Anda di halaman 1dari 58

Besar Sampel

Drs. Zulaela, Dipl. Med. Stats., M.Si.

DECIDING ON THE BEST THERAPY


dr. Deddy NW Achadiono, Sp.PD

EPIDEMIOLOGI KLINIK (Introduction & Causation I)


Bambang Udji Djoko Rianto, Sp.THT, M.Kes.

25

ETHICAL CLEARANCE
dr. Djauhar Ismail

33

LAPORAN KASUS (els)


dr. Siti Aminah TSE

36

PUBLIKASI ILMIAH
dr. Tri wulandari

41

RANCANG BANGUN PENELITIAN / DESAIN PENELITIAN


M.Bambang Edi S.

48

BESAR SAMPEL

Besar Sampel
Drs. Zulaela, Dipl. Med. Stats., M.Si.

Temen-temen.. kita akan membahas tentang cara menghitung besar sampel minimum dalam
suatu penelitian. Jadi misal kita akan melakukan penelitian di kota X, nggak mungkin kan kalo
kita pakai semua orang yang ada di kota X? Pasti terkendala dana, waktu, dan tenaga. Jadi kita
bisa hanya mengambil beberapa responden saja atau yang kita sebut dengan sampel. Nah,
berapakah banyak sampel yang harus kita ambil? Disinilah akan kita bahas

Bisa diliat ya bagan di atas, untuk menentukan besar sampel dibagi menjadi 2 kelompok
besar berdasarkan penelitian itu akan bekerja pada berapa sampel?
1. One sample problem pada 1 sampel, 1 kelompok, 1 populasi
2. two sample problem pada 2 sampel, 2 kelompok, 2 populasi.
Masing-masing pembagian tersebut masih dibagi lagi menjadi:
1. Estimasi (pendugaan)
Adalah suatu langkah untuk melakukan pendugaan terhadap parameter populasi yang
belum diketahui, dengan memakai data statistic yang ada di tingkat sampel.
Contoh penelitian yang bekerja menuju ke arah estimasi:
Prevalensi ibu hamil yang menderita anemia di Jogja
Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU Yogyakarta.
2. Pengujian hipotesis
Adalah suatu langkah pendugaan terhadap nilai parameter yang sudah diketahui, dengan
membandingkan pada data statistic yang ada di tingkat sampel.
Contoh penelitian yang bekerja ke aja uji hipotesis
Prevalensi ibu hamil yang anemia di Jogja >30%
Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU <5 hari
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

BESAR SAMPEL

Dari bagan itu, Pak Zul cuma menjelaskan beberapa bagian yang sering digunakan dalam
penelitian kedokteran:
1. One sample problem yang estimation
Maksudnya adalah kita hanya menggunakan 1 kelompok tanpa ada perbandingan.
Misalnya: prevalensi kejadian ibu hamil dengan anemia di kabupaten Bantul.
a. Population proportion/ presentase/ prevalensi dapat menggunakan rumus 1
b. Population mean dapat menggunakan rumus 2
2. Two sample problem yang hipotesis testing.
Disini misal kita akan membandingkan apakah obat baru lebih efektif daripada obat
standard? Kan nanti bakal ada 2 kelompok, yaitu kelompok obat baru dan kelompok
obat standar. Nah disini terlebih dulu kita harus memahami definisi operasional dari
efektif, atau lebih gampangnya apa sih indicator efektif itu?
a. Two proportions kalo efektif tidaknya dengan skala nominal (sembuh/ tidak
sembuh). Obat baru dikatakan efektif bila presentase pasien yang sembuh lebih
banyak dari obat standar. Maka menghitungbesar sampel nya dapat menggunakan
Rumus 3
b. Two means kalo efektif/tidak nya obat dilihat dari kecepatan sembuhnya dengan
skala rasio. Dalam hal ini kita membandingkan rata-rata kecepatan sembuh masing2
obat. Kita dapat menggunakan Rumus 4
SAMPLE SIZE
1) RUMUS 1
Rumus besar sampel untuk estimasi proporsi
Rumus 1a

Rumus 1b

Rumus 1c

Keterangan:
n = ukuran sampel minimum yang akan didunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang aka
diteliti
N = ukuran populasi, contoh: pada penelitian prevalensi ibu hamil yang menderita anemia
di Jogja N nya adalah Ibu hamil di Jogja
p = presentase/ proporsi/ prevalensi, didapatkan dari penelitian terdahulu. Contoh :
prevalensi ibu hamil di Jogja
2
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

BESAR SAMPEL

Z a/2 = tingkat keyakinan peneliti, dan angkanya disesuaikan pada tabel normal standar. Nilai
tingkat keyakinan ini subjektif menurut keyakinan peneliti. Namun baiknya adalah >95%.
Misalnya:
C (confidensi)/ tingkat keyakinan =
95% nilai Z a/2 = 1,96
90% nilai Z a/2 = 1,65
D = sampling error (kesalahan dalam pengambilan sampel), umumnya 5% tapi boleh
ditoleransi sampai 10%. Semakin kecil sampling error, semakin bagus penelitiannya tapi
ukuran sampel makin besar.
Notes:
Apabila kita mengetahui N , p , Z a/2 dan d maka gunakanlah rumus 1a
Kalau tidak mengetahui Ukuran Populasi (N) gunakan rumus 1b
Kalau selain nggak tau N juga nggak tau prevalensi (p) gunakanlah rumus 1c
Dari rumus-rums tersebut bisa diketahui bahwa besar sampel dipengaruhi oleh:
1. Sampling error (d) = makin kecil sampling error penelitian makin bagus tapi
sampel (n) makin besar. Misalnya: sampling error biassanya 5% menjadi 1% maka d
pun akan mengecil, akibatnya n menjadi lebih besar.
2. Tingkat keyakinan (Z a/2) = makin tinggi tingkat keyakinan penelitian makin
bagus tapi sampel (n) makin besar.
3. Ukuran populasi (N) = makin besar ukuran populasi (N) makin besar sampel (n)
4. Prevalensi (p) = makin jauh prevalensi dai 50% sampel makin kecil. Maksudnya
begini, lihatlah rumus 1b. Kalau Z a/2/d diketahui adalah 100, coba deh masukin angka
1-100% pada huruf p . Ternyata hasil n yang tertinggi adalah bila p nya adalah
50%. Dan apabila mendekati 50% hasil n lebih besar daripada yang jauh dari n .
Contohnya: kita masukin 50%
n = 100 x 50% (1-50%)
n = 100 x 0,5 (1-0,5)
n = 100x 0,25 = 25
kalau dimasukin 80% n = 100 x 80% (1-80%)
n = 100 x 0,8 x 0,2 = 16
kalau dimasukin 40% n = 100 x 40% (1-40%)
n = 100 x 0,4 x 0,6 = 24
udah mudeng kan? Jadi hasil maksimalnya adalah pada P= 50%. Dan yang mendeketi
50% (contoh: 40%) akan lebih besar nilainya daripada yang lebih jauh (contoh:
80%).
2) RUMUS 2
Rumus Besar Sampel Untuk Estimasi Mean
Rumus 2a
3
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

BESAR SAMPEL

Rumus 2b
(note : rumus 2 dilewatkan oleh Pak Zul, karena kalah penting dibanding rumus 3 dan 4)
3) RUMUS 3
Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Proporsi

Keterangan:
n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,
n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.
P1 = persentase / proporsi pada sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui
apakah obat baru lebih efektif dibandingkan obat standar, p1 adalah presentase pada
pasien yang sembuh dengan obat standar
P2 = persentase pada sampel 2. Misalnya: p2 adalah persentase pasien yang sembuh dengan
obat baru
(note: P1&P2 didapat dari penelitian sebelumnya/ penelitian pendahuluan. Pada contoh nggak
masalah bila P1 untuk obat standar ataupun obat baru, begitu pula P2.)
p (p bar) = rata-rata p =(p1+p2)/2
Z a/2 = tingkat keyakinan, baiknya adalah >95%.
Z = nilai yang diperoleh dari tabel normal standar yang bersesuaian dengan yang telah
ditentukan. Maksimum 20%
Bila =20% dengan tabel didapat set Z= 0,84
Bila =10% set Z=1,28
4) RUMUS 4
Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Mean

Rumus 4 digunakan untuk membandingkan rata-rata 2 kelompok/sampel.


Keterangan:
n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,
n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

BESAR SAMPEL
1=

rata-rata sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui apakah obat baru
lebih efektif dibanding obat standar,
1 rata-rata waktu sembuh pasien yang
menggunakan obat standar
2= rata-rata sampel 2. Misalnya:
2 rata-rata waktu sembuh pasien yang menggunakan
obat baru.
1 & 1 didapat dari penelitian=-penelitian sebelumnya.
2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi populasi = (S12 + S22)/2
S= standar deviasi
S12 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat standar
S22 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat baru
S12 & S22 didapat dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
CONTOH:
Contoh 1
Suatu dinas kesehatan ingin melakukan pendugaan terhadap prevalensi tuberkulosis pada
anak-anak di bawah 5 tahun di daerahnya. Berapa anak yang harus dimasukkan dalam
sampel, sehingga angka prevalensi dapat diduga dalam jarak 5% di atas dan di bawah
prevalensi yang sesungguhnya dengan tingkat keyakinan 95%?
Jawab:
Pada kasus ini yang diketahui adalah tingkat keyakinan = 95% set Z a/2 = 1,96, dalam
jarak 5% di atas dan di bawah prevalensi yang sesungguhnya bisa disebut lebar
interval atau d 5%=0,05.
Yang tidak diketahui disini adalah N dan p , jadi rumus apakah yang akan digunakan? Yap
benar..RUMUS 1C

