Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Pustaka :Terapi Cairan Dalam Mencegah Hipotensi Pada Operasi Caesar

Dengan Spinal Anesthesia

Abstrak

Hipotensi merupakan komplikasi yang sering terjadi pada seksio sesarea dengan anestesi spinal.
Hipotensi berat menimbulkan risiko serius bagi ibu (seperti kehilangan kesadaran) dan bayi
(seperti kekurangan oksigen dan kerusakan otak). Sehingga untuk mencegah terjadinya hipotensi
dapat dilakukan dengan pemberian terapi cairan kristaloid atau koloid setelah dilakukan anestesi
spinal. Artikel dicari menggunakan 3 database (PubMed, Pro-Quest, dan Google Scholar) dengan
metode penelitian randomized controlled trial. Literatur terbatas antara 2010 dan 2019.

Tujuh artikel dengan hasil rata-rata pada pemberian cairan kristal dan koloid yang dimuat dan
bersamaan dapat mengurangi kejadian hipotensi, tetapi untuk teknik ini Hipotensi tidak dapat
dikurangi sepenuhnya dan harus digunakan dengan Vasopresor. Kejadian hipotensi setelah
anestesi spinal harus segera ditangani untuk mencegah cedera pada ginjal, jantung, dan otak
dengan memberikan oksigen dan meningkatkan laju infus (berwarna) 100 ml cairan koloid atau
kristaloid dalam 5 menit pertama atau kurang untuk meningkatkan tekanan darah. Jika tekanan
darah masih rendah setelah cairan diberikan, dapat diberikan vasokonstriktor seperti efedrin 5-10
mg secara bertahap

PENGANTAR

Sectio Caesarea (SC) adalah operasi darurat yang paling umum dilakukan di bidang kebidanan
ginekologi. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan rata-rata Sectio Caesarea
adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di seluruh dunia (Gibbons et al., 2010). Anestesi spinal
adalah teknik pilihan pada ibu dengan Sectio Caesarea. Namun, komplikasi hipotensi sangat
umum terjadi dan merupakan potensi bahaya bagi ibu dan janin dengan kejadian hingga 80%
(Oh et al., 2014) (Chooi et al., 2020). Yang dimaksud dengan hipotensi pada penelitian ini adalah
penurunan tekanan darah lebih dari 20% dari nilai normal atau penurunan tekanan darah sistolik
< 90 mmHg. Meskipun hipotensi didefinisikan sebagai tekanan darah arteri subnormal, sampai
saat ini definisi tersebut tentu masih kontroversial (Somboonviboon et al., 2008).

Hipotensi berat menimbulkan risiko serius bagi ibu (seperti kehilangan kesadaran) dan
bayi (seperti kekurangan oksigen dan kerusakan otak). Sebuah tinjauan dari 75 percobaan (4624
wanita) menemukan bahwa tidak ada metode tunggal yang benar-benar dapat mencegah
hipotensi, tetapi kejadiannya berkurang dengan pemberian cairan intravena, efedrin, atau obat
fenilefrin, dan dengan mengompresi kaki dengan perban, stoking, atau sepatu bot karet (Chooi
dkk., 2020).
Angka kejadian dan juga derajat hipotensi pasca anestesi spinal pada ibu hamil yang menjalani
Sectio Caesarea dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, seperti usia, tinggi badan, berat badan,
indeks massa tubuh (IMT), posisi uterus miring kiri, dosis bupivakain, cairan prehidrasi, dosis
adjuvant anestesi spinal, posisi pasien selama anestesi spinal, lokasi penusukan anestesi spinal,
lama injeksi anestesi, ketinggian blok anestesi spinal, jumlah perdarahan, penggunaan efedrin
sebagai vasopresor, dan manipulasi pembedahan. Chumpathong et al., 2006) (Mitra et al., 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan angka kejadian hipotensi saat anestesi spinal
pada seksio sesarea mencapai 80%, walaupun telah dilakukan prehidrasi cairan, posisi uterus
miring ke kiri, dan penggunaan vasopresor (Park, 2013; Rodrigues & Brandão, 2011) .

