Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RISET

CROSS SECTIONAL,CASE CONTROL,KOHORT,EKSPERIMENTAL,UJI


EKSPERIMEN,DAN UJI KLINIS

DI SUSUN OLEH : LESTIANA

1. Rumus Sampel Penelitian Cross-sectional

Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan


proporsi binomunal (binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui,
maka dicari dengan menggunakan rumus berikut:

Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan
pengambilan sampel secara acak).

Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka
besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rumus Lemeshow Besar Sampel Penelitian

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

= derajat kepercayaan

p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif

q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif

d = limit dari error atau presisi absolut


Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2

1- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui
kadang-kadang diubah menjadi:

Penyederhanaan Rumus Lemeshow Atau Disebut Rumus Slovin

CONTOH CROSS SECTIONAL

Hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan melahirkan dilakukan pemeriksaan Hb
kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya. Kriteria inklusi adalah
persalinan normal/fisiologis dengan kehamilan yang cukup bulan. Batasan untuk
anemia adalah Hb kurang dari 11gr%.

2. Rumus Sampel Penelitian Case Control

Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan untuk mencari sampel
minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol.

Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Case Control

CONTOH SOAL CASE CONTROL

Pada penelitian hubungan antara CA payudara dan penggunaan kontrasepsi oral


(OC) pada rumah sakit X pada periode tahun 2008.Maka kasus adalah
jumlah kasus baru CA payudara di RS X selama tahun 2008 dan kontrol
semua pasien non kanker dalam jumlah yang sama dari RS X. Selanjutnya kita akan
melihat melihat berapa orang yang terpapar dan berapa orang yang tidak
terpapar kontrasepsi oral pada kelompok kasus dan kontrol pada periode tahun 2008
tersebut. Jika kasus secara bermakna lebih banyak menggunakan OC dibanding
kontrol atau menggunakan menggunakan OC lebih lama dengan dosis astrogen yang
tinggi ketimbang non kasus , maka kita bisa menyimpulkan ada pengaruh buruk dari
OC sehingga kita sampai pada kesimpulan pemakaian OC memperbesar
kemungkinan untuk mengalami CA paru. Sebaliknya jika pada kelompok kasus dan
kontrol menunjukkan adanya distribusi pemakaian OC yang sama, maka kita
bisa menyimpulkan tidak dapat pengaruh OC terhadap kejadian CA payudara

3. Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Kohort


Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk
kelompok exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar.
Jika yang digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian khohor nilai p0
pada rumus di atas sebagai proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar
dan p1 adalah proporsi yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x
RR (Relative Risk). Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat
badan, tinggi badan, IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka
penentuan besar sampel untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus berikut:

Rumus Sampel Case Control dan Kohort

CONTOH KOHORT :

Dalam kasus ini populasi non kasus dibagi menjadi 2 yaitu jajan sembarangan &
tidak cuci tangan (sebagai kelompok terpapar, E+) dan tidak jajan sembarangan &
cuci tangan(sebagai kelompok tidak terpapar, E-). Pengamatan cohort dilakukan
secara kontinu, sehinggadiikuti denga follow up. Pada periode follow up ini
kelompok terpapar dibagi menjadi 2 yaituterpapar & sakit thypoid (E+D+) dan
terpapar & tidak sakit thypoid (E+D-). Untuk kelompok tidak terpapar juga dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu tidak terpapar & sakit thypoid (E-D+) dan tidak
terpapar-tidak sakit thypoid (E-D-).

1. Insidence kelompok terpapar (Po) = (E+D+) / (E+D+) + (E+D-)


2. Insidence kelompok tidak terpapar (P1) = (E-D+) / (E-D+) + (E-D-)
3. Relative Risk (RR) = Po / P1

4. Penelitian Eksperimental

Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen dengan rancangan


acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:

(t-1) (r-1) > 15

dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan

j = jumlah replikasi

CONTOH SOAL

Sebuah perusahaan farmasi akan meluncurkan produk baru yaitu obat influenza.
Maka perusahaan tersebut akan melakukan percobaan dengan memberikan obat flu
tersebut kepada individu yang sedang menderita flu, kemudian mengobservasi
berapa lama waktu yang diperlukan individu untuk sembuh setelah mengkonsumsi
obat flu tersebut untuk mengetahui dosis obat yang di perlukan untuk
penyembuhan penyakit flu.

5. UJI KLINIS
CONTOH SOAL UJI KLINIS

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kesembuhan antara


obat A (standar) dengan obat B. untuk menentukan besar sampel, peneliti
menetapkan bahwa proporsi kesembuhan obat A dengan obat B dianggap bermakna
jika selisihnya 20%. Diketahui bahwa kesembuhan pada obat A adalah 70%. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II sebesar 20%, dengan
hipotesis satu arah, berapakah besar sampel yang diperlukan?
DAFTAR PUSTAKA

1. Bhisma-Murti, Prinsip dan Metoda Riset Epidemiologi, Gadjah Mata


University Press,1997

2. Lemeshow, S. & David W.H.Jr, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian


Kesehatan (terjemahan), Gadjahmada University Press, Yogyakarta

3. Snedecor GW & Cochran WG, Statistical Methods 6th ed, Ames, IA: Iowa
State University Press, 1967

4. Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT Rineka
Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai