Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH FISIKA DASAR

“Pengukuran, Besaran, Satuan dan Vektor”


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah:
kFISIKA DASAR

Oleh:
Kelompok 1:
M Rizal Firmansyah(2357201028) Imelia Puspita Sari(2357201001)
Dzokhar Dudayev Rahman(2357201036) Popi Defiana(2357201018)
Dewa Revindo B(2357201007) Hyang Lizant(2357201006)
Herly Yoga Pratama(2357201025) Ahmad Tamyis(2357201026)
Najla asyila(2357201029) Nella Dwi Renika(2357201031)
Uswatun Hasanah(2357201007) Khoirul Anam(2357201027)
Hafin Nur Hidayat(2357201005)

Dosen Pengampu:
Dr. Ike Festiana, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada kami,
sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul “Pengukuran,Besaran,Satuan
dan Vektor” ini dapat di selesaikan dengan baik.

Pengukuran satuan besaran vektor adalah topik yang sangat relevan dan esensial dalam ilmu
fisika, teknik, matematika, dan berbagai bidang lainnya. Pemahaman tentang besaran vektor,
pengukuran yang akurat, dan penggunaan satuan yang konsisten adalah dasar dari hampir semua
aspek ilmiah dan teknis dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi
konsep penting ini, menggali pentingnya pengukuran satuan dalam konteks besaran vektor, dan
bagaimana hal ini berdampak pada penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi.

Dalam dunia ilmiah dan teknis, kita sering dihadapkan pada berbagai besaran yang memiliki
magnitude (besaran) dan arah, yang disebut sebagai besaran vektor. Contohnya termasuk
kecepatan, percepatan, gaya, dan banyak besaran lain yang berperan penting dalam pemahaman
dan permodelan fenomena alam dan buatan. Pengukuran besaran vektor memerlukan definisi
yang tepat, penggunaan instrumen yang sesuai, dan pemahaman mendalam tentang satuan-
satuan yang relevan.

Dalam makalah ini, kami akan memulai dengan menguraikan konsep dasar besaran vektor dan
bagaimana mereka diukur. Kami juga akan membahas satuan-satuan dasar yang digunakan dalam
pengukuran vektor, termasuk meter, kilogram, dan detik dalam Sistem Satuan Internasional (SI),
serta satuan-satuan lain yang sering digunakan dalam konteks ilmiah. Selain itu, kami akan
menjelaskan bagaimana vektor-vektor dapat diuraikan dalam komponen-komponen dan
bagaimana hal ini memengaruhi pengukuran dan analisis.

Terlepas dari semua itu, kami sangat sadar bahwasanya makalah yang kami susun masih banyak
kekurangan dalam segi susunan kalimat atau tata bahasa sesuai dengan KBBI. Oleh karena itu,
kami memohon maaf dan dengan tangan terbuka menerima kritik maupun saran dari
pembaca,agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Purbolinggo, 26 September 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................ 3

BAB I:PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 5
1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Masalah .......................................................... 6
1.3 Manfaat ....................................................................................................... 6

BAB II:PEMBAHASAN

2.1 Besaran Fisika


2.1.1 Pengertian Besaran .............................................................................. 8
2.1.2 Jenis Jenis Besaran .............................................................................. 8
2.1.3 Sifat-Sifat Besaran ............................................................................... 9
2.2 Pengukuran Dalam Fisika
2.2.1 Arti Penting Pengukuran .................................................................... 10
2.2.2 Alat-Alat Pengukuran .........................................................................11
2.2.3 Ketelitian dan Akurasi Pengukuran ................................................... 14
2.2.4 Kesalahan Pengukuran ...................................................................... 14
2.3 Satuan Pengukuran
2.3.1 Pengertian Satuan .............................................................................. 15
2.3.2 Sistem Satuan Internasional............................................................... 16
2.3.3 Satuan Konversi ................................................................................. 17
2.3.4 Contoh Penggunaan Satuan Dalam Fisika......................................... 18
2.4 Vektor dalam Fisika
2.4.1 Pengertian Vektor............................................................................... 19
2.4.2 Komponen Vektor .............................................................................. 19
2.4.3 Operasi Vektor (Penjumlahan, Pengurangan) .................................... 21
2.4.4 Vektor Dalam Bidang Fisika .............................................................. 22

3
BAB III:Penerapan Konsep Besaran, Satuan, dan Vektor
Dalam Kasus-Kasus Nyata
3.1 Studi Kasus 1:Gerak Proyektil ............................................................. 23
3.2 Studi Kasus 2:Kecepatan dan Percepatan Dalam Mobil ...................... 24

BAB IV :PENUTUP
4.1 Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 26
DAFTAR PUSAKA ........................................................................... 27

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengukuran besaran, satuan, dan vektor adalah konsep-konsep mendasar dalam ilmu fisika,
matematika, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Mereka membentuk dasar bagi pemahaman kita
tentang dunia fisik yang kompleks di sekitar kita. Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi aspek-
aspek esensial dari pengukuran besaran, satuan, dan vektor, serta bagaimana ketiganya saling
terkait dan digunakan dalam berbagai konteks ilmiah dan teknis.

Pengukuran besaran adalah proses fundamental dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memungkinkan kita untuk menggambarkan dan memahami fenomena alam dan dunia di sekitar
kita. Tanpa pengukuran, kita akan kehilangan kerangka kerja yang diperlukan untuk menganalisis,
memodelkan, dan memahami berbagai aspek dari alam semesta ini. Setiap pengukuran
membutuhkan satuan yang konsisten dan didefinisikan dengan baik agar dapat digunakan secara
efektif. Dalam bab ini, kita akan mempelajari peran penting satuan dalam pengukuran dan
bagaimana mereka membantu menyediakan standar yang konsisten untuk komunikasi ilmiah di
seluruh dunia.

Sementara itu, vektor adalah alat matematika yang memungkinkan kita untuk menggambarkan
besaran yang memiliki magnitude (besaran) dan arah. Mereka memiliki peran yang sangat penting
dalam berbagai cabang ilmu, termasuk fisika, teknik, dan grafika komputer. Pemahaman tentang
vektor membantu kita menggambarkan gerakan, gaya, momen, dan banyak fenomena lainnya
dengan cara yang lebih lengkap daripada sekadar besaran skalar. Vektor memainkan peran utama
dalam menjelaskan konsep-konsep seperti percepatan, momentum, dan medan fisik.

Dalam perjalanan kita menjelajahi topik-topik ini, kita akan merinci bagaimana pengukuran,
satuan, dan vektor saling berkaitan dan bagaimana mereka digunakan dalam pemodelan dan
pemecahan masalah di berbagai bidang ilmu. Selain itu, kita akan memahami kontribusi yang
signifikan dari ilmuwan, insinyur, dan matematikawan dalam mengembangkan sistem pengukuran
yang tepat, satuan yang konsisten, dan metode pemodelan yang efektif. Dengan pemahaman
yang mendalam tentang konsep-konsep ini, kita akan lebih siap untuk menjelajahi dunia ilmu
pengetahuan yang terus berkembang dan memahami peran pentingnya dalam membentuk
masyarakat modern.