N = (1,96)2
4x (0,05)2
= 384,16
Maka bear sampel minimal yang dibutuhkan 385 anak. Jika kita menambahkan besar sampel
misal menjadi 400 anak, maka penelitian akan semakin baik.
Contoh 2
Misalkan diperkirakan bahwa angka karies pada anak sekolah di suatu kabupaten adalah
800 per 1000 dan di kabupaten lain adalah 600 per 1000. Berapa murid yang harus diambil
dari tiap kabupaten untuk menentukan apakah perbedaan ini bermakna pada tingkat
kemaknaan 5%, jika kita menginginkan untuk mendapatkan 80% kemungkinan untuk
mendeteksi perbedaan jika perbedaan ini nyata?
Jawab:
Pada kasus ini bekerja pada 2 kelompok (two sample problem), maka kemungkinan kita
akan menggunakan rumus 3 atau 4.
P1 = 800/1000= 80%
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

BESAR SAMPEL

P2= 600/1000 = 60%


p = (80%+60%)/2= 70% = 0.7
tingkat kemaknaan ( ) = 5% Z a/2= 1- = 95%.
Set Z a/2 = 1,96
Power= 80%
(1-) = 20% set Z = 0,84
Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

Dihitung sendiri ya, tinggal masukin angkanya doing kok. Setelah dihitung, misalkan
hasilnya 82 orang. Maka masing-masing kelompok ( anak sekolah 1 dan anak sekolah 2)
jumlah minimum sampel yang dibutuhkan 82 orang. Bila kita mengambil sampel tiap
kelompok lebih dari besar sampel minimum, misal 100 orang, maka penelitian akan lebih
baik.
Contoh 3
Misalkan suatu penelitian sedang dirancang untuk mengukur pengaruh penurunan garam
dalam diit terhadap tekanan darah sistolik. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa
deviasi standar tekanan darah sistolik dalam suatu masyarakat dengan diit garam tinggi
adalah 12 mmHg, sedangkan dimasyarakat dengan diit garam rendah adalah 10,3 mmHg.
Jika alpha 5% dan betha 10%, berapa besar sampel dari masing-masing kelompok
masyarakat yang harus dipilih, jika menginginkan agar mampu mendeteksi perbedaan
tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmHg?.
Jawab:
Pada kasus ini terdapat 2 kelompok sampel, masyarakat dengan diit garam tinggi (1) dan
masyarakat dengan diit garam rendah (2)
S1= 12 dan S2= 10,3 dari sini bisa didapat 2 = (S12 + S22)/2
= 5% Z a/2 = 1,96
= 10% set Z = 1,28
Perbedaan tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmhg 1- 2 = 2
Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 4

Contoh 4
Dalam sebuah survai pendahuluan, seorang ahli epidemiologi membandingkan sebuah
sampel yang terdiri dari 50 subjek dewasa yang menderita suatu penyakit neurologik
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

BESAR SAMPEL

dengan sebuah sampel lainnya yang terdiri dari 50 subjek sebagai pembanding yang tidak
mengalami penyakit tersebut. 30 orang diantara mereka yang menderita penyakit tersebut
dan 25 dari subjek pembanding terlibat dalam industri yang menggunakan sejenis bahan
kimia. Dengan menganggap bahwa proporsi mereka yang bekerja di industri ini di populasi
sama dengan yang telah diteliti pada survai pendahuluan, berapa banyak subjek tambahan
yang perlu diteliti dalam tiap grup untuk mendapatkan 90% kepercayaan untuk mendeteksi
perbedaan yang sesungguhnya antara kedua kelompok jika hipotesisnya diuji pada tingkat
kemaknaan 5%?.
Jawab:
Dalam kasus ini terdapat 2 sampel, yaitu: sampel yang menderita penyakit neurologic dan
sampel yang tidak menderita.
P1 = 30/50 x 100% = 60%
P2 = 25/50 x 100% = 50%
= (60%+50%)/2 = 55% =0,55
Tingkat kemaknaan ( ) = 5% set Z a/2 = 1,96
Power = 90% power =(1-) = 10% Z = 1,28
Rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

7
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

DECIDING ON THE BEST THERAPY

DECIDING ON THE BEST THERAPY


Oleh : dr. Deddy NW Achadiono, Sp.PD

Assalamualaikum..

Bismillah 
berdoa 
dulu  
teman2, mari mulai belajar..


A. Tujuan

1.   
Mengidentifikasi tujuan utama pengobatan

2.  

Memilih   
pengobatan khusus

3.   
Menentukan  
target pengobatan


B. Menentukan Tujuan Perlakuan yang Paling Baik


1. Cure
Contohnya  
membunuh mikroba atau mengambil (operasi) tumor.


2. Mencegah Kekambuhan
Contohnya  
profilaksis antibiotik


3. Meminimalkan kerusakan struktural dan fungsional
Contohnya 
rekonstruksi, merehabilitasi


4. Mencegah komplikasi selanjutnya
Contohnya  
aspirin pada stroke, diuretik pada HT tanpa gejala


5. Meringankan penderitaan saat ini
Ganti hormon tersebut, konseling untuk dukungan emosional
6. Memberikan jaminan
Transmit prognosis yang benar benar menguntungkan
7. Membiarkan mati dengan kenyamanan dan bermartabat

C. 3 Elemen Penyakit
1. Penyakit atau organ yang sakit : Anatomi, Biokimia, Fisiologi dan Psikologi
2. Penyakit : Tanda, Gejala dan Perilaku
3. Keadaan Penyulit: Sosial, psikoloi dan ekonomi.

D. Memilih Terapi Khusus


Tiga cara memilih terapi :
1. On the basis of your own uncontrolled clinical experience induction
(Pemilihan terapi berdasarkan pengalaman sendiri tanpa kontrol, dari dokter
yang bersangkutan)
2. On the basis of prospective analysis of formal RCT deduction
(Pemilihan terapi berdasar pada analisis data dengan menggunakan sistem RCT
Randomize Controlled Trial)
3. On the basis of recommendation teachers, colleagues abdication/ seduction
(Pemilihan terapi berdasarkan pertimbangan atau rekomendasi dosen/senior
atau kolega)
Dari ketiga cara pemilihan terapi diatas yang paling baik untuk dipilih adalah
menggunakan sistem RCT.

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

DECIDING ON THE BEST THERAPY

E. 6 Panduan Penilaian Artikel Terapi


1. Was the assignment of patients to treatments really randomized? (Apakah
penetapan pasien untuk diberi perlakukan dilakukan dengan
randomisasi?)

  !" #!$!%&&.&$ 5)!.&# #)&!$7 ,/) 1!1&%&"& #/((&%&.) $+ )1
#' %(")& ""!%(1#(" .!/#& . "($./(%
1!10 /.&"!% . 8/$% .!/#& &.
 * %$+", '%1
'
 =
- -&.!/./! )!/0, .!%)/& /.&"!% #", '%1 /.&"!% .!/)!.
.!/0$.1 #!$++$$ )&).!1 9:4 . .&'"
- 2&% .&'" '&.!1"$ #!$++$$ )&).!1 9:4; 1"
" "%&$&)& '&$8/"$
1!1&%&, //.&"!% $+ 1!1. #!$!%&.&$ )!<)#!/&1
1!$.%

2. Were all clinically relevant outcome reported? (Apakah semua hasil klinis
(outcome) yang relevan dilaporkan?

3&)%$  0($.(, !/&".


=


4!% '&.) '%, ,)&% 8& "%&$&) #!1!/&$ 0%(6&/. #' #!$ "&. 8$.$+
1&(0/'7 )!0/ 9:4 *&>, &$& ?!/)& 2,,) @$'($!)& =
"(/($!/ 5&$6/" 1

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Interpretasi hasil penelitian diatas :


a. ABCDBEFGH IJK
KMFDEG] GNGH CBH\E\HNGH NKJBa]BEKJ aBDBaGGE fk_
DF^ aBWFNF]
b. LHMGEN CFKNGEEW DGFN MG]GJ WGH HKH MG]GJ CBH\E\H JBD

WGEF OGWG

OJGIBDK P QRST XRd WGH XReT SRfg_ LHF CGNa\WH`G JF^G] T


- LHMGEN CFKN
NGEW HKH MG]GJ T OJGIBDK DGHWFHZ IJKMFDEG] h XRd T QRU_ YBWGHZNGH
QRU V WGEF XXRd CGNGH`G aBWFNF] CBH\E\H_
- LHMGEN CFKNGEW MG]GJ WGH HKH MG]GJ T OJGIBDK DGHWFHZZ IJKMFDEG] h SRf T XRe_
YBWGHZNGHH XRe V SRf CGNG WFaBD\] b\ZG aBWFNF] CBH\EE\H_
c. [BJ\GEGH PK\]]IKCBg aBIGEG NBaBJ\E\^GH OGWG ]K]GJ NBC
CG]FGH ]BEGOF IJKMFDEG]
JBDF^ ]FHZZF WGEF OGWG OJGIBDK P iRdTQRdg aB^FHZZG WGOG] WFGCDFJ kesimpulan
bahwa terapi clofibrat lebih banyak kerugiannya.

3. Were the study patients recognizably similar to your own? (Apakah studi
menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak)

G_ Y\D`BN OBHBJF]FGH ^GE\a WFNB]G^\F aBIGEG WBCKZEGMF aKaaFGJ WGH aBIGEG NJFHFaR
aB^FHZZG NJFHFaaF WGOG] CBCDGHWFHZNG WBHZGH aF]\GaF ]BC
COG] DBNBEbG_
D_ Y\D`BN OBHBJF]]FGH ^GE\a CFEFO WBHZGH ]BCOG] DBNBEbG NJFFHFaF_
I_ [GJG\ aBC\G bGjGDGH WFG]Ga `GR DBEG]F GE]FNBJ ]BEaBD\] DFaG
D WFZ\HGNGH \H]\N
OBWKCGH ]BEGOOF_

4. Were both clinical and statistical significance considered? (Apakah


kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan?)