Akibat hipotensi, banyak penelitian hasil yang direkomendasikan dalam penggunaan


koloid dibandingkan dengan penggunaan cairan kristaloid setelah anestesi spinal untuk operasi
caesar. Namun, beberapa penelitian mendukung penggunaan kristaloid dengan perbandingan
serupa dengan koloid (Miller & McCartney, 2015). Hipotensi umumnya dianggap jika tekanan
darah sistolik <90-100 mmHg atau penurunan tekanan darah 20% dari nilai dasar (Mitra et al.,
2013).

Penelitian yang dilakukan oleh azizah pada tahun 2016 secara observasional meneliti
efektivitas cairan kristaloid dan koloid yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Indonesia
menyatakan bahwa cairan kristaloid secara signifikan lebih efektif daripada cairan koloid dalam
mengurangi risiko hipotensi pada operasi caesar menggunakan anestesi spinal, namun Pemberian
cairan kristaloid harus diperhatikan karena dapat menyebabkan edema berat dan dapat
mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh sehingga terjadi gangguan keseimbangan asam
basa. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sarkar pada tahun 2014 menyebutkan bahwa sampai
saat ini cairan kristaloid masih digunakan karena harga cairan kristaloid lebih murah daripada
cairan koloid. (Azizah et al., 2016; Novara, 2009; Sarkar et al., 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Dahlgren et al. dengan pemberian 1000 cc cairan dekstran
3% segera sebelum anestesi spinal untuk operasi caesar elektif dibandingkan dengan Ringer
laktat melaporkan bahwa insiden keseluruhan hipotensi menurun dari 85% menjadi 66%,
kejadian hipotensi klinis yang jelas menurun dari 60% menjadi 30% dan hipotensi berat menurun
dari 23% menjadi 3,6% (G Dahlgren et al., 2007; Gunnar Dahlgren et al., 2005).

Studi literatur ini dilakukan untuk memberikan informasi dari penelitian sebelumnya
apakah terapi cairan dapat mencegah hipotensi pada pasien seksio sesarea dengan anestesi spinal

METODE

penulisan artikel ini menggunakan pencarian literatur melalui database online yaitu PubMed,
Pro-Quest, Google Scholar. Literatur dibatasi antara tahun 2010 dan 2019 dengan kata kunci
Terapi cairan kristaloid dalam mencegah hipotensi pada persalinan seksio sesarea = terapi cairan
dalam mencegah hipotensi pada seksio sesarea dengan anestesi spinal dan didapatkan sebanyak 7
literatur online yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan penulis . Ada enam literatur
online internasional (empat jurnal dari PubMed, dua.

Jurnal dari Pro-Quest dan satu literature online.

