PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kamera merupakan salah satu penemuan penting bagi umat manusia. Lewat
jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam
bentuk gambar. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris
obscura. Itulah salah satu karya Al-Haitham yang paling menumental. Penemuan
yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan Al-Haithan bersama Kamaluddin al-
datar.
Kamera sebagai alat pengambil gambar telah menjadi perangkat umum bagi
banyak orang. Salah satu jenis kamera yaitu kamera DSLR. Kamera DSLR menjadi
pilihan bagi sebagian orang yang peduli terhadap kualitas gambar yang dihasilkan.
Sebagian besar orang yang memiliki kamera tersebut belum benar-benar mengerti
pengaturan tertentu yang disediakan maka hasil serta kualitas gambar yang
dihasilkan akan lebih baik dibandingkan hanya menggunakan fitur auto mode standar
kamera.
1
Keberadaan perangkat telekomunikasi yaitu telepon pintar sudah menjadi
perangkat yang universal. Fungsinya antara lain menjadi alat komunikasi data seperti
melakukan akses jaringan internet, panggilan video, dan lain sebagainya. Telepon
genggam yang banyak beredar telah banyak menggunakan sistem operasi untuk
menunjang kinerjanya secara lebih baik lagi. Sistem operasi yang sedang
untuk membuat aplikasi di dalam sistem android bersifat universal yaitu bahasa
keterbatasan sebuah aplikasi untuk berjalan pada sistem operasi yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menganalisis optik kamera obscura Ibnu Haitsam secara
ontologi?
2. Bagaimana menganalisis optik kamera obscura Ibnu Haitsam secara
epistemologi?
3. Bagaimana menganalisis optik kamera obscura Ibnu Haitsam secara
axiologi?
C. Tujuan
1. Mampu menganalisis teori optik kamera obscura Ibnu Haitsam secara
ontologi,
epsitemologi
axiology
2
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1. Landasan Ontologi
benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya
Cabang Ontologi, yaitu berada dalam wilayah ada. Kata Ontologi berasal dari
Yunani, yaitu onto yang artinya ada dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian,
menyangkut wilayah ini antara lain: apakah objek yang ditelaah ilmu?
Bagaimanakah hakikat dari objek itu? Bagaimanakah hubungan antara objek tadi
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat
konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis ialah
seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya, kebanyakan orang belum
filsafat mencullah beberapa paham, yaitu: (1) Paham monisme yang terpecah
menjadi idealisme atau spiritualisme; (2) Paham dualisme, dan (3) pluralisme dengan
Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang bisa dipikirkan
manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui panca indera manusia.
3
Wilayah ontologi ilmu terbatas pada jangkauan pengetahuan ilmiah manusia.
Sementara kajian objek penelaahan yang berada dalam batas prapengalaman (seperti
ontologi dari pengetahuan lainnya di luar iimu. Beberapa aliran dalam bidang
2. Landasan Epistemologi
origin, nature, methods and limits of human knowledge). Epistemologi juga disebut
teori pengetahuan (theory of knowledge). berasal dari kata Yunani episteme, yang
asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitas) pengetahuan.
berasal dari Yunani, yaitu episteme yang artinya cara dan logos yang artinya ilmu.
menjadi ilmu? Bagaimanakah prosedurnya? Untuk hal ini, kita akan mengarah ke
4
perbedaan antara pengetahuan a priori (pengetahuan pra-pengalaman) dengan
Langkah dalam epistemologi ilmu antara lain berpikir deduktif dan induk-tif
Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan
sistematik dan kumulatif pengetahuan ilnuah disusun setahap demi setahap dengan
telah ada. Secara konsisten dan koheren maka ilmu mencoba memberikan penjelasan
3. Landasan Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai
dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah “teori tentang
nilai” (Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang
2000: 105). Menurut Bramel dalam Amsal Bakhtiar (2004: 163) aksiologi terbagi
dalam tiga bagian: Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan
life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosio-politik.