1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Masalah

5
Tujuan:

1. Menguraikan Besaran, Satuan dan Vektor: Menjelaskan konsep dasar besaran fisika, satuan
pengukuran, dan vektor serta pentingnya pemahaman mereka dalam ilmu pengetahuan.
2. Menggambarkan Pentingnya Pengukuran Dalam Fisika: Menyoroti peran penting
pengukuran dalam ilmu fisika dan teknologi serta bagaimana pengukuran mengarah pada
pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena alam.
3. Mengajikan Sistem Satuan Internasional(SI): Mendefinisikan dan Menggambarkan Sistem
Satuan Internasional(SI) sebagai standar global untuk pengukuran besaran fisikaa.
4. Menguraikan konsep vektor: Memberikan pemahaman yang mendalam tentang vektor
termasuk sifat-sifatnya dan bagaimana komponen vektor digunakan dalam peerhitungan.
5. Menjelaskan Operasi Matematika Dengan Vektor: menggambarkan operasi matematika
dasar yang melibatkan vektor,seperti perkalian skalar.
6. Mengilustrasikan Penerapan Konsep Dalam Kasus Nyata: memberikan contoh konkret
tentang bagaimana konsep besaran, satuan dan vektor diterapkan dalam masalah nyata,
seperti gerak proyektil dan analisis kecepatan dalam kendaraan.

Ruang Lingkup Masalah:

1. Konsep Besaran: Makalah akan mencakup definisi besaran fisika,pengklasifikasian


besaran,dan sifat-sifat yang melekat pada besaran-besaran ini.
2. Pengukuran Besaran: Memaparkan proses pengukuran,instrumen-instrumen pengukuran
yang umum digunakan,dan pentingnya ketelitian dan akurasi dalam pengukuran.
3. Satuan Pengukuran: menguraikan sistem satuan internasional (SI), satuan-satuan
dasar,dan konversi antar satuan.
4. Konsep Vektor: menjelaskan vektor sebagai besaran yang memiliki magnitude dan arah
serta bagaimana mereka digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena fisika.
5. Operasi Matematika dengan Vektor: Membahas operasi dasar yang melibatkan vektor
seperti perkalian skalar.
6. Studi Kasus nyata: Memberikan contoh konkret penggunaan konsep-konsep dalam
analisis nyata untuk memperjelas pemahaman pembaca.

1.3 Manfaat

Pengukuran besaran,satuan, dan vektor memiliki manfaat yang sangat penting dalam berbagai
aspek ilmu pengetahuan,teknologi, dan kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa manfaat
utama dari pengukuran besaran, satuan, dan vektor:

1. Akurasi Dalam Ilmu pengetahuan


• Pengukuran yang akurat adalah landasan ilmu pengetahuan. Dalam fisika, kimia, dan
ilmu alam lainnya,pengukuran yang tepat memungkinkan ilmuwan untuk
mengumpulkan data yang andal untuk penelitian dan eksperimen
2. Teknologi dan Rekayasa

6
• Dalam Teknik dan Rekayasa,pengukuran yang akurat sangat penting untu
perancangan, pengujian, dan pembuatan produk.ini memungkinkan pengembangan
teknologi yang lebih baik dan inovasi
3. Navigasi dan transportasi
• Dalam navigasi,seperti penerbangan dan pelayaran,pengukuran besaran seperti
kecepatan dan arah sangat penting untuk memastikan perjalanan yang aman dan
efisien
4. Kesehatan dan Kedokteran
• Dalam kedokteran,pengukuran besaran seperti tekanan darah,suhu tubuh,dan kadar
gula darah sangat penting untuk diagnosis dan pemantauan kondisi kesehatan.
5. Perancangan Bangunan dan Konstruksi
• Dalam arsitektur dan konstruksi,pengukuran besaran seperti panjang, luas, dan
volume sangat penting dalam perencanaan dan pembangunan bangunan.
6. Ilmu Alam dan Lingkungan
• Dalam ilmu lingkungan, pengukuran digunakan untuk memantau polusi, perubahan
iklim, atau kondisi ekologi untuk melindungi dan memahami dampak manusia
terhadap lingkungan.
7. Keamanan dan Pertahanan
• Dalam militer dan keamanan, pengukuran digunakan dalam teknologi seperti radar,
senjata, dan navigasi untuk menjaga keamanan nasional.

7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Besaran Fisika

2.1.1 Pengertian Besaran

Dalam fisika,”besaran” mengacu pada sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur atau
menggambarkan suatu aspek tertentu dari alam semesta. Besaran adalah suatu entitas yang dapat
memiliki nilai numerik atau magnitudo yang dapat di ukur. Besaran ini dapat berupa properti fisik,
sifat, atau karakteristik yang dapat di ukur atau dinyatakan dalam satuan tertentu.

1. Besaran Skalar: besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki magnitudo atau nilai
nemurik. Ini berarti besaran skalar hanya memiliki ukuran dan tidak memiliki arah tertentu.
Contoh besaran skalar meliputi massa, suhu, waktu, panjang, dan volume.
2. Besaran vektor: Besaran vektor adalah besaran yang memiliki baik magnitudo (nilai
numerik) maupun arah tertentu. Ini berarti besaran vektor memiliki ukuran dan orientasi
dalam ruang. Contoh besaran vektor meliputi kecepatan, percepatan, gaya, momentum, dan
medan magnet.

Besaran dan pengukuran besaran merupakan dasar dari semua cabang ilmu fisika. Mereka
memungkinkan ilmuwan untuk menggambarkan dan memahami fenomena fisika dengan lebih
akurat. Dalam banyak kasus,besaran-besaranini digunakan dalam persamaan matematika untuk
memodelkan dan menganalisis peristiwa alam dan sistem fisik.

2.1.2 Jenis-Jenis Besaran

Besaran adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur sesuatu dalam ilmu pengetahuan dan
kehidupan sehari-hari. Terdapat dua jenis utama besaran: besaran dasar (fundamental) dan
besaran turunan (derived). Besaran dasar adalah besaran yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut
menjadi besaran lainnya, sementara besaran turunan adalah besaran yang dihitung atau diperoleh
dari kombinasi besaran dasar. Di bawah ini, saya akan menjelaskan beberapa jenis besaran beserta
contohnya:

Besaran Dasar:

1. Panjang (Length): Misalnya, meter (m) adalah satuan dasar untuk mengukur panjang.
2. Massa (Mass): Misalnya, kilogram (kg) adalah satuan dasar untuk mengukur massa.
3. Waktu (Time): Misalnya, detik (s) adalah satuan dasar untuk mengukur waktu.
4. Arus listrik (Electric Current): Misalnya, ampere (A) adalah satuan dasar untuk mengukur
arus listrik.
5. Suhu (Temperature): Misalnya, kelvin (K) adalah satuan dasar untuk mengukur suhu.
6. Intensitas cahaya (Luminous Intensity): Misalnya, candela (cd) adalah satuan dasar untuk
mengukur intensitas cahaya.
7. Kuantitas zat (Amount of Substance): Misalnya, mol (mol) adalah satuan dasar untuk
mengukur kuantitas zat.