G_ [BCGNHGGH NJ
NJFHFa DBE^\D\HZGH WBHZGH aBDBEGOG CGHHMGG] NJFHFa ]BE^GWGO
]BEGOF KDG] ]BEE]BH]\_
D_ [BCGNHGGH a]]G]Fa]FN DBE^\D\HZGH WBHZGH ^GaFJ NBaFCO\\JGH OBHBJF]FGH DBHGE
c DBHGE DBECGGNHG aBIGEG a]G]Fa]FN ]GHOG CBCOBEF]CDDGHZNGH NBOBH]FHZGH
NJFHFa_

10

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

DECIDING ON THE BEST THERAPY

11

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Apakah nqrn
anda stq
bingung dengan gambar
lmnonp

gambar diatas? :D baiklah kita


sederhanakan saja dengan contoh dibawah ini.
12

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

DECIDING ON THE BEST THERAPY

uvwxyzxxz y{
y{z xx {x xx xx
|x}v{ ~ xx {x }xx vx x{ xx wvzzzyxz yw{yx
xv xz v}vx }xzz ~~ vzxz v}vvx
c. vxzyxz y
w{yx xzx yvxyxz xv xz x}zz
vzxz v}vx
d. {x
wvzzyxz }vwxyzx vxx y{z
{ xx wvzzyxz yw{yx v}vxx xz
e. |x}v{ ~ x
a.
b.

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

13

DECIDING ON THE BEST THERAPY

5. Is the therapeutic maneuver feasible in your practice? (Apakah tindakan


terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?)







co-intervensi.
vensi.

6. Were all the patients who entered the study accounted for at its
conclusion? (Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam
kesimpulan?)

14

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

DECIDING ON THE BEST THERAPY

a.
Pembaca
harus jeli mencatat berapa subyek penelitian yang termasuk

kelompok
perlakuan (terapi) atau kelompok kontrol.

b.
Tabel
3
dari
hasil penelitian uji klinis acak( randomized
zed clinical trial) jumlah

kasus sebesar 151 penderita dengan rincian : pembedahan versus


medikamentosa ( 79 dioperasi vs 72 medikamentosa ) setelah dihitung
terdapat penurunan reduction in risk sebesar 27 % (p=0,02), tetapi
c. Setelah diteliti jumlah kasus sebesar 167, dan ada 16 kasus meninggal
karena stroke atau meninggal waktu masuk sehingga bila dihitung
penurunan reduction in risk hanya 16 % (p=0.09) berarti tidak bermakna.

F. Menentukan Apakah Suatu Artikel Penting atau tidak


1. Contoh 1 . Reduced Re-operation
Tujuan Penelitian ini adalah adanya penurunan kasus re-operation (operasi
kembali) pada pasien dengan Hemiarthroplasty dan Internal Fixation.
ReNon Re- Jumlah
Risk
operation operation
Hemiarthroplasty 12
217
229
12/229
= EER
5,2%
Internal Fixation 90
136
226
90/226
= CER
39,8%
Seperti yang sudah kita ketahui dalam tutorial ada yang disebut CER (Control
Event Rate
Kejadian pada kontrol) dan EER (Experimental Event Rate
Kejadian pada Perlakuan)
Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

15

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Tugas
kita
dari
tabel diatas adalah mencari:

a.
Relative
Risk?

b.
Relative
Risk
Reduction (RRR)?

c.
Absolute
Risk Reduction (ARR)?

d.
Number
Needed to Threat (NNT)?

Bismillah,
mari
kita analisa :

a. Measures of Treatment Effect (menghitung Efek dari Terapi)

RR = Relative Risk or Risk Ratio =

a /(a b)
c /(c d )
-

Jadi,
kalau ini diaplikasikan ke soal tadi :

ReNon Re- Jumlah Risk


operation operation
Hemiarthroplasty 12
217
229
12/229

5,2%
Internal Fixation 90
136
226
90/226

39,8%

misal
=
=

12 / (12 +217) = 12/229 = 5,2%


90 / (90 + 136) = 90/226 = 39,8%
RR = 5,2 / 39,8 = 0,13
Berarti Relative Risk (RR) pada kasus ini adalah sebesar 0,13
Ketentuannya menyebutkan jika RR < 1 maka terapi berhubungan
dengan penurunan resiko dan digunakan pada kasus yang berhubungan
dengan . Sedangkan jika RR > 1 maka terapi lebih
berhubungan dengan peningkatan resiko dan digunakan pada kasus yang
berhubungan dengan efek samping. (RR < 1 tx is associated with
risk, as is the usually the case for a primary endpoint. RR>1
means tx is associated with risk, as is usually the case for a side
effect.)

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

16

DECIDING ON THE BEST THERAPY

b. Relative Risk Reduction (RRR)


RRR
=
1 RR

Jadi, pada kasus ini tadi RR = 0,13 maka RRR = 1 0,13 = 0,87

c. Absolute Risk Reduction (ARR)

ARR = Absolute Risk Reduction = c/(c+d) - a/(a+b) atau kalau dimodul


tutorial (CER EER)
ReNon Re- Jumlah Risk
operation operation
Hemiarthroplasty 12
217
229
12/229
= EER
5,2%
Internal Fixation 90
136
226
90/226
= CER
39,8%
Seperti tadi kita aplikasikan lagi :
ARR = 90 / (90 + 136) 12 / (12 + 217)
= 90/226 12/229
= 39,8% 5,2 % (gampangnya CER EER)
= 34,6%
Jadi ARR = 34,6% (bertahanlah dengan angka2 teman2 haha)
Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

17

DECIDING ON THE BEST THERAPY

d. Number Needed to Threat (NNT) (to prevent 1 bad outcome)


NNT = 1/ARR
= 1 / 34,6%
= 0,03%
=3
Kesimpulan :

 

 

  
  





 


Fixation




136

226

90/226
39,8%

= CER

90

Relative Risk (RR)


: 5,2% / 39,8% = 0,13
Relative Risk Reduction (RRR) : 1 RR = 1 0,13 = 0,87
Absolute Risk Reduction (ARR) : 39,8% - 5,2% = 34,6%
Number Needed to Threat (NNT)
: 1 / ARR = 1 / 34,6% = 0,03% = 3
(normal NNT <= 10) kalau > 10 berarti artikel tidak penting.
- (Need to treat 3 patients with hemirarthoplasty instead of internal
fixation to prevent one patient requiring re-operation.)
2. NNT Practice
a. In patients < 30 years old with first-time acute anterior shoulder dislocation,
prompt arthroscopic surgery (vs. standard conservative therapy) reduces the
2-year re-dislocation rate by almost 33% in absolute terms (from about 50%
to about 17%).*
b. How many first-time dislocation patients do we need to treat with
arthroscopy to prevent one having re-dislocation at 2 years? intinya nih
pertanyaan minta kita cari NNT, editor sudah bold, italic, dan underline :D
c. Lalu, dari keterangan diatas, (sepengetahuan editor) diketahui ARR
(Absolute Risk Reduction) sebesar 30%.
Maka NNT
= 1/ARR
= 1/30%
= 3,3
(1/(30/100)) jadi nih nanti persennya hilang atau boleh
temen2 hitungnya (1/30)x100 =3,3 (persennya hilang)
d. Jadi kita membutuhkan 3 orang dengan first-time dislocation yang di terapi
dengan arthroscopy, untuk mencegah 1 orang mengalami re-dislocation
dalam 2 tahun (mudeng kan ya?) intinya kita butuh menerapi 3 orang untuh
mencegah 1 orang tidak re-dislocation. Kalo nanti ada yang ga jelas boleh
langsung hubungi editor :))
-

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

18

DECIDING ON THE BEST THERAPY

3. Problem with the Relative Risk

  !"#$ #%& '(() * !"#$ #%& +,-"#*. '((( / 01(() %%*-#"+ 2#"
 " "3." #% *4 3#.#3! ,% 2#"*," &.*2#.5 " 6%!#. !$! *4 #%&
6  (( #% .*" -*37!"!8 ,%!%% 2#"*," " 6%!#. #%& 94 ((/0: " "; #%
,%!%% 5 +!%% *4 " 6%!#. #%& 94 (( << 0: ". " " "3." #%
6.4#-#!; if RR >> 1, the treatment is harmful. Also, if you already know the
baseline risk in your own population, the RR may be all you need.
c. Dari poin a dan b intinya data berupa RR saja dalam kasus tidak berguna apa
apa kecuali ada baseline dari RR nya, baseline itu kaya patokan atau
standar normal gitu. Kalau RR = 1 artinya terapi tidak berguna. RR<<1 maka
pengobatan berguna. RR>>1 maka pengobatan berbahaya.
d. The selective estrogen receptor modulator raloxifene (Evista) at a dose of
60 mg /d for 3 years reduces vertebral fracture risk by 33% in women with
osteoporosis. How many women with osteoporosis do we need to treat with
raloxifene to prevent a vertebral fracture?
- Sama kaya tadi ini RRR = 33% = 0,33
- Nah? Kan bingung ini datanya tidak cukup untuk kita menentukan NNT
(ingatkan editor tadi bilang kita butuh baseline) karena untuk
menentukan NNT yang kita butuhkan adalah ARR, sedangkan data yang
diketahui hanya RRR. Oleh karena itu coba bandingkan dengan kasus d.
e. The selective estrogen receptor modulator raloxifene (Evista) at a dose of
60 mg /d for 3 years reduces vertebral fracture risk by 33% in women
with osteoporosis. Baseline 3-year risk of vertebral fracture = 10%. How
many women with osteoporosis do we need to treat with raloxifene to
prevent a vertebral fracture?
- Nah, kan, kalo soalnya gini jadi bisa dikerjakan.
RRR = 0.33
ARR = 0.1 x 0.33 = 0.033
Ket : 0,1 dari 10% tadi.
NNT = 1/0.033 = 30
Need to treat 30 osteoporotic women with raloxifene for 3 years to
prevent a vertebral fracture. Jadi, kita butuh menerapi 30 orang wanita
osteoporosis dengan raloxifene, untuk mencegah satu orang terkena
frakur vertebral.
4. Contoh lagi Effect of Flu Vaccination on All-Cause Mortality During the
Flu Season
The study population included almost 300,000 subjects at least 65 years old, of
whom about 58% were vaccinated. Among vaccinated and unvaccinated
subjects, 1.2% and 2.0% respectively died during the flu season. Pooled
computerized data from 3 large managed care organizations. No Flu Shot? How
about Tamiflu?

