BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Alkyd resin umumnya digunakan untuk pelapis permukaan, yang berperan
sebagai bahan pengikat (aditif) pada industri-industri, seperti : cat, porselen,
pernis, dempul, tinta, kapur, perekat dll. Pada pelapisan, alkyd resin mengeras dan
merekatkannya pada benda yang dilapisi. Alkyd resin merupakan bahan pengikat
yang serbaguna pada pelapisan, yang digunakan secara luas di berbagai bidang :
arsitektural, industrial, dll. Alkyd resin juga dapat digunakan sebagai plastisizer
pada resin-resin termoplastik yang rapuh. Pemakaian resin sintesis ini
menyebabkan cat yang diperoleh tahan terhadap pengaruh iklim karena sifat
lapisan cat yang elastis (tidak rapuh dan mudah rusak) salah satu contoh dari resin
sintesis adalah alkyd resin modifikasi minyak nabati/hewani, Minyak nabati yang
dipakai untuk pembuatan alkyd resin ini mempengaruhi cat karena perbedaan
banyaknya asam lemak tak jenuh dari masing-masing minyak.
Cat yang mengandung minyak nabati telah digunakan sedikitnya selama
600 tahun. Perkembangan utama saat ini ialah ditemukannya alkyd resin yang
merupakan penggabungan/penyatuan teknologi minyak nabati dan teknologi
polyester yang dapat memperbaiki/meningkatkan nilai bahan. Polyester pertama
kali dibuat oleh Berzelius pada tahun 1847, yang dihasilkan dari glycerol dan
tartaric acir. Tahun 1901, W. Smith membuat polimer glycerol-phatalic anhydride.
Tahun 1921 General Electric membuat polimer glycerol-phtalic anhydride-fatty
acid, sekaligus produk tersebut digunakan dibidang elektris. Tahun1926 produk
tersebut digunakan secara komersial (diperdagangkan) sebagai bahan perekat.
Tahun 1930-an, linseed oil (minyak biji rami) umum digunakan sebagai bahan
pengikat untuk pengecatan arsitektural. Namun, alkyd mulai berkembang dan
menawarkan waktu pengeringan yang lebih cepat, tidak menguning (non-
yellowing), menawarkan pelindung yang unggul.
Tahun 1950-an, alkyd menjadi bahan pengikat utama untuk pelapisan..
Pada dekade 1950, cat dengan bahan dasar air (polyvinyl atau emulsion resin)
yang sedikit atau tidak sama sekali mengandung alkyd juga digunakan sebagai
bahan pengikat. Dan selama dekade 1950,1960 dan 1970, cat tersebut merebut
pasaran dibidang arsitektural. Meskipun demikian, total penggunaan alkyd terus
mengalami peningkatan dan memiliki penggunaan yang bervariasi di bidang
industri, pelapisan khusus dan tinta.
Alkyd resin, merupakan polyester dihasilkan dari polimerisasi kondensasi
dari tiga monomer, yaitu :
Polyols
Jenis polyos yang digunakan adalah Pentaerythritol.(Taylor and Marks)
Polybasic acids
1. Pada pra rancangan pabrik ini digunakan Phthalic anhidrid, karena
ketahanan terhadap cuaca dan korosi (alkyd yang dihasilkan) lebih unggul
dibandingkan yang lainnya. (Taylor and Marks)
Fatty acids atau Triglyceride oils
Ada beberapa macam minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan alkyd resin, antara lain : Linseed oil (minyak biji rami),
safflower oil, Manhaden oil, Castor oil (minyak jarak), Soybean oil (minyak
kacang kedelai), Coconut (minyak kelapa), Sunflower oil (minyak bunga
matahari), Palm kernel oil (minyak biji kelapa sawit) dll. Minyak tersebut
adalah ester-ester dari gliserol dimana gugus-gugus hidroksilnya bereaksi
dengan asam-asam lemak. Umumnya asam ini mengandung 18 atom karbon.
Triganda ester itulah yang disebut dengan trigliserida. Berikut tabel bilangan
iod untuk masing-masing jenis minyak :
Tabel 1.1. Contoh asam lemak yang terdapat dalam minyak nabati
Asam Lemak (%)
Jenis Minyak
Jenuh Oleat Linoleat Linolenat Eleostearat
- Biji rami 10 22 17 51 71
Mengering
- Tung 5 9 - 15 -
Setengah - Kacang kedelai 13 28 54 5 -
Mengering - Safflower 5 14 76 - -
Tidak - Kastrol 10 - 3 - -
Mengering - Biji kelapa sawit 72,1 15,1 2,7 - -
- Kelapa 92 6 2 - -
Sumber : Dra.Ratnawati dan Nur syamsiah
Tabel 1.2. Pengaruh jenis minyak terhadap sifat sifat alkyd resin
Sifat Film
Minyak Bil. Iod* Kecepatan Ketahanan Ketahanan
Mengering Warna Kilap
Tung 170 Cepat Buruk Baik
Biji Rami 180
Safflower 140
Kacang Kedelai 135
Kastroli 85
Biji kelapa sawit 57
lambat Baik Buruk
Kelapa 9
Sumber : Dra.Ratnawati dan Nur syamsiah
Alkyd resin dengan modifikasi minyak yang memiliki bilangan iod tinggi
menghasilkan kecepatan pengeringan lapisan cat secara cepat dan lapisan ini
tahan terhadap pengaruh lingkungan. Sedangkan dengan minyak yang memiliki
bilangan iod rendah mengahsilkan waktu pengeringan yang lambat. Untuk
memperbaiki agar cat dapat tahan terhadap pengaruh pengaruh lingkungan ,
terutama untuk minyak yang memiliki bilangan iod 120 atau lebih kecil.