8
Besaran Turunan:

1. Luas (Area): Luas adalah hasil perkalian panjang dan lebar, sehingga satuan luas dapat
dihitung dalam meter persegi (m^2).
2. Volume: Volume adalah besaran yang mengukur ruang yang ditempati oleh suatu benda.
Satuan volume bisa berupa meter kubik (m^3).
3. Kecepatan (Velocity): Kecepatan adalah perbandingan perubahan posisi suatu objek
terhadap waktu, sehingga satuan kecepatan dapat berupa meter per detik (m/s).
4. Percepatan (Acceleration): Percepatan mengukur perubahan kecepatan suatu objek
terhadap waktu, dan satuan percepatan adalah meter per detik kuadrat (m/s^2).
5. Daya (Power): Daya adalah ukuran dari seberapa cepat energi digunakan atau dihasilkan,
dan satuan daya dapat berupa watt (W).
6. Tegangan (Voltage): Tegangan adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
suatu rangkaian, dan satuan tegangan adalah volt (V).
7. Hukum Coulomb (Coulomb's Law): Hukum ini menggabungkan besaran-besaran seperti
muatan listrik (coulomb) dan jarak untuk menghitung gaya elektrostatik antara dua muatan
listrik.

Ada banyak besaran turunan lainnya yang digunakan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
seperti fisika, kimia, matematika, dan teknik. Besaran-besaran ini membantu kita dalam mengukur,
menghitung, dan memahami fenomena di sekitar kita.

2.1.3 Sifat-Sifat besaran

Sifat-sifat besaran dalam fisika menggambarkan cara besaran tersebut berperilaku dan
bagaimana mereka dapat digunakan dalam pemodelan dan analisis fenomena fisika. Berikut
adalah beberapa sifat-sifat utama besaran dalam fisika

1. Sifat Skalar dan Vektor:


• Skalar: Besaran skalar hanya memiliki magnitudo atau nilai numerik saja tanpa arah.
Contoh: massa, suhu, waktu.
• Vektor: Besaran vektor memiliki magnitudo (nilai numerik) serta arah dan orientasi
tertentu. Contoh: kecepatan, percepatan, gaya.
2. Sifat Fisik dan Kimia:
• Besaran fisik berkaitan dengan properti fisik suatu objek atau fenomena, seperti
panjang, massa, dan volume.
• Besaran kimia berkaitan dengan properti kimia suatu zat atau reaksi kimia, seperti
massa molekuler dan konsentrasi.
3. Sifat Dasar dan Turunan:
• Besaran dasar (fundamental) adalah besaran yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut
menjadi besaran lainnya. Contoh: panjang, massa, waktu.

9
• Besaran turunan adalah besaran yang dihitung atau diperoleh dari kombinasi
besaran dasar. Contoh: kecepatan (panjang dibagi waktu), volume (panjang kali lebar
kali tinggi).
4. Sifat Terukur (Measurable):
• Besaran harus dapat diukur dengan akurasi dan ketelitian yang sesuai menggunakan
alat ukur yang tepat.
5. Sifat Dimensi (Dimensional):
• Setiap besaran memiliki dimensi atau satuan pengukuran yang sesuai. Contohnya,
panjang memiliki dimensi meter (m), massa memiliki dimensi kilogram (kg).
6. Sifat Operasional (Operational):
• Besaran harus memiliki definisi operasional yang jelas dan dapat diukur dengan cara
yang praktis. Misalnya, suhu dapat diukur dengan termometer.
7. Sifat Skala (Scale):
• Besaran dapat memiliki skala atau rentang nilai yang berbeda-beda, misalnya, suhu
dapat diukur dalam derajat Celsius atau Kelvin.
8. Sifat Relatif:
• Besaran dapat dibandingkan satu sama lain dalam hubungan matematis atau fisik.
Contohnya, perbandingan massa benda A terhadap massa benda B.
9. Sifat Aljabar (Algebraic):
• Besaran dapat digunakan dalam operasi matematika seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
10. Sifat Fisika (Physical):
• Besaran dapat memiliki dampak fisik pada objek atau sistem yang diamati. Misalnya,
gaya dapat mempengaruhi gerak benda.
11. Sifat Sistem Internasional (SI):
• Besaran memiliki satuan pengukuran resmi dalam Sistem Internasional (SI) yang
digunakan secara luas di seluruh dunia untuk menjaga keseragaman pengukuran.

Sifat-sifat ini adalah konsep dasar dalam fisika dan digunakan untuk merumuskan hukum fisika,
memahami perubahan dalam sistem fisik, dan menggambarkan fenomena alam. Besaran-besaran
ini membantu ilmuwan dalam menyusun model matematis yang akurat dan membuat prediksi
yang berguna dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.2 Pengukuran Dalam Fisika

2.2.1 Arti Penting Pengukuran

Pengukuran memiliki arti penting yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri. Berikut adalah beberapa aspek penting dari
pengukuran:

1. Dasar Ilmu Pengetahuan: Pengukuran adalah dasar dari semua cabang ilmu pengetahuan,
termasuk fisika, kimia, biologi, dan ilmu sosial. Data yang dihasilkan dari pengukuran
membantu ilmuwan dalam memahami alam semesta, mengembangkan teori, dan
menjelaskan fenomena alam.

10
2. Verifikasi dan Validasi: Pengukuran memungkinkan verifikasi dan validasi dari berbagai
teori dan model ilmiah. Ini membantu untuk memeriksa apakah prediksi teori sesuai dengan
kenyataan yang diukur.
3. Perancangan Teknologi: Dalam teknologi, pengukuran digunakan untuk merancang,
menguji, dan mengembangkan produk dan sistem. Ini mencakup segala hal dari
perancangan perangkat elektronik hingga kendaraan bertenaga.
4. Kontrol Kualitas: Dalam industri, pengukuran adalah alat penting dalam pengendalian
kualitas produk. Pengukuran yang tepat memastikan bahwa produk atau layanan memenuhi
standar yang ditetapkan.
5. Pemantauan Lingkungan: Pengukuran digunakan dalam pemantauan lingkungan untuk
mengukur polusi, perubahan iklim, dan aspek-aspek lingkungan lainnya. Data ini diperlukan
untuk melindungi lingkungan alam kita.
6. Kesehatan dan Kedokteran: Dalam kedokteran, pengukuran sangat penting dalam
diagnosis, pemantauan kondisi pasien, dan penelitian medis. Misalnya, pengukuran tekanan
darah adalah faktor penting dalam diagnosis penyakit kardiovaskular.
7. Navigasi dan Transportasi: Pengukuran digunakan dalam navigasi untuk menentukan
posisi dan arah. GPS adalah salah satu teknologi yang mengandalkan pengukuran untuk
menentukan lokasi.
8. Keamanan dan Pertahanan: Dalam konteks militer dan keamanan nasional, pengukuran
digunakan dalam teknologi seperti radar, sonar, dan sistem pengintaian untuk deteksi dan
identifikasi objek dan ancaman.
9. Perkiraan dan Prediksi: Dalam berbagai bidang, pengukuran digunakan untuk
mengumpulkan data historis yang memungkinkan perkiraan dan prediksi tentang peristiwa
masa depan. Ini termasuk ramalan cuaca, analisis tren ekonomi, dan prediksi epidemiologi.
10. Perencanaan dan Evaluasi: Pengukuran adalah alat penting dalam perencanaan dan
evaluasi proyek, kebijakan, dan strategi. Ini memungkinkan pemantauan progres dan
efektivitas tindakan yang diambil.
11. Penelitian Ilmiah dan Pengembangan Teknologi: Pengukuran adalah komponen integral
dari penelitian ilmiah dan pengembangan teknologi. Data yang dihasilkan dari pengukuran
digunakan untuk menguji hipotesis, mengembangkan teknologi baru, dan memecahkan
masalah kompleks.