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

19

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Flu Prophylaxis?
Pt is a 14-year-old girl with fever, myalgias, cough and sore throat X 1 day.
Should you rx prophylactic Tamiflu for the pt s grandparents (in their 70s)
who live in the same household and didn t get the flu shot this year?
Prophylactic Oseltamivir: Index Case Flu+*

5. Number Needed To Harm

Not an apt term for number needed to treat to cause one bad outcome.
Would prefer NNTc ( Number Needed to Treat to cause ) vs. NNTp
( Number Needed to Treat to prevent ), but NNH is well established.
Lihat contoh dibawah ini
20

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

DECIDING ON THE BEST THERAPY

6. Ratio of Undesired to Desired Effects (rasio dari efek yang tidak diinginkan
ke efek yang diinginkan)
a. ?=@ABC
Harms D/E=F
Bad Outcome Prevented = ARI / ARR = NNT / NNH atau
=>
b. E=F
Bad HIJKLAMB
Outcomes Prevented / Harm Caused = ARR/ARI = NNH/NNT
G>
ReNon Re- Jumlah
Risk
misal
operation operation
Hemiarthroplasty 12
217
229
12/229 = 5,2%
X1
?MAN=@JO@LPQ=BJR
Internal Fixation 90
136
226
90/226 = 39,8% Y1
transfusion
Hemiarthroplasty 44
Internal Fixation

NonJumlah
Risk
Transfusion
179
223
44/223=
19,7%
219
223
4/223=1,8%

c. Bad Outcomes Prevented / Harm Caused = ARR/ARI = NNH/NNT


Arthroplasty vs. Internal Fixation for Hip Fx
- Risk Difference for re-operation:
Risk Re-Op = X1- Y1 = 5.2% - 39.8% = -34.6%
- Risk Difference for transfusion:
Risk Trx = X2 Y2 = 19.7% - 1.8% = +17.9%
- Re-operations prevented/Transfusion Caused:
-34.6/17.9 = -1.93 -2

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

misal
X2
Y2

21

DECIDING ON THE BEST THERAPY

7. Back-of-the-Envelope Cost Effectiveness Analysis


a. STU VWXY ZW[\]X[^ _T ` X]]_ [T [a]W[ bW[ [c] [a]W[V]X[ dT^[e [T Za]f]X[ g

hW_ Ti[dTV]j bk]aWZW ZW^\]X YWXl cWai^ ^WYW []aWZ\ bh]a_W^WamWX h\WYW
[]aWZ\e iX[im V]Xd]lWc g cW^\n YWXl hiaim bhW_ Ti[dTV]eo

b. Number Needed to Treat (NNT) = 1/ARR


Cost of preventing one bad outcome = NNT x Treatment Cost

pW_\q _\^\X\ m\[W WmWX V]VZ]ac\[iXlmWX h]aWZW h\WYW YWXl _\Z]animWX iX[im
rrs W[Wi h]aWZW h\WYW YWXl _\Z]animWX iX[im V]Xd]lWc g hW_ Ti[dTV]o
c. Contoh 1

ktsu vuwx t^]n[WV\f\a


`X_]y vW^] Flu +
NNT = 9 (Treat 9 household contacts, prevent 1 flu case)
NNT x Treatment Cost* = 9 x $35 = $315/flu case prevented
* Cost of Tamiflu 75 mg #10 = $59.99 www.drugstore.com 3/4/2004
$79.99 10/25/06
Penjelasannya, ini jadi kita lihat contoh untuk kasus flu tadi. Hasil NNT-nya
kan 9, kemudian tinggal di-kali-kan harga obatnya, sekian dolar itu sudah
ada diketerangannya. Jadi kesimpulannya kita butuh biaya 315 dolar untuk
mencegah satu kasus flu.
d. Contoh 2 - Raloxifene vs. Placebo
Raloxifene (Evista) 60 mg/d x 30 d = $87
36 months of treatment = 36 x $87 = $3132
Need to treat 30 patients to prevent 1 fracture
30 x $3132 $93.960 per vertebral fracture prevented.
Jadi ini juga sama kaya contoh satu ya. Butuh biaya 93.960 dolar untuk
mencegah satu kejadian fraktur vertebra.
e. Contoh 3 BOTE CEA Example
Letrozole (Femara) to prevent breast cancer recurrence after 5 years of
tamoxifen therapy.
- Drug cuts risk of breast-cancer relapse
Findings so promising, study halted so scientists could release news.
RCT of Letrozole (Femara), after tamoxifen, to prevent breast cancer
recurrence
- RRR or ARR?
The trial was interrupted almost 2 years after it began. Researchers
had scheduled a midpoint peak at the data, and found letrozole was
apparently working far better than expected. The women who took it
had 43 percent fewer recurrences of their breast cancer compared to
those assigned in the study to take a placebo, or dummy pill. intinya
wanita yang menggunakan letrozole memiliki tingkay kekambuhan
(terhadap kanker payudara) 43 persen lebih rendah dibandingkan yang
menggunakan placebo.

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

22

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Risk(Letrozole) = 61/2575 = 2.9%


z{|}~
z{|}~
Risk(Placebo) = 106/2582 = 5.1%
zz
RR
=
2.9/5.1 = 0.57
RRR
=
1-
0.57 = 0.43
zzz
ARR
=
5.1% - 2.9% = 2.2%
zz
NNT
= 1/2.2

= 45

Treatment Cost = $252/month* x 12 months/year x 2.4 years = $7260


Femara Cost per Recurrence Prevented = $7260 x 45 = $327,000
8. BOTE vs. Real CEA
Jadi, BOTE adalah Estimates treatment costs per bad outcome prevented
including the bad outcome s costs (Estimasi biaya terapi untuk setiap
pencegahan outcome yang buruk termasuk didalamnya biaya bad outcome nya
itu sendiri). Sedangkan CEA adalah Cost Effectiveness Analysis.
a. RUMUS BOTE
Treatment Costs
--------------------------------------------------Bad Outcome + Bad Outcome s Costs
b. RUMUS Real CEA
Treatment Costs Bad Outcome s Costs
------------------------------------------------------Bad Outcome
Note that real analysis LOWERS the cost per bad outcome prevented and
makes treatment look better.
9. Quantifying the Benefit* of a Treatment: Take Home Points
a. The Relative Risk or Relative Risk Reduction associated with an
intervention is of minimal use without a baseline prevalence of bad
outcomes. (ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika diketahui RR
atau RRR saja tidak terlalu berguna atau tidak cukup untuk menentukan
NNT tanpa diketahui prevalensi baseline dari bad outcomenya)
b. You need to have an absolute risk reduction to calculate number needed to
treat. (NNT = 1/ARR) Kita perlu mengetahui ARR untuk menghitung
NNT (jelas kan?)
c. For undesired effects of treatment, calculate the absolute risk increase
(ARI), and the number needed to harm (NNH = 1/ARI) untuk menghitung
efek terapi yang tidak diinginkan kita perlu menghitung ARI baru kita bisa
menentukan NNH nya.
Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

23

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Cost per bad outcome prevented = Treatment Cost x NNT



10.Flu Treatment?

X 1 day.
Should you prescribe Tamiflu for the patient herself
Continuous Outcomes
Flu +
Median Illness Duration
Oseltamivir
70 hours
Placebo
100 hours
Difference
-30 hours
- Treatment Cost = $60 (75 mg bid x 5 days)
- $60/30 hours = $2 in drug cost per hour of symptoms x 24 hours/day
$50/day of symptoms
b. Flu Prophylaxis?
- Pt is a 14-year-old girl with fever, myalgias, cough and sore throat X 1
day. Should you rx prophylactic Tamiflu for the pt s grandparents (in
their 70s) who live in the same household and didn t get the flu shot this
year?
- What if the 14-year-old doesn t have the flu?
- The relative risk reduction is the same (89%), but the baseline risk for
the grandparents is so low that prophylactic oseltamivir doesn t do
much. (ARR is negligible, NNT is enormous.)
- Probability of Flu + = 45%
Prophylactic oseltamivir works if the index case has the flu, but you
don t know whether she does. You know that 45% of similar patients
have laboratory proven influenza.
- Patient May Not Have The Condition That You re Treating
NNT is calculated for patients with a particular condition D .
P = probability of that condition D in your patients
Your NNT* = NNT / P
Note that NNT* goes up as P = probability of condition D goes down.
- Probability of Flu + = 45%
NNT if index case flu + = 9.
Probability of flu = 0.45
NNT* = 9 / 0.45 = 20
Alhamdulillah, selesai. Editor mohon maaf sebesar besarnya jika editan ini masih banyak
sekali kekurangan. Semoga teman2 bisa mendapat pencerahan. Editor sudah berusaha
dengan maksimal. Saran kritik boleh langsung disampaikan. Semoga semua LULUS MCQ
blok 17 dan Penelitian kita segera selesai. Amin. Wassalam..

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

24

EPIDEMIOLOGI
MIOLOGI KLINIK

EPIDEMIOLOGI KLINIK
(Introduction & Causation I)





THE CONCEPTS OF CAUSE






SINGLE AND MULTIPLE CAUSES







single risk factor menyebabkan multi outcome




satu outcome bisa disebabkan oleh multi risk
factor.