Pelunturan warna disebabkan oleh ikatan rangkap dari minyak, maka warna yang
baik adalah untuk minyak yang memiliki bilangan iod rendah.
Persen
Tahun Volume Pertumbuhan
2001 28100 ------
2002 28201 0,36
2003 28515 1,11
2004 28773 0,90
2005 28978 0,71
2006 30130 3,98
34,52%. Data impor Alkyd resin dari tahun 2001 sampai tahun 2006 selengkapnya
disajikan pada Tabel 1.4
Volume Persen
Tahun (Ton) Pertumbuhan
2001 1.572 ------
2002 1.301 -17,24
2003 512 -60,65
2004 365 -28,71
2005 491 34,52
2006 331 -32,59
Rata rata persen
pertumbuhan -20,93
Sumber :diolah dari Departemen Perindustrian (2006)
Volume Persen
Tahun (Ton) Pertumbuhan
Volume Persen
Tahun (Ton) Pertumbuhan
2001 10.580 ------
2002 11.455 8,27
2003 11.664 1,82
2004 12.292 5,38
2005 12.885 4,82
2006 13.472 4,56
(ink binder), serta penggunaan lainnya seperti : pendempul, perekat dan aditif.
Kegunaan alkyd tersebut menjadikan alkyd resin sebagai bahan baku yang banyak
dibutuhkan oleh berbagai industri (terutama cat). Berikut Tabel 1.7 adalah pabrik
alkyd resin yang ada di indonesia:
Dari data perkembangan produksi, konsumsi, ekspor, dan impor yang telah
dijabarkan di atas, maka dapat diproyeksikan suplai dan demand dari tahun 2007
sampai tahun 2009 sebagai berikut:
Tabel. 1.8 Proyeksi Analisis Suplai dan Demand Alkyd resin
Suplai Demand
Tahun Import Produksi Ekspor Konsumsi
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
2007 262 30556 19676 11.106
2008 207 30988 20184 11.658
2009 164 31425 20706 12.238
Berdasarkan Tabel 1.8 pada tahun 2009 peluang pasar untuk pabrik Alkyd
resin adalah
Peluang = Demand - Suplai
= (Ekspor + Konsumsi) (Import + Produksi)
= (20706 + 12238) (164 + 31425)
= 1.354Ton/tahun.
2. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat diperoleh dari daerah Surabaya dan
sekitarnya.
3. Kawasan Industri
Penempatan pabrik di kawasan industri sesuai Keputusan Presiden No. 41
Tahun 1996 tentang kawasan idustri. Didalamnya disebutkan pembangunan di
Reaksi Polikondensasi :
O O
O
OCR OCR O
CH2 C CH2
2 HO CH2 C CH2 O H +2 O 2 HOCH2 C CH2 O C + 2 H2O
CH2 C CH2OC
OH
O O
O O O
CH2 O-C-R C CH2 O C
CHOH + O CHO C + H2O
CH2 OH C
O
O O
CH2O CR
I. 4.2 Katalis
Pembentukan monogliserida dari minyak nabati pada pembuatan resin
alkyd tipe minyak kandungan tinggi diperlukan waktu yang cukup lama sehingga
diperlukan suatu katalis. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen
karena fasa antara katalis (padatan) dan medium (cair). Katalis ini mengadsorpsi
larutan pada media. terjadinya adsorspsi kimia kemungkinan mengakibatkan
perubahan aktivitas molekul. Perubahan aktivis molekul ini mengakibatkan
kestabilan molekul-molekul larutan terganggu sehingga ikatan antar molekul
mudah putus.
Logam alkali hidroksida adalah katalis alkoholisis yang efektif tetapi dapat
menghasilkan alkyd dengan warna gelap dan menjadikan film alkyd lebih sensitif
terhadap air. Katalis lain seperti senyawa timbal dengan konsentrasi 0,002-0,05%
dari minyak sangat baik digunakan untuk alkoholisis minyak inti sawit dan
pentaeritritol.
Metode
Keterangan Minyak-Asam
Asam Lemak Alkoholisis
Lemak
Bahan baku asam lemak trigliserida trigliserida &
fatty acid
Temperatur 220-260 oC 225-250 oC 210-280 OC
Tekanan 1 atm 1 atm 1 atm
Viskositas Besar Lebih besar Besar
Pengeringan Kurang stabil Lebih cepat Lambat
Waktu Reaksi 30 jam 25 jam 30 jam
Yield 1% 1% 1%
Dari ketiga proses diatas, pada pabrik Akyd Resin yang akan didirikan
menggunakan Proses Alkoholisis atau Proses Monogliserida, karena :
1. Viskositasnya lebih besar.
2. Proses pengeringannya lebih halus dan lebih cepat pembentukkannnya
3. Waktu reaksi lebih cepat.
Dari uraian diatas dan pertimbangan yang ada baik dari segi ekonomi dan
sosial, maka pabrik Alkyd resin ini cukup berpotensi untuk berkembang di
Indonesia, dimana dasar rancang pabrik sebagai berikut :
Rancangan proses pembuatan Alkyd Resin dari Minyak Biji Kelapa Sawit
yang dipilih yaitu berdasarkan Proses Alkoholisis atau Proses
Monogliserida.
Kapasits pabrik yang di rancang sebesar 1000 ton/tahun dan akan mulai
berproduksi tahun 2008.
Pabrik akan didirikan di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya. Yang
beralamat di Jl. Rungkut Industri Raya 10 Surabaya Jawa Timur.