Anda di halaman 1dari 9

ACARA IV

PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH DAN PENILAIAN UNJUK


KERJA LAPANGAN

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari kebutuhan primer seperti pangan untuk
mencukupi kebutuhan fisiknya. Sebab manusia membutuhkan makan untuk
menghasilkan energi dalam tubuhnya. Semua makanan manusia berasal dari
tanaman dan hewan yang diternakkan. Tanaman memerlukan media untuk
tumbuh dan berkembang. Media yang sangat penting dan paling esensial
yaitu tanah.
Di bidang pertanian khususnya bududaya pertanian, diperlukan
beberapa tahap hingga pada akhirnya mencapai proses panen dan proses
pasca panen. Dalam proses-proses tersebut yang merupakan proses awal
adalah pengolahan tanah (soil tillage). Pada proses ini berrfungsi untuk
menggemburkan tanah, menghilangkan kotoran, sampah dan gulma pada
tanah. Proses pegolahan lahan meliputi tahap pembajakan dan penggaruan.
Pengolahan tanah awalnya dilakukan secara konvensioal atau secara
tradisional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak (sapi, kerbau, dan
kuda). Seiring dengan perkembangan zaman, pengolahan tanah konvensional
diganti dengan pengolahan secara modern menggunakan teknologi yang
canggih. Alat-alat sederhana yang umumnya digunakan untuk mengolah
tanah seperti cangkul, parang, sabit dll, sekarang diganti dengan bajak dan
garu yang di gandengkan dengan traktor. Secara empiris zaman dulu
manusia menggunakan tenaga hewan untuk membajak dan mengolah tanah.
Sekarang tenaga hewan ternak tersebut telah digantikan dengan tenaga
mesin. Sehingga pengolahan tanah menjadi lebih efisien dan efektif.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui macam dan jenis alat pengolah tanah
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat pengolah tanah dan kegunaannya
3. Mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat atau mesin pertanian

C. Dasar Teori
Tujuan pengolahan tanah dalam usaha menciptakan keadaan tanah siap
tanam. Tahap-tahap pengolahan tanah di bagi menjadi dua kegiatan yaitu :
pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder.
1. Pengolahan tanah primer : meliputi pekerjaan pemotongan tanah
menjadi bongkahan tanah sekaligus membaliknya agar sisa tanaman yang
terbenam dan membusuk. Peralatannya : cangkul, garpu, bajak singkal,
bajak piring, bajak rotary.
2. Pengolahan tanah sekunder meliputi pekerjaan merapikan atau
menghaluskan bongkahan-bongkahan tanah dan meratakan hasil
pengolahan tanah primer. Peralatannya meliputi cangkul, garu rotary
plow, perata (leverler).
Kapasitas kerja lapang terbagi menjadi dua yaitu kapasitas kerja teoritis
dan kapasitas kerja aktual. Kapasitas kerja teoritis adalah kelajuan kerja yang
dicapai didasarkan atas perhitungan apabila alat atau mesin pengolah tanah
dapat berkerja memenuhi fungsinya 100% dari seluruh waktu yang tersedia
dengan kecepatan dan lebar kerja 100% pula. Kapasitas kerja aktual adalah
kelajuan kerja yang dapat dicapai oleh alat atau mesin pengolah tanah yang
didasarkan atas luas total yang dicapai per waktu total yang digunakan,
dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (ha/jam) dan merupakan
kemampuan rata-rata yang aktual. ( Suastawa, 2000 )
Bajak singkal merupakan peralatan pertanian untuk pengolahan tanah yang
digandengkan dengan sumber tenaga penggerak/penarik seperti tenaga
penarik sapi, kerbau atau traktor pertanian. Bajak singkal berfungsi untuk
memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa
tanaman kedalam tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan
tanah pertama. Bajak singkal dirancang dalam beberapa bentuk untuk tujuan
agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan.
Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga
di bagian perlengkapannya.
Bagian-bagian bajak singkal:
a. Mata bajak atau pisau bajak adalah bagian bajak singkal yang berfungsi
untuk memotong tanah dan mengarahkan lempengan tanah hasil
pemotongan ke bagian daun singkal.
b. Daun singkal adalah bagian yang menerima lempengan tanah dan
membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut.
c. Pelurus samping, berfungsi menahan tekanan samping dari lempengan
tanah pada bajak singkal dan menjaga kestabilan jalannya bajak singkal
sewaktu proses pembajakan.
d. Rangka bajak singkal berfungsi menyatukan bagian-bagian bajak dan
penyambung  ke sumber penggerak.
e. Penggandeng adalah bagian dari bajak singkal yang menggandengkan
bajak dengan traktor pertanian.
f. Pengatur kedalaman pengolahan tanah. Pengatur kedalaman berbentuk ulir
pengatur atau roda pengatur, untuk mengontrol kedalaman hasil
pembajakan tanah.
g. Poros silang, berbentuk batang kendali merupakan bagian dari bajak
singkal yang berfungsi mengatur daun singkal sehingga dapat mengatur
lebar hasil pembajakan dan mengatur arah lemparan tanah pada arah yang
berlawanan.
Berdasarkan arah lemparan lempengan tanah, bajak singkal dibedakan
menjadi dua tipe, yakni :
1. Bajak singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu
mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah
hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya
dilakukan ke arah kanan.
2. Bajak singkal dua arah adalah  jenis bajak singkal dimana pada waktu
mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan  atau pembalikan
tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis
bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk
dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri  dengan cepat, sesuai dengan arah
pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki. Penggunaan
bajak singkal dua arah mempunyai beberapa kelebihan akan
menghasilkan pembalikan tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah
yang diolah, praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur dari hasil
kerjanya tidak akan  berbentuk alur mati (dead-furrow) ataupun alur
punggung (back-furrow), sehingga pembajakan dapat teratur dan rata.
Namun kelemahannya adalah konstruksinya lebih berat dan lebih rumit,
untuk ukuran bajak yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk
pemutaran mata bajaknya, perlu keterampilan yang lebih baik dari
pengemudinya.
3. Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar.
Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka
bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang
pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak
ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
(Wijianto, 2006)
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang
disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary
engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak,
sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off
driven rotary plow). Jenis ketiga adalah bajak putar tipe kebun berpenggerak
sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada
traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor
melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda,
sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai
penggerak
Untuk mengetahui performen alsin pengolahan tanah maka dapat diketahui
dari kapasitas kerjanya dan efesiensi kerjanya. Kapasitas kerja lapang
merupakan kemampuan kerja lapang suatu alsin memberikan hasil persatuan
waktu (ha/jam). Besarnya kapasitas kerja lapang dipengaruh :
a. Keadaan traktor : lama atau baru
b. Keadaan dan jenis tanah, vegetasi
c. Topografi, bentuk dan ukuran petak
d. Kecocokan alsin dengan macam pekerjaanya
e. Pola pekerjaan yang digunakaan : alfa, kontinyu, tepi, tengah
sepiral dan lain-lain.
Kapasitas kerja suatu alsin dibedakan menjadi dua yaitu kapasitas kerja
teoritis dan kapasitas kerja efektif. Secara matematis kapasitas lapang dapat
dihitung. Untuk kapasitas kerja efektif (Ce) dapat di hitung dengan rumus :
Ce = W . S . 10 . E Ha/jam
Untuk kapasitas kerja toritis (Ct) di hitung dengan rumus :
Ct =W . S . 10 ha/jam
Dimana :
W = leber kerja bajak E = efesiensi kerja %
S = kecepatan kerja km/dt
Efesiensi kera lapangan (E) suatu alsin dipengaruhi oleh banyaknya waktu
hilang saat pembajakan disebabkan oleh : slip, saat membelok, macet dan
lebar kerja. Secara matematis prosentase waktu yang hilang dan efesiensi
kerja dapat dihitung mengunakan rumus.
W −We
Persentase waktu hilang karena lebar kerja (L1): L1 = W X 100 %
DN− AB
Persentase waktu hilang karena slip (L2) : DN X 100 %
T1
Persentase waktu hilang untuk membelok (L3) : T x100%
T2
Persentase waktu hilang karena kemacetan (L4) : T x100%
Efesiensi kerja (E) : E = (1-L1) - (1-L2) -(1-L3) -(1-L4) .100 %

