Anda di halaman 1dari 33

Apakah yang membedakan studi experimental dengan studi observasional?

Ada-tidaknya perlakuan
Ada-tidaknya randomisasi
Ada-tidaknya random sampling
Ada-tidaknya probability sampling
Ada-tidaknya purposive sampling

Apakah yang membedakan studi experimental murni (seperti randomized control trial) dengan studi
experimental tidak murni/ quasi?
Ada-tidaknya perlakuan
Ada-tidaknya randomisasi
Ada-tidaknya random sampling
Ada-tidaknya probability sampling
Ada-tidaknya purposive sampling

Ukuran frekuensi dan asosiasi yang manakah yang tidak dipakai pada studi kros-seksional?
Point Prevalence rate
Incidence rate
Prevalence ratio
Prevalence odds ratio
Periode Prevalence rate

Desain studi apakah yang relatif paling rentan terancam bias temporal ambiguity (keraguan urutan waktu
hubungan sebab-akibat) ?
case control
nested case control
cross-sectional
kohort
Experimental

Survei cepat merupakan varian dari desain apakah?


Kros-seksional
kasus kontrol
kohort
eksperimental
kasus seri

Ukuran frekuensi apakah yang dipakai pada studi kohort ?


A. prevalence rate
B. incidence rate
C. prevalence ratio
D. rate ratio
E. Fertility rate

12. Ukuran frekuensi apakah yang dipakai pada studi kros-seksional ?


A. prevalence rate
B. incidence rate
C. incidence risk
D. fertility rate
E. incidence density

Ukuran asosiasi apakah yang digunakan pada studi kros-seksional ?


Risk Ratio
Prevalence Ratio
Exposure Odds Ratio
Rate Ratio
Incidence density ratio

9. Ukuran asosiasi apakah yang digunakan pada studi kasus kontrol ?


A. Risk Ratio
B. Prevalence Ratio
C. Odds Ratio
D. Rate Ratio
E. Incidence density ratio

13. Ukuran asosiasi apakah yang tidak dipakai pada studi kohort ?
A. Risk Ratio
B. Relative risk
C. Prevalent Ratio
D. Rate Ratio
E. Incidence density ratio

Studi deskriptif apakah yang merupakan kumpulan kasus yang serupa


Kohort
Serial kasus
Studi kasus
Kros-seksional
Kasus Kontrol

Studi observasional analitik apakah yang dilakukan dengan membagi kelompok studi menjadi kelompok
terpajan dan tidak terpajan, kemudian diikuti munculnya kejadian penyakit?
Kohort
Serial kasus
Studi kasus
Kasus Kontrol
Kros-seksional

Studi observasional analitik apakah yang dilakukan dengan membagi kelompok studi menjadi kelompok
kasus dan kontrol, kemudian digali informasi pajanannya.?
Kohort
Serial kasus
Studi kasus
Kasus Kontrol
Kros-seksional

Variabel tipe RS (Rumah Sakit) A, B, C adalah merupakan variable dengan skala:


ratio
nominal
ordinal
interval
numerik

Variabel pengetahuan yang dibagi dalam kategaori tinggi, sedang, rendah adalah merupakan variable dengan
skala:
nominal
ordinal
interval
ratio
numerik

Analisis data apakah yang hanya bersifat menggambarkan distribusi frekuensi karakteristik populasi sampel,
berdasarkan orang, tempat waktu ?
analisis deskriptif
analisis inferensial
analisis lanjut
analisis multivariate
Analisis bivariate

Analisis data apakah yang tidak mencakup uji hipotesis :


analisis deskriptif
analisis inferensial
analisis lanjut
analisis bivariat
analisis multivariat

Untuk soal no. 18 – 21: jawablah pertanyaan soal-soal tersebut dengan mencocokkan pilihan jawaban
berikut ini:

Dipakai untuk melihat perbedaan 2 mean pada 2 kelompok


T-test
X2
ANOVA
Korelasi linier
Fischer Exact

Dipakai untuk melihat hubungan antara 2 variabel numerik


T-test
X2
ANOVA
Korelasi linier
Fischer Exact

Dipakai untuk melihat perbedaan mean pada kelompok lebih dari 2


T-test
X2
ANOVA
Korelasi linier
Fischer Exact

Dipakai untuk melihat hubungan antara 2 variabel kategorik


T-test
X2
ANOVA
Korelasi linier
Kolmogorov

Ukuran epidemiologi apakah yang lebih menggambarkan status dan besarnya masalah kesehatan di
populasi?
prevalence rate
incidence rate
case fatality rate
mortality rate
attack rate

Ukuran epidemiologi apakah yang menggambarkan risiko terjadinya letusan (outbreak) atau wabah
penyakit ?
prevalence rate
incidence rate
case fatality rate
mortality rate
attack rate

Dalam suatu studi, populasi yang terdiri dari 1000 orang diamati selama 2 tahun terus menerus. Dari
seluruh populasi tersebut, terdapat 300 orang wanita. Dari 300 wanita di dalam populasi tersebut, 50
orang telah diangkat rahimnya. Pada populasi pria, sebanyak 100 orang pernah menderita kanker
prostat dan semuanya telah menjalani operasi pengangkatan kelenjar prostat. Selama periode 2 tahun
masa pengamatan (follow-up), ditemukan 10 kasus baru kanker rahim dan 60 kasus baru kanker prostat.

Berapakah rasio perempuan dan laki-laki?


3:6
3:7
7:10
3:10
7:3

Berapakah proporsi wanita di populasi?


30%
70%
3%
7%
5%

Berapakah cumulative incidence kejadian kanker rahim ?


5/100
35/100
10/250
5/1000
10/300

Berapakah cumulative incidence kejadian kanker prostat ?


60/600
60/700
60/1000
160/1000
160/700

Berapakah prevalensi kanker rahim ?


5/100
60/100
5/20
10/1000
60/300

Prevalensi kanker prostat adalah:


60/600
60/700
60/1000
160/1000
160/700

Skrining Ca cervix dengan pap-smear merupakan bentuk pencegahan tingkat apa ?


A.primordial
B. primer
C. sekunder
D. tersier
E. Promotion

Pada suatu studi kasus kontrol yang meneliti hubungan konsumsi rokok dengan penyakit jantung koroner
(PJK), ditemukan bahwa 30% dari 100 kasus penderita PJK adalah perokok, sementara diantara 100 orang
sehat (sebagai kontrolnya) hanya ditemukan 15% perokok. Dari hasil studi ini berapa besar asosiasi antara
rokok dan PJK?
RR=2.0
RR=0.4
OR=2.0
OR=2.4
RR=2.4

Apa yang dapat disimpulkan dari hasil studi di atas ?


rokok merupakan faktor risiko PJK
rokok merupakan faktor pencegah PJK
rokok tidak berhubungan dengan PJK
rokok menurunkan risiko PJK
rokok tidak jelas hubungannya dengan PJK

Jumlah kunjungan pasien yang berobat karena penyakit hipertensi ke fasilitas kesehatan dibandingkan
dengan jumlah seluruh kunjungan merupakan bentuk ukuran apa?
a. Proporsi
b. Rate
c. Rasio
d. Incidence
e. angka kasus

Perbandingan jumlah dokter dan jumlah Puskesmas di Indonesia adalah merupakan ukuran apa?
Proporsi
Rate
Rasio
incidence
Angka kasus

53. Apakah denominator pada Cumulative incidence ?


a. Jumlah populasi
b. Jumlah populasi berisiko
c. Jumlah populasi berisiko dikalikan dengan lama waktu berisiko
d. Jumlah populasi berisiko pada awal pengamatan
e. jumlah kasus baru

