Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

PERHITUNGAN BESARAN SAMPEL

NAMA : GINA DWI ANGGRAINI

NIM : P05120314015

Tingkat 4 DIV Keperawatan

A. Rumus Sampel Penelitian Cross-sectional


Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan
proporsi binomunal (binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui, maka
dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus Sampel Cross Sectional

Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan
pengambilan sampel secara acak).
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka
besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rumus Lemeshow Besar Sampel Penelitian

Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2
1- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui
kadang-kadang diubah menjadi:

1
Rumus Lemeshow Atau Disebut Rumus Slovin

Contoh Rumus Besar Sampel Penelitian


Misalnya, kita ingin mencari sampel minimal untuk suatu penelitian mencari
faktor determinan pemberian ASI secara eksklusif. Untuk mendapatkan nilai p, kita
harus melihat dari penelitian yang telah ada atau literatur. Dari hasil hasil
penelitian Suyatno (2001) di daerah Demak-Jawa Tengah, proporsi bayi (p) yang
diberi makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai q =
1 – p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai Alfa = 0,05, maka
jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar:

= 219 orang (angka minimal)


Jika tidak diketemukan nilai p dari penelitian atau literatur lain, maka
dapat dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5. Jika ingin teliti teliti maka nilai
d sekitar 2,5 % (0,025) atau lebih kecil lagi. Penyederhanaan Rumus diatas banyak
dikenal dengan istilah Rumus Slovin.

B. Rumus Sampel Penelitian Case Control dan Kohort


Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control
maupun kohort adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi. Hanya saja
untuk penelitian khohor, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai
mean).
Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan untuk
mencari sampel minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok
kontrol. Kadang kadang peneliti membuat perbandingan antara jumlah sampel
kelompok kasus dan kontrol tidak harus 1 : 1, tetapi juga bisa 1: 2 atau 1 : 3 dengan
tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

2
Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Case Control
Adapun rumus yang banyak dipakai untuk mencari sampel minimal penelitian case-
control adalah sebagai berikut:

Contoh Kasus Rumus Besar Sampel Penelitian

Contoh kasus, misalnya kita ingin mencari sampel minimal pada


penelitian tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan terhadap berat badan
bayi. Dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau Alfa = 0,05, dan tingkat
kuasa/power 90 % atau ß=0,10, serta kesudahan (outcome) yang diamati adalah berat
badan bayi yang ditetapkan memiliki nilai asumsi SD=0,94 kg, dan estimasi selisih
antara nilai mean kesudahan (outcome) berat badan kelompok tidak terpapar dan
kelompok terpapar selama 4 bulan pertama kehidupan bayi (U0 – U1) sebesar 0,6 kg
(mengacu hasil penelitian Piwoz, et al. 1994), maka perkiraan jumlah minimal sampel
yang dibutuhkan tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak terpapar adalah:

= 51,5 orang atau dibulatkan: 52 orang/kelompok

3
Pada penelitian khohor harus ditambah dengan jumlah lost to follow atau
akalepas selama pengamatan, biasanya diasumsikan 15 %. Pada contoh diatas, maka
sampel minimal yang diperlukan menjadi n= 52 (1+0,15) = 59,8 bayi atau dibulatkan
menjadi sebanyak 60 bayi untuk masing-masing kelompok baik kelompok terpapar
ataupun tidak terpapar atau total 120 bayi untuk kedua kelompok tersebut.

C. Penelitian Eksperimental
Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen dengan rancangan
acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:
(t-1) (r-1) > 15
dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan
j = jumlah replikasi

Contoh Kasus Rumus Besar Sampel Penelitian Eksperimen


Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan untuk
tiap perlakuan dapat dihitung:
(4 -1) (r-1) > 15
(r-1) > 15/3
r>6
Untuk mengantisipasi hilangnya unit ekskperimen maka dilakukan koreksi dengan
1/(1-f) di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundur diri
atau drop out.

D. Uji Klinis
Perhitungan jumlah sampel ini digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan
persentasi/proporsi sukses antar dua kelompok sampel dimana data-data awal yang
diperlukan diantaranya:
o Data historis yang menyatakan bahwa persentasi sukses pada salah satu
kelompok diketahui, umumnya kelompok kontrol
o Tingkat signifikan uji=Z-alpha dan power pengujian = Z-betha

untuk menguji jika kedua kelompok sampel dikatakan menghasilkan proporsi sukses
yang berbeda jika selisihnya proporsi antar kedua kelompok minimal sebesar P1-P2.,
berapa jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk masing-masing kelompok?.

4
Perhitungan besar sampel ini biasanya diaplikasikan pada uji klinis yang bersifat Case-
Control

Contoh uji klinis


Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kesembuhan antara obat
A (standar) dengan obat B. untuk menentukan besar sampel, peneliti menetapkan
bahwa proporsi kesembuhan obat A dengan obat B dianggap bermakna jika selisihnya
20%. Diketahui bahwa kesembuhan pada obat A adalah 70%. Bila ditetapkan kesalahan
tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II sebesar 20%, dengan hipotesis satu arah, berapakah
besar sampel yang diperlukan?

Adapun parameter yang tersedia dari contoh kasus diatas sbb:

 P2=angka kesembuahan pada obat standar = 0.7


 Q2= 1-P1 = 1- 0.7 = 0.3
 Selisih proporsi dikatakan ada perbedaan signifikan proporsi sukses dua
kelompok sampel P1-P2=0.2

Dengan demikian,

 P1 = P2 + 0,2 = 0,7 + 0,2 = 0,9


 Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,9 = 0,1
 P = (P1+P2)/2 = (0,7+0,9)/2 = 0,8
 Q = 1 – P = 1 – 0,8 = 0,2
 Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, sehingga Za = 1,96. (dari tabel)
 Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, makan Zβ = 0,84. (dari tabel)

5
Dengan memasukkan nilai nilai diatas pada rumus, diperoleh:

Jadi jumlah sampel minimal untuk masing-masing kelompok yg diberi obat A =62
orang dan kelompok yg diberi obat B= 62 orang

6
Daftar Pustaka

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta ; EGC

Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta ; Penerbit
PT Rineka Cipta.

Mubarak dan Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi.
Jakarta ; Salemba Medika.

Notoatmodjo,Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta


; PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai