Anda di halaman 1dari 9

Pengukuran Tambang Bawah Tanah dalam Ilmu

Ukur Tambang (Underground Surveying)

Pengukuran Tambang Bawah Tanah dalam Ilmu Ukur Tambang (Underground


Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang harus dilakukan dalam beberapa
pekerjaan tambang bawah tanah (undergroung mining) untuk mengetahui dan
memperoleh data tentang :
1. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada;
2. Gambaran lubang-lubang tambang (peta tambang);
3. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope.
Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah kerja
tambang dengan batas daerah pertambangan, sehingga dapat diperoleh suatu
keterangan untuk menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk menghitung berapa
besar material (ore) yang telah digali dan kemungkinan berapa banyak ore yang akan
digali, jugauntuk memperoleh data dari daerah kerja tambang menurut grafik yang
mungkin dibuat, apabiladiadakan suatu penambahan kerja yang efisien. Mengenai
peralatan ukur tambang ini pada umumnya tidak jauh berbeda dengan alat-alat ukur
tanah, kecuali apabila alat tersebut tidak dapat digunakan untuk pengukuran dalam
tanah (Underground Traversing) maka digunakan atau diperlukan alat-alat khusus.

Tujuan dan manfaat Ilmu Ukur Tambang pada pengukuran tambang bawah
tanah yaitu :
Cabang dari ilmu pertambangan dan rekayasa yang berhubungan dengan masalah
pengukuran. Tujuan Ilmu Ukur Tambang dalam ilmu pertambangan dan rekayasa
adalah :
a. Menyajikan secara grafis (rencana atau bagian dari rencana) pekerjaan bawah
tanah, bentuk dan kejadian gambaran penyebaran bahan galian serta struktur yang
ada dari kenampakan permukaan bumi.
b. Memecahkan berbagi bentuk-bentuk permasalahan dalam Ilmu Ukur Tambang
(eksplorasi, konstruksi, eksploitasi).

Pembacaan Sudut Horizontal


1. Pembacaan Langsung
Teleskop disetel di belakang sasaran Dengan plat pada nol menggunakan penjepit
bawah, kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas
sehingga sudut terbaca. Instrumen terbagi dr 0-3600
Dengan arah ke kanan diukur searah jarum jam.

Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |1
2. Defleksi
Teleskop di set di belakang sasaran Dengan posisi jarum pada titik nol
menggunakan penjepit bwh kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran
menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca. Instrumen terbagi dr 0-1800
pada akhir. Sudut yang terbaca merupakan sudut defleksi atau deviasi dari titik
tembak ke kiri atau kanan dari salah satu titik akhir.

3. Dengan Bearing
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran Dengan piringan yang telah disetel
pada benang terakhir subjek yang terbaca pada stasiun sebelumnya menggunakan
penjepit bawah, teleskop dibalik ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas
dan bearing subjek tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dalam 3.
Beberapa kuadran seperti sebuah kompas Dengan titik 00 pada U-S dan titik 900
pada T-B.

4. Dengan Azimuth
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan setting piringan pada
azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dari station sebelumnya dengan
menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan ke sasaran tembakan
menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca dari piringan.
Instrumen terbagi dr 0-3600 ke arah kanan atau searah jarum jam. Sesudah
mengambil FS piringan yang ada dikiri dijepit dan dengan menggunakan posisi
seperti ini tanpa seting ulang kecuali harus melaksanakan pengambilan BS pada
station berikutnya.

5. Dengan Repetisi
Teleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang sasaran dengan
piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa loncatan dibalik
kedepan sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dari
piringan tambang dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan.
Pembacaan sudut dapat diulang pada saat pembacaan kedua kapan saja diinginkan.
Vernier dibaca pada akhir pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya,
dimana sudut antara subjek sudut terakhir harus sesuai dengan setting pertama.
Instrumen terdiri dr 0-3600 ke arah kanan.

Bearing
Suatu sudut yang diukur ke kiri/kanan antara garis utara, selatan dengan titik tertentu.

Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |2
Azimuth
Suatu sudut yang diukur dari titik utara ke suatu titik tertentu menurut arah jarum jam.
Pembacaan sudut vertikal sudut vertikal didapat dengan menghubungkan jarak miring
peta untuk menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok-pojok pada akhir
pencatatan. Sudut vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada diatas atau bawah
garis horizontal diukur hanya 1 kali.

