DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengukuran Massa, Gaya,
dan Torsi”. Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen
mata kuliah Sistem Instrumentasi yang telah memeberikan tugas ini kepada
penyusun sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penyusun tekuni.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan adanya kritik serta saran
yang membangun agar penyusun dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan
dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami serta dapat menjadi berkat dan
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
1.4 Manfaat...........................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Pengukuran Massa..........................................................................................5
2.1.1 Sel Beban Elektronik...............................................................................5
2.1.2 Sel Beban Pneumatik/Hidrolik................................................................6
2.1.3 Sel Beban Cerdas.....................................................................................7
2.1.4 Instrumen Neraca Massa..........................................................................7
2.1.5 Keseimbangan Pegas...............................................................................9
2.2 Pengukuran Gaya.........................................................................................10
2.2.1 Menggunakan Akselerometer................................................................11
2.2.2 Sensor Kabel Getar................................................................................12
2.3 Pengukuran Torsi.........................................................................................13
2.3.1 Rem Prony.............................................................................................14
2.3.2 Pengukur Regangan Induksi..................................................................15
2.3.3 Pengukuran Torsi secara Optis..............................................................16
BAB 3 PENUTUP................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
2
BAB 1
PENDAHULUAN
membandingkan sesuatu yang ingin diukur dengan acuan yang telah menjadi
berbagai fenomena alam dengan baik, kita juga harus dapat melakukan
pengukuran dengan baik pula. Terdapat beragam besaran fisis yang biasa diukur
dalam fisika dan yang paling penting adalah pengukuran terhadap besaran-besaran
fisis yang dapat teramati secara langsung dan sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
Pengukuran tekanan merupakan salah satu jenis pengukuran yang sangat banyak
dilakukan dalam dunia industri, terutama pada industri yang melibatkan benda
yang berada pada fase gas. Sementara itu, pengukuran massa, gaya, torsi, dan
tentang sistem pengukuran massa, gaya dan torsi maka materi ini akan dibahas
3
dalam makalah ini untuk menambah pengetahuan sistem pengukuran besaran-
besaran tersebut.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara melakukan pengukuran massa.
2. Untuk mengetahui cara melakukan pengukuran gaya.
3. Untuk mengetahui cara melakukan pengukuran torsi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu menambah wawasan
mengenai pengukuran massa, gaya, dan torsi.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
gaya yang diterapkan dan defleksi yang diukur dan untuk membuat instrumen
tidak sensitif terhadap gaya yang tidak diterapkan secara langsung di sepanjang
sumbu penginderaan. Sel beban ada di keduanya bentuk kompresi dan tegangan.
Dalam jenis kompresi, massa yang diukur ditempatkan di atas platform bertumpu
pada sel beban, yang karenanya memampatkan sel. Pada jenis tegangan alternatif,
massa digantung dari sel beban, sehingga menempatkan sel menjadi tegang.
6
Gambar 2.3 Sel Beban Hidrolik
2.1.3 Sel Beban Cerdas (Faqihah Fajriani)
Sel beban cerdas dibentuk dengan menambahkan mikroprosesor ke sel
standar. Sehingga tidak membawa peningkatan akurasi karena load cell sudah
sangat akurat pada perangkat. Angka biaya per berat dapat disimpan sebelumnya
untuk sejumlah besar zat, membuat instrumen tersebut sangat fleksibel dalam
operasi.
Dalam aplikasi di mana massa suatu benda diukur dengan beberapa sel
beban yang digunakan bersama-sama (misalnya, sel beban yang terletak di sudut
platform dalam perangkat elektronik keseimbangan), massa total dapat dihitung
lebih mudah jika sel-sel individu memiliki mikroprosesor yang menyediakan
keluaran digital. Selain itu, dimungkinkan juga untuk menggunakan signifikan
perbedaan dalam pembacaan relatif antara sel beban yang berbeda sebagai deteksi
kesalahan mekanisme dalam sistem.
7
Gambar 2.4 Keseimbangan Balok
b) Balok Timbang
Balok timbang, digambarkan dalam dua bentuk alternatif pada gambar 2.5,
beroperasi pada prinsip keseimbangan balok tetapi jauh lebih kasar. Dalam bentuk
pertama, standar massa ditambahkan untuk menyeimbangkan massa yang tidak
diketahui dan penyesuaian halus diberikan oleh massa yang diketahui yang
dipindahkan sepanjang berlekuk, batang bertingkat sampai penunjuk dibawa ke
nol, titik keseimbangan. Bentuk alternatif memiliki dua atau lebih batang
bertingkat Setiap batang membawa massa standar yang berbeda dan ini
dipindahkan ke posisi yang sesuai pada batang berlekuk untuk menyeimbangkan
massa yang tidak diketahui. Versi dari instrumen ini digunakan untuk mengukur
massa hingga 50 ton.