54. Dalam sebuah survey disebuah perusahaan telah didiagnosis secara pasti 40 kasus jantung koroner. Jika
jumlah seluruh pegawai perusahaan 800 orang, dengan 600 diantaranya mengaku pernah nyeri dada atau
memiliki keluarga yang sakit jantung, maka berapa prevalence rate penyakit jantung koroner pada saat itu?
40/ 800
40/200
40/600
40/1400
600/800

55. Apakah numerator prevalence rate ?


a. Jumlah kasus baru
b. Jumlah kasus lama
c. Jumlah kasus baru dan lama
d. Jumlah kasus baru dikalikan waktu berisiko
e. Jumlah kasus lama dikalikan waktu berisiko

56. Apakah ukuran frekuensi yang dipakai untuk memperkirakan besarnya risiko terkena penyakit tertentu ?
Point prevalence rate
incidence risk
jumlah kasus prevalence
Period prevalence rate
Jumlah kasus lama

Sebuah studi dilakukan pada awal tahun 2003, untuk melihat risiko terkena katarak lensa mata akibat
radiasi sinar UV di sebuah laboratorium perusahaan besar X. Setelah dilakukan skrening, semua pegawai lab
yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi tersebut. Direncanakan setelah diikuti sampai 10
tahun kemudian, dari 10.000 pegawai yang terpapar radiasi dan dari 20.000 pegawai yang tidak terpapar,
akan didiagnosis berapa banyak yang mengalami katarak pada masing-masing kelompok.

Desain studi di atas adalah:


A. kohort retrospektif
B. kohort prospektif
C. case control.
D. Ekperimental
E. Kros seksional

Ukuran asosiasi yang dapat dipakai untuk menentukan faktor risiko dalam studi di atas adalah sebagai
berikut (sbb), KECUALI:
A. Risk Ratio
B. Exposure Odds Ratio
C. Incidence Density Ratio
D. Cumulative Incidence Ratio
E. Relative risk

Kondisi yang tidak tepat untuk desain studi di atas adalah sebagai berikut (sbb), KECUALI:
Dapat mengukur risiko absolut munculnya katarak
Dapat mengukur risiko relative munculnya katarak
Asas temporalitas (waktu hubungan sebab-akibat) dapat terpenuhi.
Status penyakit tidak akan mempengaruhi pemilihan kelompok paparan
Cocok untuk penyakit yang jarang

Kelemahan studi diatas adalah sbb, KECUALI:


potensi bias seleksi karena drop-out
mahal
makan waktu
tidak cocok untuk melihat berbagai faktor risiko yang mempengaruhi munculnya katarak
tidak cocok untuk melihat risiko munculnya berbagai outcome akibat radiasi UV

Apabila peneliti juga ingin melihat sekaligus pengaruh penyakit Diabetes Melitus terhadap munculnya
katarak lensa, maka alternatif desain yang cocok adalah:
A. kohort retrospektif
B. kohort prospektif
C. case-series
D. case control
E. cross-sectional.

Pada hasil sebuah studi kasus kontrol dasar (basic), nilai OR yang diperoleh akan mendekati nilai RR
apabila:
A. penyakitnya jarang
B. paparannya jarang
C. insidens penyakitnya tinggi
D. frekuensi paparannya tinggi
E. proporsi paparannya rendah

Salah satu kelemahan desain kasus kontrol dasar (basic) adalah:


tidak efisien untuk menyelidiki penyakit yang jarang
tidak efisien untuk menggali paparan yang jarang
rentan terhadap bias akibat loss to follow-up
makan waktu
tidak dapat menyelidki sekaligus beberapa faktor risiko

Hubungan kronologis waktu antara saat pengumpulan data dengan saat terjadinya/ munculnya
penyakit/ kasus pada desain kasus kontrol dasar adalah bersifat:
kedepan (forward)
kebelakang (backward)
prospektif
retrospektif
ambispektif

Salah satu hal penting pada studi kasus kontrol adalah bahwa pada pemilihan kontrol:
kontrol harus mewakili (representatif) populasi masyarakat umum
kontrol rumah sakit juga harus berasal dari pasien rumah sakit
karakteristik kontrol harus mirip dengan karakteristik kasus
kontrol harus memiliki distribusi determinan yang mewakili populasi asal kasus (base population)
kontrol harus semaksimal mungkin sejodoh (matched) dengan kasus

Riwayat alamiah penyakit adalah perjalanan penyakit dari :


masa sakit dan masa sehat
masa sehat , sakit dan masa sehat
masa sehat, masa sakit dan akhir penyakit
masa akhir penyakit
masa sehat dan masa inkubasi

Tahap prepatogenesis merupakan :


sebelum kuman masuk ke pejamu
reaksi antara pejamu, kuman dan lingkungan
sebelum pasien sakit
sebelum kuman menginfeksi
benar semua

Masa inkubasi adalah masa antara :


masuknya bibit penyakit sampai menularnya penyakit tersebut
masuknya penyakit sampai sembuh
Masuknya penyakit sampai munculnya gejala
Masuknya penyakit sampai meninggal
Munculnya gejala sampai meninggal

Penyuluhan gizi seimbang di televisi merupakan pencegahan :


promosi kesehatan
perlindungan khusus
pencegahan sekunder
pencegahan tersier
rehabilitasi

Menghindari allergen pada penderita asma merupakan pencegahan:


promosi kesehatan
perlindungan khusus
pencegahan sekunder
pencegahan tersier
rehabilitasi

Sebuah studi pernah dilakukan untuk melihat pengaruh paparan “agent orange” (Dioxin), yang pernah
dipakai dalam perang Vietnam, dalam menimbulkan dermatitis, infertilitas, gangguan psikologis, kelainan
kongenital pada bayi, kematian bayi dan kanker. Desain studi yang dipakai adalah:
kohort
kasus kontrol
serial kasus
kros-seksional
laporan kasus

Tujuan utama studi analitik adalah:


Mendapat hasil studi yang representatif
Mendapat hasil yang mewakili distribusi masalah kesehatan pada populasi yang luas
Menemukan hubungan yang valid dan berpresisi tinggi antara masalah kesehatan dan determinannya.
Menggambarkan besarnya masalah kesehatan di suatu tempat
Semua hal di atas.

Penelitian Rapid survey yang sering dilakukan pada program penanggulangan bencana dapat mengukur
secara sangat cepat distribusi frekuensi masalah kesehatan/ penyakit dan sekaligus juga pada saat yang
bersamaan distribusi frekuensi faktor-faktor sosio-demografis, biologis, dan lingkungan yang
diperkirakan mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan/ penyakit tersebut. Penelitian ini pada
hakikatnya adalah studi:
kohort
kasus kontrol
serial kasus
kros-seksional
eskperimental

Berikut ini adalah sifat indikator surveilens yang baik, KECUALI:


Sensitif
dapat diukur
berorientasi pd aksi
realistis
tepat waktu
Contoh studi yang dapat menguji efficacy dan effectiveness dari suatu program intervensi kesehatan pada
populasi adalah:
Eksperimen laboratoris
Randomized clinical trial
Randomized community intervention
Kohort prospektif
Kohort retrospektif

Syarat utama dapat terlaksananya studi kohort retrospektif adalah:


tersedianya dana yang besar
tersedianya waktu yang cukup panjang
tersedianya daftar calon kontrol
tersedianya catatan medik/ data laporan subyek yang baik/ lengkap
tingginya proporsi kelompok terpapar di populasi umum.

