Anda di halaman 1dari 35

Dr.

Yuli Kusumawati, MKes(Epid)


Jl. A.Yani Pabelan, Kartasura, Surakarta – Indonesia 57162
Telp.: +62-271-717417, Fax. +62-271-715448 Blok FKG
Website: www.ums.ac.id, email: ums@ums.ac.id
Mendeskripsikan karakteristik sampel  Statistik
Deskriptif
Menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi
berdasarkan data sampel  Statistik Inferensial
Menarik kesimpulan tentang hubungan/ pengaruh
variabel dalam populasi berdasarkan data sampel
 Statistik Inferensial
 Statistik inferensial berguna untuk menarik kesimpulan
pada penelitian kuantitatif tentang dua aspek dalam
populasi:
Pengujian hipotesis tentang hubungan/ pengaruh variabel
dalam populasi
Estimasi (penaksiran) kekuatan hubungan/ pengaruh
variabel dalam populasi
Uji statistik digunakan dalam penelitian kuantitatif
untuk menguji hipotesis tentang perbedaan/
hubungan/ pengaruh variabel satu terhadap variabel
lainnya
Contoh uji statistik:
Uji t
Chi Kuadrat
Anova
Uji statistik harus dipilih dengan tepat
Pemilihan uji statistik ditentukan oleh dua
faktor:
Jenis data
Jumlah kelompok
Data kategorikal (terputus-putus)
Jenis kelamin
Stadium kanker
Data kontinu (bersambung)
Kadar Hb (g/dl)
Kadar kolesterol (g/dl)
Umur (tahun)
Data kategorikal tidak dapat sedang data kontinu
dapat dibuat histogram dan poligon
Data kategorikal dapat dibuat diagram balok
Data kategorikal tidak dapat diubah menjadi
kontinu; data kontinu dapat diubah menjadi
kategorikal
Data kategorikal:
Frekuensi
Persen (%)
Data kontinu:
Frekuensi
Mean
SD (deviasi standar)
Deskripsi Data (Grafis)

Data kategorikal:
Diagram balok (bar chart)
Pie chart
Data kontinu:
Box-plot
Dispepsia Tidak dispepsia
100

80
Persen dispepsia

60

40

20

0
Minum kopi Tidak minum kopi
Tidak 44 82,86
dispepsia
Dispepsia 56 17,14
Kebiasaan minum kopi
Hubungan antara kebiasaan minum kopi dan
risiko dispepsia (Sumber: Tantri, 2006)
Pengaruh VCO terhadap kadar kolesterol LDL
(Sumber: Intan, 2007)
 Apakah jenis data berikut ini?
Kadar SGOT (Karmen unit/ dl)
Kadar asam urat (mg/ dl)
Luas infark otot jantung (%)
Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan darah tinggi versus normal
Indeks massa tubuh (kg BB/ m2 TB)
Quintile pendapatan keluarga (Q1, Q2, Q3, Q4, Q5)
 Ukuran hubungan (measure of association) digunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan atau pengaruh
variabel satu terhadap variabel lainnya
 Contoh:
Koefisien korelasi (r)
Koefisien regresi (b)
Rasio Risiko (RR)
Odds Ratio (OR), dan sebagainya
Uji statistik digunakan untuk menguji hipotesis
Ukuran hubungan digunakan untuk mengestimasi
kekuatan hubungan/ pengaruh variabel
 Apakah merokok meningkatkan risiko terkena infark otot
jantung? Jawaban ya atau tidak  uji hipotesis  uji
statistik
 Seberapa besar merokok meningkatkan risiko terkena
infark otot jantung? Jawaban bukan ya atau tidak,
melainkan estimasi tentang besarnya kekuatan
hubungan/ pengaruh  estimasi  ukuran hubungan
Association adalah relationship, dalam bahasa
Indonesia = hubungan
Contoh:
Hubungan antara penggunaan jangka panjang
telepon seluler dan risiko neuroma otak
Hubungan antara religiusitas simbolik dan sikap
stigmatisasi terhadap orang dengan HIV/AIDS
(ODHA)
 Korelasi (correlation) merupakan asosiasi, tetapi tidak
identik dengan asosiasi
 Dalam biostatistika, korelasi adalah asosiasi yang
melibatkan dua atau lebih variabel yang terukur dalam
skala kontinu, bukan kategorikal
 Contoh:
Korelasi antara ukur (tahun) dan tekanan darah sistolik
(mmHg)
 Persamaannya, korelasi maupun regresi merupakan
model tentang asosiasi (hubungan) variabel-variabel
 Perbedaannya, korelasi tidak mengasumsikan secara
eksplisit satu variabel mempengaruhi variabel lainnya;
regresi mengasumsi satu variabel (independen)
mempengaruhi variabel lainnya (dependen)
Perbedaan dan Hubungan

 Makna perbedaan dan hubungan sesungguhnya


sama
 Untuk menyimpulkan terdapat hubungan variabel,
satu-satunya metode adalah membandingkan
perbedaan kelompok-kelompok
 Contoh:
“Terdapat perbedaan yang secara statistik signifikan
dalam insidensi Ca paru antara kelompok perokok
dan bukan perokok” = “Terdapat hubungan antara
Ca paru dan kebiasaan merokok”
Perbedaan dan Pengaruh

