KELOMPOK 7
Disusun oleh:
Anggun Pristiyaningrum
Qisthie Audina
Reynaldo
Tri Wahyuni
Rancangan Kasus Kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok
kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status penyebab penyakitnya.
Tahap-tahap penelitian case control :
1. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek)
2. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
3. Identifikasi kasus
4. Pemilihan subjek sebagai kontrol
5. Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat faktor resiko
6. Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi antara variabel-variabel objek
penelitian dengan variabel-variabel kontrol
Ciri rancangan kasus kontrol :
Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak (kontrol) suatu
kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan dari kedua kelompok tersebut
dibandingkan
Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui variabel bebas (penyebab)
Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama
Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek (kasus) yang
terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif
Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik yang sama
dengan kasus
Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti
Kelebihan rancangan penelitian case control :
Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang masa latennya
panjang
Hasil dapat diperoleh dengan cepat
Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit
Subjek penelitian sedikit
Dapat melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu akibat
Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian lebih tajam
dibanding dengan hasil rancangan cross sectional
Kekurangan rancangan penelitian case control :
Sulit menentukan kontrol yang tepat
Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh
Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding
Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen
Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidak dapat dikendalikan
Skema kasus kontrol
YA
KASUS
KONTROL POPULAS
I
TIDAK
YA Arah (subjek
Perjalanan
pengusutan tanpa penyakit)
waktu
data
Untuk memilih kasus perlu diperhatikan :
a) Kriteria diagnosis (dan definisi operasional), harus di buta dengan jelas agartidak
menimbulkan bias informasi.
b) Populasi sumber kasus, dapat berasal dari rumah sakit atau masyarakat.
a) Karakter populasi sumber kasus, control harusdipilih dari populasi yang memiliki
karakteristik serupa dengan populasi asal kasus,tetapi tidak mempunyai penyakit yang
diteliti. Sumber populasi dalam memilih control adalah: rumah sakit, populasi umum,
tetangga, teman atau kerabat keluarga.
b) Keserupaan antara control dan kasus
c) Pertimbangan praktis dan ekonomis.
Ukuran/ Analisis
Analisis data dalam penelitian kasus control dengan menghitung Odds Ratio (OR), yang
merupakan estimasi Retalif Risk.
1. OR = 1 menuju faktor risiko bersifat netral, risiko kelompok terpajan sama dengan
kelompok tidak terpajan
2. OR > 1; Confient Interval (CI) > 1 menuju faktor risiko menyebabkan sakit
OR < 1 ; Confient Interval (CI) <1 menuju faktor risiko mencegah sakit
a
axd
Odds Ratio c
b bxc
d
Interpretasi
OR > 1; Risiko mendapat kanker hati enam kali lebih besar pada peminum alcohol
dibandingkan dengan bukan peminum alcohol.
C. Kohort
Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara
penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan membandingkan kelompok terpajan dan
kelompok yang tidak terpajan berdasar status penyakitnya.
Penelitian kohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor resiko dengan faktor efek melalui pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :
1. Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek
2. Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
3. Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negatif
4. Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
5. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya
mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
6. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek positif dengan subjek yang
mendapat efek negatif baik pada kelompok risiko positif maupun kelompok kontrol
Ciri khas dari rancangan kohort :
Berasal dari kata romawi kuno yang berarti kelompok tentara yang berbaris maju ke depan
Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentu dan kemudian diikuti dalam
periode waktu tertentu untuk menentukan munculnya penyakit pada tiap kelompok
Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek
Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efek diikuti secara prospektif
Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui variabel terikat (akibat)
Dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif
Kelebihan Rancangan kohort :
Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan penyakit atau efek yang
diteliti
Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor resiko dengan efek
secara temporal
Dapat meneliti beberapa efek sekaligus
Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang
Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan
Dapat menetapkan hubungan temporal
Mendapat incidence rate
Biasnya lebih kecil
Kekurangan rancangan kohort :
Memerlukan waktu yang lama
Sarana dan biaya yang mahal
Rumit
Kurang efisien untuk kasus yang jarang
Menimbulkan masalah etika
Hanya dapat mengamati satu faktor penyebab
Contoh studi kasus kohort
Suatu studi kohort menemukan bahwa kematian karena jantung koroner pada kalangan pekerja
yang merokok adalah 50 per 10.000 orang per tahun, sementara pada pekerja yang tidak
merokok adalah 25 per 10.000 orang per tahun.
Ditanyakan:
a) Berapa Relative Risk (RR)?
b) Bagaimana dengan dampak absolutnya (AR)?
c) Berapa persen kematian dapat dicegah dari kalangan perokok jika terhadap mereka diberi
permen pengganti rokok setara dengan yang tidak merokok?
Jawab:
Risiko
Eksposure Jumlah
Jantung coroner Tidak jantung coroner
Merokok 50 9950 10000
Tidak merokok 25 9975 10000
Jumlah 75 19925 20000
Artinya: RR > 1, berarti ada asosiasi positif antara faktor risiko dengan penyakit (faktor
risiko menyebabkan sakit), dimana orang yang merokok mempunyai dua kali lebih, jika
dibandingkan dengan orang yang tidak merokok untuk terkena penyakit jantung coroner
AR = IR Terpajan – IR Tidak Terpajan
= 0,005 – 0,0025
= 0,0025 (0,000025 %)
Artinya: Besar risiko dapat dihindarkan untuk terjadinya kematian akibat penyakit
jantung koroner pada orang yang merokok adalah 0,000025 %, jka mereka diberi permen
pengganti rokok, maka besar risiko yang dapat dihindarkan setara dengan yang tidak merokok
yaitu sebesar 0,000025 % untuk terjadinya kematian akibat penyaki jantung koroner.
D. Studi Eksperimental
Bentuk penelitian eksperimental tidak dapat dilakukan uji coba pada manusia karena
faktor etika. Selain itu pengaruh faktor yang tidak diinginkan yang terdapat pada manusia
sebagai makhluk sosial / sifat perilaku individu, kadang-kadang tidak dapat dikontrol.
Hasil yang dicapai pada suatu populasi tertentu mungkin tidak berlaku secara umum pada
populasi lain.
Randomisasi adalah masalah etika terutama pada pemilihan subjek secara random.
Sedangkan pada ekspewrimental semu, kesalahan sering terjadi sulit dikoreksi melalui
ketentuan analisis statisktik yang ada dan kemungkinan terjadinya haisl semu / salah
karena kesalahan memilih kelompok studi maupun kontrol dapat berakibat sanagat fatal
dalam mengambil kesimpulan.
Ukuran/Analisis
Outcome
Kelompok Studi Total
Positif Negatif
Group Studi A B m1
Group Kontrol C D m2
Total n1 No t
Group Studi:
Group Kontrol:
Effectiveness = 100 (1 – p1/p2)
Keterangan:
Diketahui dari hasil penelitian 200 anak-anak yang diberikan Loperamide, ternyata hanya 1
anak yang menderita diare. Sedangkan hasil penelitian terhadap 200 anak yang diberikan Oralit,
ternyata 15 anak yang menderita diare. Berapa persentase tingkat keberhasilan diare tersebut
dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian?
Jawab:
Diare
Kelompok Studi Total
Positif Negatif
Loperamide 1 199 200
Oralit 15 185 200
Total 16 384 400
Group Studi:
Group Kontrol:
Effectiveness = 100 (1 – p1/p2)
= 100 (1 – 0,005/0,075)
= 93 %
Interprestasi:
Tingkat keberhasilan Loperamide adalah 93% dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian diare.