Pada studi kros-seksional, ukuran asosiasi yang dipakai adalah:


incidence risk
incidence rate
prevalence rate
prevalence ratio
risk ratio

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) adalah salah satu contoh penting dari studi:
Kohort
Kasus kontrol
Kros-seksional
eksperimental murni
eksperimental quasi

Bias yang terjadi pada kohort prospektif, (terutama yang dilakukan dalam waktu sangat lama) sering
berkaitan erat dengan:
hilang dari pengamatan (loss to follow-up)
kesalahan informasi tentang paparan berkaitan dengan daya ingat responden (recall)
kerancuan waktu sebab akibat (temporal ambiguity)
faktor luar yang ikut berpengaruh (confounding)
bias misklasifikasi kasus dan kontrol.

Suatu penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara tinggi badan ibu dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR). Penelitian dilakukan dengan memilih sampel yang terdiri dari 100 orang ibu hamil
dengan tinggi badan dibawah 150 cm dan 100 orang ibu hamil dengan tinggi badan diatas 150 cm. Sejak
awal kehamilan ibu-ibu dari kedua kelompok tadi diamati sampai kelahiran bayinya, kemudian diukur
berat badan bayinya. Kemudian dibandingkan berat badan bayi yang lahir dari ibu-ibu dengan tinggi
badan kurang dari 150 cm dan dari ibu-ibu dengan tinggi badan di atas 150 cm. Rancangan penelitian
yang dipakai adalah :
Studi eksperimen
Studi kohort
Studi korelasi
Studi kasus-kontrol
Studi potong lintang

Dalam suatu tes skrining HIV, 90% dari 200 penderita infeksi HIV (yang kepastian diagnosisnya didapat
melalui pemeriksaan PCR), dinyatakan sebagai positif dengan reagen kimia ELISA (yang dipakai sebagai
instrumen tes skrining). Angka 90% merupakan nilai dari:
Sensitifitas
Spesifisitas
Nilai prediksi positif
Nilai prediksi negative
prevalence rate

Bila dalam suatu tes skrining, 80% dari 1000 orang yang hasil tes skriningnya negatif adalah ternyata
orang yang sehat, maka angka 80% ini merupakan nilai dari:
sensitifitas
spesifisitas
Nilai prediksi positif
Nilai prediksi negatif
prevalence rate

Yang menjadi unsur dasar sistem surveilens sehingga menunjang keberhasilan adalah sebagai berikut,
KECUALI:
definis kasus yang jelas
sistem komunikasi yang efisien
respon aksi dari otoritas yang cepat
pelacakan kasus yang cepat
ada dukungan laboratorium

Yang merupakan fungsi inti dari surveilens adalah sbb, KECUALI:


A. deteksi kasus
B. pelaporan
C. supervisi
D. analisis data
E. interpretasi data

Yang merupakan fungsi penunjang dari surveilens adalah sbb KECUALI:


Pelatihan
Sumberdaya
Standar
Investigasi
Panduan.

Prinsip utama sistem surveilens adalah:


informasi akurat
tindak lanjut yang cepat dan tepat
aksi yang akurat
investigasi kasus untuk deteksi dini
informasi untuk aksi

Yang bukan merupakan tujuan surveilens adalah:


Memonitor kinerja program
Prediksi KLB, letusan, wabah (epidemi)
Mencari penyebab penyakit
Evaluasi intervensi
Memonitor kecenderungan penyakit endemik.

Pada suatu kegiatan skrining, nilai prediksi positif akan meningkat pada beberapa keadaan berikut ini,
KECUALI:
sensitifitas meningkat
spesifisitas meningka
validitas meningkat
prevelensi penyakit yang diskrining meningkat
validitas menurun

Skrining bertingkat serial pada populasi ibu hamil yang dicurigai terinfeksi HIV/AIDS dengan
menggunakan tes ELISA pada tahap awal dan tes WB yang sangat spesifik sebagai tes konfirmasi tahap
berikutnya, dilakukan dengan maksud utama:
Meningkatkan nilai positif palsu (false positive)
Menurunkan nilai negatif palsu (false negative)
Meningkatkan nilai prediksi positif
Menurunkan sensitifitas
Menurunkan spesifisitas

Untuk menjawab soal-soal nomor 31 sampai dengan nomor 35 gunakan tabel di bawah ini dan cocokkan
soal-soal dengan pilihan jawaban A s/d E.

Sakit Tidak sakit


Tes (+) P Q
Tes (-) R S

P/ (P + Q)
P/ (P + R)
S/ (Q + S)
S/ (S+R)
(P + R) / (P + Q + R + S)

Sensitivitas
Spesifisitas
Nilai prediksi positif
Prevalensi penyakit
Nilai prediksi negatif

36. Dalam model penyebab determinisme modifikasi (modified determinism), beberapa agen penyebab
yang secara besama-sama turut andil dalam menyebabkan penyakit di dalam setiap kumpulan faktor yang
mencukupi (sufficient set) disebut:
Faktor predisposisi.
Faktor yang berkontribusi (contributory factor)
Faktor yang diperlukan adanya (necessary factor)
Faktor pengganggu (confounding factor)
Faktor penguat (reinforcing)

37. Dalam model determinisme modifikasi (modified determinism) tersebut di atas, faktor yang selalu
ada/ ditemukan dalam setiap sufficient set yang berbeda-beda (namun menyebabkan penyakit yang sama),
adalah:
Faktor yang cukup untuk menimbulkan penyakit (sufficient factor)
Faktor yang berkontribusi (contributory factor)
Faktor yang diperlukan adanya (necessary factor)
Faktor pengganggu (confounding factor)
Faktor penguat (reinforcing)

38. Tokoh yang menjabarkan konsep penyebab tunggal yang spesifik (determinisme murni) kedalam
bentuk sebuah postulat yang intinya menyatakan bahwa sebuah penyebab mikroorganisme harus memenuhi
sifat necessary dan sufficient adalah:
John Snow
A. V. Leuwenhoek
Robert Koch
Louis Pasteur
Edward Jenner

Sebuah studi dilakukan pada awal tahun 2003, untuk melihat risiko terkena katarak lensa mata akibat
radiasi sinar UV di sebuah laboratorium perusahaan besar X. Setelah dilakukan skrening, semua pegawai lab
yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi tersebut. Direncanakan setelah diikuti sampai 10
tahun kemudian, dari 10.000 pegawai yang terpapar radiasi dan dari 20.000 pegawai yang tidak terpapar,
akan didiagnosis berapa banyak yang mengalami katarak pada masing-masing kelompok.

Desain studi di atas adalah:


A. kohort retrospektif
B. kohort prospektif
C. case-cohort.
D. nested case control
E. case control.

Ukuran asosiasi yang dapat dipakai untuk menentukan faktor risiko dalam studi di atas adalah sebagai
berikut (sbb), KECUALI:
A. Risk Ratio
B. Exposure Odds Ratio
C. Incidence Density Ratio
D. Cumulative Incidence Ratio
E. Relative risk

Keuntungan desain studi di atas adalah sebagai berikut (sbb), KECUALI:


Dapat mengukur risiko absolut munculnya katarak
Dapat mengukur risiko relative munculnya katarak
Asas temporalitas (waktu hubungan sebab-akibat) dapat terpenuhi.
Status penyakit tidak akan mempengaruhi pemilihan kelompok paparan
Cocok untuk penyakit yang jarang

Kelemahan studi diatas adalah sbb, KECUALI:


potensi bias seleksi karena drop-out
mahal
makan waktu
tidak cocok untuk melihat berbagai faktor risiko yang mempengaruhi munculnya katarak
tidak cocok untuk melihat risiko munculnya berbagai outcome akibat radiasi UV

Apabila peneliti juga ingin melihat sekaligus pengaruh penyakit Diabetes Melitus terhadap munculnya
katarak lensa, maka alternatif desain yang cocok adalah:
A. kohort retrospektif
B. kohort prospektif
C. case-series
D. case control
E. cross-sectional.

Pada hasil sebuah studi kasus kontrol dasar (basic), nilai OR yang diperoleh akan mendekati nilai RR
pada kondisi yang bagaimana ?
A. penyakitnya jarang
B. paparannya jarang
C. insidens penyakitnya tinggi
D. frekuensi paparannya tinggi
E. proporsi paparannya rendah

Apakah salah satu kelemahan desain kasus kontrol dasar (basic) ?


tidak efisien untuk menyelidiki penyakit yang jarang
tidak efisien untuk menggali paparan yang jarang
rentan terhadap bias akibat loss to follow-up
makan waktu
tidak dapat menyelidki sekaligus beberapa faktor risiko

Hubungan kronologis waktu antara saat pengumpulan data dengan saat terjadinya/ munculnya
penyakit/ kasus pada desain kasus kontrol dasar adalah bersifat apa?
kedepan (forward)
kebelakang (backward)
prospektif
retrospektif
ambispektif

Apakah yang membedakan studi experimental dengan studi observasional ?


adanya perlakuan/ intervensi
adanya randomisasi
adanya random sampling
adanya probability sampling
adanya blinding

Apakah yang membedakan studi experimental murni (seperti randomized control trial) dengan studi
experimental tidak murni/ quasi adalah:
adanya perlakuan/ intervensi
adanya randomisasi
adanya random sampling
adanya probability sampling
adanya blinding

Yang tidak ditemukan pada studi experimental “pre-post test design” tanpa pembanding adalah sbb
intervensi
randomisasi
pengamatan sebelum perlakuan
pengamatan sesudah perlakuan
uji statistik

Sebuah studi kohort prospektif dilakukan untuk melihat hubungan antara radiasi pengion dari PLTN
(pembangkit listrik tenaga nuklir) dengan kanker darah leukimia. Populasi studi adalah pekerja sebuah
PLTN milik negara. Risiko terhadap leukimia dibandingkan antara pekerja yang telah bekerja > 25 tahun,
pekerja yang bekerja 10-25 tahun, dan pekerja yang bekerja < 10 tahun. Kelompok pembanding
(kelompok yang dianggap tidak terpapar) pada studi ini merupakan:
pembanding internal
pembanding eksternal
pembanding khusus
kelompok kontrol
tidak ada kelompok pembanding

Sebuah studi pernah dilakukan untuk melihat pengaruh paparan “agent orange” (Dioxin), yang pernah
dipakai dalam perang Vietnam, dalam menimbulkan dermatitis, infertilitas, gangguan psikologis, kelainan
kongenital pada bayi, kematian bayi dan kanker. Desain studi apakah yang dipakai ?
kohort
kasus kontrol
serial kasus
kros-seksional
laporan kasus
Apakah tujuan utama dari studi analitik ?
Mendapat hasil studi yang representatif
Mendapat hasil yang mewakili distribusi masalah kesehatan pada populasi yang luas
Menemukan hubungan yang valid dan berpresisi tinggi antara masalah kesehatan dan determinannya.
Menggambarkan besarnya masalah kesehatan di suatu tempat
Semua hal di atas.

Penelitian Rapid survey yang sering dilakukan pada program penanggulangan bencana dapat mengukur
secara sangat cepat distribusi frekuensi masalah kesehatan/ penyakit dan sekaligus juga pada saat yang
bersamaan distribusi frekuensi faktor-faktor sosio-demografis, biologis, dan lingkungan yang
diperkirakan mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan/ penyakit tersebut. Penelitian ini pada
hakikatnya adalah studi:
kohort
kasus kontrol
serial kasus
kros-seksional
eskperimental

Berikut ini adalah sifat indikator surveilens yang baik, KECUALI:


Sensitif
dapat diukur
berorientasi pd aksi
realistis
tepat waktu

Contoh studi yang dapat menguji efficacy dan effectiveness dari suatu program intervensi kesehatan pada
populasi adalah:
Eksperimen laboratoris
Randomized clinical trial
Randomized community intervention
Kohort prospektif
Kohort retrospektif

Studi pre-post test design adalah termasuk dalam kelompok:


Kohort
Kasus kontrol
survey
eksperimental murni
eksperimental quasi

Kelemahan studi eksperimental murni adalah sbb, KECUALI:


Terbatas untuk digeneralisir
Kadang-kadang kurang/ tidak etis
Randomisasi sering tidak praktis
Lemah dalam mengontrol confounder
Seringkali membutuhkan subyeknya bermotivasi tinggi

Syarat utama dapat terlaksananya studi kohort retrospektif adalah:


tersedianya dana yang besar
tersedianya waktu yang cukup panjang
tersedianya daftar calon kontrol
tersedianya catatan medik/ data laporan subyek yang baik/ lengkap
tingginya proporsi kelompok terpapar di populasi umum.
Studi eksperimental murni yang paling terkenal di dunia kedokteran klinik adalah:
pre-post test study
randomized clinical trial
randomized community trial
kohort
rapid survey

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) adalah salah satu contoh penting dari studi:
Kohort
Kasus kontrol
Kros-seksional
eksperimental murni
eksperimental quasi

Suatu penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara tinggi badan ibu dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR). Penelitian dilakukan dengan memilih sampel yang terdiri dari 100 orang ibu hamil
dengan tinggi badan dibawah 150 cm dan 100 orang ibu hamil dengan tinggi badan diatas 150 cm. Sejak
awal kehamilan ibu-ibu dari kedua kelompok tadi diamati sampai kelahiran bayinya, kemudian diukur
berat badan bayinya. Kemudian dibandingkan berat badan bayi yang lahir dari ibu-ibu dengan tinggi
badan kurang dari 150 cm dan dari ibu-ibu dengan tinggi badan di atas 150 cm. Rancangan penelitian
yang dipakai adalah :

Studi eksperimen
Studi kohort
Studi korelasi
Studi kasus-kontrol
Studi potong lintang

Yang menjadi unsur dasar sistem surveilens sehingga menunjang keberhasilan adalah sebagai berikut,
KECUALI:
definis kasus yang jelas
sistem komunikasi yang efisien
respon aksi dari otoritas yang cepat
pelacakan kasus yang cepat
ada dukungan laboratorium

Yang merupakan fungsi inti dari surveilens adalah sbb, KECUALI:


A. deteksi kasus
B. pelaporan
C. supervisi
D. analisis data
E. interpretasi data

Yang merupakan fungsi penunjang dari surveilens adalah sbb KECUALI:


Pelatihan
Sumberdaya
Standar
Investigasi
Panduan.

Prinsip utama sistem surveilens adalah:


informasi akurat
tindak lanjut yang cepat dan tepat
aksi yang akurat
investigasi kasus untuk deteksi dini
informasi untuk aksi

Yang bukan merupakan tujuan surveilens adalah:


Memonitor kinerja program
Prediksi KLB, letusan, wabah (epidemi)
Mencari penyebab penyakit
Evaluasi intervensi
Memonitor kecenderungan penyakit endemik.

