 12,94 90,017 17,20 17,200 -0,005 207,095 136,501 207,095 208,000 779977,357 9235970,64 779909,995 9001' 90 1 20705'41'' 207 5 41
D1 14,66 13,8 12,93 89,833 17,30 17,300 0,050 248,000 248,000 200,032 779979,506 9235970,96 779910,05 8950' 89 50 24800'00'' 248 0 0
D2 14,66 13,8 12,93 89,833 17,30 17,300 0,050 254,249 254,249 216,320 779975,186 9235970,17 779.910,050 8950' 89 50 25414'55'' 254 14 55

9236002
9236000
9235998
9235996
9235994
9235992 Series1
9235990 p5
9235988
9235986
9235984
9235982
779984 779988 779992
Gambar 4.1
Sketsa Hasil Pengukuran

22
23

9236005
9236000
9235995 Series1

9235990 z102

9235985 c1
9235980 c2
9235975 p5
9235970 p6
9235965
779970 779980 779990 780000 780010
Gambar 4.2
Sketsa Hasil Pengukuran

9236005
9236000
9235995 Series1

9235990 p2

9235985 p3
9235980 p4
9235975 p5
9235970 p6
9235965
779970 779980 779990 780000 780010
Gambar 4.3
Sketsa Hasil Pengukuran

23
24

BAB V
ANALISA

Pada pengukuran lubang bukaan ini terdapat banyak koreksi-koreksi


kesalah yang terjadi sehingga terjadi kesalahan pada pengiolahan data koordinat,
baik itu titik patok maupun detail. Kesalahan-kesalahan ini diakibatakan oleh
kesalahan pengambilan data karena dalam kondisi yang gelap (kekurangan
cahaya) dan karena permukaan titik patok yang licin mengakibatkan alat dan kaki
tiga sering kali bergeser. Kesalahan-kesalahan juga didapatkan karena pada
rambu ukur tidak dilengkapi dengan nivo sehingga kemungkinan pengukuran jarak
terjadi sedikit kesalahan.

24
25

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Ilmu ukur bawah tanah atau Underground Surveying adalah suatu metode
kegiatan pengukuran yang dilakukan dalam kegiatan penambangan bawah tanah
(undergroung mining).Pengukuran dalam tanah (underground traversing ) memiliki
pengukuran yang berbeda dengan pengukuran pada permukaan (surface
traversing). Peralatan untuk pengukuran tambang pada umumnya tidak jauh
berbeda dengan alat ukur tanah yang biasanya digunakan, kecuali apabila alat
tersebut tidak dapat digunakan untuk pengukuran dalam tanah (Underground
Traversing) maka digunakannya perlengkapan khusus yang diperlukan.
Dalam laporan awal ini juga kita dapat mengeatahui dan memahami hal-
halyang berkaitan dengan lubang bukaan terutama tentang pengukuran
lubangbukaan tambang bawah tanah, dimana ada beberapa prosedur yang harus
kita jalani untuk melakukan suatu pengukuran lubang bukaan, agar hasil yang kita
dapatkan dapat maksimal.Selain itu juga kita dapat mengetahui dan memahami
tentang jenis-jenis dari lubang bukaan tambang bawah tanah itu sendiri, dimana
lubang bukaan ituterdiri dari dua jenis yaitu lubang bukaan vertikal dan
juga lubang bukaan horisontal, dimana setiap jenis lubang bukaan memiliki
fungsi dan ciri khas nyamasing-masing.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam 1 kelompok terdiri minimal dari 8 orang agar pekerjaan
lebih mudah dan cepat

25
26

26

Anda mungkin juga menyukai