25
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

EPIDEMIOLOGI KLINIK

TERJADINYA SUATU PENYAKIT DITENTUKAN OLEH


Genetika
Lingkungan
kejadiannya lebih awal pada rantai kejadian penyakit
Factor perilaku
Disebut sebagai asal penyakit
Lebih banyak diteliti oleh para ahli
PENTINGNYA PENGETAHUAN TENTANG FACTOR RISIKO:
Untuk terapi&pencegahan yang efektif
Dapat diterapkan tanpa harus mengetahui pathogenesis suatu penyakit.
INTERAKSI DARI BEBERAPA PENYAKIT
Beberapa penyebab yang terjadi bersama-sama akan menyebabkan:
Efek yang lebih besar daripada penyebab yang terpisah-pisah
lebih sulit untuk menetukan peran pembagian
interaksi, dampak yang besar, dengan cara mengubah satu atau lebih penyebab.
Contoh: orang yang hipertensi dan merokok lebih rentan terkena CAD daripada orang yang
hipertensi tanpa merokok. Kan disebutkan diatas, 2 penyebab/ factor risiko lebih punya
efek yang besar daripada penyebab tunggal.
EFEK MODIFIKASI
Kekuatan hubungan sebab akibat antara 2 variabel itu berbeda, tergantung dari
variable ketiga/ pengubah efek. Maksudnya gini, misal ada orang hipertensi dan DM yang
sudah bertahun-tahun shg prognosisnya buruk. Tapi akhir2 ini dia tambah membaik,
ternyata dia olahraga. Nah olahraga inilah yang dinamakan variable ketiga.
ASOSIASI DAN SEBAB
Selama suatu hubungan itu nggak ada landasan teorinya, maka disebut asosiasi. Sedangkan
kalo ada landasan teorinya berarti dinamanya sebab.
HIERARKI DESAIN PENELITIAN
1. Randomized controlled trial
Untuk menyatakan bukti hubungan sebab akibat untuk treatment dan prevensi
Untuk menunjukkan bahwa agen tertentu sebagai penyebab suatu penyakit
Terkadang pada beberapa kasus kita tidak bisa menggunakan desain ini.
Pemilihan pada factor resiko yang paling berpotensi membahayakan tidak bisa
dilakukan secara acak
Terkadang menjadi tidak etis, dan jarang dilakukan penghapusan factor resiko yang
berpotensi
Ada masalah laten/ panjang dan membutuhkan banyak jumlah subjek dalam
kedokteran klinis
26
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

EPIDEMIOLOGI KLINIK

   
    
2.  

  
   
3.   
 
   
     


EVIDENCE THAT AN ASSOCIATION IS CAUSE & EFFECT:


        
       
        

     
         
 
        
 
      
       
         
      
  
MENETAPKAN PENYEBAB: STUDI POPULASI
      
    

    

    
 

     
       
 
   
   
  
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

27

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Sebelum
dan &&!#$'
sesudah (
penyebab utama diketahui

!" #$%
Efek ,$%yang .#$
berbeda #%dengan gaya yang sama
)*+
Jika 1.#$($1
terdapat (.!$'$
perubahan pada kausa yang diikuti oleh perubahan pada efek berarti
/0+$
hubungannya +!.$%kurang
'!!%-$%%,$
3) 4$
Dalam
studi "!
multiple
23
10(  times
10" series:
$" &1!#0
5$!&$
Kausa ,$%yang "$&0'
masih #0#!
diduga dimasukkan ke beberapa kelompok berbeda pada waktu
yang bervariasi.
,$%.6$.0$&07
Pengukuran &$
sebab #$%
dan $akibat dengan cara yang sama dan berturut-turut
8%-!+!.$%
)*+
Efek ,$%yang &9$.$
secara 1.$1!
teratur mengikuti penyebab pada waktu dan tempat yang berbeda
menunjukkan adanya
hubungan yang kuat
"%!%:!++$%
$#$%,$ '!

KEKUATAN BUKTI
Berikut ini
urutan <<1
bobot kesahihan suatu bukti pada hubungan sebab akibat
;.0+!1
0%0 bagan
$-$% !.!1$%

KONSEP ?)@5=
RESIKO
5=>)8
A%-$9!
Mengacu ($#$
pada kemungkinan
beberapa kejadian yang tidak bermanfaat
+"!%-+
Digunakan !%1!+
untuk mendeskripsikan
kemungkinan bahwa orang yang tidak
40-!%$+$%
"
berpenyakit 1$(0
tapi 1.($(
terpapar factor resiko , maka akan terkena penyakit juga.
.(%,$+01
a. Faktor resiko
$7
Adalah factor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya
penyakit

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

28

EPIDEMIOLOGI KLINIK

BC DEFEGEH IEJKLG GMNOPLQ


RMNMLGEHS NMBMTUV NEPOKWPLHKEP XMHSEH IEJKLG FMHYMBEB
DEFEGEH KMGZEXO FEXE NEKU [EPKUW EKEU VMTMBO\O NEKU FMGOLXM
]OGGO FEFEGEH YEHS PGLHON EXETE\ Q FMGHE\ KMGPMHEW XLNON NMPEGEHSW XLNON KMGBMNEGW
KLKET XLNON PUVUTEKOIW FEFEGEH BMGKE\UH^KE\UH NMZEP FEFEGEH FMGKEVEW XTTC
JC _MGBESEO VEJEV UPUGEH XLNON JMHXMGUHS BMG\UBUHSEH NEKU NEVE TEOHQ
_MBMGEFE VMHUHZUPPEH \UBUHSEH FEFEGEH FMHYEPOK
`EOHHYE KOXEP
XC `EHSPE\ YEHS KMFEKQ
_MGXENEGPEH NMVUE KMHKEHS MIMP BOLTLSON XEGO FEFEGEH
DEKLIONOLTLSO FMHYEPOK
MC ROKUENO XO VEHE FMHSETEVEH FGOBEXO KOXEP JUPUF UHKUP VMHMKEFPEH NUEKU \UBUHSEH
EHKEGE FEFEGEH XEH FMHYEPOK
o aMNOPL BMNEG XEH BMGBE\EYE Q VUXE\ UHKUP VMHSMHETO \UBUHSEH FEFEGEH
FMHYEPOK Q JMFEKW FENKO XEH XMHSEH JEGE YEHS ZMTENC ]LHKL\HYE Q JEJEG EOG W
KMGBEPEG NOHEG VEKE\EGOW LbMGXLNONW ENFOGOHC
o DEXE FMHYEPOK PGLHON Q \UBUHSEH Q ZEU\ PUGEHS ZMTEN
IC ROKUENO XOVEHE FMHSETEVEH FGOBEXO KOXEP JUPUF UHKUP VMHS\UBUHSPEH EHKEGE
FEFEGEH XEH FMHYEPOK
DMGOLXM TEKMH YEHS FEHZEHS EHKEGE FEFEGEH^FMHYEPOK
RMGOHS KMGFEFEG IEJKLG GONOPL
cMZEXOEH FMHYEPOK GMHXE\
aMNOPL FEFEGEH PMJOT
DMHYEPOK UVUV
DMHYMBEB FMHYEPOK VUTKOFTM
TUJUAN DARI PENELITIAN FACTOR RESIKO
1. dHKUP VMVFGMXOPNO KMGZEXOHYE FMHYEPOK
2. eMVFMGPOGEPEH PMZEXOEH FMHYEPOK FEXE LGEHS YEHS KMGFEFEG XEH KOXEP KMGFEFEG
IEJKLG GMNOPL
cEXEHS^PEXEHS IEJKLG GMNOPL VMGUFEPEH KEHXE FMHYEPOK TEHSNUHS XMHSEH JEGE
VMHSEOKPEHHYE XMHSEH XMKMGVOHEH TEOHHYEC
Factor resiko tidak menyebabkan penyakit : penanda/ marker
3. Pada proses diagnosis
4. Untuk mencegah penyakit
BEBERAPA CARA UNTUK MENENTUKAN RESIKO
1. Studi obdervasional
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

29

EPIDEMIOLOGI KLINIK

fghigjkl mknko pqrstukkrw xs|kmwkl


vwmkx qstistkl rsyktk kkxnw
zkl{k hshisjk|ktw tsrwwxp {kl ikjwl rstwl mwistnkl{kxkl
}~ xpptn
rsxsjphipx ptkl {kkl hshwjwxw rsrgkng {kl ghgh rkkn hsttsxk mwxghigjxkl
istnkhk xkjw mkl xsh
hgmwkl mwpqrstukrw rsjkhk istwpms nstnslng glngx
g
hsjwkn kik
{kl nst|kmw ikmk hstsxk~ fplmwrw istnkhk xkjw mwxghig
gjxkl wng rkhko
pqrstukrwl{k qwrk isttwpms hglmgt tsntprisxnw knkg istwpms hk|g itprisxnw

kmw mkrkt msrkwll{k mwqkw h


hsl|kmw xsjphipxo {kwng xsjphipx istjkkxgkl mkl qgxkl
istjkxgkl~ kl kmk xshglxwlklo qstisl{kxwn mkl nwmkx qstisl{kxwn~ vkiw
v
xshglxlkl
ptkl {kl nstxslk ikiktkl hslmkiknxkl isl{kxwn mwqklmwlxkl xsjph
hipx {kl nwmkx
nstikikt~ k tkrwp xs|kmwkl ikmk ptkl {kl nstikikt mkl xs|kmwkl ptkl
p
{kl nwmkx
nstikikt wng mwrsqgn mslkl tkrrwp tsjknwus~
30
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

EPIDEMIOLOGI KLINIK

EFEK PENGUKURAN UNTUK MEMBANDINGKAN RESIKO



1.













2.
o


o


o
o
3.



Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

31

EPIDEMIOLOGI KLINIK

4.
o

o

5.

32
Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

)


'

 +,


-r&
  ./0 1.2

   


 :
u
t

3 
 


 
 





  4
!