Rasio adalah salah satu pengukuran dalan epidemiologi dengan cara :


Numerator (pembilang) dibagi denominator (penyebut) dan numeratornya tidak termasuk di dalam
denominator
Numerator (pembilang) dibagi denominator (penyebut) dan numeratornya termasuk di dalam
denominator
Numerator (pembilang) dibagi denominator (penyebut) dan numeratornya termasuk di dalam
denominator dan bersifat tidak berdimensi (tidak punya unit pengukuran)
Numeratornya berbeda dari denominator dan ukuran waktu merupakan bagian intrinsik dari
denominatornya.
Dibuat prosentase

Distribusi kasus leptospirosis pada berbagai wilayah di DKI termasuk variabel :


Orang
Tempat
Waktu
Fasilitas
iklim

Jumlah kasus baru karies selama tahun 2013 di kota Palembang = 580 orang dengan jumlah penduduk
kota Palembang = 250.000 orang disimpulkan = 580 / 250.000 / tahun = 0.0023 / tahun. Ukurannya
disebut :
Proporsi
Ratio
Rate
Prevalens
Prosentase

Dalam studi kohort pada 1993, perempuan pengguna IUD yang terbebas dari bakteriuria = 482.
Dalam follow-up lanjutan tahun 1996, 27 orang dari pengguna tersebut terkena bakteriuria , maka
ditetapkan :
Point Prevalen rate 5.6% selama periode 3 tahun
Cumulative Insiden 5.6% selama periode 3 tahun
Proporsi 5.6% selama periode 3 tahun
Rate 5.6% selama periode 3 tahun
Periode Prevalen rate 5.6% selama periode 3 tahun

Penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup, dan


penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang. Teori ini merupakan
teori konsep penyebab penyakit menurut :
Teori Hipocrates
Teori miasma oleh Galen
Teori kontagion oleh Hieronymus Fracastorius
Teori germ (kuman)
Teori determinisme modern

Teori epidemiologi klasik, penyakit disebabkan oleh :


Ketidakseimbangan pada faktor host
Ketidakseimbangan pada faktor host dan agent
Ketidakseimbangan antara faktor host , agent dan environment
Ketidakseimbangan antara faktor host dan environment
Ketidakseimbangan multi faktor

Teori yang dianut sekarang adalah :


Teori miasma
Teori Galen
Teori Hieronymus Fracastorius
Teori Epidemiologi klasik
Postulat Hill (Teori multikausalitas dan jaring kausal)

Dalam trias epidemiologi begitu terjadi gangguan keseimbangan, apa yang akan muncul ?
A. Penyakit
B. Resistensi
C. Imunitas
D. lnfektifnes
E. Kekebalan

8. Teori Humoral dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena…..


A. Pengaruh Iingkungan
B. Gangguan makhluk halus
C. Gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
D. Pengaruh gen
E. Semua Benar

Disebut apakah Variasi waktu jangka panjang pada pola perubahan frekuensi penyakit?
siklik
Fluktuasi
musiman
berulang
secular trends

Epidemi cacar yang dapat terjadi beberapa bulan, dapat digolongkan dalam variasi apa ?
siklik
Fluktuasi
musiman
berulang
secular trends

Epidemi yang terjadi karena adanya bencana alam seperti banjir dan gempa bumi, maka variasi waktunya
termasuk dalam kategori apa ?
siklik
random
Fluktuasi
berulang
secular trends
Ukuran frekuensi apakah yang menggambarkan status penyakit pada populasi pada titik waktu tertentu ?
incidence rate
prevalence rate
point prevalence
incidence density
prevalence ratio

Apa yang dimaksud dengan Attack rate?


Jumlah kematian / Total populasi
kasus penyakit / total populasi berisiko
kasus baru penyakit / total populasi berisiko
Jumlah kematian dari suatu penyakit / jumlah kasus dari penyakit tsb.
Kasus baru penyakit / Total populasi berisiko untuk periode pengamatan yang terbatas

Penyakit timbul karena pengaruh Iingkungan terutama: air, udara, tanah, cuaca. Teori konsep penyakit ini
menurut siapa?
Galen
Hipocrates
Louis Pasteur
Hieronymus Fracastorius
Girolamo Fracastoro

Mikroba merupakan etiologi penyakit, merupakan teori siapa?


Galen
Hipocrates
Louis Pasteur
Hieronymus Fracastorius
Girolamo Fracastoro

Triad epidemiologic timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
host, agent, dan environment, dikemukakan oleh siapa ?
Galen
Louis Pasteur
Gordon dan La Richt
Hieronymus Fracastorius
Girolamo Fracastoro

Periode dimana tidak terdeteksi, namun mampu menularkan penyakit disebut periode apa?
Periode laten
Periode inkubasi
Periode subklinis
Periode Jendela
Periode klinis

Sanitasi lingkungan termasuk dalam pencegahan apa?


Promosi kesehatan
Perlindungan khusus
Diagnosis dini dan pengobatan segera
Pembatasan ketidak mampuan
Rehabilitasi

Skiring termasuk dalam pencegahan apa ?

Rehabilitasi
Promosi kesehatan
Perlindungan khusus
Diagnosis dini dan pengobatan segera
Pembatasan ketidak mampuan

,.,.,.

Untuk menjawab soal-soal no. 1- 5, gunakan informasi di bawah ini:


Sebuah studi dilakukan pada awal tahun 2003, untuk melihat risiko terkena katarak lensa mata akibat
radiasi sinar UV di sebuah laboratorium perusahaan besar X. Setelah dilakukan skrening, semua pegawai
lab yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi tersebut. Direncanakan setelah diikuti
sampai 10 tahun kemudian, dari 10.000 pegawai yang terpapar radiasi dan dari 20.000 pegawai yang tidak
terpapar, akan didiagnosis berapa banyak yang mengalami katarak pada masing-masing kelompok.

Desain studi di atas adalah:


A. kohort retrospektif
B. kohort prospektif
C. case-cohort.
D. nested case control
E. case control.

Ukuran asosiasi yang dapat dipakai untuk menentukan faktor risiko dalam studi di atas adalah
sebagai berikut (sbb), KECUALI:
A. Risk Ratio
B. Exposure Odds Ratio
C. Incidence Density Ratio
D. Cumulative Incidence Ratio
E. Relative risk

Keuntungan desain studi di atas adalah sebagai berikut (sbb), KECUALI:


Dapat mengukur risiko absolut munculnya katarak
Dapat mengukur risiko relative munculnya katarak
Asas temporalitas (waktu hubungan sebab-akibat) dapat terpenuhi.
Status penyakit tidak akan mempengaruhi pemilihan kelompok paparan
Cocok untuk penyakit yang jarang

Kelemahan studi diatas adalah sbb, KECUALI:


potensi bias seleksi karena drop-out
mahal
makan waktu
tidak cocok untuk melihat berbagai faktor risiko yang mempengaruhi munculnya katarak
tidak cocok untuk melihat risiko munculnya berbagai outcome akibat radiasi UV

Apabila peneliti juga ingin melihat sekaligus pengaruh penyakit Diabetes Melitus terhadap
munculnya katarak lensa, maka alternatif desain yang cocok adalah:
A. kohort retrospektif
B. kohort prospektif
C. case-series
D. case control
E. cross-sectional.
Pada hasil sebuah studi kasus kontrol dasar (basic), nilai OR yang diperoleh akan mendekati nilai RR
apabila:
A. penyakitnya jarang
B. paparannya jarang
C. insidens penyakitnya tinggi
D. frekuensi paparannya tinggi
E. proporsi paparannya rendah

Salah satu kelemahan desain kasus kontrol dasar (basic) adalah:


tidak efisien untuk menyelidiki penyakit yang jarang
tidak efisien untuk menggali paparan yang jarang
rentan terhadap bias akibat loss to follow-up
makan waktu
tidak dapat menyelidki sekaligus beberapa faktor risiko