Pengukuran, dengan tingkat ketelitian dan akurasi yang tepat, adalah alat penting dalam
memahami dunia di sekitar kita, membuat keputusan yang informasi, mengembangkan teknologi
canggih, dan menjaga standar kualitas. Arti penting pengukuran melintasi berbagai disiplin ilmu
dan memiliki dampak yang besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

2.2.2 Alat-Alat Pengukuran

Alat-alat pengukuran adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur
berbagai besaran fisik, sifat, atau parameter dalam berbagai bidang ilmu dan industri. Berikut
adalah beberapa contoh alat-alat pengukuran yang umum digunakan:

11
1. Jangka Sorong: Digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, dan diameter dengan tingkat
ketelitian yang tinggi. Jangka sorong dapat digunakan untuk pengukuran dalam satuan metrik atau
imperial.

Gambar : jangka sorong

2. Mikrometer Sekrup (Micrometer Screw Gauge): Alat ini digunakan untuk mengukur
ketebalan atau diameter yang sangat kecil dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Biasanya
digunakan dalam satuan mikrometer atau milimeter.

Gambar : Mikrometer sekrup

3. Termometer: Digunakan untuk mengukur suhu. Termometer biasanya menggunakan


berbagai skala seperti Celsius, Fahrenheit, atau Kelvin.

Gambar : Termometer

4. Alat Ukur Tekanan: Contohnya adalah manometer untuk mengukur tekanan fluida dan
barometer untuk mengukur tekanan atmosfer.

12
Gambar : Barometer

5. timbangan: termasuk timbangan neraca, timbangan elektronik, dan timbangan analitik


untuk keperluan laboratorium.

Gambar : Timbangan Neraca

13
2.2.3 Ketelitian dan Akurasi Pengukuran

Ketelitian dan akurasi adalah dua konsep yang penting dalam pengukuran. Meskipun sering
digunakan secara bersamaan, keduanya memiliki makna yang berbeda:

1. Ketelitian (Precision): Ketelitian mengukur seberapa dekat nilai-nilai yang diukur dalam
serangkaian pengukuran berulang-ulang. Jika hasil pengukuran dalam serangkaian
pengukuran sangat dekat satu sama lain, maka pengukuran tersebut dikatakan sangat
presisi. Ketelitian mencerminkan sejauh mana perangkat atau alat pengukuran mampu
memberikan hasil yang konsisten.

Contoh: Jika Anda mengukur panjang batang menggunakan mistar dan hasilnya selalu
dalam rentang 9,98 cm hingga 10,02 cm dalam beberapa pengukuran berulang, maka
pengukuran tersebut memiliki ketelitian yang tinggi.

2. Akurasi (Accuracy): Akurasi mengukur sejauh mana hasil pengukuran mendekati nilai yang
sebenarnya atau nilai yang diterima secara umum. Dengan kata lain, akurasi adalah ukuran
seberapa benar pengukuran tersebut dalam menggambarkan fenomena yang diukur.
Akurasi mencerminkan sejauh mana hasil pengukuran mendekati "kebenaran absolut."

Contoh: Jika Anda mengukur panjang batang dengan mistar dan hasil pengukuran tersebut
berkisar antara 9,5 cm hingga 10,5 cm dalam beberapa pengukuran berulang, dan panjang
sebenarnya batang itu adalah 10 cm, maka pengukuran tersebut memiliki akurasi yang
rendah meskipun mungkin presisi.

Perlu diingat bahwa tingkat ketelitian dan akurasi suatu pengukuran dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk instrumen pengukuran, metode pengukuran, dan operator yang
melakukan pengukuran. Selain itu, dalam beberapa kasus, tingkat ketelitian dan akurasi harus
disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi tertentu. Misalnya, dalam penelitian ilmiah yang sangat
sensitif, diperlukan instrumen dan metode yang sangat presisi dan akurat.

Penting untuk memahami perbedaan antara ketelitian dan akurasi ketika melakukan atau
mengevaluasi pengukuran. Dalam banyak situasi, tujuan adalah mencapai tingkat akurasi yang
tinggi dan ketelitian yang memadai untuk memastikan bahwa hasil pengukuran sesuai dengan
kebutuhan aplikasi atau eksperimen.

2.2.4 Kesalahan Pengukuran

Kesalahan pengukuran adalah perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai yang sebenarnya
atau nilai yang diterima secara umum. Kesalahan ini dapat timbul dari berbagai sumber dan dapat
mengakibatkan ketidakakuratan dalam hasil pengukuran. Kesalahan pengukuran biasanya dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: kesalahan sistematis dan kesalahan acak.

1. Kesalahan Sistematis (Systematic Error): Kesalahan sistematis adalah jenis kesalahan yang
konsisten dan dapat diidentifikasi dalam serangkaian pengukuran yang berulang. Kesalahan
ini terkait dengan instrumen, metode, atau lingkungan pengukuran. Beberapa contoh
kesalahan sistematis meliputi:

14
• Kesalahan Kalibrasi: Jika instrumen pengukuran tidak dikalibrasi dengan benar atau
kalibrasi instrumen tersebut kadaluwarsa, maka hasil pengukuran cenderung
memiliki kesalahan sistematis.
• Kesalahan Skala Nol (Zero Error): Ini terjadi ketika instrumen memiliki nol yang
bergeser, sehingga ketika tidak ada besaran yang diukur, instrumen masih
menunjukkan nilai tertentu.
• Kesalahan Pemosisian (Parallax Error): Kesalahan ini terjadi karena perbedaan
dalam sudut pandang antara mata pengamat dan skala pengukuran, misalnya pada
alat pengukur yang menggunakan skala.
• Kesalahan Kebocoran Energi (Energy Leak): Ini terjadi pada instrumen yang
mengalami kebocoran energi, seperti pengukuran suhu dengan termometer
yang tidak kedap panas.
2. Kesalahan Acak (Random Error): Kesalahan acak adalah jenis kesalahan yang tidak dapat
diidentifikasi dengan pasti, karena mereka bervariasi secara acak dari satu pengukuran ke
pengukuran berikutnya. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti fluktuasi
lingkungan, ketidakpastian instrumen, atau ketidakpastian manusia dalam membaca
instrumen. Kesalahan acak dapat diatasi dengan melakukan serangkaian pengukuran
berulang dan menghitung rata-rata hasilnya untuk meminimalkan efek kesalahan acak.

Penting untuk diingat bahwa tidak mungkin untuk mencapai pengukuran yang sepenuhnya
bebas dari kesalahan. Namun, dengan merancang eksperimen atau pengukuran dengan baik,
melakukan kalibrasi instrumen secara teratur, dan menerapkan teknik statistik yang tepat, kita
dapat mengurangi dampak kesalahan sistematis dan mengelola kesalahan acak untuk mencapai
hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Kesalahan pengukuran yang dikenali dan diukur
dengan benar juga dapat disertakan dalam laporan pengukuran untuk memberikan informasi
tentang sejauh mana ketidakpastian hasil pengukuran.

2.3 Satuan Pengukuran

2.3.1 Pengertian Satuan


Satuan adalah sebuah standar yang digunakan untuk mengukur atau mengukur besaran fisik.
Dalam ilmu pengetahuan dan matematika, satuan digunakan untuk memberikan nilai numerik
kepada besaran dan memberikan konteks terhadap pengukuran tersebut. Penggunaan satuan
sangat penting karena tanpa satuan, angka itu sendiri tidak akan memiliki makna yang jelas.