Keterangan :
D = diameter ban cm T1 = waktu membelo
N = putaran ban T2 = waktus macet
AB = jarak tempuh T = total waktu selama operasi
Besarnya gaya yang dipakai untuk membajak adalah luas potongan dari
tanah yang dibajak dikalikan tahanan tanah terhadap pembajakan. Sehingga
besarnya daya untuk membajak dapat dirumuskan :
dsxWsxdxS 1
Daya untuk bajak singkal (PS) = 75
tsxWeXdxrpmxE
Daya untuk bajak Rotari (PS) = 75 x60
Keterangan :
d = kedalaman kerja bajak (cm) rpm = kecepatan putar rotary
ds = draft spesipik tanah tanah Er = efesiensi penerusan daya pada
( kg/cm2 ) rotary(denganPTO= 63%)
S = kecepatan kerja (km/jam) Ts = torsi spesifik ( kg/cm2 )
S1 = Kecepatan kerja pembajak (m/det)
(Anonim. 2014)

II. METODOLOGI
A. Hari, Waktu dan Tempat
1. Hari : Rabu
2. Waktu : 3 Mei 2017
3. Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak
Sleman, Yogyakarta

B. Alat, Bahan, dan Cara Kerja


1. Alat dan Bahan
a. Traktor
b. Bajak
c. Stopwatch
d. Roll meter
e. Patok besi
f. Hand counter
g. Gelas ukur
2. Cara Kerja
a. Menyiapkan traktor dan alat-alat, dan mencatat spesifikasi alat yang
digunakan, serta mencatat kondisi lapang/daerah
b. Mengisi tangki bahan bakar secara penug
c. Mengambil jarak di lapangan sepanjang 20 meter (jarak A-B)
d. Menyiapkan stopwatch dan dua orang pencatat waktu, seorang
bertuhas mengamati waktu pembajakan jarak A-B dan seorang lagi
mengamati waktu yang dipakai traktor untuk membelok dan bila perlu
seorang lagi berjaga-jaga bila selama operasi terjadi kerusakan atau
kemacetan
e. Memberi tanda pada roda belakang kanan dan kiri dan dua orang
pengamat, yang masing-masing bertugas menghitung jumlah putaran
roda tersebut sepanjang jarak A-B sewaktu traktor berjalan. Dan
sebelumnya mengukur diameter rodanya
f. Setelah semua siap, siap menjalankan traktor berawal dari patok A ke
patok B
g. Ketika bajak melewati patok A, menghidupkan stopwatch dan setelah
bajak sampai patok, mematikn stopwatch. Mencatat waktunya, dan
mencatat pula jumlah putaran roda kanan dan kiri pada jarak A-B
h. Selanjutnya bila bajak mulai diangkat yaitu setelah melewati patok B
menghidpkan stopwatch yang lain dan bajak setalah
diturunkan/melewati patok B pada jalur berikutnya, mematikan
stopwatch dan mencatat waktu untuk belok tersebut
i. Sebaliknya ketika bajak melewati patok B menjalankan stopwatch lagi
hinga sampai pada patok A, demikian seterusnya sampai didapat data:
waktu pembajakan dari A ke B dan dari B ke A, waktu unutk belok,
dan jumlah putaran roda belakang kanan dan kiri, serta data lebar
kerja pembajakan pada masing-masing lintasan, dan data kedalan
pembajakan pada masing-masing lintasan
j. Setalah diperoleh data secukupnya, maka memperhatikan operasi dan
mencatat pula data-data: pemakaian bahan bakar, luas lahan yang
dikerjakan dan lama pengujian
k. Memasukkan semua data yang diperoleh dari hasil praktikum tersebut
dalam lembar data yang tersedia
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Fauzi, A. 2012. Bajak  Singkal. http://uzymozy. blogspot. com//. Diakses


pada tanggal 4 Mei 2017 pupuk 10.47 WIB.

Pak Tas. 2008. Pengantar Mata Kuliah Mesin Peralatan


Pertanian.wordpress.com. Diakses pada  tanggal 4 Mei 2017 pukul 11.
12 WIB.

Suastawa, I. 2000. Konstruksi dan pengukuran kinerja traktor pertanian. Faperta


IPB.

Anda mungkin juga menyukai