Pengukuran Jarak
1. Dengan rangkaian atau ikatan;
2. Dengan pembacaan stadia;
3. Dengan perekaman :
a. Pengukuran singkat antar pancang;
b. Pengukuran panjang dengan rentang-rentang bebas.

Ploting
1. Dengan sudut dan jarak;
2. Dengan cara azimuth atau bearing dan jarak;
3. Dengan cara koordinat.

Kegiatan Ilmu Ukur Tambang pada pengukuran tambang bawah tanah,


bertujuan untuk :
1. Mengetahui arah atau kemajuan penggalian bawah tanah;
2. Mengetahui volume broken ore/batuan yang tergali;
3. Mengetahui posisi/kedudukan lubang bukaan terhadap permukaan topografi.

Jenis Kegiatan Pengukurannya :


1. Pengukuran sudut horizontal (double);
2. Pengukuran sudut vertikal (double);
3. Pengukuran jarak;
4. Pengukuran tinggi alat atau instrument;
5. Pengukuran tinggi plumb bob yang digantung;
6. Pengukuran kiri dan kanan instrumen maupun plumb bob untuk mengetahui lebar
bukaan;
7. Kolom catatan, misalnya : tinggi level.

Data yang harus diambil :


a. Dengan kompas :
1. Surface traversing : Azimuth BS, Azimuth FS, Vertical Angle (VA) FS, Slope
Distance (SD) FS
2. Underground traversing :
Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |3
a) Azimuth BS,
b) Azimuth FS,
c) Vertical Angle FS,
d) Slope Distance FS,
Detil ke arah FS meliputi (jarak instrument ke dinding sebelah kiri bukaan/L dan
jarak instrument ke dinding sebelah kanan/R bukaan).

b. Dengan Theodolite
1. Surface traversing :
Tinggi instrumen, Skala lingkaran Horizontal BS, skala lingkaran Horizontal
FS, Vertical Angle FS, jarak optis FS (Ba = Batas atas, Bb = Batas bawah, Bt =
Batas tengah).
2. Underground traversing :
Tinggi Instrumen, tinggi unting-unting FS, skala lingkaran Horizontal BS, skala
skala lingkaran FS, vertical angle FS, slope distance, detil ke arah FS meliputi
(jarak instrument ke dinding sebelah kiri bukaan/L, jarak instrument ke dinding
seb kanan bukaan/R, tinggi bukaan dari floor ke roof).

Data yang harus dihitung :


1. Azimuth awal dari base line–Bearing FS.
2. Angle right -Horizontal distance.
3. Azimuth FS –Latitude.
4. Departure-Vertical distance.
5. Koordinat titik FS–Grade.
6. Tinggi titik FS.

Prosedur yang baik untuk melakukan pengukuran dibawah tanah pada


tambang bawah tanah :
1. Pasang alat (instrument);
2. Mencatat tinggi instrumen (HI = Height of Instrument);
3. Mencatat jarak kanan kiri instrument;
4. Mengatur instrument termasuk penyeimbangan nivo;
5. Mulai pada 0 dan mengambil BS Dengan gerak perlahan;
6. Melepaskan penggerak atas dan bidik FS;
7. Membaca dan mencatat HA, melepaskan penggerak bagian bawahnya dan putar
lingkaran Vertikal ke depan operator dan baca VA;
8. Mengarahkan teleskop ke BS Dengan menggerakan penggerak bagian bawah;
9. Melepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS;

Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |4
10. Membaca HA dan VA, pada sudut data pembacaan VA untuk ke 2 kalinya tidak
perlu. Jangka HA dibaca double ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan
teleskop dalam posisi langsung;
11. Setelah semua pengukuran reguler lengkap, pembantu membawa ujung 0 dr pita
ke patok FS dan diukur SD. Sebelum memulai pengukuran instrument harus
ditempatkan ke arah patok FS;
12. Gerakan ke patok FS dan catat HS.

Instrument dan peralatan untuk pengukuran di tambang bawah tanah untuk kegiatan
Ilmu Ukur Tambang pada saat melakukan kegiatan pengukuran dilapangan ada
beberapa alat yang harus dimiliki dalam pengoperasian pengukuran tersebut.

Berikut ini nama-nama alat (instrument) dalam ilmu ukur tambang :


a. Instrumen Optik : Theodolite

Gambar 1. Theodolite

b. Dumpey level : Alat untuk menentukan elevasi di bawah tanah dengan perbedaan
ketinggian dengan cara menarik garis ketinggian.

