Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS KONTROL

Studi kasus kontrol adalah rancangan studi


epidemiologi yg mempelajari hubungan antara paparan
(faktor penelitian) dan penyakit (outcome) dgn cara
membandingkan klp kasus dan klp kontrol berdasar
status paparannya

Studi kasus kontrol sering dinamakan : case-


comparison studies, case referent studies atau
restrospective studies

Studi kasus kontrol dpt mmpergunakn kasus


prevalensi maupun insidensi
Gambaran studi kasus kontrol dgn kasus prevalensi

Mulai Waktu
Terpapar penelitian

Kasus
Tdk terpapar

Terpapar
Kontrol

Tdk terpapar

Arah penelusuran
Diagram skematik rancangan studi kasus kontrol pemakaian aspirin
selama sakit karena virus pd anak2 dgn risiko menderita sindrom
Reye

Mulai Waktu
Memakai penelitian
aspirin
Sindrom
Tdk memakai Reye
aspirin

Memakai Tdk mderita


aspirin sindrom
Reye

Tdk memakai
aspirin

Arah penelusuran
Catatan
Pd thn 1963 Reye & kawan2 melaporkn di majalah Lancet
suatu sindrom berupa enselophati akut yg berhub dgn
degenerasi perlemakan hati, scr khusus tjd setelah infeksi
virus. Sindrom Reye hampir seluruhnya didiagnosis hanya
pd anak2 & bentuknya paling berat dpt menyebabkan
kematian. Di Amerika fatality rate-nya 25-45%. Setelah 30
th diteliti sindrom reye masih sepenuhnya blm dimengerti.
Beberpa studi epidemiologi membuktikan hub
penggunaan aspirin selama infeksi virus dgn sindrom
reye. Walaupun hub msh diragukan kalangan profesional
kesh sudah menganjurkan tdk menggunakan aspirin utk
infeksi virus pd anak , selanjutnya penggunaan aspirin
berkurang demikian jg sindrom reye.
Keuntungan studi kasus kontrol
 Lebih murah & mudah dilakukan drpd rancangan
analitik lainnya. Sampel yg dibutuhkn lebih kecil
 Cocok utk meneliti penyakit dgn periode laten yg
panjang. Hasil yg hendak dicapai lebih cepat, tak
perlu menunggu outcome yg lama spt studi kohort
 Cocok utk meneliti penyakit yg jarang tjd
 Bias penentuan penyakit lebih sedikit
 Dpt meneliti sekaligus beberapa faktor risiko thd
suatu outcome
Kelemahan studi Kasus Kontrol
 Alur metodologi inferensial terbalik
 Tdk efisien utk mempelajari paparan yg
langka
 Scr umum tdk bs menghitung laju
insidensi pd populasi terpapar & tdk
terpapar. Tdk bisa RR tapi OR
 Klp kasus & kontrol dipilih dr 2 populasi yg
terpisah
 Bias recall (mengingat) besar
PEMILIHAN KASUS
 Langkah pertama: tentukan populasi sumber
secara baik
 Sumber kasus: surveilans, CM RS/klinik,
sertifikat kematian, dll
 Diagnosis : sensitivitas & spesifitas (pakai
metode diagnosis paling tepat :GOLD
STANDART
 Kanker : hrs konfirmasi patologi anatomi !
 Pd penyakit lain ? Kriteria diagnosis hrs jelas &
diterima banyak ahli
 Kriteria inklusi : meminimalkan misklasifikasi
 Populasi sumber kasus :
- dr Rumah Sakit (hospital-based)
- dr masyarakat/populasi/komunitas
(population-based)
 Studi kasus kontrol yg hospital-based, keuntungannya :
1. Subjek lebih mudah dicapai
2. Subjek cenderung lebih kooperatif
3. Latarbelakang karakteristik kasus&kontrol mungkin
seimbang
4. Lebih mudah mengumpulkan informasi paparan dari
catatan medik dan spesimen biologik
Studi kasus kontrol population-based,
keuntungannya :
1. Populasi sumber ditetapkan dengan
lebih baik
2. Lebih mudah memastikan kasus dan
kontrol berasal dr populasi sumber yg
sama
3. Riwayat paparan pd kontrol nampaknya
menggambarkan orang2 tanpa penyakit
yg diteliti
PEMILIHAN KONTROL
 Idealnya kontrol dipilih scr random dr populasi sumber
 Idealnya sampel kontrol mempunyai prevalensi
pemaparan yg sama dgn populasi
 Kontrol disesuaikan dgn sumber kasus
 Melalui prosedur diagnosis yg sama dgn kasus (Kontrol
hrs bebas dr penyakit yg diteliti atau mempunyai faktor
risiko yg sama dgn kasus
 Jumlah klp kontrol ?multiple lebih baik drpd tunggal, krn
bisa diperiksa kemungkinan tjdnya : bias potensial &
konsistensi hasil
 Rasio kasus kontrol : 1:1 sampai 1:4, melebihi rasio ini
pengaruhnya tdk signifikans thd power study.
PENENTUAN PAPARAN
 Setelah kasus dan kontrol dipilih hrs dikumpulkan
informasi ttg paparan dari faktor risiko
 Pengumpulan informasi paparan paling seing
menggunakan metode wawancara dgn kuesioner
terstruktur
 Hrs dilak pada kasus dan kontrol dgn CARA yg sama,
wawancara hrs distandarisasi, dimonitor dan dilak oleh
pewawancara terlatih
 Misal :riwayat merokok cara terbaik dgn menanyakan
langsung pd responden. Informasi paparan berupa berat
lahir terbaik diperoleh dari catatan rumah sakit (bersalin)
atau sertifikat kelahiran. Informasi tensi dukur langsung
pd responden
PENENTUAN PAPARAN
 Informasi paparan dari catatan medik atau pekerjaan,
menghindarkan dari reporting bias tetapi informasi
paparan sangat terbatas
 Hati-hati adanya perubahan dinamika paparan. Misal pd
studi hubungan diet dgn kanker kolon, penderita kanker
kolon awal mungkin MENGUBAH pola dietnya begitu
merasakan gejala AWAL penyakit. Harus ditanyakan diet
SEBELUM gejala awal !
 Paling objektif pakai petanda biologi (biologic marker)
dengan mengukur agen/indikator agen dlm
darah/spesimen lain
MATCHING PD PENELITIAN KASUS
KONTROL
 Matching (pencocokan, penyetaraan) adl pemilihan
serangkaian subyek utk klp kontrol sedemikian rupa shg
klp kontrol memiliki distribusi sebuah atau sejumlah
faktor perancu potensial yg sama atau serupa dgn klp
kasus.
 Dgn matching, klp kasus dipilih scr independen
sedangkan klp kontrol dipilih berdasar distribusi faktor
perancu pd klp kasus.
 Mekanisme matching dpt dilak scr individu atau per
kelompok
 Tujuan matching (1) utk mengontrol confounding (2)
meningkatkan presisi (efisiensi)
 Pd kohort matching mampu mengontrol confounding ppt
pd kasus kontrol tdk dpt mengendalikan confounding
BESAR SAMPEL PD KASUS KONTROL
 Besar sampel untuk penelitian kasus kontrol menurut
Lemeshow (1990) adalah
{Z 1-/2  [2P2 * ( 1-P2* )] + Z 1-  [P1 * ( 1-P1* ) + P2 * ( 1-P2 *)]}2
n = ______________________________________________________
( P1 * - P2*)2