8
pita baja. Gerakan platform ke bawah dan ditentang oleh gaya gravitasi yang
bekerja pada dua massa jenis pendulum yang melekat.
9
Gambar 2.7 Neraca Pegas
Neraca pegas menyediakan metode pengukuran massa yang sederhana dan
murah. Massa digantung pada ujung pegas dan pembelokan pegas disebabkan
oleh gaya gravitasi ke bawah pada massa diukur terhadap skala. Karena
karakteristik pegas sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, akurasi
pengukuran biasanya relatif buruk. Namun, jika kompensasi dibuat untuk
perubahan karakteristik pegas, maka ketidaktepatan pengukuran kurang dari 0,2%
adalah dapat dicapai. Menurut desain instrumen, massa antara 0,5 kg dan 10 ton
dapat diukur.
Satuan standar gaya adalah Newton, ini adalah gaya yang akan
menghasilkan percepatan satu meter per sekon kuadrat dalam arah gaya ketika
diterapkan pada massa satu kilogram. Salah satu cara untuk mengukur gaya yang
tidak diketahui adalah oleh karena itu untuk mengukur percepatan ketika
diterapkan pada benda yang massanya diketahui. Teknik alternatif adalah
mengukur variasi frekuensi resonansi a kawat bergetar karena ditarik oleh gaya
yang diberikan.
10
Benda bergerak menjadi diam
Gaya normal adalah sebuah gaya reaksi yang timbul saat sebuah benda
diletakkan. Posisi benda tersebut tegak lurus di atas permukaan yang bidang.
Besarnya gaya normal yang terjadi pada sebuah benda ditentukan oleh besar
gaya lain.
Gaya otot adalah jenis atau macam gaya yang dimiliki oleh makhluk hidup
yang memiliki otot. Gaya otot ini timbul karena adanya sebuah koordinasi.
Koordinasi tersebut terjadi di antara struktur otot dan rangka tubuh.
Gaya pegas merupakan gaya yang dihasilkan oleh sebuah pegas. Pegas yang
dimaksud disini adalah pegang yang memiliki sifat elastis. Gaya pegas dapat
muncul karena pegas tersebut bergerak.
Gaya gravitasi merupakan macam-macam dari gaya tarik. Gaya gravitasi ini
akan menarik pada keseluruhan benda bermassa. Tarikan tersebut akan
mengarah ke permukaannya.
Gaya listrik adalah jenis gaya yang berasal dari benda dengan muatan listrik.
Benda-benda yang bermuatan listrik tersebut akan menghasilkan medan
listrik.
11
2.2.1 Menggunakan Akselerometer
Sensor akselerometer atau dalam bahasa Inggris ditulis dengan
accelerometer sensor adalah perangkat elektromekanis yang digunakan untuk
mengukur gaya percepatan suatu struktur. Yang dimaksud dengan percepatan
adalah pengukuran pada perubahan kecepatan atau dapat juga dikatakan sebagai
“kecepatan yang dibagi dengan waktu”. Misalnya, sebuah mobil yang
berakselerasi dari posisi diam hingga 120 km/jam dalam 10 detik memiliki
akselerasi setinggi 12 km/jam per detik (120 dibagi 10).
Percepatan yang diukur oleh sensor akselorometer ini dapat berupa
Pengukuran Statis seperti pengukuran pada gaya gravitasi bumi dan Pengukuran
Dinamis seperti pada pengukuran benda yang bergerak (contohnya seperti
mendeteksi kemiringan pada smarphone yang dapat memutar tampilan layar
menjadi landscape maupun portrait).
Sebagian besar sensor akselerometer modern saat ini menggunakan
semikonduktor dan alat piezoelektrik untuk mengukur percepatan, namun untuk
mempermudah kita memahami cara kerja ataupun prinsip kerja dari sensor
Akselerometer ini, dibawah ini adalah gambar yang menjelaskan tentang
pengoperasian akselerometer linier elektromekanis dasar sebagai referensi.
12
konstan. Jika wadah berakselerasi ke arah palang ke kanan (ditunjukkan pada
gambar B), inersia massa menyebabkannya tertinggal, menekan pegas di
belakangnya (pegas menjadi rapat) dan meregangkan pegas di depannya. Saat ini
terjadi, perangkat mencatat tegangan yang lebih tinggi relatif terhadap akselerasi
yang diukur. Setelah perlambatan, massa kembali ke posisi semulanya dan
tegangan output akan menurun.
f=
L √
0.5 M
( )
T
(2.1)
di mana M adalah massa per satuan panjang kawat, L adalah panjang kawat, dan
T adalah tegangan akibat gaya yang diterapkan, F. Dengan demikian, pengukuran
frekuensi keluaran osilator memungkinkan gaya yang diterapkan pada kawat
dapat dihitung.
