BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad 21 ini kurikulum telah banyak mengalami revisi hingga pada
saat ini kurikulum 2013 telah digunakan hampir setiap sekolah di Indonesia
menuntut peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan kata lain
peserta didik lebih ditekankan menjadi central dari pembelajaran baik dalam
produk IPA yang meliputi pengertian, prinsip, konsep, teori, dan hukum IPA dan
saling keterkaitan serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap
IPA Terpadu (Depdiknas, 2006), antara lain (1) meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran, (2) minat dan motivasi, dan (3) beberapa kompetensi
dasar dapat dicapai sekaligus. Selain itu, pembelajaran IPA Terpadu juga
memiliki beberapa kelebihan (Depdiknas, 2006), yaitu (1) efisiensi waktu dan
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, (2) siswa dapat
kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa, dan (5) memperbaiki dan
2
2013 dan perangkat pembelajaran yang dibuat guru sudah mengacu pada
didik hanya menggunakan rumus tertentu tanpa mengerti makna dari rumus
tersebut, dan ketika diberikan suatu masalah peserta didik tidak mampu
Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
menghafal dari konsep yang telah ada dan merasa telah memahami apa yang telah
dipelajari. Namun setelah dua sampai tiga minggu kemudian diberikan ulangan
Hasil belajar IPA di SMPN Onto No. 8 Kepulauan Selayar dapat dikatakan
masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari hasil belajar peserta didik melalui
penilaian ulangan harian masih banyak yang berada di bawah standar KKM yang
ditetapkan. Dari 20 orang peserta didik hanya sekitar 7-8 orang yang bisa
belajar antara lain: (1) peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru ketika
proses belajar mengajar berlangsung, (2) peserta didik malas mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, (3) peserta didik pasif dalam proses pembelajaran dan
3
siswa malas mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru, (4) pemahaman
peserta didik tehadap konsep IPA sangat kurang, (5) model pembelajaran yang
digunakan guru kurang bervariasi, (6) peserta didik kurang dilibatkan dalam
kegiatan belajar mengajar, peserta didik bosan karena hanya berperan sebagai
oleh guru.
peserta didik dalam proses pemecahan masalah. Salah satu pembelajaran yang
mencari tahu dan menemukan keteraturan dan aspek lainnya melalui observasi
peserta didik belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman, peserta didik
belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu, peserta didik mengembangkan
peserta didik terjadi secara bertahap, peserta didik mempunyai cara yang berbeda
dalam pembelajaran, peserta didik belajar melalui interaksi sosial dengan orang
4
lain. Inkuiri membekali peserta didik dengan beraneka ragam pengalaman konkrit
dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang
terhadap hasil belajar pada model pembelajaran inkuiri terbimbing. Salah satu
hasil penelitian tersebut, yakni penelitian yang dilakukan oleh Ari (2014) yang
hasil belajar peserta didik. Untuk mendapatkan jawaban tersebut, maka peneliti
Terbimbing dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas eksperimen dengan minat
belajar tinggi?
2. Bagaimana gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas eksperimen dengan minat
belajar rendah?
3. Bagaimana gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas kontrol dengan minat belajar
tinggi?
4. Bagaimana gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas kontrol dengan minat belajar
rendah?
5. Secara keseluruhan, apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA Fisika peserta
didik yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri Terbimbing dan konvesional
6. Untuk peserta didik dengan minat belajar IPA Fisika tinggi, apakah terdapat
7. Untuk peserta didik dengan minat belajar IPA Fisika rendah, apakah terdapat
minat belajar IPA terhadap hasil belajar IPA Fisika peserta didik di SMPN Onto
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
1. Gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas eksperimen dengan minat belajar tinggi.
2. Gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas eksperimen dengan minat belajar rendah.
3. Gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas kontrol dengan minat belajar tinggi.
4. Gambaran hasil belajar IPA Fisika kelas kontrol dengan minat belajar rendah.
5. Perbedaan hasil belajar IPA Fisika antara peserta didik yang diajar dengan model
Selayar.
6. Perbedaan hasil belajar IPA Fisika antara peserta didik dengan minat belajar IPA
Fisika tinggi yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
7. Perbedaan hasil belajar IPA Fisika antara peserta didik dengan minat belajar IPA
Fisika rendah yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
belajar IPA Fisika terhadap hasil belajar IPA Fisika peserta didik di SMPN Onto
D.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi gambaran yang jelas guna
bagi berbagai pihak. Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis
1. Manfaat Teoritis
tercapai.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik, sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran
b. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran atau bahan
dijadikan sarana informasi dan bahan acuan untuk penelitian lain yang relevan.
8