P1 * = ___(OR) P2*_____
(OR) P2 * + (1-P2*)
 Keterangan :
 n : Jumlah sampel
 P1* : Proporsi pemaparan pada kelompok kasus
 P2* : Proporsi pemaparan pada kelompok kontrol
BIAS PADA STUDI KASUS KONTROL
1. Bias SELEKSI :pemilihan subyek berdasarkan status
penyakit dipengaruhi oleh status paparannya.
jenis bias SELEKSI :
- Bias Deteksi :bias yg disebabkan perbedaan intensitas
surveilens dlm memilih kasus dan kontrol sedemikian rupa
shg peneliti cenderung lebih mudah mendeteksi kasus
terpapar dan kontrol tdk terpapar
- Bias Berkson : probabilitas masuk rumah sakit bagi
kasus dan kontrol berbeda dan perbedaan ini berhub dgn
status paparan
- Bias non respon : bias yg disebabkan penolakan
responden utk berpartisipasi
ANALISIS DATA

 TDK DIMATCHING

Terpapar Tak terpapar Jumlah

Kasus A B A+B
Kontrol C D C+D
Total A+C B+D A+B+C+D

Odds Ratio = Odds kasusterpapar/Odds kontrol terpapar


= A/B : C/D = A x D / B x C
 CONTOH TDK DIMATCHING

Memakai Tak memakai Jumlah


aspirin aspirin
Kasus 190 10 200
Kontrol 130 70 200
Total 320 80 400

Odds Ratio = Odds kasus terpapar/Odds kontrol terpapar


= A x D / B x C = 190 x 70 / 10 x 130 = 10,2

 95% CI = (OR) exp [ 1,96 V 1/A + 1/B + 1/C + 1/D]


 95% CI OR = 5,1 – 20,5
 Hasil penelitian dibaca odds pada kelompok yang terkena sindrom reye 10,2 kali lebih
besar dibanding odds pada kelompok tidak terkena sindrom reye untuk pemakaian
aspirin
Contoh latihan
 Di suatu daerah ditemukan kematian neonatus
masih tinggi, ada dugaan ada pengaruh
pemotongan tali pusar yang tidak steril. Studi
kasus kontrol digunakan utk mengetahui
pengaruh tsb. Dari 68 yang mengalami kematian
neonatus ada 12 yang melakukan pemotongan
tali pusar tidak steril. Dari 68 yang tidak
mengalami kematian neonatus yang melakukan
pemotongan tali pusar tidak steril 9 jiwa. Hitung
kekuatan pengaruhnya ?

Anda mungkin juga menyukai