13
Gambar 2.9 Sensor Kabel Getar
14
Pada dasarnya pengukuran dilakukan dengan melilitkan tali atau sabuk di
sekitar poros keluaran mesin dan mengukur gaya yang ditransfer ke sabuk melalui
gesekan. Gesekan ditingkatkan dengan mengencangkan sabuk sampai frekuensi
rotasi poros berkurang ke kecepatan rotasi yang diinginkan. Dalam prakteknya
lebih banyak tenaga mesin kemudian dapat diterapkan sampai batas mesin
tercapai.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, mesin dihubungkan ke drum
yang berputar melalui poros keluaran. Sebuah pita gesekan melilit setengah
keliling drum dan masing-masing ujungnya dilekatkan pada neraca pegas yang
terpisah. Pra-beban yang cukup besar kemudian diterapkan ke ujung pita,
sehingga setiap neraca pegas memiliki pembacaan awal dan identik. Saat mesin
berjalan, gaya gesekan antara drum dan pita akan meningkatkan pembacaan gaya
pada satu keseimbangan dan menurunkannya pada keseimbangan lainnya.
Perbedaan antara dua bacaan dikalikan dengan jari-jari drum yang digerakkan
sama dengan torsi. Jika putaran mesin diukur dengan tachometer, tenaga kuda rem
mudah dihitung.
Mekanisme alternatifnya adalah dengan menjepit tuas ke poros dan
mengukur menggunakan keseimbangan tunggal. Torsi kemudian dihubungkan
dengan panjang tuas, diameter poros dan gaya terukur.
Rem prony dapat dikelompokan ke dalam salah satu jenis dari rem drum.
Sistem dan mekanisme kerjanya hampir sama dengan rem drum, hanya saja rem
prony sistem kerjanya berupa penekanan pada material yang sedang bergerak di
bagian dalam sedangkan rem drum sebelah luar. Atau lebih spesifiknya rem prony
mempunyai kanvas rem pada sisi permukaan bagian dalam sedangkan rem drum
pada sisi bagian luar.
15
Gambar 3.0 Rem Prony
Komponen-komponen rem prony terdiri atas:
Sepatu rem
Kanvas rem
Blok rem
Pegas
Baut untuk engsel
Penggunaan rem prony ini lebih banyak diaplikasikan untuk pengereman
batangan poros dari arah dalam dan secara umum sistem penekanan pegasnya
manual.
Perangkat ini umumnya digunakan pada rentang kecepatan mesin untuk
mendapatkan kurva daya dan torsi untuk mesin, karena ada hubungan non-linier
antara torsi dan kecepatan mesin untuk sebagian besar jenis mesin.
16
Gambar 3.1 Posisi Pengukur Regangan Pengukur Torsi pada Poros
Teknik ini ideal untuk mengukur torsi yang terhenti pada poros sebelum
rotasi dimulai. Namun, masalah yang dihadapi dalam kasus poros berputar karena
metode yang cocok kemudian harus ditemukan untuk membuat sambungan listrik
ke pengukur regangan. Salah satu solusi untuk masalah ini yang ditemukan di
banyak instrumen komersial adalah dengan menggunakan sistem slip ring dan
sikat untuk ini, meskipun ini meningkatkan biaya instrumen lebih jauh.
17
optik yang lain. Dalam kondisi tidak ada torsi, dua pulsa yang dipantulkan berada
dalam sefase satu sama lain. Jika torsi diberikan pada batang tersebut, cahaya
pantul mengalami modulasi. Pengukuran beda fase antara pulsa yang dipantulkan
oleh penerima memungkinkan untuk melakukan perhitungan terhadap besar torsi
pada batang. Biaya yang diperlukan untuk instrumen seperti ini relatif murah dan
keuntungan tambahan yang dimilikinya adalah ukurannya yang cukup.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Massa menggambarkan jumlah materi yang dikandung oleh suatu benda. Sel
beban adalah yang paling banyak instrumen umum yang digunakan untuk
mengukur massa, terutama dalam aplikasi industri.
2. Gaya adalah suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak.
18
3. Torsi dapat didefinisikan gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan
benda bergerak melingkar atau berputar. Torsi memiliki poros dimana lengan
gaya dapat berputar searah maupun berlawanan arah jarum jam.
3.2 Saran
Disarankan untuk para pembaca agar mempelajari dan menguasai materi
osilator sebagai materi dasar untuk melangkah ke materi-materi lainnya dalam
mata kuliahs Sistem Instrumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
19
20