Anda di halaman 1dari 15

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Alkyd resin umumnya digunakan untuk pelapis permukaan, yang berperan
sebagai bahan pengikat (aditif) pada industri-industri, seperti : cat, porselen,
pernis, dempul, tinta, kapur, perekat dll. Pada pelapisan, alkyd resin mengeras dan
merekatkannya pada benda yang dilapisi. Alkyd resin merupakan bahan pengikat
yang serbaguna pada pelapisan, yang digunakan secara luas di berbagai bidang :
arsitektural, industrial, dll. Alkyd resin juga dapat digunakan sebagai plastisizer
pada resin-resin termoplastik yang rapuh. Pemakaian resin sintesis ini
menyebabkan cat yang diperoleh tahan terhadap pengaruh iklim karena sifat
lapisan cat yang elastis (tidak rapuh dan mudah rusak) salah satu contoh dari resin
sintesis adalah alkyd resin modifikasi minyak nabati/hewani, Minyak nabati yang
dipakai untuk pembuatan alkyd resin ini mempengaruhi cat karena perbedaan
banyaknya asam lemak tak jenuh dari masing-masing minyak.
Cat yang mengandung minyak nabati telah digunakan sedikitnya selama
600 tahun. Perkembangan utama saat ini ialah ditemukannya alkyd resin yang
merupakan penggabungan/penyatuan teknologi minyak nabati dan teknologi
polyester yang dapat memperbaiki/meningkatkan nilai bahan. Polyester pertama
kali dibuat oleh Berzelius pada tahun 1847, yang dihasilkan dari glycerol dan
tartaric acir. Tahun 1901, W. Smith membuat polimer glycerol-phatalic anhydride.
Tahun 1921 General Electric membuat polimer glycerol-phtalic anhydride-fatty
acid, sekaligus produk tersebut digunakan dibidang elektris. Tahun1926 produk
tersebut digunakan secara komersial (diperdagangkan) sebagai bahan perekat.
Tahun 1930-an, linseed oil (minyak biji rami) umum digunakan sebagai bahan
pengikat untuk pengecatan arsitektural. Namun, alkyd mulai berkembang dan
menawarkan waktu pengeringan yang lebih cepat, tidak menguning (non-
yellowing), menawarkan pelindung yang unggul.
Tahun 1950-an, alkyd menjadi bahan pengikat utama untuk pelapisan..
Pada dekade 1950, cat dengan bahan dasar air (polyvinyl atau emulsion resin)

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-2

yang sedikit atau tidak sama sekali mengandung alkyd juga digunakan sebagai
bahan pengikat. Dan selama dekade 1950,1960 dan 1970, cat tersebut merebut
pasaran dibidang arsitektural. Meskipun demikian, total penggunaan alkyd terus
mengalami peningkatan dan memiliki penggunaan yang bervariasi di bidang
industri, pelapisan khusus dan tinta.
Alkyd resin, merupakan polyester dihasilkan dari polimerisasi kondensasi
dari tiga monomer, yaitu :
Polyols
Jenis polyos yang digunakan adalah Pentaerythritol.(Taylor and Marks)
Polybasic acids
1. Pada pra rancangan pabrik ini digunakan Phthalic anhidrid, karena
ketahanan terhadap cuaca dan korosi (alkyd yang dihasilkan) lebih unggul
dibandingkan yang lainnya. (Taylor and Marks)
Fatty acids atau Triglyceride oils
Ada beberapa macam minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan alkyd resin, antara lain : Linseed oil (minyak biji rami),
safflower oil, Manhaden oil, Castor oil (minyak jarak), Soybean oil (minyak
kacang kedelai), Coconut (minyak kelapa), Sunflower oil (minyak bunga
matahari), Palm kernel oil (minyak biji kelapa sawit) dll. Minyak tersebut
adalah ester-ester dari gliserol dimana gugus-gugus hidroksilnya bereaksi
dengan asam-asam lemak. Umumnya asam ini mengandung 18 atom karbon.
Triganda ester itulah yang disebut dengan trigliserida. Berikut tabel bilangan
iod untuk masing-masing jenis minyak :