Gambar 2. Dumpey Level


Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |5
c. Rambu Ukur

Gambar 3. Rambu Ukur

d. Kompas Gambar

Gambar 4. Kompas

e. Pita ukur atau meteran :


1. Untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan dengan teliti digunakan
ukuran 200 ft x 3/8 in, skala ukur digulung.
2. Untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala yang digunakan setiap
5-10 ft.
3. Untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft.

Gambar 5. Pita ukur atau meteran


Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |6
f. Plumb bob (unting-unting)

Gambar 6. Plumb bob

g. Lampu penerangan
Keuntungan :
1) Lampu baterai lebih berat dari lampu karbit, sebaiknya memiliki ikat pinggang
extra untuk tempat baterai.
2) Lampu baterai harus diisi setiap hari tetapi surveyor masih membutuhkan lampu
karbit saat mereka bekerja di daerah terpencil yang jauh dari listrik.

Gambar 7. Lampu Penerangan

Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |7
h. Kaca pembesar

Gambar 8. Kaca Pembesar

i. Stambangtion

j. Tempat peralatan (tool box), yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat
untuk menutup sambungan dengan
saluran kompressor, tongkat pancang,
kotak yang berisi pengait dan material
sekrup, paku, tali manila, kain katun
tipis.

Gambar 9. Tempat peralatan (tool box)

k. Peralatan kantor : penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator,


tinta warna.

Gambar 10. Peralatan kantor

Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |8
Tahap Konstruksi dalam pengukuran dibawah tanah pada tambang bawah, surveyor
tambang bertanggung jawab terhadap :
1. Menentukan kembali posisi di lapangan (setting out) semua elemen geometris dari
perencanaan.
2. Mengawasi ketepatan pelaksanaan konstruksi baik konstruksi di atas permukaan maupun
di bawah tanah.

Tanggung jawab surveyor tambang saat pengukuran dibawah tanah pada tambang
bawah, yaitu :
1. Melakukan survey dan membuat peta topografi permukaan bumi serta bawah tanah untuk
kelengkapan penambangan dan memecahkan berbagai soal dalam penambangan.
2. Membuat laporan dari pekerjaan (pembukaan, kemajuan penambangan), cadangan bahan
galian, serta kehilangan mineral dalam penambangan.
3. Membuat garis-garis batas untuk keselamatan penambangan.
4. Menempatkan kembali posisi di lapangan (setting out) untuksemua rencana kerja dan
bagian-bagiannya.
5. Memberikan pengarahan dan mengawasi pekerjaan-pekerjaan penambangan tentang
penentuan arah, kemiringan, agar sesuai dengan rencana.
6. Memberikan petunjuk untuk menghindari agar tidak banyak material bahan galian yang
terbuang dalam penambangan.
7. Mencatat dan mengecek keluaran bahan galian.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengukuran tambang bawah tanah
(underground traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang :
1. Penerangan pada pengukuran bawah tanah sangat diperlukan. Digunakan untuk
memberikan cahaya pada ruang bawah tanah dan pada pembacaan benang silang.
2. Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pengukuran di permukaan sehingga
lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun dalam pelaksanaan pengukuran.
3. Digunakan plum bobs jika tinggi lubang bukaan tidak memungkinkan untuk didirikan
rambu ukur. Atau menggunakan plum bobs dengan tali penggantungnya pada titik station
sehingga untuk penetapannya lebih sulit daripada pengukuran permukaan.
4. Kelembaban dan aliran air menyebabkan permukaan lensa instrumen mudah mengembun
sehingga perlu perawatan khusus terhadap instrumen. Kelembaban dan aliran air tersebut
juga berpengaruh terhadap alat ukur yang lainnya seperti pita ukur, rambu ukur, dan
lainnya.
5. Rambu tidak digunakan karena tinggi mine haulage tunnel biasanya lebih pendek dari
rambu sebagian gantinya dengan menggunakan plum bobs.
6. Adanya pengaruh-pengaruh magnetik seperti dari rel, muck sheets dan magnetik dari bijih.

Pengukuran Tambang Bawah Tanah (Underground Traversing) dalam Ilmu Ukur Tambang
(Dr. Verawaty Simarmata, ST., MM.) |9

Anda mungkin juga menyukai