Dalam sistem metrik, contoh satuan yang umum digunakan meliputi meter (m) untuk panjang,
kilogram (kg) untuk massa, detik (s) untuk waktu, dan kelvin (K) untuk suhu. Setiap satuan memiliki
definisi yang jelas dan berfungsi sebagai dasar untuk mengukur besaran yang sesuai.

Misalnya, jika Anda mengukur panjang sebuah meja dan hasilnya adalah 2 meter, itu berarti
panjang meja tersebut adalah 2 kali lipat dari panjang standar yang diwakili oleh satuan meter.
Tanpa satuan meter, angka 2 itu sendiri tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat
tentang panjang meja.

15
Sistem satuan yang berbeda dapat digunakan dalam berbagai konteks. Beberapa sistem satuan
yang umum digunakan di seluruh dunia adalah:

1. Sistem Metrik (SI): Sistem metrik internasional atau Sistem Internasional (SI) adalah sistem
satuan yang paling umum digunakan di seluruh dunia untuk berbagai besaran fisik.
2. Sistem Imperial: Sistem satuan yang digunakan di beberapa negara, terutama Amerika
Serikat, untuk besaran seperti mil, pon, dan derajat Fahrenheit.
3. Sistem Britania: Sistem satuan tradisional yang digunakan di Inggris dan beberapa negara
lain, termasuk mil, pon, dan galon.
4. Sistem Satuan Teknik: Sistem satuan yang sering digunakan dalam rekayasa, termasuk kaki,
pound, dan detik.
5. Sistem Satuan Internasional (SI): Sistem yang paling luas digunakan secara internasional
untuk berbagai besaran fisik. Ini menggabungkan satuan-satuan dasar seperti meter,
kilogram, detik, ampere, kelvin, mol, dan kandela.

Pemahaman tentang satuan dan penggunaannya adalah bagian penting dari pemahaman
konsep pengukuran dan ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu. Satuan menyediakan
kerangka kerja yang konsisten dan universal untuk berkomunikasi tentang berbagai besaran fisik
di seluruh dunia.

2.3.2 Sistem Satuan Internasional

Sistem Satuan Internasional (International System of Units), yang sering disingkat sebagai SI,
adalah sistem satuan yang secara internasional diakui dan digunakan di seluruh dunia untuk
mengukur berbagai besaran fisik. SI adalah sistem yang paling umum digunakan dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, dan sebagian besar negara di dunia. Sistem satuan ini memiliki tujuan
utama untuk menyediakan dasar yang konsisten dan universal untuk pengukuran besaran fisik.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama SI:

1. Tujuan SI: Tujuan utama SI adalah untuk menyediakan sistem yang konsisten dan universal
untuk pengukuran yang digunakan di seluruh dunia. Hal ini memungkinkan komunikasi
yang efisien dan jelas antara ilmuwan, insinyur, dan orang dari berbagai latar belakang di
seluruh dunia.
2. Satuan Dasar SI: SI memiliki tujuh satuan dasar yang digunakan sebagai dasar untuk
mengukur berbagai besaran fisik. Ini termasuk:
• Meter (m) untuk panjang.
• Kilogram (kg) untuk massa.
• Detik (s) untuk waktu.
• Ampere (A) untuk arus listrik.
• Kelvin (K) untuk suhu.
• Mol (mol) untuk jumlah zat.
• Kandela (cd) untuk intensitas cahaya.
3. Satuan Turunan: SI juga mendefinisikan satuan turunan yang dapat dinyatakan dalam
satuan dasar. Satuan turunan digunakan untuk mengukur besaran yang lebih kompleks,
seperti kecepatan, akselerasi, energi, dan tekanan. Contohnya adalah newton (N) untuk
gaya, joule (J) untuk energi, dan pascal (Pa) untuk tekanan.

16
4. Konstanta Fisika: Beberapa satuan dalam SI didefinisikan berdasarkan konstanta fisika
fundamental. Sebagai contoh, kilogram sekarang didefinisikan dengan mengacu pada
Konstanta Planck, yang membuatnya lebih stabil daripada definisi sebelumnya yang
menggunakan prototipe fisik.
5. Prefiks SI: SI menggunakan prefiks yang memungkinkan penyesuaian skala untuk besaran
yang sangat kecil atau sangat besar. Contohnya adalah kilo (k) untuk 1.000 kali lipat, milli
(m) untuk 1/1.000, dan mega (M) untuk 1.000.000 kali lipat.
6. Penulisan Satuan: Dalam SI, satuan ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika satuan tersebut
diambil dari nama ilmuwan, dalam hal ini huruf pertama dari nama tersebut ditulis dengan
huruf besar. Misalnya, meter ditulis "m," dan newton (dari nama Isaac Newton) ditulis "N."

SI adalah sistem yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern karena
menyediakan bahasa yang konsisten dan universal untuk berbicara tentang besaran fisik. Ini
memungkinkan kolaborasi ilmiah dan teknologi yang efisien di seluruh dunia serta mempermudah
pengukuran yang akurat dan dapat diandalkan.

2.3.3 Satuan Konversi

Satuan konversi adalah proses untuk mengubah besaran fisik dari satu satuan pengukuran ke
satuan pengukuran lain yang setara. Ini sering kali dilakukan untuk tujuan pemahaman yang lebih
baik, kompatibilitas, atau keperluan tertentu. Sebagai contoh, jika Anda memiliki pengukuran
panjang dalam meter dan ingin mengonversinya ke sentimeter, Anda dapat mengalikan nilainya
dengan faktor konversi yang sesuai.

Contoh penggunaan satuan konversi:

• 1 meter (m) = 100 sentimeter (cm)


• 1 liter (L) = 1.000 mililiter (mL)
• 1 kilogram (kg) = 1.000 gram (g)

Gambar : Contoh Konversi Satuan Luas

Dalam beberapa kasus, konversi satuan melibatkan faktor skala, seperti 1.000 atau 0.001. Dalam
kasus lain, konversi mungkin melibatkan rumus matematika lebih kompleks. Penting untuk
mengingat bahwa dalam konversi satuan, hubungan antara besaran fisik itu sendiri tidak berubah,
hanya satuan pengukuran yang digunakan yang berubah.

17
Penggunaan yang tepat dari satuan konversi penting untuk memastikan bahwa pengukuran
atau data yang Anda gunakan konsisten dan relevan dengan konteks atau aplikasi tertentu.