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-3

Tabel 1.1. Contoh asam lemak yang terdapat dalam minyak nabati
Asam Lemak (%)
Jenis Minyak
Jenuh Oleat Linoleat Linolenat Eleostearat
- Biji rami 10 22 17 51 71
Mengering
- Tung 5 9 - 15 -
Setengah - Kacang kedelai 13 28 54 5 -
Mengering - Safflower 5 14 76 - -
Tidak - Kastrol 10 - 3 - -
Mengering - Biji kelapa sawit 72,1 15,1 2,7 - -
- Kelapa 92 6 2 - -
Sumber : Dra.Ratnawati dan Nur syamsiah

Hubungan antara minyak yang dipakai dengan kecepatan mengering,


ketahanan kilap, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.2 :

Tabel 1.2. Pengaruh jenis minyak terhadap sifat sifat alkyd resin
Sifat Film
Minyak Bil. Iod* Kecepatan Ketahanan Ketahanan
Mengering Warna Kilap
Tung 170 Cepat Buruk Baik
Biji Rami 180
Safflower 140
Kacang Kedelai 135
Kastroli 85
Biji kelapa sawit 57
lambat Baik Buruk
Kelapa 9
Sumber : Dra.Ratnawati dan Nur syamsiah

Alkyd resin dengan modifikasi minyak yang memiliki bilangan iod tinggi
menghasilkan kecepatan pengeringan lapisan cat secara cepat dan lapisan ini
tahan terhadap pengaruh lingkungan. Sedangkan dengan minyak yang memiliki
bilangan iod rendah mengahsilkan waktu pengeringan yang lambat. Untuk
memperbaiki agar cat dapat tahan terhadap pengaruh pengaruh lingkungan ,
terutama untuk minyak yang memiliki bilangan iod 120 atau lebih kecil.

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-4

Pelunturan warna disebabkan oleh ikatan rangkap dari minyak, maka warna yang
baik adalah untuk minyak yang memiliki bilangan iod rendah.

I.2 Penentuan Kapasitas Pasar


I.2.1 Analisa Pasar
I.2.1.1 Perkembangan Produksi
Berdasarkan sumber dari Departemen perindustrian, pada tahun 2002,
2003, 2004, 2005, dan 2006 produksi alkyd resin mengalami kenaikan berturut-
turut yaitu sebesar 0,36 %, 1,11%, 0,90%, 0,71% dan 3,98% dibandingkan dengan
tahun 2001. Sehingga rata-rata perkembangan produksi alkyd resin dari tahun
2001 hingga 2006 adalah 1,41%. Data produksi alkyd resin dari tahun
2001sampai tahun 2006 selengkapnya disajikan pada Tabel 1.3

Tabel 1.3. Perkembangan produksi alkyd resin Tahun 2001-2006

Persen
Tahun Volume Pertumbuhan
2001 28100 ------
2002 28201 0,36
2003 28515 1,11
2004 28773 0,90
2005 28978 0,71
2006 30130 3,98

Rata rata persen pertumbuhan 1,41


Sumber : Diolah dari data departemen perindustrian

I.2.1.2 Perkembangan Impor


Dalam data impor,Alkyd resin diklasifikasikan dalam nomor pos tarif
HS.3907.50.100.Berdasarkan sumber dari Departemen Perindustrian, pada tahun
2002, 2003, 2004, dan 2006 impor Alkyd resin mengalami penurunan, berturut-
turut yaitu sebesar -17,24%, -60,65%, -28,71%, dan -32,59% dibandingkan
dengan tahun 2001. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami penaikan sebesar

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-5

34,52%. Data impor Alkyd resin dari tahun 2001 sampai tahun 2006 selengkapnya
disajikan pada Tabel 1.4

Tabel 1.4. Perkembangan impor Alkyd resin Tahun 2001-2006

Volume Persen
Tahun (Ton) Pertumbuhan
2001 1.572 ------
2002 1.301 -17,24
2003 512 -60,65
2004 365 -28,71
2005 491 34,52
2006 331 -32,59
Rata rata persen
pertumbuhan -20,93
Sumber :diolah dari Departemen Perindustrian (2006)

Impor Pentaerythritol tersebut didatangkan dari berbagai negara antara lain


Jepang, Taiwan, Amerika Serikat, Cina, Spanyol, Singapura, Malaysia, dan
beberapa negara lain.