No. Pengarang Tahun Rancangan Grup hasil


1. Taufik et al 2019 Uji coba control Kombinasi gugus: Kombinasi 500 mL
acakk (RCT) 6% hydroxyethyl koloid preload dan
star 500 ml dan 500 mL kristaloid
Ringer's acetate 500 koload tidak
ml Crystalloid mengurangi dosis
coload group: efedrin total atau
menerima 1000 mL meningkatkan hasil
Ringer's acetate ibu lainnya
dibandingkan
dengan 1000 mL
kristaloid koload.
2. Mercerier et 2014 Studi double Kelompok Insiden hipotensi
al blind HES:500ml HES 6% dan hipotensi
(130/0,4) +500 ml simtomatik (yaitu
RI kelompok RI : dengan pusing,
1000 Ml RI.v mual/muntah, atau
keduanya) secara
signifikan lebih
rendah pada
kelompok HES vs
kelompok RL:
36,6% vs 55,3%
(PÂ1⁄40,025) satu
sisi dan 3,7% vs
14,1 %.
3. Oh et al 2014 Studi terkontrol Kelompok pramuat Insiden hipotensi
acak prospektif kristaloid lebih rendah pada
kelompok coload
Kelompok koloid dibandingkan
kristaloid dengan kelompok
preload (53% vs
83%, P = 0,026).
Tekanan darah
menunjukkan
penurunan yang
lebih besar selama
anestesi spinal pada
kelompok preload
(34 ± 13 vs 25 ± 10
mmHg, P = 0,002)
dan dosis efedrin
yang lebih kecil
diperlukan pada
kelompok coload
(7,5 [0-30] vs 15
[0-40] mg, P =
0,015).
4. Gunusen et 2010 Uji coba Kelompok infus Frekuensi hipotensi
al kontrrol acak cepat larutan Ringer sedang atau berat
(RCT) laktat (20 ml.kg-1, lebih rendah pada
n=40). 4% kelompok kelompok efedrin
larutan gelatin daripada kelompok
suksinilasi (500 ml, preload kristaloid
n=40) sebelum atau koloid (10%
anestesi spinal. vs 51% dan 38%;
Kelompok infus 5% vs 21% dan
efedrin (1,25 mg 23%, masing-
min-1) ditambah masing, P <0,05).
larutan Ringer laktat
(1000 ml, n=40)
setelah anestesi
spinal
5. Sughafinia 2015 Uji coba control 120 ibu melahirkan Hasil penelitian ini
et al acak (RCT) cukup bulan, menunjukkan
American Society of bahwa hidroksietil
Anesthesiologists pati 6%
(ASA) Kelas I-II dibandingkan
secara acak dibagi dengan saline
menjadi dua normal serupa
kelompok untuk mencegah
(kelompok kontrol hipotensi selama
atau kelompok anestesi spinal
kasus) untuk persalinan
sesar.
6. Mitra et al 2014 Sebuah studi kelompok HES (n = Penurunan tekanan
prospektif, 32), menerima 10 darah sistolik
tersamar ganda ml/kg HES 130/0.4; (SBP) (<100 mm
dan control Hg) tercatat antara
secara acak kelompok SG (n = 5 (15,63%), 12
32), 10 ml/kg SG (37,5%) dan 14
(gelatin cair 4% (43,75%) ibu
yang dimodifikasi); melahirkan pada
masing-masing
Kelompok RL (n = kelompok HES,
32), 20 ml/kg RL SG, RL.
Vasopresor
(fenilefrin)
digunakan untuk
mengobati
hipotensi ketika
SBP <90 mm Hg.
7. Azizah et al 2016 Penampang 20 pasien diberi Pada uji statistik
melintang larutan kristaloid nilai sistolik (P=
analistik 20 pasien dioberi 0,379) dan
observasional cairan koloid diastolik (P=
0,654). Dapat
disimpulkan bahwa
cairan kristaloid
dan koloid sama-
sama efektif untuk
mempertahankan
tekanan darah pada
pasien dengan
anestesi spinal
untuk operasi
caesar.

DISKUSI

Hasil analisis jurnal, penelitian yang dilakukan oleh Mercier (2014) pada 6% Hydroxyethyl
starch (130/0.4) vs Ringer laktat preloading sebelum anestesi spinal untuk persalinan Caesar
diperoleh hasil bahwa kelompok koloid (HES) (30 pasien, 36,6%) lebih rendah hipotensi
dibandingkan dengan kelompok kristaloid (47 pasien, 55,3%) yang diberikan preload (Mercier et
al., 2014). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cyna (2006) bahwa koloid lebih
efektif daripada kristaloid (RR

0,68, 95% CI 0,52 hingga 0,89; 11 percobaan, 698 wanita) dalam mencegah hipotensi setelah
anestesi spinal pada operasi caesar (Cyna et al., 2006).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2016) dan Gunusen (2010)
ditemukan bahwa pada kelompok kristaloid dan kelompok koloid tidak terdapat perbedaan yang
signifikan dalam pencegahan hipotensi (Azizah et al., 2016; Gunusen et al. ., 2010). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tawfik (2019) tentang Gabungan Koloid Preload
dan Kristaloid Coload Versus Crystalloid Coload Selama Spinal Anestesi untuk Persalinan
Caesar dengan tidak ada perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok, kelompok koloid ada
52 (52,5%) dan kelompok kristaloid adalah 56 (56,6%) hipotensi (Tawfik et al., 2019).
Hipotensi merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada anestesi spinal,
diagnosis ini dapat ditegakkan bila terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20-30% dari
tekanan darah semula atau bila tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg. Mekanisme
hipotensi terutama disebabkan oleh blokade saraf simpatis preganglionik yang menyebabkan
vasodilatasi yang terjadi pada arteri, arteriol, vena, dan venula sehingga terjadi penurunan
resistensi vaskular perifer (Setyowati, 2005).