2.3.4 Contoh Peggunaan Satuan Dalam Fisika

Satuan dalam fisika sangat penting karena mereka memberikan kerangka kerja yang konsisten
dan universal untuk mengukur dan menggambarkan berbagai besaran fisik. Berikut beberapa
contoh penggunaan satuan dalam fisika:

1. Panjang: Panjang benda diukur dalam satuan meter (m). Misalnya, panjang meja adalah 2
meter.
2. Massa: Massa benda diukur dalam satuan kilogram (kg). Misalnya, massa sebuah buku
adalah 0,5 kilogram.
3. Waktu: Waktu diukur dalam satuan detik (s). Misalnya, 5 detik adalah waktu yang
diperlukan untuk objek jatuh bebas.
4. Kecepatan: Kecepatan adalah perbandingan perubahan jarak terhadap waktu. Satuan
kecepatan dalam sistem internasional adalah meter per detik (m/s).
5. Percepatan: Percepatan diukur dalam meter per detik kuadrat (m/s²). Misalnya, percepatan
gravitasi bumi adalah sekitar 9,8 m/s².
6. Gaya: Gaya diukur dalam satuan newton (N). Misalnya, berat sebuah benda adalah 20
newton.
7. Energi: Energi diukur dalam joule (J). Misalnya, energi kinetik sebuah mobil adalah 2.000
joule.
8. Daya: Daya diukur dalam watt (W). Misalnya, lampu pijar 100 watt menghasilkan cahaya.
9. Tekanan: Tekanan diukur dalam pascal (Pa). Tekanan atmosfer rata-rata pada permukaan
bumi adalah sekitar 101,3 kilopascal (kPa).
10. Suhu: Suhu diukur dalam kelvin (K) dalam sistem internasional. Misalnya, suhu beku air
adalah 273,15 K.
11. Muatan Listrik: Muatan listrik diukur dalam coulomb (C). Muatan sebuah elektron adalah
sekitar -1,602 x 10^-19 C.
12. Medan Magnet: Intensitas medan magnet diukur dalam tesla (T). Medan magnet bumi
adalah sekitar 25-65 mikrotesla (µT).
13. Frekuensi: Frekuensi gelombang suara atau cahaya diukur dalam hertz (Hz). Suara manusia
biasanya terdengar pada frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz.
14. Kapasitansi: Kapasitansi dalam rangkaian listrik diukur dalam farad (F). Misalnya, kapasitor
1 farad dapat menyimpan 1 coulomb muatan pada 1 volt.
15. Fluks Magnetik: Fluks magnetik diukur dalam weber (Wb). Misalnya, fluks magnetik yang
melintasi permukaan tertentu adalah 0,05 weber.
16. Kuantitas Zat: Jumlah zat dalam kimia diukur dalam mol (mol). 1 mol molekul air (H2O)
memiliki sekitar 6,022 x 10^23 molekul.

Semua besaran fisik dalam fisika memiliki satuan yang sesuai, dan penggunaan yang benar dari
satuan ini penting untuk melakukan perhitungan yang akurat dan memahami fenomena fisik
secara konsisten di seluruh dunia.

18
2.4 Vektor Dalam Fisika

2.4.1 Pengertian Vektor

Dalam matematika dan fisika, vektor adalah besaran yang memiliki magnitude (panjang atau
ukuran) dan arah. Ini berbeda dari besaran skalar, yang hanya memiliki magnitude. Vektor
digunakan untuk menggambarkan sejumlah besar fenomena fisik, termasuk pergerakan, gaya,
percepatan, momentum, dan banyak lagi.

Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari vektor:

1. Magnitude (Panjang): Magnitude vektor adalah ukuran atau besaran vektor itu sendiri. Ini
menggambarkan seberapa besar atau kuat vektor tersebut. Biasanya, magnitude vektor diwakili oleh
bilangan real positif dan dapat diukur dalam satuan tertentu. Misalnya, vektor kecepatan memiliki
magnitude dalam satuan meter per detik (m/s).
2. Arah: Vektor memiliki arah yang menggambarkan orientasi atau garis lintangnya dalam ruang. Ini
sering kali diwakili oleh panah atau dengan koordinat yang mengindikasikan komponen-
komponennya dalam sumbu-sumbu tertentu.
3. Notasi: Vektor sering kali dituliskan dengan huruf tebal atau dengan panah di atas huruf, seperti "𝐕"
atau "→V." Vektor juga dapat dinyatakan dalam bentuk komponen dalam sumbu-sumbu koordinat,
seperti (Vx, Vy, Vz) dalam tiga dimensi.
4. Operasi Matematika: Vektor dapat ditambahkan dan dikalikan dengan bilangan skalar.
Penambahan vektor menggabungkan arah dan magnitude vektor tersebut, sedangkan perkalian
vektor dengan bilangan skalar mengubah magnitude tanpa mengubah arah.
5. Representasi Grafis: Vektor sering kali diwakili secara grafis dengan panah yang panjangnya sesuai
dengan magnitude dan arahnya sesuai dengan arah vektor.

Contoh vektor dalam fisika meliputi:

• Vektor posisi: Menggambarkan posisi suatu objek dalam ruang.


• Vektor kecepatan: Menggambarkan kecepatan suatu objek beserta arah geraknya.
• Vektor percepatan: Menggambarkan percepatan suatu objek beserta arah perubahan
kecepatannya.
• Vektor gaya: Menggambarkan gaya yang bekerja pada suatu objek bersama dengan
arahnya.

Dalam matematika, vektor digunakan dalam berbagai cabang, termasuk aljabar linear, geometri
vektor, dan kalkulus vektor. Dalam fisika, vektor adalah alat penting dalam pemodelan dan analisis
fenomena fisik, memungkinkan kita untuk memahami pergerakan benda, interaksi antar partikel,
dan banyak aspek lain dari dunia fisik.

2.4.2 Komponen Vektor

Dalam analisis vektor, vektor sering dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih
sederhana yang menggambarkan sumbunya dalam sistem koordinat tertentu. Ini berguna untuk
melakukan perhitungan dan memahami bagaimana vektor berperilaku dalam berbagai arah.
Komponen vektor adalah proyeksi vektor ke dalam sumbu-sumbu koordinat. Berikut adalah cara
memahami dan menghitung komponen vektor:

19
1. Sistem Koordinat: Untuk memecah vektor menjadi komponen, Anda perlu bekerja dalam
sistem koordinat tertentu. Dalam tiga dimensi, sistem koordinat kartesian biasanya
digunakan, yang memiliki tiga sumbu tegak lurus: x, y, dan z. Dalam dua dimensi, Anda
hanya memiliki sumbu x dan y.
2. Penggunaan Trigonometri: Untuk menghitung komponen vektor, Anda akan
menggunakan trigonometri. Perhatikan bahwa vektor asli memiliki panjang (magnitude)
dan sudut terhadap sumbu tertentu.
3. Komponen Horizontal dan Vertikal: Dalam sistem koordinat kartesian dua dimensi, vektor
dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari komponen horizontal (x) dan komponen vertikal
(y). Dalam tiga dimensi, vektor juga memiliki komponen z.
4. Menggunakan Trigonometri: Jika Anda memiliki panjang vektor (magnitude) dan sudut
terhadap sumbu x (θ), Anda dapat menghitung komponen x (Vx) dan komponen y (Vy)
dengan menggunakan trigonometri:
• Vx = V * cos(θ)
• Vy = V * sin(θ)

Di sini, V adalah magnitude vektor, θ adalah sudut antara vektor asli dan sumbu x, dan cos(θ)
dan sin(θ) adalah fungsi trigonometri.

5. Menggunakan Koordinat: Dalam sistem koordinat tiga dimensi, Anda dapat menghitung
komponen vektor dengan cara yang serupa. Misalnya, jika Anda memiliki vektor dengan
komponen x, y, dan z, Anda dapat menghitung komponen dalam sumbu x (Vx), sumbu y
(Vy), dan sumbu z (Vz) dengan rumus yang sesuai.

Pemecahan vektor menjadi komponen memungkinkan Anda untuk memahami bagaimana


vektor berperilaku dalam berbagai arah dan memudahkan perhitungan dalam berbagai konteks
fisika dan matematika. Hal ini sangat berguna dalam memecahkan masalah yang melibatkan
pergerakan, gaya, dan berbagai fenomena fisik lainnya.