 Makna dari perbedaan dan pengaruh adalah sama


 Untuk menyimpulkan terdapat pengaruh variabel, satu-
satunya metode adalah membandingkan ada tidaknya
perbedaan yang secara statistik signfikan antara
kelompok-kelompok
 Contoh:
“Terdapat perbedaan mean penurunan tekanan
darah sistolik (TDS) yang secara statistik signifikan
antara kelompok penerima obat-antihipertensi baru
dan penerima reserpin; mean penurunan TDS lebih
besar pada penerima obat anti-hipertensi baru
daripada penerima reserpin” =
“Terdapat pengaruh obat anti-hipertensi baru
terhadap penurunan darah; obat anti-hipertensi baru
lebih efektif daripada reserpin”
Model regresi secara eksplisit mendudukkan
sebuah variabel sebagai mempengaruhi
(variabel independen) dan variabel lainnya
dipengaruhi (variabel dependen)
Tetapi tidak ada sebuah model statistik (termasuk
regresi) yang dapat digunakan untuk
memastikan hubungan sebab-akibat (kausal)
1. Kekuatan asosiasi
2. Konsistensi
3. Spesifisitas
4. Hubungan temporal
5. Hubungan dosis-respons
6. Biologic plausibility
7. Koherensi bukti-bukti
8. Bukti-bukti dari penelitian eksperimental
9. Analogi.
 Ubahlah hipotesis ini menjadi hipotesis yang
menggunakan kata “pengaruh”:
 Terdapat perbedaan insidensi lesi serviks
stadium lanjut yang terkait human papilloma
virus (HPV-16 dan HPV-18) antara kelompok
yang mendapatkan dan tidak
mendapatkan vaksin bervalensi empat
(HPV-6/11/16/18) (The FUTURE II Study Group,
2007)
 Ubahlah hipotesis ini menjadi hipotesis yang
menggunakan kata “efektif”:
 Insidensi lesi serviks stadium lanjut yang
terkait human papilloma virus (HPV-16 dan
HPV-18) lebih rendah pada kelompok yang
mendapatkan dibandingkan tidak
mendapatkan vaksin bervalensi empat
(HPV-6/11/16/18) (The FUTURE II Study Group,
2007)
 Ubahlah hipotesis ini menjadi hipotesis yang
menggunakan kata “hubungan”:
 Terdapat perbedaan kelangsungan hidup antara wanita
yang terinfeksi HIV dengan infeksi tuberkulosis dan wanita
yang terinfeksi HIV tanpa infeksi tuberkulosis (Lopez-
Gatell, 2007)
Ubahlah hipotesis ini menjadi hipotesis yang
menggunakan kata “pengaruh”:
Terdapat hubungan antara infeksi tuberkulosis dan
kelangsungan hidup wanita yang terinfeksi HIV
(Lopez-Gatell, 2007)
Y  a  bX
 Y = variabel independen (data kontinu)
 X= variabel independen (data kontinu; jika dikotomi
merupakan uji t, jika polikotomi merupakan Anova)
 a= konstan (=Y jika X=0)
 b= koefisien regresi (pengaruh X terhadap Y)
 Signifikansi statistik dari b diuji dengan uji t
p
ln  a  bX
1 p
 p = probabilitas untuk terjadi peristiwa (misalnya sakit)
 1-p= probabilitas untuk tidak terjadi peristiwa (misalnya
tidak sakit
 X= variabel independen (kategorikal)
 a= konstan
 b= koefisien regresi
 Signifikansi statistik dari b diuji dengan uji Wald
 Kekuatan hubungan OR= exp(b)
 Apakah perbedaan antara uji statistik dan ukuran
hubungan?
 Sebutkan contoh-contoh uji statistik dan syarat
penggunaannya
 Sebutkan contoh-contoh ukuran hubungan dan dyarat
penggunaannya
 Anda berminat meneliti pengaruh pemberian virgin
coconut oil (VCO) terhadap penurunan HDL (Intan,
2007). Untuk itu Anda membandingkan mean HDL
antara 4 kelompok (masing-masing 15 subjek
penelitian): VCO dosis rendah, sedang, tinggi, dan
kontrol (tanpa VCO).
 Uji statistik apa yang tepat?
 Anda berminat meneliti hubungan antara paparan
radiasi ionisasi dari industri nuklir dan risiko kanker
(Cardis et al., 2005). Anda bagi 3 kelompok” tanpa
paparan, paparan rendah, dan tinggi. Status penyakit
dibagi dua: mengalami atau tidak mengalami kanker.
 Uji statistik apa yang tepat?
Anda berminat meneliti hubungan antara kadar
HDL dan obesitas. Anda membandingkan mean
HDL kelompok obes (n1=15) dan kelompok
normal (n2=30)
Uji statistik apa yang tepat?
Te r i m a k a s i h

Anda mungkin juga menyukai