Hipotensi yang terjadi pada anestesi spinal selain disebabkan oleh blokade saraf simpatis
juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis obat anestesi lokal, tingkat penghambat
sensorik, usia, jenis kelamin, berat badan, kondisi fisik pasien, posisi pasien, dan manipulasi
operasi (Finucane, 2007). Kejadian hipotensi setelah anestesi spinal harus segera ditangani untuk
mencegah cedera pada ginjal, jantung, dan otak dengan pemberian oksigen dan meningkatkan
kecepatan tetesan cairan infus (coload) 100 ml cairan koloid atau kristaloid dalam 5 menit
pertama atau kurang untuk memperbaiki tekanan darah. Jika tekanan darah masih rendah setelah
diberikan cairan maka dapat diberikan vasokonstriktor seperti efedrin 5-10mg secara bertahap
(Dobson, 2000).

Secara teoritis, larutan koloid adalah pilihan yang lebih baik untuk pencegahan hipotensi
selama anestesi spinal, karena sifat fisik koloid bertahan lebih lama di ruang vaskular serta
memiliki kemampuan untuk meningkatkan volume plasma yang setara dengan beberapa kali
volume yang diberikan (Fathi et al., 2013; Sharma et al., 1997). Sebuah penelitian pernah
dilakukan membandingkan cairan koloid sebagai preloading, dengan kristaloid sebagai co-
loading selama anestesi spinal untuk operasi caesar elektif. Dapat disimpulkan bahwa dalam
menurunkan hipotensi penggunaan kristaloid 1000 ml sebagai cairan co-loading sama dengan
aplikasi cairan koloid 500 ml sebagai preloading, namun dari teknik tersebut tidak ada yang
dapat menurunkan hipotensi secara sempurna dan sebaiknya digunakan pada hubungannya
dengan vasopresor.

KESIMPULAN

Pemberian cairan kristaloid dan koloid selain diberikan preload juga dapat diberikan setelah
pemberian anestesi spinal, sebagai dosis tunggal, atau bersamaan dengan anestesi spinal. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kerusakan pada ginjal, jantung dan otak.

SARAN

Pasien dengan anestesi spinal memerlukan pemberian cairan kristal dan koloid untuk
mengurangi dosis efedrin selama hipotensi
PENGAKUAN

Kami mengucapkan terima kasih kepada Universitas Harapan Bangsa yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk dapat melaksanakan tiga pilar pendidikan tinggi.

REFFERENCE

Azizah, R. N., Sikumbang, K. M., & Asnawati, A. (2016). Efek Pemberian Cairan Koloid dan
Kristaloid terhadap Tekanan Darah. Berkala Kedokteran, 12(1), 19.
https://doi.org/10.20527/jbk.v12i1.352

Chooi, C., Cox, J. J., Lumb, R. S., Middleton, P., Chemali, M., Emmett, R. S., Simmons, S. W.,
& Cyna, A. M. (2020). Techniques for preventing hypotension during spinal anesthesia for
cesarean section. In Cochrane Database of Systematic Reviews (Vol. 2020, Issue 7). John Wiley
and Sons Ltd. https://doi.org/10.1002/14651858.CD00225 1.pub4

Chumpathong, S., Chinachoti, T., Visalyaputra, S., & Himmunngan, T. (2006). Incidence and
risk factors of hypotension during spinal anesthesia for cesarean section at Siriraj Hospital. In
Journal of the Medical Association of Thailand.