Gambar : Komponen Vektor

20
2.4.3 Operasi Vektor (Penjumlahan, Pengurangan)

Operasi vektor yang paling umum adalah penjumlahan dan pengurangan vektor. Dalam
matematika dan fisika, operasi ini digunakan untuk menggabungkan vektor atau menghitung
perbedaan antara vektor. Berikut adalah penjelasan tentang cara melakukan operasi penjumlahan
dan pengurangan vektor:

1. Penjumlahan Vektor:

Penjumlahan vektor adalah operasi untuk menggabungkan dua atau lebih vektor menjadi vektor
tunggal. Terdapat dua pendekatan yang umum digunakan dalam penjumlahan vektor: metode
diagram dan metode komponen.

Metode Diagram:

• Gambar vektor-vektor yang akan dijumlahkan sebagai panah dengan panjang (magnitude)
dan arahnya pada suatu diagram.
• Tempatkan ujung ekor vektor pertama ke ujung ekor vektor kedua, lalu tempatkan ujung
ekor vektor kedua ke ujung ekor vektor ketiga, dan seterusnya.
• Vektor yang menghubungkan ujung ekor vektor pertama ke ujung ekor vektor terakhir
adalah hasil penjumlahan vektor.

Metode Komponen:

• Pecahkan vektor-vektor yang akan dijumlahkan menjadi komponen-komponen dalam


sumbu-sumbu koordinat (misalnya, komponen x dan komponen y).
• Jumlahkan komponen-komponen vektor dalam setiap sumbu secara terpisah untuk
mendapatkan komponen x total dan komponen y total.
• Konstruksi vektor hasil dengan menggunakan komponen x total dan komponen y total.

2. Pengurangan Vektor:

Pengurangan vektor adalah operasi untuk menghitung perbedaan antara dua vektor.
Pengurangan vektor dapat dilakukan dengan mengubah vektor yang akan dikurangkan menjadi
vektor tambahan yang diarahkan berlawanan.

Misalnya, jika Anda ingin mengurangkan vektor B dari vektor A, Anda dapat mengubah vektor B
menjadi vektor -B (vektor B yang diarahkan ke arah berlawanan). Kemudian, Anda dapat
menjumlahkan vektor A dengan -B menggunakan salah satu metode yang telah dijelaskan di atas.

Contoh:

Misalnya, jika Anda memiliki vektor A = (3 m/s, 4 m/s) dan vektor B = (1 m/s, 2 m/s), maka:

• Penjumlahan vektor A dan B akan menghasilkan vektor hasil C = (4 m/s, 6 m/s).


• Pengurangan vektor B dari A akan menghasilkan vektor hasil D = A - B = (3 m/s, 4 m/s) - (1
m/s, 2 m/s) = (2 m/s, 2 m/s).

Dalam kedua operasi tersebut, panjang dan arah vektor hasil harus dihitung atau digambarkan
dengan benar sesuai dengan metode yang digunakan. Operasi vektor sangat berguna dalam
analisis fisika, pergerakan, dan berbagai aplikasi lain dalam ilmu pengetahuan dan teknik.

21
2.4.4 Vektor Dalam Bidang Fisika

Dalam bidang fisika, vektor adalah konsep yang sangat penting karena digunakan untuk
menggambarkan banyak besaran fisik yang memiliki magnitude (besaran) dan arah. Vektor
digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena fisik, termasuk pergerakan benda, gaya yang
bekerja pada objek, percepatan, momentum, medan listrik, medan magnet, dan banyak lagi.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan vektor dalam bidang fisika:

• Pergerakan dan Kecepatan: Dalam studi kinematika, vektor posisi dan vektor kecepatan
digunakan untuk menggambarkan pergerakan benda. Vektor posisi menggambarkan lokasi
objek dalam ruang, sementara vektor kecepatan menggambarkan seberapa cepat dan
dalam arah mana objek tersebut bergerak.
• Percepatan: Vektor percepatan digunakan untuk menggambarkan perubahan kecepatan
benda seiring waktu. Ini dapat digunakan untuk memahami gerakan linear dan gerakan
melingkar, seperti percepatan gravitasi pada benda jatuh bebas.
• Gaya: Dalam hukum Newton tentang gerak, gaya dianggap sebagai vektor. Gaya
menggambarkan interaksi antara objek dan dapat memiliki arah yang berbeda, misalnya,
gaya dorong, gaya tarik, atau gaya gesek.
• Momentum: Momentum adalah produk massa dan kecepatan sebuah objek, dan
momentum juga dinyatakan sebagai vektor. Hukum kekekalan momentum menyatakan
bahwa total momentum dalam sebuah sistem terisolasi tetap konstan.
• Medan Listrik dan Medan Magnet: Medan listrik dan medan magnet digambarkan
sebagai vektor yang menunjukkan kekuatan dan arahnya pada setiap titik dalam ruang.
Vektor medan digunakan untuk memahami bagaimana benda-benda yang memiliki muatan
atau magnetisme berinteraksi dengan medan tersebut.
• Torsi: Torsi adalah vektor yang digunakan untuk menggambarkan gaya yang menyebabkan
benda berputar atau melakukan rotasi. Ini penting dalam studi tentang gerak rotasi.
• Momental Linear: Dalam studi tentang gerak rotasi, momen linear adalah vektor yang
digunakan untuk menggambarkan bagaimana suatu benda berputar atau bergerak secara
linear pada saat yang bersamaan.
• Momentum Sudut: Momentum sudut adalah vektor yang digunakan dalam studi tentang
gerak rotasi untuk menggambarkan rotasi benda.

Penting untuk memahami bahwa dalam analisis fisika, penjumlahan dan pengurangan vektor,
serta pemecahan vektor menjadi komponen-komponen dalam sumbu koordinat, sering kali
diperlukan untuk menghitung fenomena fisik yang lebih kompleks. Konsep vektor memainkan
peran utama dalam pemodelan dan pemahaman berbagai aspek alam semesta dan dunia fisik.

22
BAB III
Penerapan Konsep Besaran, Satuan, dan Vektor Dalam
Kasus-Kasus Nyata
3.1 Studi Kasus 1:Gerak Proyektil
Gerak proyektil adalah jenis gerak benda yang terlempar ke udara dengan kecepatan awal
tertentu dan hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi (gravitasi bumi) tanpa adanya gaya horizontal
yang berkelanjutan setelah lemparan. Gerak ini terdiri dari gerakan horizontal (gerak lurus
beraturan) dan gerakan vertikal (gerak jatuh bebas). Contoh gerak proyektil termasuk lemparan
bola, tembakan meriam, dan gerakan benda yang terlempar ke udara.

Berikut adalah contoh gerak proyektil dan penjelasannya:

1. Lemparan Bola: Saat Anda melempar bola ke udara, bola itu mengikuti lintasan parabola.
Gerakan horizontalnya (ke samping) bersifat konstan, sedangkan gerakan vertikalnya (ke
atas dan ke bawah) dipengaruhi oleh gravitasi bumi. Gerak proyektil ini sering digunakan
dalam olahraga seperti bisbol, sepak bola, dan bola basket.