Hubungan kronologis waktu antara saat pengumpulan data dengan saat terjadinya/ munculnya
penyakit/ kasus pada desain kasus kontrol dasar adalah bersifat:
kedepan (forward)
kebelakang (backward)
prospektif
retrospektif
ambispektif

Salah satu hal penting pada studi kasus kontrol adalah bahwa pada pemilihan kontrol:
kontrol harus mewakili (representatif) populasi masyarakat umum
kontrol rumah sakit juga harus berasal dari pasien rumah sakit
karakteristik kontrol harus mirip dengan karakteristik kasus
kontrol harus memiliki distribusi determinan yang mewakili populasi asal kasus (base population)
kontrol harus semaksimal mungkin sejodoh (matched) dengan kasus

Sebuah studi kohort prospektif dilakukan untuk melihat hubungan antara radiasi pengion dari PLTN
(pembangkit listrik tenaga nuklir) dengan kanker darah leukimia. Populasi studi adalah pekerja
sebuah PLTN milik negara. Risiko terhadap leukimia dibandingkan antara pekerja yang telah bekerja
> 25 tahun, pekerja yang bekerja 10-25 tahun, dan pekerja yang bekerja < 10 tahun. Kelompok
pembanding (kelompok yang dianggap tidak terpapar) pada studi ini merupakan:
pembanding internal
pembanding eksternal
pembanding khusus
kelompok kontrol
tidak ada kelompok pembanding

Kriteria Hill yang menuntut dijaminnya faktor sebab telah muncul lebih dahulu sebelum munculnya
faktor akibat, disebut:
A. bukti eksperimen (experimental evidence)

B. spesifisitas (specificity)

C. kemungkinan biologis (biological plausibility)

D. temporalitas (temporality)
E. analogi (analogy)

Sebuah studi pernah dilakukan untuk melihat pengaruh paparan “agent orange” (Dioxin), yang
pernah dipakai dalam perang Vietnam, dalam menimbulkan dermatitis, infertilitas, gangguan
psikologis, kelainan kongenital pada bayi, kematian bayi dan kanker. Desain studi yang dipakai
adalah:
kohort
kasus kontrol
serial kasus
kros-seksional
laporan kasus

Tujuan utama studi analitik adalah:


Mendapat hasil studi yang representatif
Mendapat hasil yang mewakili distribusi masalah kesehatan pada populasi yang luas
Menemukan hubungan yang valid dan berpresisi tinggi antara masalah kesehatan dan
determinannya.
Menggambarkan besarnya masalah kesehatan di suatu tempat
Semua hal di atas.

Penelitian Rapid survey yang sering dilakukan pada program penanggulangan bencana dapat
mengukur secara sangat cepat distribusi frekuensi masalah kesehatan/ penyakit dan sekaligus juga
pada saat yang bersamaan distribusi frekuensi faktor-faktor sosio-demografis, biologis, dan
lingkungan yang diperkirakan mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan/ penyakit tersebut.
Penelitian ini pada hakikatnya adalah studi:
kohort
kasus kontrol
serial kasus
kros-seksional
eskperimental

Postulat Koch disusun berdasarkan konsep/ teori:


Penyebab tunggal/ spesifik (single causation)
Penyebab ganda (multiple causation)
Determinisme modern/ modified
Jasad renik (germ theory)
Miasma
Jumlah sampel standar rapid survey adalah:
10 cluster x 21 rumah tangga
21 cluster x 10 rumah tangga
30 cluster x 7 rumah tangga
7 cluster x 30 rumah tangga
BSSD

Syarat utama dapat terlaksananya studi kohort retrospektif adalah:


tersedianya dana yang besar
tersedianya waktu yang cukup panjang
tersedianya daftar calon kontrol
tersedianya catatan medik/ data laporan subyek yang baik/ lengkap
tingginya proporsi kelompok terpapar di populasi umum.

Pada studi kros-seksional, ukuran asosiasi yang dipakai adalah:


incidence risk
incidence rate
prevalence rate
prevalence ratio
risk ratio

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) adalah salah satu contoh penting dari studi:
Kohort
Kasus kontrol
Kros-seksional
eksperimental murni
eksperimental quasi

Butir kriteria Hill yang dianggap kurang bernilai adalah:

A. bukti eksperimen (experimental evidence)

B. kekuatan hubungan (strength of association)

C. kemungkinan biologis (biological plausibility)

D. temporalitas (temporality)
E. analogi (analogy)

Suatu penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara tinggi badan ibu dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR). Penelitian dilakukan dengan memilih sampel yang terdiri dari 100 orang ibu hamil
dengan tinggi badan dibawah 150 cm dan 100 orang ibu hamil dengan tinggi badan diatas 150 cm.
Sejak awal kehamilan ibu-ibu dari kedua kelompok tadi diamati sampai kelahiran bayinya, kemudian
diukur berat badan bayinya. Kemudian dibandingkan berat badan bayi yang lahir dari ibu-ibu dengan
tinggi badan kurang dari 150 cm dan dari ibu-ibu dengan tinggi badan di atas 150 cm. Rancangan
penelitian yang dipakai adalah :
Studi eksperimen
Studi kohort
Studi korelasi
Studi kasus-kontrol
Studi potong lintang
Dalam suatu tes skrining HIV, 90% dari 200 penderita infeksi HIV (yang kepastian diagnosisnya
didapat melalui pemeriksaan PCR), dinyatakan sebagai positif dengan reagen kimia ELISA (yang
dipakai sebagai instrumen tes skrining). Angka 90% merupakan nilai dari:
Sensitifitas
Spesifisitas
Nilai prediksi positif
Nilai prediksi negatif
prevalence rate

Bila dalam suatu tes skrining, 80% dari 1000 orang yang hasil tes skriningnya negatif adalah ternyata
orang yang sehat, maka angka 80% ini merupakan nilai dari:
sensitifitas
spesifisitas
Nilai prediksi positif
Nilai prediksi negatif
prevalence rate

Pilihlah kategori jawaban yang sesuai/ cocok untuk soal-soal nomor 24-28
Kategori jawaban:
Cummulative Incidence Risk
Incidence Density Rate
Prevalence Rate
Attack rate
Odds

Menggambarkan force of morbidity di populasi


Dapat dipakai untuk mengukur langsung peluang individual untuk sakit
Ukuran yang diperoleh dari pembagian peluang terjadinya sesuatu dengan peluang tidak tejadinya
sesuatu
Jenis incidence rate yang lazim dipakai untuk mengukur kejadian wabah atau KLB (kejadian luar
biasa)
Menggambarkan status masalah kesehatan di populasi

Pada suatu kegiatan skrining, nilai prediksi positif akan meningkat pada beberapa keadaan berikut ini,
KECUALI:
sensitifitas meningkat
spesifisitas meningka
validitas meningkat
prevelensi penyakit yang diskrining meningkat
validitas menurun

Skrining bertingkat serial pada populasi ibu hamil yang dicurigai terinfeksi HIV/AIDS dengan
menggunakan tes ELISA pada tahap awal dan tes WB yang sangat spesifik sebagai tes konfirmasi
tahap berikutnya, dilakukan dengan maksud utama:
Meningkatkan nilai positif palsu (false positive)
Menurunkan nilai negatif palsu (false negative)
Meningkatkan nilai prediksi positif
Menurunkan sensitifitas
Menurunkan spesifisitas
Untuk menjawab soal-soal nomor 31 sampai dengan nomor 35 gunakan tabel di bawah ini dan
cocokkan soal-soal dengan pilihan jawaban A s/d E.