Aksiologi, yaitu berada dalam wilayah nilai. Kata Aksiologi berasal dari
Yunani, yaitu axion yang artinya nilai dan logos yang artinya ilmu. Dengan
demikian, aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai etika seorang
5
ilmuwan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: untuk apa
norma-norma moral dan profesional? Dengan begitu , kita akan mengarah ke cabang
fisafat Etika.
dengan value dan valuation. Ada tiga bentuk value dan valuation, yaitu: 1) Nilai,
sebagai suatu kata benda abstrak; 2) Nilai sebagai kata benda konkret; 3) Nilai juga
sebuah polemik tentang kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa disebut
sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya, ada jenis pengetahuan yang
didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal sebagai value bound.
Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan
The Book of Optics (bahasa Arab: كتا ب المناظر, translit. Kitab Al-Manazir,
Latin: De Aspectibus atau Perspectiva; Italia: Deli Aspecti) adalah risalah tujuh jilid
pada bidang optik dan bidang studi lain yang disusun oleh Ibnu Haitsam (Al-
Haytham & Risner, 1572; Al-Haitham & Sabra, 1989; Al Haytham & Smith, 2001b,
2001a, 2006, 2008, 2010, 2016). The Book of Optics mempresentasikan argument
yang dibuat secara eksperimental melawan teori visi extramission yang telah
6
berkembang secara luas (seperti yang dipegang oleh Euclid dalam Opticanya) dan
Aristoteles, model yang sekarang yang diterima bahwa visi terjadi oleha cahaya yang
optik Eropa diantara 1260 M dan 1650 M (Al-Haitham & Risner, 1572; Al-Haytham
Sebelum lahirnya kitab Al-Manazir karya ibnu Haitsam, terdapat dua teori
yang menjelaskan bagaimana mata manusia dapat melihat. Teori pertama yang
paling banyak di ikuti adalah teori extramission yang dicetuskan oleh Ptolemeus dan
dapat melihat karena adanya cahaya yang diteruskan keluar dari mata pada saat mata
membuka menuju lingkungan objek sehingga manusia dapat melihat, sebaliknya saat
mata manusia menutup, tidak ada cahaya yang diteruskan keluar dari mata menuju
lingkungan objek sehingga mata manusia tidak dapat melihat. Dalam sebuah diskusi
bahwa mata manusia dapat melihat karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh
objek lingkungan dari suatu sumber cahaya, yang pada akhirnya terpantul dan masuk
menuju mata manusia. Namun, pada saat itu ibnu Haitsam belum dapat membuktikan
secara eskperimen, bagaimana proses pembentukan bayangan pada mata yang dapat
7
Hingga pada masa kesepuluh tahun menjadi tahanan rumah dari Al-Hakim di
Kairo Mesir, yaitu didalam tahanan rumah yang gelap, Ibnu Haitsam menemukan
suatu fenomena langka, yaitu Ibnu Haitsam melihat terbentuknya suatu bayangan di
dinding dalam kamarnya yang gelap yang membentuk suatu bayangan benda secara
terbalik yang dihasilkan dari suatu celah kecil. Saat Ibnu Haitsam melihat keluar
kamar dari celah tersebut, ternyata bentuk bayangan di dinding tersebut sama dengan
bentuk benda aslinya, hanya bentuknya saja yang terbalik. Dari fenomena
terbentuknya bayangan benda pada ruang gelap yang dihasilkan celah kecil tersebut,
intromission, bahwa mata manusia dapat dianalogikan dengan ruang gelap. Proses
mata manusia dapat melihat objek juga serupa dengan terbentuknya bayangan pada
dinding ruang gelap, yang mana bentuk bayangan tersebut menyerupai benda
aslinya. Ruang gelap tersebut saat ini kita kenal dengan sebutan “Kamera Obscura”.