"


 #  
t u
r

 


  $
  




   :
 t

 



    

 



 

  
% ;
t
 

  & ' '  



r r ( 
t


 

 


 



 
5

6



**

Varo15/28
/8 "It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

789:;<= ;=7<><?;7

Penelitian yang secara ilmiah tidak dapat dipertanggungjawabkan,


maka penelitian itu tidak etis untuk dilaksanakan.
n[l[_

kflb\_[]cc^]c[[y`[]

kfef]f

a[`e^k]j[

kfgf[_

k[\f

ab_ikb

lb]bgf_f[]]j[x e^yb` lb]bgf_f[]x k[] k[e[\k[e[\]j[} ofe[g]j[ [k[ ^k^g


lb]bgf_f[] pb]c[\^d a[`[] k[cf]c `[ayf]c _b\d[k[l eb`e^[gf_[e l\f[ x f_^
e[a[ eb`[gf c[` [k[ k[e[\]j[x [kf c[` b_fe ^]_^` kfg[`e[][`[] lb]bgf_f[]]j[}

;IIr JKILI MNONPIQIRO SROT UNKRLR NQIU VIWNORLXROY

Z[\[][ ^]_^` ab]cd[efg`[] f]h\ia[ef j[]c _fk[` k[l[_ kflb\igbd kb]c[] m[\[ g[f]
nbe[f] abab]^df ej[\[_ fgaf[d
ob_ikb ebe^[f
pb]bgf_f k[] _b][c[ lb]k^`^]c d[\^e `ialb_b]
q7?:=<:
rs tuvIUI :PvIRw

lb\ej[\[_[] fgaf[dx j[]c _b\a[e^` `b `iafef fgaf[d f]f mi]_id]j[

kieb] lbayfayf]c l\ilie[g z{| `f_[}


~s tuvIUI 7QIX

lb\ej[\[_[] b_f`} ziafef b_f` [k[g[d `iafef j[]c yb\_^c[e abg[`e[][`[]

lb]c`[f[] `bg[j[`[] b_f`x lb]kfkf`[]x b_f` lb]bgf_f[]x k[] lba[]_[^[] ^f


`gf]f` ^]_^` abgf]k^]cf `bebg[a[_[] k[] `beb[d_b\[[] e^yjb` \fe_} ziafef b_f` f]f
yb\efh[_ IOVNMNOVNQ WNLVILI UNOVILI vROVILIs
tuvIQN NQIX MNONPIQIRO WNLQTRU OQXY

obg[`^`[] _bg[[d l\ilie[g


ob]b\yf_`[]

e^\[_ `bg[j[`[] b_f`} Z^\[_ f]f yb\c^][ y[cf lb]bgf_fx

`[\b][ [l[yfg[ kf_b]c[d [g[] [k[ a[e[g[d kb]c[] lb]bgf_f[] `f_[ _[lf `f_[ _fk[`
l^]j[ e^\[_ `bg[j[`[] b_f`x _b]_^]j[ `f_[ yfe[ kf_^]_^_}

Zbybg^a a^g[f lb]bgf_f[] d[\^e [k[ b_dfm[gmgb[\[]mb


pb]f][^[]
oba[]_[^ [g[]]j[ lb]bgf_f[] _b_[l yb\k[e[\ fgaf[de

be^[f b_f`[x ]i\a[x k[]

lb\[_^\[] j[]c [k[

z[g[^

lb\g^x ab]cdb]_f`[] lb]bgf_f[]} [kf [l[yfg[ ebg[a[ yb\[g[]]j[ lb]bgf_f[]

_b\[kf d[gd[g j[]c _fk[` b_fe afe[g]j[ iy[_ j[]c ebk[]c kf_bgf_f ab]fay^g`[] bhb`
e[alf]c j[]c ybe[\ [_[^ `f_[ abayb\f iy[_ l[k[ l[efb] kf Z _[lf iy[_ _b\eby^_
a[g[d eba[`f] abayby[]f yf[j[ iy[_ l[efb] ebdf]cc[ l[efb] l\i_bex a[`[ `iafef
b_f` yb\d[` ^]_^` ab]cdb]_f`[] lb]bgf_f[] `f_[}
q7?:=<:<? 7?<? q?> 7t87>?<= q7?7=:8: <:?
fg[ [k[ [[`[] `b\e[a[ kb]c[] lb]bgb_f[] k[\f g^[\ ]bcb\f

k[ lb\eb_^^[] ]bc[\[ [e[g


nfg[alf\`[] l[k[ l\ilie[g
nbl`bex znz [efi][gx fg[j[d [_[^ gbay[c[ ab][af] ebe^[f:

zby^_^d[] k[] l\fi\f_[e `bebd[_[] |]ki]bef[

Z_[]k[\ b_f`

{fk[` yb\_b]_[]c[] kb]c[] ]i\a[g j[]c yb\g[`^ kf |]ki]bef[

@ABCDE/F8

"It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

GH

_____Alhamdulillah
/8

"It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

LAPORAN KASUS
US (ELS)

lse

"#$%&#'
' 0#121 34

(567
(
8 9:; <== >?=@A7 B<C

  


 


  

 






 

) *

 

 
+

   




 


* 

-

(, 

 

-  

 


 

 


  








 


()

 







 

 

 

 




 








 




  











 


  

 


 


  



   



 











 

 




(


 






 

 

 

  

 



  


 

 


)



( )








  




 

  


  



 

 
  
  

 





 
 




( 




  

 



  

 













 



 




 


















 
 

 



 




 

 

!
! .



  






 






 


 


 

 




 


  

  




 
 

 )

 







 
 


(




 

()  
 







 

 




  

 
















Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

 






 








 
 /

 
 



 


 






  







D










36

APORAN KASUS (ELS)

FGHGIGJ KILKGJ GMGN HNOPGI IGKP LQPNPHNRRGP SGJTG UQPNIKVGP WX YKIGRNRGP YQPZGP
LGRVNY LQIGU[ORGP \

]^

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
_`

Gambaran klinis (berupa gejala atau tanda penyakit) yang tidak lazim atau
jarang terjadi
Perjalanan penyakit tidak seperti biasanya
Cara penegakan diagnosis dengan alat diagnosis yang baru atau
perbandingan dengan alat diagnosis lama
Hasil pengobatan dengan preparat obat baru atau jarang digunakan
Efek samping atau efek simpang pengobatan yang belum pernah dilaporkan
atau belum pernah terjadi.
Hubungan atau variasi proses penyakit
Penyajian, diagnosis atau penatalaksanaan penyakit baru atau variasi baru
penyakit
Hubungan tidak lazim antara gejala atau tanda dengan penyakit
Kejadian yang tidak lazim pada perjalanan penyakit atau hasil pengobatan
pasien
Penemuan baru tentang kemungkinan pathogenesis suatu penyakit atau efek
simpang pengobatan.

abcdedfgh igjkj

Kasus yang dilaporkan pada suatu LK merupakan pasien yang dihadapi dan
dikerjakan sehari-hari oleh dokter (penulis) itu sendiri. Karena penulisan LK merupakan
refleksi seorang dokter, maka harus dipilih kasus yang menggambarkan hasil
penatalaksanaan atau keputusan klinis terbaik.
l`

imcamhbh egamngh igjkj

Artikel LK secara umum terdiri atas 5 bagian, yaitu:


1.

Pendahuluan

Pendahuluan berisi tentang latar belakang mengapa perlu dilaporkan kasus


tersebut, berapa besar permasalahan yang akan dilaporkan dan apa kepentingan
penulisan LK tersebut. Bagian ini seringkali diawali dengan pengertian atau definisi
kasus dan persamaan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu kasus.
Selanjutnya, dijelaskan tentang epidemiologi atau besar permasalahan yang
terdapat pada kasus tersebut. Berbagai referensi tentang permasalahan khusus yang
akan ditulis dapat dimasukkan untuk menjelaskan bagaimana permasalahan
tersebut sudah dibahas oleh penulis lain. Sebagai penutup bagian ini, dituliskan
tujuan penulisan LK tersebut, apakah untuk melaporkan tentang gambaran klinis,
cara pengakan diagnosis, hasil terapi, prognosis atau yang lain. Pedoman penulisan
sebagian jurnal tidak menganjurkan penulisan bagian pendahuluan ini, jadi
langsung dimulai dengan menyajikan kasus.

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

37

pq

APORAN KASUS (ELS)

rstut

vsws sxsy zs{|s} |}| w|ys~s} }s}{ |w}|st s}{ zuzu}{s} w}{s}
stut t~| }|t ys|} uu ~ss} ws} s}{{sy ~|tss}q v}uy|t
s~ sut }s{s |w}|st ~st|} s}{ |ws zuzu}{s} w}{s} stut t~|
}ss syss ~|}| ssu s}{ ys|}q

|u}s ~}uy|t }ysts} {szss} y|}|t ~st|} uys| ws| yus}


uss

~st|}

tss

wss}{

~ss

sy|

~s

~s

|xss

~}s|

tss}{ |xss ~}s| wsuyu |xss ~}s| yus{s |xss tt|sy ssu
z|stss} ~st|}q v}uy|ts} {szss} y|}|t |}| tss y}{s~ s~| |}{st s|}s
w|ysts} {szss} y|}|t s}{ zuzu}{s} w}{s} stut tss s~| ty}{s~
u}{|}q

|}{sy| ~}uy|ts} stut ysyu yust s|u z|t| tus ~ysts} }s}{
|xss ~}s| tss}{ wsuyu ssu yus{s s}{ |ws zuzu}{s} ys}{tu}{
w}{s} stutq |tsy}s |xss |~}t| ~sws stut ws||t s~| |xss
sy{| ss}s} ~sws yus{s ~sws stut ws||t }s ||s}q

ys}u}s w|ysts} }s}{ w|}t|sy w|s{}t|t stut tzu ws} ss


uuts} ~|y|s} w|s{}t|tq }u }|ss} ~}{ss} w|s{}t|t |}|
~yu ~}ysts} }s}{ }|t ~|tss} ~}u}s}{ ws} st|y s}{ w|~yq
v}ysts} }s}{ s~| y|~u| }|t zs wt|t ws} yss ~z|s}q s~| }}

Follow-up
hasil pengobatan atau edukasi dijelaskan sesuai kepentingan penulisan. Penjelasan
hasil kunjungan berikutnya atau control, cukup mengenai waktu, hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi dan atau edukasi. Jika pasien dirujuk ke
konsultan atau spesialis baik untuk penegakan diagnosis atau pengobatan, maka
hasil rujukan harus dijelaskan disertai lampiran fotocopy hasil rujukan tersebut.
w|s}ts t~| wust| ssu |t|s~| sut w|ysts} u{sq

Penulisan bagian kasus ini, harus memperhatikan tujuan penulisan LK. Jika
tujuan penulisan LK untuk melaporkan hasil suatu pengobatan, maka gambaran
klinis atau proses penegakan diagnosis tidak perlu dijelaskan secara terperinci,
tetapi cukup hasil yang positif atau yang mendukung penegakan diagnosis.
Sebaliknya jika penulisan LK untuk menjelaskan proses penegakan diagnosis, maka
perlu dilaporkan selengkap mungkin hasil pemeriksaan yang ditemukan, termasuk
semua hasil pemeriksaan klinis dan penunjang yang digunakan untuk
menyingkirkan diferensial diagnosis. Jika penulisan LK dimaksudkan untuk
menjelaskan kemungkinan patogenesis penyakit, maka perjalanan penyakit,
termasuk hasil followup pengobatan- harus dijelaskan secara terperinci.
3.