I.2.1.3. Perkembangan Ekspor


Dalam data eksport, Alkyd resin diklasifikasikan dalam nomor pos tarif
HS.3907.50.100 Berdasarkan sumber dari Departemen Perindustrian, pada tahun
2002, 2003, dan 2004, eksport Alkyd resin mengalami penaikan, berturut-turut
yaitu sebesar 1,88%, 5,04%, dan 2,20% dibandingkan dengan tahun 2001.
Sedangkan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar -0,42%, kemudian
mengalami kenaikan kembali pada tahun 2006 sebesar 4,22%. Data ekspor Alkyd
resin dari tahun 2001 sampai tahun 2006 selengkapnya disajikan pada Tabel 1.5

Tabel 1.5. Perkembangan ekspor Alkyd resin Tahun 2001-2006

Volume Persen
Tahun (Ton) Pertumbuhan

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-6

2001 16.900 ------


2002 17.217 1,88
2003 18.085 5,04
2004 18.483 2,20
2005 18.405 -0,42
2006 19.181 4,22

Rata rata persen pertumbuhan 2,58


Sumber :diolah dari Departemen Perindustrian (2006)

I.2.1.4 Perkembangan konsumsi


Dengan menambahkan antara impor dengan produksi dan menguranginya
dengan ekspor pada tahun yang sama konsumsi alkyd resin dapat diketahui. Alkyd
resin biasa nya di gunakan oleh industri cat, porselen, pernis, dempul, tinta, kapur,
perekat dll. Data konsumsi Alkyd resin dari tahun 2001 sampai tahun 2006
selengkapnya disajikan pada Tabel 1.6

Tabel 1.6. Perkembangan konsumsi Alkyd resin Tahun 2001-2006

Volume Persen
Tahun (Ton) Pertumbuhan
2001 10.580 ------
2002 11.455 8,27
2003 11.664 1,82
2004 12.292 5,38
2005 12.885 4,82
2006 13.472 4,56

Rata rata persen pertumbuhan 4,97

I.2.1.5. Prospek pasar


Alkyd resin merupakan bahan pengikat serbaguna, yang secara luas
digunakan untuk pelapisan cat pada bidang :arsitektural, industri dan kegunaan
khusus lainnya. Alkyd resin juga digunakan sebagai bahan pengikat tinta

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-7

(ink binder), serta penggunaan lainnya seperti : pendempul, perekat dan aditif.
Kegunaan alkyd tersebut menjadikan alkyd resin sebagai bahan baku yang banyak
dibutuhkan oleh berbagai industri (terutama cat). Berikut Tabel 1.7 adalah pabrik
alkyd resin yang ada di indonesia:

Tabel 1.7. Produsen Alkyd resin di Indonesia pada tahun 2000


Kapasitas Produksi
Nama Perusahaan Lokasi
(Ton/Tahun)
PT. Eternal Buana Chemical Surabaya 10.000
PT. Akzo Nobel Raung Resins Jakarta 10.000
PT. Pardic Jaya Chemicals Tangerang 10.000
PT. Tunas Sumber Idea Kreasi Serang 6.000
PT. Indonesia Kansai Perkasa Tangerang 5.800
PT. Warna Agung Tangerang 2100
PT. Golden Bridge Chemicals Sidoarjo 450
Total 44.350
Sumber : Majalah CIC tahun 2001

Dari data perkembangan produksi, konsumsi, ekspor, dan impor yang telah
dijabarkan di atas, maka dapat diproyeksikan suplai dan demand dari tahun 2007
sampai tahun 2009 sebagai berikut:
Tabel. 1.8 Proyeksi Analisis Suplai dan Demand Alkyd resin
Suplai Demand
Tahun Import Produksi Ekspor Konsumsi
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
2007 262 30556 19676 11.106
2008 207 30988 20184 11.658
2009 164 31425 20706 12.238

Berdasarkan Tabel 1.8 pada tahun 2009 peluang pasar untuk pabrik Alkyd
resin adalah
Peluang = Demand - Suplai
= (Ekspor + Konsumsi) (Import + Produksi)
= (20706 + 12238) (164 + 31425)
= 1.354Ton/tahun.

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-8

1.2.2 Waktu Pendirian dan Kapasitas pabrik


Pabrik Alkyd resin ini direncanakan di bangun pada tahun 2007, sehingga
pada tahun 2008 sudah dapat berproduksi. Sesuai data proyeksi diketahui bahwa
peluang pasar pada tahun 2008 sebesar 1.354 Ton/thn, maka direncanakan
pendirian pabrik Alkyd resin dengan kapasitas 80% dari peluang pasar (kapasitas
ekonomis yang ada adalah 450-10.000 ton/tahun) yaitu sebesar 1.083 ton/tahun
atau sekitar 1.000 ton/tahun.