Sakit Tidak sakit


Tes (+) P Q
Tes (-) R S

P/ (P + Q)
P/ (P + R)
S/ (Q + S)
S/ (S+R)
(P + R) / (P + Q + R + S)

Sensitivitas
Spesifisitas
Nilai prediksi positif
Prevalensi penyakit
Nilai prediksi negatif

36. Serial kasus (case series) termasuk dalam kelompok studi:


Studi deskriptif
Studi analitik
Studi kohort
Studi kasus kontrol
BSSD

Studi deskriptif dengan output seperti gambar di bawah ini adalah studi:
Studi kross-seksional
Studi kasus
Serial kasus
Studi ekologi
BSSD
38. Laporan kasus (case report) dapat dilakukan dengan mengamati:
Satu (1) kasus baru kelainan kesehatan atau penyakit yang menarik dan belum pernah ditemukan
Lebih dari 1 kasus baru kelainan kesehatan/ penyakit yang menarik
Sekelompok subyek yang menderita penyakit (kelompok kasus) dan sekelompok lainnya yang
sehat (kelompok kontrol)
Sekelompok subyek yang mendapat perlakuan atau intervensi dan sekelompok lainnya yang tidak
mendapat perlakuan atau intervensi
Sekelompok subyek yang terpapar faktor risiko dan sekelompok lainnya yang tidak terpapar

39. Pada tahun 1980 ditemukan kasus 5 pemuda yang mengalami radang paru akibat Preumocistis
carinii (PCP). Hal ini menarik dan terasa janggal karena biasanya yang sering menderita PCP adalah
orang tua yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh akibat kanker. Studi pada pada 5 pemuda
(yang ternyata homoseks) dengan PCP telah membuka jalan pada ditemukannya penyakit AIDS. Studi
pada 5 kasus tersebut disebut:
Studi kross-seksional
Laporan kasus (case report)
Serial kasus (case series)
Kasus kontrol
Case-cohort

Dari 20 kota besar di Indonesia dapat diperoleh data tentang tingkat penjualan rokok rata-rata
perkapita (perorang) perhari dan data angka insidens kematian akibat penyakit jantung koroner (PJK).
Kedua data tersebut dihubungkan dan ternyata dari grafik scatter plot diperoleh kesan bahwa
kenaikan tingkat penuualan rokok rata-rata berbanding lurus dengan kenaikan insidens kematian
akibat PJK. Hubungan semacam ini disebut:
korelasi linier positif
korelasi linier negative
korelasi yang tidak linier
tidak ada korelasi
BSSD

Tergesa-gesa mengambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan kausal bahwa merokok


mengakibatkan penyakit jantung koroner pada diri seorang individu, dengan hanya berdasarkan hasil
studi agregat di atas (soal nomor 40), dapat menimbulkan bias yang disebut:
bias seleksi
bias misklasifikasi
bias ekologi
bias deteksi
BSSD

Pilihlah kategori jawaban yang sesuai/ cocok untuk soal-soal nomor 42-45
Kategori jawaban:
laporan kasus
serial kasus
studi ekologi
studi eksperimental
Uji klinis efektifitas obat
Bermanfaat untuk mendeteksi secara dini kejadian luar biasa
Menggunakan agregat sebagai unit analisis
Rancangan studi yang dilakukan dokter WHO ketika muncul kasus SARS pertama
Skrining serial akan dapat memberikan efek sbb, KECUALI:
Menurunkan false positif
Menurunkan false negatif
Menaikkan nilai prediksi positif
Menurunkan nilai prediksi positif
BSSD

Nilai prediksi positif akan meningkat jika :


Menggunakan instrumen yang lebih sensitif
Menggunakan instrumen yang lebih spesifik
Menggunakan instrumen yang lebih canggih
Menggunakan instrumen yang lebih mahal
benar semua

48. Suhu yang panasnya mencapai 200 derajat Celcius pasti akan menimbulkan luka bakar bila mengenai
kulit. Suhu panas disini merupakan:
A. Sebab sufficient
B. Sebab necessary
C. Sebab contributory
D. Sebab biologis
E. Sebab etiologis

Kriteria kausalitas Hill berguna untuk:


menentukan sebab pasti
memastikan hubungan kausal
membantu mengambil keputusan intervensi pencegahan
menjadi index untuk menentukan kausalitas
memastikan sebab biologis

50. Butir kriteria Hill yang dianggap paling penting dan bernilai adalah:

A. bukti eksperimen (experimental evidence)

B. spesifisitas (specificity)

C. kemungkinan biologis (biological plausibility)

D. temporalitas (temporality)
E. analogi (analogy)

.,.,.,

1. Kejadian wabah Hepatitis A yang bersumber dari pencemaran sumber air minum sehingga mengenai
banyak penduduk pada saat yang bersamaan, kana menunjukkan pola sumber:
A. Person to person
B. common source
C. propagated
D. Bukan salah satu di atas

2. Berikut ini yang termasuk studi epidemiologi deskriptif adalah sbb, KECUALI:
A. Laporan kasus
B. Kasus kontrol
C. Laporan serial kasus
D. Studi kross seksional

3. Berikut ini adalah studi yang bersifat analitik, KECUALI


A. Kohort
B. Kros seksional
C. Kasus kontrol
D. Uji klinik/clinical Trial

4. Serial kasus (cases series) termasuk dalam kelompok studi:


A. Studi deskriptif
B. Studi analitik
C. Studi kohort
D. Studi kasus kontrol

5. Studi yang meneliti hubungan linier antara 2 karakteristik pada kelompok populasi (bukan individu)
disebut
A. Studi kross-seksional
B. Studi kasus
C. Studi korelasi
D. Survei

6. Adanya intevensi atau perlakuan yang disengaja kepada subyek penelitian merupakan ciri dari studi
A. Studi kross-seksional
B. Studi kasus kontrol
C. Studi korelasi
D. Studi eksperimental

7. Sebuah studi dirancang untuk meneliti hubungan antara merokok dengan kanker paru. Studi tersebut
dilakukan dengan mula-mula membagi subyek menjadi kelompok orang yang merokok (sebagai
eksposure)dan kelompok orang yang tidak merokok. Kedua kelompok tersebut diikuti dan diamati selama 20
tahun untuk kemudian pada akhir penelitian dihitung kejadian munculnya kasus baru kanker paru pada
masing-masing kelompok. Studi ini disebut:
A. Studi kross-seksional
B. Studi kasus kontrol
C. Studi kohort
D. Studi korelasi
8. Pada tahun 1981 ditemukan kasus 5 pemuda yang mengalami radang paru akibat Preumocistis carinii
(PCP). Hal ini menarik dan terasa janggal karena biasanya yang sering menderita PCP adalah orang tua yang
mengalami penurunan system kekebalan tubuh akibat kanker. Studi pada pada 5 pemuda (yang ternyata
homoseks) dengan PCP telah membuka jalan pada ditemukannya penyakit AIDS. Studi pada 5 kasus
tersebut disebut:
A. Studi kross-seksional
B. Studi kohort
C. Laporan kasus
D. Laporan seri kasus

9. Desain penelitian yang bertujuan untuk menentukan hubungan kausal/etiologi/ factor risiko/ sebab
penyakit tertentu disebut:
A. Studi deskriptif
B. Studi analitik
C. Studi korelasi
D. Studi laporan kasus

10. Berikut ini merupakan criteria penyakit yang harus mendapat prioritas dilakukan surveilans, KECUALI
A. Prevalensinya tinggi
B. Insidennya rendah
C. Dapat dicegah (preventabilitasnya tinggi)
D. Daya komunikabilitasnya tinggi

11. Yang termasuk tujuan Skrining adalah


A. Meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat
B. Menghitung angka kesakitan dan kematian di masyarakat
C. Menurunkan angka kematian dan kesakitan serta meningkatkan kualitas hidup
D. Deteksi dini dan pemutusan rantai penularan