Gambar : Melempar Bola Ke Udara

2. Tembakan Meriam: Tembakan dari meriam atau senjata lainnya juga merupakan contoh
gerak proyektil. Meriam memberikan kecepatan awal pada proyektil, yang kemudian
mengikuti lintasan parabola dalam perjalanan menuju targetnya. Kecepatan awal dan sudut
tembakan memengaruhi jarak dan tinggi proyektil.
3. Lemparan Bebas: Ketika Anda melempar sesuatu ke atas, misalnya, melempar koin ke atas
dan menangkapnya kembali, itu juga merupakan contoh gerak proyektil. Ketika objek
dilempar, ia naik ke atas dan kemudian jatuh kembali ke tangan Anda. Selama perjalanan
naik dan turun, objek tersebut mengikuti lintasan parabola.

23
4. Skateboarder Melompat: Ketika seorang skateboarder melompat dari setengah pipa atau
struktur ramp, gerakannya juga dapat dianggap sebagai gerak proyektil. Skateboarder
mendapatkan kecepatan awal dari pergerakan sepeda dan mengikuti lintasan parabola
sebelum mendarat kembali di tanah.

Gambar : Melompat menggunakan Skateboard

5. Lemparan Proyektil dalam Fisika: Dalam pelajaran fisika, gerak proyektil sering digunakan
sebagai studi kasus. Misalnya, menghitung jarak yang ditempuh oleh bola yang dilempar
dari ketinggian tertentu dengan kecepatan awal tertentu dan sudut tertentu.

Dalam semua contoh di atas, gerak proyektil dapat dianalisis dengan menggunakan hukum
gerak, hukum kinematika, dan konsep vektor. Kecepatan awal, sudut lemparan, tinggi awal, dan
gaya gravitasi adalah faktor-faktor yang memengaruhi perilaku gerak proyektil.

3.2 Studi Kasus 2:Kecepatan dan Percepatan Dalam Mobil


Dalam konteks mobil atau kendaraan bermotor, "kecepatan" dan "percepatan" adalah dua
konsep fisika yang berbeda yang menggambarkan bagaimana mobil bergerak. Mari kita jelaskan
keduanya:

1. Kecepatan (Velocity): Kecepatan adalah besaran vektor yang menggambarkan sejauh


mana dan seberapa cepat sebuah objek bergerak dalam suatu arah tertentu. Dalam konteks
mobil, kecepatan mengukur seberapa cepat mobil bergerak di sepanjang jalan atau lintasan
tertentu dalam satuan jarak per satuan waktu. Kecepatan dapat dinyatakan dalam berbagai
satuan, seperti kilometer per jam (km/jam) atau meter per detik (m/s). Kecepatan hanya
memperhatikan besar dan arah pergerakan, dan tidak memperhitungkan perubahan arah
atau percepatan.
2. Percepatan (Acceleration): Percepatan adalah perubahan kecepatan sebuah objek per
satuan waktu. Dalam konteks mobil, percepatan mengukur sejauh mana mobil dapat
mengubah kecepatannya dalam interval waktu tertentu. Percepatan dapat terjadi dalam
berbagai arah: percepatan positif meningkatkan kecepatan, percepatan negatif mengurangi
kecepatan, dan percepatan lateral (ke samping) mengubah arah mobil tanpa perubahan

24
besar dalam kecepatan. Percepatan diukur dalam satuan seperti meter per detik kuadrat
(m/s²) atau kilometer per jam per detik (km/jam²).

Gambar : Kecepatan dan Percepatan Dalam Mobil

Dalam pengemudi sehari-hari, pemahaman tentang konsep kecepatan dan percepatan


membantu pengemudi untuk mengendalikan kendaraannya dengan aman. Kecepatan yang sesuai
dengan kondisi jalan dan lalu lintas adalah penting untuk menjaga keselamatan. Percepatan,
terutama dalam hal pengereman, juga berperan penting dalam menghindari tabrakan dan
menjaga kontrol atas kendaraan saat berbelok atau mengubah lajur.

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan dan Saran

“Dalam makalah ini, kami telah menjelaskan konsep dasar tentang satuan, pengukuran besaran,
dan vektor dalam konteks fisika. Kami menggambarkan betapa pentingnya pemahaman ini dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Semua fenomena fisik dapat dijelaskan dengan
menggunakan besaran, satuan, dan vektor, yang merupakan bahasa dasar fisika.

Satuan adalah jembatan penting yang menghubungkan dunia fisika dengan matematika.
Dengan memiliki satuan yang tepat, kita dapat mengukur berbagai besaran dan melakukan
perhitungan yang akurat. Sistem Internasional (SI) telah menjadi standar global dalam pengukuran,
memungkinkan kolaborasi ilmiah lintas batas.

Pengukuran besaran adalah inti dari ilmu fisika. Kami telah membahas alat-alat pengukuran dan
pentingnya ketelitian serta akurasi dalam pengukuran. Kesalahan pengukuran dapat memiliki
dampak besar pada hasil eksperimen dan perhitungan kita.

Vektor, di sisi lain, membawa elemen arah dalam dunia fisika. Konsep ini memiliki aplikasi yang
luas dalam bidang seperti mekanika, elektromagnetisme, dan banyak lagi. Memahami vektor
memungkinkan kita untuk menggambarkan pergerakan benda, gaya yang bekerja pada suatu
sistem, dan banyak fenomena fisika lainnya dengan lebih baik.

Penting untuk diingat bahwa pemahaman konsep-konsep ini bukan hanya relevan dalam
laboratorium fisika, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan teknologi, navigasi, dan
pemecahan masalah praktis lainnya sering kali melibatkan pemahaman yang kuat tentang satuan,
pengukuran, dan vektor.

Terakhir, kami mendorong pembaca untuk menjelajahi lebih lanjut topik ini dan menggali lebih
dalam dalam dunia ilmu fisika. Dunia ini adalah dunia yang indah, dan pemahaman tentang
besaran, satuan, dan vektor akan membuka pintu keberagaman pengetahuan dan penemuan yang
tak terbatas. Mari terus menjalani perjalanan ini bersama-sama."

26
DAFTAR PUSTAKA
wikipedia.com. Besaran, satuan, dan vektor:Pengertian besaran dalam fisika[internet]. Pengertian besaran
dalam fisika, 11 september 2023, [diakses pada 26 september 2023].
https://id.wikipedia.org/wiki/Besaran_fisika
smktarunabangsa.com. Vektor:Penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari[internet]. Penerapan vektor
dalam kehidupan sehari-hari,15 september 2020,[diakses pada 26 september 2023].
http://www.smktarunabangsa.sch.id/artikel/detail/penerapan-vektor-dalam-kehidupan-seharihari

cnnindonesia.com. Besaran:apa yang di maksud besaran dan satuan?[internet]. Pengertian besaran dalam
fisika, 13 februari 2023, [diakses pada 26 sSeptember 2023].
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230206095101-569-909288/apa-yang-dimaksud-pengukuran-
besaran-dan-satuan

umsu.ac.id. Besaran Pokok dan Besaran Turunan:Pengertian dan Pengukuran dalam ilmu Fisika[internet].
Pengertian dan Pengukuran dalam ilmu Fisika, 29 Juli 2023, [diakses pada 26 September 2023].
https://umsu.ac.id/berita/besaran-pokok-besaran-turunan-pengertian-dan-pengukuran-dalam-ilmu-fisika/

27

Anda mungkin juga menyukai