1.3 Lokasi Pabrik


Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada suatu perancangan karena
akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik. Banyak
faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik. Faktor ini
dapat dibagi menjadi faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer terdiri dari
sumber bahan baku, daerah pemasaran dan transportasi. Faktor sekunder terdiri
dari utilitas seperti persediaan air dan sumber tenaga listrik, kemudahan
ketersediaan tenaga kerja, iklim, komunitas masyarakat, keadaan tanah dan lain-
lain. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka pabrik yang akan didirikan
berlokasi di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya dengan pertimbangan sebagai
berikut :
A. Faktor Primer
Sumber Bahan Baku
Lokasi pabrik dekat dengan produsen bahan baku seperti Phtalic anhidrid,
minyak biji kelapa sawit dan pentaerythritol. Phtalic anhidrid diperoleh dari
PT Petrowidada (kapasitas produksi 140.000 Ton/th)yang berlokasi di Gresik,
(Majalah CIC Tahun 2006)
Jawa Timur dan minyak biji kelapa sawit dari PT. Intibenua
Perkasatama (Kapasitas produksi 37.800 Ton/th) yang berlokasi di Sumatra
Utara (Majalah CIC Tahun 2004).
2. Daerah Pemasaran
Lokasi pabrik dekat dengan daerah pemasaran produk. Konsumen
terbesar Alkyd resin adalah industri cat, porselen, pernis, dempul, tinta, kapur,
perekat yang sebagian besar berlokasi di pulau jawa sehingga dalam

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-9

pemasarannya mudah.. Di Jakarta terdapat PT.Nippon Paint Indonesia


(Kapasitas 38.500 Ton/th), PT.Pacific Paint Indonesia (Kapasitas 30.000
Ton/thn), PT.Dana Paint Indonesia (Kapasitas 10.000) dan PT.Mowilex
(Kapasitas 4.800 Ton/thn). Di Tangerang terdapat PT PT.Gajah Tunggal
Prakarsa (Kapasitas 16.300 Ton/thn) dan PT.Chugoku Paints Indonesia
(Kapasitas 7.120 Ton/thn). Sedangkan di Cikarang, Gresik dan Surabaya
terdapat PT.Courtaud Coating Ind (kapasitas 5.000 Ton/thn), PT. Atlantic
Ocean Paint(Kapasitas 1.350 Ton/thn), dan PT.Putra Mataram Coating
(kapasitas 3.000 Ton/thn).(Majalah CIC Tahun 2001)
3. Transportasi
Jalur transportasi baik darat maupun laut yang berperan dalam
pendistribusian bahan baku maupun produk cukup memadai, untuk
transportasi darat tersedia jalan raya yang menghubungkan Jakarta-Surabaya
dan daerah-daerah lain yang berpotensi untuk menunjang jalannya proses
produksi dan pemasaran.Transportasi laut dapat melalui pelabuhan Tanjung
perak sehingga untuk import bahan baku(Xylene dan Pentaerytritol) dan
eksport produk lebih mudah pendistribusiannya.
B. Faktor Sekunder Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Penyediaan Utilitas
Untuk menjalankan proses produksi pabrik diperlukan sarana pendukung
sebagai pembangkit tenaga listrik dan air. Untuk kebutuhan air, diperoleh dari
sungai Brantas yang melalui lokasi pabrik. Sedangkan untuk listrik dapat
disuplai dari PLN dan Generator.

2. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat diperoleh dari daerah Surabaya dan
sekitarnya.
3. Kawasan Industri
Penempatan pabrik di kawasan industri sesuai Keputusan Presiden No. 41
Tahun 1996 tentang kawasan idustri. Didalamnya disebutkan pembangunan di

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-10

kawasan industri merupakan syarat untuk melakukan pembangunan dan


kegiatan produksi (pasal 15 ayat 2).
4. Komunitas
Masyarakat di sekitar lokasi perlu juga diperhatikan karena masyarakat ini
dapat dijadikan pegawai yang prospektif, dan akan mempengaruhi tingkat
keamanan yang merupakan salah satu hal penting yang perlu dijadikan
pertimbangan. Surabaya merupakan kawasan industri sehingga masyarakat
sekitar sudah terbiasa dengan keadaan tersebut. dengan keadaan tersebut.