Pembahasan

Bagian ini dimulai dengan penjelasan tentang kasus atau permasalahan pada
kasus. Selanjutnya diterangkan rujukan dari pedoman standar atau hasil
penelusuran referensi termasuk hasil penelitian atau laporan terdahulu. Misalnya
cara penegakan diagnosis disertai gambaran epidemiology dan patofisiologi
Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

38

APORAN KASUS (ELS)

Format
penulisan harus merujuk pada jurnal yang akan memuat LK tersebut, karena
hampir semua jurnal sudah memberikan pedoman atau format penulisan LK
masing-masing. Misalnya jumlah kata tidak boleh lebih dari 1800-2000 kata
dengan 2 gambar atau table,2 atau tidak boleh lebih dari 400-600 kata.3
Mengirimkan laporan laporan kasus ke suatu jurnal sebagai laporan asli
(belum pernah ditulis dan dilaporkan ke jurnal lain).

7.

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

39

APORAN KASUS (ELS)

2.

3.

Guideline, AMERICAN Academy of Optometry,


file://localhost/E:/EBM/Case%20Report/guide%20of%20Case%20report.h
tm (diakses 10 April 2009)
Case Report Guideline, Journal of Dermatological Case Reports,
file://localhost/E:/EBM/Case%20Report/index.php.htm, (diakses 10 April
2009)
Author Guideline, International Journal of Dermatology,
http://www.wiley.com/bw/submit.asp?ref=0011-9059&site=1 (diakses 10
April 2009).

40

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

AS A

PUBLIKASI ILMIAH
Oleh : dr. Tri wulandari

Note: sumber editan ini dikutip dari slide dosen dan ELS. Dalam editan ini masih banyak
singkatan2 umum: merup=merupakan, yg=yang, sbg=sebagai, thd=terhadap dll.. artiin
sendiri ya .(udah dibenerin sama layouter -.- )

Sikap
p seorang ilmuwan

Sikap ingin tahu



Sikap
kritis

  
Sikap 
terbuka

Sikap  
objektif

Re a menghargai kar a orang lain



Berani mempertahankan kebenaran
Mempun ai pandangan jauh ke depan

Manfaat menulis

Terampil membaca
Terlatih meramu berbagai informasi dan men ajikan secara sistemats untuk
dijadkan bahan pemikiran lebih matang
Terampil dalam kegiatan penelsuran pustaka
Mampu melihat kesalahan darii sendiri sebelum dilihat orang lain writing is
rewriting)
Meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala baik bagi diri sendiri
sesame ilmuwan maupun mas arakat

Karakteristik karya ilmiah


Artikel ilmiah adalah tulisan singkat krg dari  halaman ang dipublikasikan di
jurnal ilmiah Setiap jurnal memiliki pedoman ga a penulisan ang bersifat selingkung
namun tetap berdasar pada prinsip penulisan artikel scara nasional atau universal Artikel
ilmiah hendakn a memiliki karakteristik sebagai berikut
 Obyektif han a dikembangkan dari fenomena ang sudah jelas eksistensin a
diakui ban ak orang
 Rasional hasil penilaian kritis sebagai wahana pen ampaian kritis timbal"balik
ang brkaitan dg ang dipersoalkan
 Up to date mbawa sesuatu ang baruidak ketinggalan jaman karena artikel
ilmiah berada di garis depan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
mangat KTI!
Varo9/30 semangat

#$%&'(AS' '&)'A*
78 9:;<<=;>?>; s@?>p ilmiahA BCDEFED GHIHJ FEKHLFEKH GED KHGEM NOCI PQEHBHDRJ STSTIJ
QTREU GED KHGEM BCDVCIKEMED BNKHW XIHYEGH TDKTM MXCDKHDRED KCIKCDKTJ Z KCIYTME
GEQEB BCDVCYTK UTBYCI YEFED8
[8 Orisinalitas REREUED EKET KCBTED8 \IHUHDEQHKEU MEIVE HQBHEF EMED BCBYCIHMED
UTBYEDRED KCIFEGEX XCIMCBYEDRED HQBT XCDRCKEFTED8
]8 Memuat diskusi & referensi8 ^HUMTUH KCIFEGEX KCBTED Z REREUED XEMEI QEHD
_GEQEB YCDKTM XCITSTMED` EMED BCDTDSTMMED XNUHUH XCDTQHUJ XCIYCGEED Z
XCIUEBEEDDVE UCIKE MCBESTED VEDR GHXCINQCF XCDTQHU8 aEQ HDH XCDKHDR TDKTM
BCDRFHDGEIH GTXQHMEUHbXQERHEUH8
c8 Penyajian dalam bentuk format eseiJ YTMED GEQEB YCDKTM CDTBCIEKHWJ
GHUEBXEHMED UCPEIE UHDRMEK Z FEDVE BCBTEK YERHEDd KIXCDKHDR UESE VEHKT BCKNGCJ
FEUHQ Z XBYEFEUED8
e8 Memenuhi bentuk, struktur dan sifat2 tertentu A PEIE XCDTQHUED BCDRHMTKH XNQEJ
KCMDHM GED MEHGEF KCIKCDKT VEDR GHUVEIEKMED NQCF STIDEQ8

Jenis karya ilmiah


fTIDEQ HQBHEF BCBTEK UEQEF g GEIH FEQd YCIHMTKA
g8 hTBXTQED EKET EMTBTQEUH XCDRCKEFTED YEITi
d8 Hasil pengamatan empiriki dan
j8 Gagasan atau usulan baru8
Dalam praktiknVaJ halLhal tersebut tertuang dalam dua jenis artikelA
g8 Artikel hasil penelitian
d8 Artikel hasil pemikiran _non penelitian`
Jenis artikel kedokteran Vang penting lainnVa adalah laporan kasus8
g8 Resensi buku dan
d8 obituari adalah jenis artikel lain Vang jarang di kedokteran8
Bahan artikel dan pengolahannVa
g8 Laporan penelitian
a8 Mengubah format enuratif menjadi format esei
b8 Judul artikel ilmiah tidak harus sama dengan judul penelitianJ namun
menggunakan kalimat V ang lebih menarik tanpa mengurangi makna kalimat
d8 Laporan pengabdian masVarakat
a8 Memerlukan tambahan diskusiA membandingkan hasil pengabdian lainnVaJ
atau penjelasan teoritis atau empiris tentang tingkat pengabdian tersebut8
j8 Diktat kuliah
a8 BanVak kelemahan Lk berisi kumpulan informasi onseptual
b8 Posisi penulis tidak jelas dan tidak memiliki orsinalitas
78 Makalah dalam forum diskusi ilmiah
Tinggal menVesuaikan dengan kaidah selingkung jurnal Vang dituju
Menambah abstrak dan kata kunci

Artikel hasil pemikiran


Artikel hasil pemikiran adalah pemikiran penulis atas suatu prmasalahan Vang
dituangkan dalam bentuk tulisan8 LangkahLlangkah dalam proses pembuatanA

+,-./012 34mangat KTI!

56

lmnopqASp porpAs








judul, nama penulis, abstrak & katakunci, pendahuluan,
pembahasan (bagian inti), penutup & daftar rujukan
Judul



Menjaga Mutu Dalam Pelayanan Dokter Keluarga.
Nama penulis


Abstrak & kata kunci








Pendahuluan.



Bagian Inti




Penutup atau simpulan


tuvwxyz{ |}mangat KTI!

~

AS A
t r rujukan.



Artikel hasil penelitian









Judul



Nama penulis

Abstrak & kata kunci





Pendahuluan



Metode



Hasil penelitian




Pembahasan




Simpulan dan saran

mangat KTI!

AS
   A

         !! " 
  #$
%$ &'(t' r

rujukan

)*+   "  ,! #!   

   "$


-        .     
 ,!     $ /0 !   0    !
     ,!   $ /  ! !   0,
# 

!! "         0 * * .

*   , , 

,! 0  !! 

0     

0 ", * ## "  12 34 5637   "!$

Laporan kasus
8"

 0  !

   # 





,! 

)#!+  !$ 9

"   !   #  

#

      #  ! ! 
! $ :

   

  ! 

 ,!

   ,   ,#   !  ! $
:  

  "

  ;-

Fakta; ,ang mjdi dasar penemuan

Ilmu Pengetahuan<

Pada praktik klinik =>6?@AB pngetahuan melalui laporan kasus dapat meningkatkan
kualitas penanganan pasien . mengurangi rasa kekurangan pengalaman bagi bbrp klinisi$
Bbrp tipe kasus ,ang mpun,ai nilai utk ditulis dalam laporan kasus adalah<
C$ Merupakan hasil observasi kasus khusus ,ang memberi kontribusi pada perubahan
ilmu kedokteranD
E$ Mengandung teori baruD
F$ Mengandung pertan, aan ,ang berkaitan dengan teori baruD
G$ Mengemukakan kasus kompleks , ang tidak biasa dan membingungkan
H$ Mengemukakan respon buruk pasien terhadap suatu terapiD

mangat KTI!