12. Pada, tahap Investigasi wabah, hal yang pertama harus dilakukan adalah
A. Memastikan adanya wabah
B. Memastikan diagnosis penyakit
C. Mengumpulkan orang yang sakit (kasus)
D. Menggambarkan orang yang sakit berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu

13. Menurut DepKes RI atau UU wabah konsep wabah meliputi::


A. Frekuensi Kesakitan
B. Wilayah
C. A dan B benar
D. BSSD
14. Bila ada satu kasus disebut wabah bila:
A. Penyakit yang belum pernah ada
B. Penyakit kronis
C. Penyakit akut
D. Penyakit subklinis

15. Istilah wabah sama dengan:


A. Letusan
B. Kejadian Luar Biasa (KLB)
C. A dan B benar
D. A dan B salah

16. Dengan Surveilans dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut, KECUALI:


A. Besar masalah penyakit pada populasi
B. Prioritas masalah penyakit
C. Kemungkinan adanya wabah
D. BSSD

17. Berikut ini merupakan kegiatan yang dilakukan pada surveilans, KECUALI
A. Pengumpulan data
B. Penggabungan
C. Analisis dan interpretasi
D. Intervensi

18. Penyakit di bawah ini berdasarkan Case Fatality Rate (CFR)nya merupakan penyakit yang mendapat
prioritas untuk dilakukan surveilans
A. HIV/AIDS
B. Campak
C. TBC
D. Influenzae

19. Desain cross-sectional paling bermanfaat untuk menentukan hal di bawah ini:
A. Besarnya masalah kesehatan
B. Hubungan dose respon
C. Hubungan asosiasi
D. Sebab-akibat

20. berikut ini bila melihat prevalensinya , maka penyakit di bawah ini akan mendapat prioritas untuk
dilakukan surveilans
A. TBC
B. Campak
C. Tetanus neonatorum
D. Polio

21. Kelebihan studi kasus kontrol adalah:


A. Bagus untuk evaluasi pemaparan/ pajanan (exposure) yang jarang
B. Dapat meneliti multitiple effect / (outcome) dari satu pemaparan
C. Dapat mengukur tingginya prevalensi penyakit
D. Dapat meneliti multitiple exposures (pajanan) dari satu penyakit (outcome)

22. Ukuran frekuensi kejadian pada wabah yang kerap digunakan adalah:
A. Insidens rate
B. Attack rate
C. Attributable risk
D. Odds ratio

23. Ukuran asosiasi yang digunakan pada studi kasus kontrol untuk menghitung besarnya hubungan antara
pemapar dengan outcome adalah
A. Relative Risk
B. Relative Rate
C. Odds Ratio
D. Risk Difference

24. Berikut ini dalah jenis studi analitik


KECUALI:
A. Studi Kasus kontrol
B. Studi kohort
C. Studi eksperimen
D. Studi/ laporan kasus
25. Diperolehnya gambaran distribusi frekuensi suatu penyakit menurut orang, tempat, waktu merupakan
tujuan utama dari studi:
A. deskriptif
B. analitik obervasional
C. analitik eksperimental murni
D. analitik eksperimantal kuasi

26. Perbedaan antra studi eksperimental dan observasional adalah ada tidaknya:
A. sampling
B. wawancara
C. manipulasi/ perlakuan
D. instrumen pengukuran

27. Pada studi kasus kontrol, subyek diseleksi menurut kelompok:


A. kasus dan kontrol
B. terpapar dan tidak terpapar
C. kasus dan terpapar
D. kontrol dan tidak terpapar

28. Pada studi kohort, , subyek diseleksi menurut kelompok:


A. kasus dan kontrol
B. terpapar dan tidak terpapar
C. kasus dan terpapar
D. kontrol dan tidak terpapar

29. Pada studi kohort dapat diperoleh data:


A. prevalens
B. kasus lama
C. insidens
D. kasus lama dan baru

30. Pada studi kohort, arah penyelidikan dimulai dari


A. Paparan (exposure)
B. penyakit (disease)
C. paparan dan penyakit sekaligus
D. tidak tentu

31. Pada studi kasus kontrol, arah penyelidikan dimulai dari


A. paparan
B. penyakit
C. paparan dan penyakit sekaligus
D. tidak tentu

32. Pada studi cross-sectional analitik, arah penyelidikan bersifat


A. Ke depan (forward)
B. Ke belakang (backward)
C. Tidak berarah
D. Retrospektif

33. Yang bukan merupakan bagian dari skrining adalah:


A. deteksi dini
B. penilaian sensitifitas alat tes skrining
C. penilaian spesifisitas alat tes skrining
D. penegakan diagnosis

34. Dalam suatu tes skrining HIV, 90% dari penderita infeksi HIV (yang didiagnosis pasti dengan PCR)
dinyatakan sebagai positif dengan reagen kimia ELISA. Angka 90% merupakan nilai dari:
A. sensitifitas
B. spesifisitas
C. prediksi positif
D. prediksi negatif

35. Bila dalam suatu tes skrining, 80% dari orang sehat dilabel sebagai negatif, maka angka 80% ini
merupakan nilai dari:
A. sensitifitas
B. spesifisitas
C. prediksi positif
D. prediksi negative

36. Dalam sebuah test skrining, ternyata ditemukan bahwa diantara 100 orang yang dinyatakan positif oleh
test, hanya 25 orang yang benar-benar sakit. Dari info ini kita dapat menghitung nilai:
A. sensitifitas
B. spesifisitas
C. prediksi positif
D. prediksi negatif

37. Dalam sebuah test skrining, ternyata ditemukan bahwa diantara 1000 orang yang dinyatakan negatif oleh
sebuah test, 75%-nya benar-benar sehat. Dari info ini kita dapat menghitung nilai:
A. sensitifitas
B. spesifisitas
C. prediksi positif
D. prediksi negatif

Untuk soal 38-42 berikut gunakan pernyataan di bawah ini


(A) Studi kasus atau series kasus
(B) Studi Korelasi
(C) Studi kasus kontrol
(D) Studi kohort

38. Studi yang melihat hubungan antara tingkat keterpaparan pada kelompok (agregat) dengan tingkat
kejadian penyakit pada kelompok (bukan pada tingkat individu) [B]

39. Studi yang bermanfaat untuk pengenalan penyakit baru [A]

40. Subyek dipilih atas dasar apakah mereka menderita atau tidak, kemudian dilihat proporsi pemaparan dari
kedua group kebelakang [C]

41. Subyek dibagi atas dasar ada atau tidaknya pemapar kemudian diikuti dalam periode waktu tertentu untuk
menentukan munculnya penyakit pada tiap group. [D]

42. Studi analitik observasional yang dianggap paling baik karena dapat menjamin asas temporalitas, yaitu
asas dimana pajanan dipastikan kemunculannya mendahului penyakit. [D]

Untuk menjawab soal no. 43 – 50, perhatikan tabel di bawah ini:

Status Sakit Tidak sakit Total


Test Positif a b a+b
Test Negatif c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d

Gunakan pernyataan di bawah ini untuk soal di bawahnya


A. a
B. b
C. c
D. d

43. True negative [D]

44. True positive [A]

45. False negative [C]

46. False positive [B]

Gunakan pernyataan di bawah ini untuk soal di bawahnya


A. a/(a+b)
B. d/(c+d)
C. a/(a+c)
D. d/(b+d)

47. Sensistivitas [C]

48. Spesificitas [D]

49. Nilai Prediktive positif [A]

50. Nilai predikstif negatif [B]

Anda mungkin juga menyukai