Kamera Obscura adalah bahasa Latin untuk “ruang gelap.” Ini adalah nama
gambar yang akan menjadi dasar pada penemuan fotografi. Pada dasarnya, kamera
obscura adalah kotak sederhana (berbagai ukuran) dengan lubang kecil di salah satu
sisinya (kamera pinhole). Cahaya berasal dari satu bagian melewati lubang dan di
tangkap oleh bagian tertentu dari dinding belakang. Ketika celah dibuat lebih kecil,
bayangan menjadi lebih tajam, tetapi sensitivitas cahaya menurun. Dengan apparatus
8
Studi eksperimen pertama kamera obscura, dibuat oleh Ibnu Haitsam yang
dapat dilihat pada salah satu karya awalnya mengenai optika sebelum menulis kitab
al-Manazir yaitu maqalah fi surat al kusuf (on the shape of the eclipse) yang berisi
dilakukan analisis secara lengkap terhadap Maqalah fi surat al-kusuf oleh Dominique
Kajian epistemologi ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja
kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara
harfiah diartikan sebagai” ruang gelap”. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan
lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah
para penonton.
1. “Kamera obscura pertama kali dibuat ilmuwan Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu
al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M),” ungkap Nicholas J Wade dan
Stanley Finger dalam karyanya berjudul The eye as an optical instrument: from
2. Dunia mengenal al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat
dalam bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt
Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.
9
yang berhasil memproyeksikan seluruh gambar dari luar rumah ke dalam gambar
sekitar abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura, Cardano
5. Setelah itu, penggunaan lensa pada kamera onscura juga dilakukan Giovanni
Batista della Porta (1535–1615 M). Ada pula yang menyebutkan bahwa istilah
oleh Joseph Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu
memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak
jauh modern).
6. Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang
berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M.
Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali
7. Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil
10
al-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak
8. Sebuah versi kamera obscura digunakan dalam Perang Dunia I untuk melihat
9. Peradaban dunia modern tentu sangat berutang budi kepada ahli fisika
Muslim yang lahir di Kota Basrah, Irak. Al-Haitham selama hidupnya telah
menggambarkan indra penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika ‘Bapak
Optik’ dunia itu mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang
lain :
11
1. Kamera DSLR merupakan salah satu jenis kamera yang saat ini banyak
digunakan oleh masyarakat. Cara kerja kamera ini sangat canggih yaitu dapat
anakmu. Untuk fungsi ini, kamu memerlukan dua perangkat, satu untuk
mengingat hal-hal penting dan mengambil foto, selain cepat dan praktis, juga
putih yang tampak acak — yang memberimu jalan pintas untuk membuka
pada menu, paket, poster, brosur, alat tulis dan barang-barang lainnya.
Misalnya, memindai salah satu kotak yang terdapat pada iklan majalah dan
12
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Optika kamera obscura dalam pandangan ilmu filsafat Ibnu Haitsam adalah
memadukan metode eksperimental dengan metode analisis geometri
sebagaimana dalam karyanya maqalah fi surat maupun kitab Al-Manazair.
2. Pengetahuan yang disampaikan oleh Ibnu Al-Haitsam membebaskan
dirinya dari konteks dimana kamera obscura biasa digunakan (yaitu
menverifikasi perambatan cahaya linier, yang pernah dibahas oleh Al-
Kindi) untuk terlibat dalam pemahaman menyeluruh tentang prinsip kerja
kamera obscura dalam menghasilkan citra.
3. Dengan kamera obscura temuan Ibnu Haitsam memberikan sumbangsih
besar dalam dunia teknologi digital sehingga dalam perkembangannya
memberikan warna baru di era 4.0 yang fungsi penggunaannya bermanfaat
bagi umat manusia.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya tidak menjadikan makalah ini
sebagai satu-satunya referensi tentang optika kamera obscura Ibnu Haitsam sebagai
ilmu karena masih terdapat kekurangan terutama informasi tentang referensi karya
Ibnu Haistam secara mendetail dan lengkap. Namun, dengan membaca makalah ini
penulis berharap dapat memberi informasi sesuai dengan yang diinginkan oleh
semakin luas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ws Mada, Sanjaya, 2019. Optika Kamera Obscura Ibnu Haitsam, Bandung: Bolabot.
http://ekzone.com/read//mengintip-sejarah-obscura-kamera-pertama-di-dunia.html
14