Cyna, A. M., Andrew, M., Emmett, R. S., Middleton, P., & Simmons, S. W. (2006). Techniques
for preventing hypotension during spinal anesthesia for cesarean section. In Cochrane Database
of Systematic Reviews. https://doi.org/10.1002/14651858.cd002251 .pub2

Dahlgren, G, Granath, F., Wessel, H., & Irestedt, L. (2007). Prediction of hypotension during
spinal anesthesia for Cesarean section and its relation to the effect of crystalloid or colloid
preload. International Journal of Obstetric Anesthesia, 16(2), 128–134.
https://doi.org/10.1016/j.ijoa.2006.10.006

Dahlgren, Gunnar, Granath, F., Pregner, K., Rösblad, P. G., Wessel, H., & Irestedt, L. L. (2005).
Colloid vs. crystalloid preloading to prevent maternal hypotension during spinal anesthesia for
elective cesarean section. Acta Anaesthesiologica Scandinavica. https://doi.org/10.1111/j.1399-
6576.2005.00730.x

Das, A., Bhattacharyya, T., Mitra, T., Majumdar, S., Mandal, R., & Hajra, B. (2014). Prevention
of altered hemodynamics after spinal anesthesia: A comparison of volume preloading with
tetrastarch, succinylated gelatin and ringer lactate solution for the patients undergoing lower
segment caesarean section. Saudi Journal of Anaesthesia, 8(4), 456.
https://doi.org/10.4103/1658-354X.140817

Dobson, M. B. (2000). Anaesthesia at the District Hospital (2nd ed.). WHO.


https://books.google.co.id/books?id=zjqzD wAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=anest
hesia+at+the+district+hospital&hl=id&sa= X&ved=2ahUKEwi_pfTV9ejrAhULfisKH
QkhDKMQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepa ge&q=anesthesia at the district hospital&f=true

Fathi, M., Imani, F., Joudi, M., & Goodarzi, V. (2013). Comparison between the effects of
Ringer’s lactate and hydroxyethyl starch on hemodynamic parameters after spinal anesthesia: A
randomized clinical trial. Anesthesiology and Pain Medicine, 2(3), 127–133.
https://doi.org/10.5812/aapm.7850

Finucane, B. T. (2007). Complications of Regional Anesthesia (2nd ed.). Department of


Anesthesiology and Pain Medicine, University of Alberta, Edmonton.
https://books.google.co.id/books?id=GJhv7 Sh1Mu0C&printsec=frontcover&dq=Comp
lications+of+regional+anesthesia.+Canada &hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjt2-
enjOnrAhXKeisKHbQ2Dt4Q6AEwAHoEC AUQAg#v=onepage&q=Complications of regional
anesthesia. Canada&f=true

Gibbons, L., Belizán, J. M., Lauer, J. a, Betrán, A. P., Merialdi, M., & Althabe, F. (2010). The
Global Numbers and Costs of Additionally Needed and Unnecessary Caesarean Sections
Performed per Year: Overuse as a Barrier to Universal Coverage. World Health Report (2010)
Background Papers. https://doi.org/10.1017/CBO978110741532 4.004

Gunusen, I., Karaman, S., Ertugrul, V., & Firat, V. (2010). Effects of fluid preload (crystalloid or
colloid) compared with crystalloid co-load plus ephedrine infusion on hypotension and neonatal
outcome during spinal anaesthesia for caesarean delivery. Anaesthesia and Intensive Care.
https://doi.org/10.1177/0310057x10038003

37

Kaufner, L., Karekla, A., Henkelmann, A.,

Welfle, S., von Weizsäcker, K., Hellmeyer, L., & von Heymann, C. (2019). Crystalloid
coloading vs. colloid coloading in elective Caesarean section: postspinal hypotension and
vasopressor consumption, a prospective, observational clinical trial. Journal of Anesthesia, 33(1),
40–49. https://doi.org/10.1007/s00540-018-2581-x

Mercier, F. J., Diemunsch, P., Ducloy-Bouthors, A.-S., Mignon, A., Fischler, M., Malinovsky,
J.-M., Bolandard, F., Aya, A. G., Raucoules-Aimé, M., Chassard, D., Keita, H., Rigouzzo, A., &
Le Gouez, A. (2014). 6% Hydroxyethyl starch (130/0.4) vs Ringer’s lactate preloading before
spinal anaesthesia for Caesarean delivery: the randomized, double-blind, multicentre CAESAR
trial‡. British Journal of Anaesthesia, 113, 459–467. https://doi.org/10.1093/bja/aeu103