Gambar 1.1 Peta lokasi pendirian pabrik Alkyd Resin


Sumber: Atlas

I. 4. Proses dan Seleksi Proses


I. 4. 1 Reaksi Pembentukan Alkyd Resin
Reaksi Alkoholisis:
O
O
CH2 O C R O
O OH OCR
CH2 CH2 CH2 O-C-R

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-11

CH O C R + 2 HO CH2 C CH2 OH 2 HO CH2C CH2 OH + CH OH


O CH2 CH2 CH2 OH
OH OH
CH2 O C R
Trigliserida Pentaerhytritol Monogliserida

Reaksi Polikondensasi :
O O
O
OCR OCR O
CH2 C CH2
2 HO CH2 C CH2 O H +2 O 2 HOCH2 C CH2 O C + 2 H2O
CH2 C CH2OC
OH
O O

Monogliserida Phthalic Anhidrid Alkyd resin Air

O O O

CH2 O-C-R C CH2 O C
CHOH + O CHO C + H2O
CH2 OH C
O
O O

CH2O CR

Monogliserida Phthalic Anhidrid Alkyd resin Air

Dimana R = CH3 (CH2)4CH=CH-CH2CH=CH(CH2)7 (Linolenic)

I. 4.2 Bahan baku Pembuatan Alkyd Resin


Biasanya bahan baku pembuatan alkyd resin terdapat pada bahan-bahan
sebagai berikut :
Polybasic acid : phthalic anhydride.
Minyak : palm kernel oil
Polyhydric alcohols (polyols) : pentaerythritol.

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-12

Solvent : xylene yang digunakan biasanya 3 10 % berat dari total


reaktan, yang ditambahkan pada awal tahap esterifikasi.

I. 4.3 Metode Pembuatan alkyd Resin


Metode alkoholisis atau metode monogliserida.
Jika minyak, poliol dan asam dikarboksil dipanaskan bersama maka
akan menghasilkan campuran heterogen dan kondensasi dini antara
poliol dan asam dikarboksil menghasilkan poliester. Poliester ini tidak
larut dalam minyak dan dengan cepat membentuk poliester tidak
termodifikasi yang cepat menjadi gel diawal reaksi. Untuk mengatasi
masalah ini maka digunakan metode alkoholisis yaitu minyak trigliserida
direaksikan terlebih dahulu dengan poliol dan katalis pada temperatur
225-250OC, maka reaksi yang terjadi adalah reaksi alkoholisis.
Monogliserida yang terbentuk ditambahkan asam dikarboksil seperti
asam phatalat maka akan menghasilkan resin yang homogen.
Mengetahui selesainya metode alkoholisis dapat dilakukan dengan cara
melarutkan satu bagian campuran yang jernih, karena prinsipnya minyak
tidak larut dalam alkohol dan monoester larut. Jadi bila campuran belum
jernih maka proses alkoholisis belum selesai. Asam dikarboksilat
kemudian ditambahkan dan poliesterifikasi berlangsung pada temperatur
200-220OC untuk mendapatkan resin alkyd yang dikehendaki.Tekanan
dalam proses ini adalah 1 atm. Poliol yang digunakan pada alkoholisis
bisa mengalami reaksi interesifikasi yang dipengaruhi oleh panas dan
katalis alkali sehingga mengurangi jumlah hidroksi yang tersedia dan
membentuk poliol yang mempunyai fungsionalitas lebih tinggi.Alkyd
resin biasanya perlu di encerkan 60-70 % agar resin dapat mengalir pada
suhu kamar dan penanganannya lebih mudah.
Metode asam lemak.
Reaksinya adalah pencampuran asam lemak, polyols, dan dibasic acid
dan dipanaskan pada temperatur 220-260 oC dengan tekanan 1 atm
sampai spesifikasi alkyd yang diinginkan terbentuk. Waktu reaksi pada

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-13

proses ini selama 30 jam. Penambahan polyol yang direaksikan dengan


dibasic acid sebelum penambahan asam lemak akan mengakibatkan
viskositas dan berat molekul yang besar, dan ketidakstabilan
pengeringan pada permukaan. Pada modifikasi metode ini, asam lemak
ditambahkan lagi untuk memperoleh bilangan asam yang rendah.
Metode minyak asam lemak.
Asam lemak, minyak trigliserida, gliserol, dan phthalic anhydryde
diproses bersama-sama dalam temperatur reaksi 210-280 oC dengan
tekanan 1 atm, dan jika asam lemak menunjukkan 60-65 % dari total
asam lemak dan minyak maka reaksi dapat dihentikan. Waktu reaksi
pada proses ini selama 30 jam. Viskositasnya besar sehingga metode ini
daya pengeringannya lambat, yang menghasilkan kualitas cat yang
rendah.

I. 4.2 Katalis
Pembentukan monogliserida dari minyak nabati pada pembuatan resin
alkyd tipe minyak kandungan tinggi diperlukan waktu yang cukup lama sehingga
diperlukan suatu katalis. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen
karena fasa antara katalis (padatan) dan medium (cair). Katalis ini mengadsorpsi
larutan pada media. terjadinya adsorspsi kimia kemungkinan mengakibatkan
perubahan aktivitas molekul. Perubahan aktivis molekul ini mengakibatkan
kestabilan molekul-molekul larutan terganggu sehingga ikatan antar molekul
mudah putus.
Logam alkali hidroksida adalah katalis alkoholisis yang efektif tetapi dapat
menghasilkan alkyd dengan warna gelap dan menjadikan film alkyd lebih sensitif
terhadap air. Katalis lain seperti senyawa timbal dengan konsentrasi 0,002-0,05%
dari minyak sangat baik digunakan untuk alkoholisis minyak inti sawit dan
pentaeritritol.

I.4.3 Proses Pendukung

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-14

Berdasarkan prosedur kimia diatas, maka untuk proses produksi atau


metode proses dapat divariasikan berdasarkan pengaturan secara mekanis untuk
menghilangkan air sebagai produk samping (by-product) sehingga reaksi
esterifikasi dapat berlangsung dengan sempurna.
Proses Pelarut
Didalam proses pelarut atau solvent cook air dihasilkan dari reaksi yang
dihilangkan dari reaktor sebagai campuran azeotropik dengan penambahan
solvent, biasanya xylene. Solvent yang digunakan biasanya 3 10 % berat dari
total reaktan, yang ditambahkan pada awal tahap esterifikasi. Campuran uap
tersebut dilewatkan kondensor. Air dan solvent yang terkondensasi yang keduanya
memiliki kelarutan yang rendah dan fase pemisahan dapat dilakukan di dalam
atoumatic dekanter. Air tesebut kemudian dipindahkan, biasanya untuk
pengukuran vessel. Sejumlah air yang ditampung dapat digunakan sebagai
indikator dari besarnya reaksi. Solvent yang terpisah dikembalikan lagi ke dalam
reaktor.

I. 5. Perbandingan dan Pemilihan Proses


Tabel. 1.9 Perbandingan proses pembuatan alkyd resin

Metode
Keterangan Minyak-Asam
Asam Lemak Alkoholisis
Lemak
Bahan baku asam lemak trigliserida trigliserida &
fatty acid
Temperatur 220-260 oC 225-250 oC 210-280 OC
Tekanan 1 atm 1 atm 1 atm
Viskositas Besar Lebih besar Besar
Pengeringan Kurang stabil Lebih cepat Lambat
Waktu Reaksi 30 jam 25 jam 30 jam
Yield 1% 1% 1%

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)
BAB I Pendahuluan I-15

Dari ketiga proses diatas, pada pabrik Akyd Resin yang akan didirikan
menggunakan Proses Alkoholisis atau Proses Monogliserida, karena :
1. Viskositasnya lebih besar.
2. Proses pengeringannya lebih halus dan lebih cepat pembentukkannnya
3. Waktu reaksi lebih cepat.

I. 6. Dasar Rancangan Proses

Dari uraian diatas dan pertimbangan yang ada baik dari segi ekonomi dan
sosial, maka pabrik Alkyd resin ini cukup berpotensi untuk berkembang di
Indonesia, dimana dasar rancang pabrik sebagai berikut :
Rancangan proses pembuatan Alkyd Resin dari Minyak Biji Kelapa Sawit
yang dipilih yaitu berdasarkan Proses Alkoholisis atau Proses
Monogliserida.
Kapasits pabrik yang di rancang sebesar 1000 ton/tahun dan akan mulai
berproduksi tahun 2008.
Pabrik akan didirikan di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya. Yang
beralamat di Jl. Rungkut Industri Raya 10 Surabaya Jawa Timur.

Pra Rancangan Pabrik Alkyd Resin Tunik Rizki A malia (114030009)


Institut Teknologi Indonesia Risa Kholila Lubis (114030081)

Anda mungkin juga menyukai