Miller, D. R., & McCartney, C. J. L. (2015). Mentoring during anesthesia residency training:
challenges and opportunities. Canadian Journal of Anesthesia. https://doi.org/10.1007/s12630-
015-0419-7
Mitra, J. K., Roy, J., Bhattacharyya, P., Yunus, M., & Lyngdoh, N. M. (2013). Changing trends
in the management of hypotension following spinal anesthesia in cesarean section. In Journal of
Postgraduate Medicine. https://doi.org/10.4103/0022- 3859.113840

Novara, T. (2009). Perbandingan antara laktat hipertonik dan nacl 0,9% sebagai cairan pengganti
perdarahan pada bedah caesar: kajian terhadap hemodinamik, dan strong ions difference.
https://www.researchgate.net/publication/27 9341063_perbandingan_antara_laktat_hiper
tonik_dan_nacl_09_sebagai_cairan_pengga nti_perdarahan_pada_bedah_caesar_kajian_
terhadap_hemodinamik_dan_strong_ions_d ifference

Oh, A. Y., Hwang, J. W., Song, I. A., Kim, M. H., Ryu, J. H., Park, H. P., Jeon, Y. T., & Do, S.
H. (2014). Influence of the timing of administration of crystalloid on maternal hypotension
during spinal anesthesia for cesarean delivery: Preload versus coload. BMC Anesthesiology, 14,
36. https://doi.org/10.1186/1471-2253-14-36

Park, S. (2013). Prediction of hypotension in spinal anesthesia. In Korean Journal of


Anesthesiology (Vol. 65, Issue 4, pp. 291– 292). Korean Society of Anesthesiologists.
https://doi.org/10.4097/kjae.2013.65.4.291

Rodrigues, F. R., & Brandão, M. J. N. (2011). Regional Anesthesia for Cesarean Section

in Obese Pregnant Women: A Retrospective Study. Brazilian Journal of Anesthesiology.


https://doi.org/10.1016/s0034- 7094(11)70002-2

Saghafinia, M., Jalali, A., Eskandari, M., Eskandari, N., & Lak, M. (2017). The Effects of
Hydroxyethyl Starch 6% and Crystalloid on Volume Preloading Changes following Spinal
Anesthesia. Advanced Biomedical Research, 6(1), 115. https://doi.org/10.4103/abr.abr_151_16

Sarkar, M., Chanda, R. J., Bhar, D., Roy, D., Mandal, J., & Biswas, P. (2014). Comparis on of
crystalloid preloading and crystalloid coloading in emergency caesarean section for fetal distress:
a prospective study. Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences, 3(7), 1774–1781.
https://doi.org/10.14260/jemds/2014/2057

Setyowati, T. (2005). Perbandingan kemampuan pencegahan hipotensi antara haes 6 %, ringer


lactat dan kombinasi ringer lactat ditambah efedrin selama anestesi spinal.

Sharma, S. K., Gajraj, N. M., & Sidawi, J. E. (1997). Prevention of hypotension during spinal
anesthesia: A comparison of intravascular administration of hetastarch versus lactated Ringer’s
solution. Anesthesia and Analgesia, 84(1), 111–114. https://doi.org/10.1097/00000539-
199701000-00021

Somboonviboon, W., Kyokong, O., Charuluxananan, S., & Narasethakamol, A. (2008).


Incidence and risk factors of hypotension and bradycardia after spinal anesthesia for cesarean
section. Journal of the Medical Association of Thailand.
Tawfik, M. M., Tarbay, A. I., Elaidy, A. M., Awad, K. A., Ezz, H. M., & Tolba, M. A. (2019).
Combined Colloid Preload and Crystalloid Coload Versus Crystalloid Coload During Spinal
Anesthesia for Cesarean Delivery. Anesthesia & Analgesia, 128(2), 304–312.
https://doi.org/10.1213/ANE.000000000000

Anda mungkin juga menyukai