IJKLMNAS
M MLOM AP
\] ^_`a_bcdede` defcf dgcfcf he`a i_jkelm f_neje m`lmomlcep] q
r] ^_`a_bcdede`

defcf

he`a

fs`j`he

fe`aei

cbcb

iklm

`ebc`

s_pcb

i_jltdcb_`iefm f_s_pcb`heu
v]

Aspek hang unik dalam praktik kedokteranwsprti perjanjian perawatanw manajemen


kasus x kerjasamaw adaptasi klinis utk perawatanw penentuan prioritas perawatan
bagi tunawismaw dll]

Laporan kasus secara umum terdiri atas y bagian haituz {|}|~| s|~u};.
Pendahuluan; Laporan kasus; Diskusi; Kesimpulan/saran dan Referensi. Meskipun
ada bbrp jurnal hang mengharuskan ada abstrak dan ada pula hang tidak mengharuskan
adanha abstrak dalam publikasi laporan kasusw namun sebaiknha tetap dibuat abstrak agar
informasi dalam kasus tsb dapat masuk dalam database seperti MEDLINE]
Halaman sampul berisi nama pengarangw judul laporanw abstrak x kata kunci] Pada
dasarnha abstrak bertujuan agar pembaca mengetahui isi artikel secara cepat x
menentukan apakah melanjutkan membaca atau tidak] Tanpa abstrakw mungkin laporan
kasus hang sbnrnha berkaitan dan penting bagi pembaca dapat luput dari perhatian shg
tidak dibaca]
Pendahuluan] bertujuan mengantarkan pembaca memahami permasalahan dalam
laporan kasus] Dalam pendahuluan perlu ditambahkan pertanhaan klinis atau masalahw
analisis terhadap literatur review dan pernhataan singkat hang menegaskan bahwa kasus
tsb tidak laim dan penting]
Laporan kasus] Bagian ini adl pusat perhatian dari laporan kasusw dimulai dg
pengenalan pasien x mengemukakan sejarah penhakit x situasi skrg] Penjelasan terinci
mengenai pemeriksaan fisik dan hasil bbrp uji hang berkaitan] Tujuan bagian ini adl
memberikan informasi penting utk menekankan keistimewaan kasus] Diagnosis awalw
treatment dan rencana followup jg disampaikan pada bagian ini] Dapat disajikan dalam
bentuk tabelw flowchartw fotow hasil pemeriksaan radiologi agar lebih jelas]
Diskusi/Pembahasan] Bagian diskusi merupakan bagian terpenting dari laporan
kasus] Pada bagian ini penulis menjelaskan arti penting informasi hang ada dalam laporan
kasus justifikasi publikasi laporan kasus] Mendiskusikan ttg penentuan diagnosisw
gambaran epidemiologis dan pertanhaan berikut didiskusikan pada bagian iniq
] Bgmana penjelasan ttg keistimewaan kasus?u
] Mengapa kasus ini penting utk diinformasikan?u
] Apa h ang dapat dipelajari dari kasus hang dipresentasikan?]
Bagian ini juga mendiskusikan kasus] Pada bagian ini sebaiknha menggunakan
literatur hang relevan dg kasusw menggambarkan mengapa kasus hang dilaporkan adl
sesuatu hang baru dan bermanfaat atau suatu observasi hang unik] Sebuah hipotesis dapat
muncul dan menjadi informasi baru] Cara pengambilan data observasi ilmiah harus
dijelaskan sebagai bagian dari diagnosis] Penggunaan algoritma dan grafik dapat
digunakan dalam penjelasan]
QRSTUVWX YZmangat KTI!

[6

AS
A

s /Simpulan

& Saran

Daftar Rujukan

xtbook

peer review

mangat KTI!

    <


  

RANCANG BANGUN PE
PENELITIAN
E I
/
DESAIN PENELITIAN

. ambang >di 
.
=
'
'agian (lm haan nak
)akla dokean ?=@Y

 *
pedoman
aa 
po
pe
encanaan
ein peneliian adalah 
+,-.
,+d a eknik
/.0/ +dalam
3- 

.6..
peneliian ang begna 1
bagai
pand
an
membang
n
a egi
mengha
lkan
20 
.+
. .n/k -1.2.
2 ang
20
.2 .203/
.
..
model aa ble pin peneli0ian
peneli
adalah
peneli
pop3la
mple
mpling,
Yang emak ancangan 
.30 0ian
.
+34 5jeni
.0 
.30 0ian
. , ,

0, -3
, -30.2
.2-
. +

.2,3. +

/
inmen peneliian, caa 
peng
mp3lan
da
a, ca
da
a, 
pe3l 0+
idak
6a pengolahan
mengambil
ke0-
mp3lan
mengnakan aiik, ea ca
.2-103 /
.
6a ein peneliian dibagi men
. 5jeni
.0 .
1+da/kan
. 4
a, ai0 be


a))
osrttoon not tnn
/
-350i +0.
-0/ /,
30 an.
kmempelaja
dinamika
koela
a a fak
e 0/,
ko
8/,o -fak
8/o,
dalah a peneliian n
dengan efek, dengan caa 
pendeka
an
a 0
aa 
peng
mp3lan
da
a /
kalig
pada
.+/
. ob
,17
.2-
. +

302 
+
a a (poin
ime app oach)
,6). 0.
 bjek
15/ peneli
.30 0ian
. han
a +0,1
30
(
ina, 0iap
diob7
a 0 /
kali
.
ja dan peng k an dilak/
.
/kaak/
13 15
/ 
+
kan
e hadap
a
e
a a 7
a 0iabel
bjek
pada
a
+
pemeikan
. al ini idak be
a 0i ma bjek
diama
pada
ak
ma.
/ ang

15/ peneli
.30 0ian
. +0
-0i 
+ 
.2 .2-0i h
.
.
/o
,
/,
.2.
/01 2g
mengama
ngan
an
a a 8fak
e 0/
ko +
dengan
akiba
jan peneliian ini n/k b1.2
keadaan
keha
e en
ak
maan
e jadi bepa penaki aa /
+. /
. +dalam
3- 
/ ang
.2 be
1. ,
an.
) /
302 
.ebabn
11.a (fak
,
diana malahna (akiba
(
kalig
en
(8/o
e 0/,.
kona)).
b))
osprt
a 
peneli
e (non
(.,. ek
e 0imen)
ang
eneliian poekif adalah
.30 0ian
. 7
/
. )
.2 paling
30.2 baik
10/
.
.2.
/0 )). )ako e0ko ang
dalam mengkaji hbngan an
a a fac
e 0/,
ko +
dengan
efek
(.aki
86,o
8/ (pen
akan dipelajai diidenifika0 dl kemdian diiki ke depan caa poekif imblna
efek ai penaki aa lah indicao a kehaan
9adi milna gini kam
ma nelii enang pengah meokokdengan kejadian : jadi a kam memilih mpel
ang meokok e kam ikin mpel;mpel i dalam kn ak een nk
membkikan apakah mendeia : aa idak
oekif di0ni mepakan bagian dai
koho jadi koho i bi dibagi menjadi poekif dan eoekif bedakan
akna
elebihna dibaah

c)
posrt
eneliian eoekif adalah bah di ang didakan pada caaan medi mencai
iana ejadi di ma lal
pengambilan daa 7aiabel akiba
mnd mpai ak pei
(dependen) dilakkan elebih dahl kemdian ba dik 7aibel bab ang elah
e jadi pada ak ang lal
milna ahn ang lal dengan caa menanakan pada
e onden
balikanna dai peneliian popekif eo i kan makdna kembali aa
fla back gi bi dib jga ca conol
9adi gini mil ma menelii pengah okok
p n
su nnp

tn



/8 "

!  "##!." - $% &%%!

48
8

ABCDBCE FBCEGC HICIJKLKBC M NIOBKC HICIJKLKBC


jklmnonp qqrst unvnw plxypkujz{ un| }n|~ oznnjz xln|~ }n|~ |~lxuxu jklwy ozzuwjz|
ynpnz numzl|}n k|oklzjn qqrs njnw jzonu, jnpz unvnw lkjlxypkujz{ z|z oznlz pk|oklzjn
}n|~ qqrs jklwy ozvzmnj lzn}nj|}n onvn uwlw| nujw jkljk|jw nyn vnvw|}n ozn zjw
klxuxu njnw jzonu.
x|jxm vnz| ww|~n| n|jnln kpx qlxkln ok|~n| rkyzjny pnon Wanita Usia Subur
Jika penelitian menggunakan pendekatan Retrospektif, ma
ka populasinya adalah:
Semua Wanita Usia Subur yang mengalami obesitas (Kelompok tudi)
s
Sedang kelompok kontrolnya adalah: semua WUS yang tidak m
engalami obesitas
Got it?

NKFIAK KCLIAICOK BLBG LKNB

a)
OBSERVASIONAL
Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi,
tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti
b)
EKSPERIMENTAL
Penelitian ekperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi pada
variabel sebab yang akan diteliti. Gunanya untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari
pemberian intervensi tersebut.
Desain Esperimental dibagai tiga:
1.
Pra Eksperimental
2.
Quasy Experiment
3.
True Experiment
c)
KUASI-EKSPERIMENTAL
Ini merupakan bagian dari desain eksperimental. Design Quasy Experiment adalah
penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah ada kelompok studi dan
kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum dilakukan secara randomisasi
Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil
Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan kontrol
Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang pada kelompok kontrol
tidak dilakukan intervensi penyuluhan
Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok
kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai

IOHIAKICLBJ

Ada tindakan
Syarat : mempelajari efek intervensi

FBEBKBCB NICEBC NIOBKC BCBJKLK BLBG NIOAKHLK

Syarat : ada perbandingan


Penelitian analitik itu harus menyertakan perbandingan antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini berdasarkan pada kekuatan hubungan dalam suatu
permasalahan. Misalnya nih perbandingan kesehatan mahasiswa yang merokok
dengan mahasiswa yang tidak merokok.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

PQRSTU/V8 "WS XSYR ZSR[ Z\]^ Q__ XSYR ^`QR] Qab XSY Z\__ cYdd``b." - e_f`R] gYffQRb

hi

fenomena
buatan
manusia..

Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,


perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang
ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang
terjadi, atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.

Keterangan :

Faktor resiko hal yang dapat menimbulkan atau meningkatkan terjadinya suatu
penyakit. Misal : merokok merupakan faktor resiko PPOK, jadi sebelum menderita PPOK,
pasien merokok dulu

Faktor prognostik adalah faktor yang mempengaruhi outcome suatu penyakit. Jadi
gini, penyakitnya sudah diderita oleh pasien, tapi jika terkena faktor prognostik bisa
memperparah. Misal pasien hepatitis yang mengkonsumsi narkoba dan alkohol. Sedangkan
outcome itu ada sembuh atau perbaikan, kematian atau keburukan.
Munculnya beberapa FAKTOR menimbulkan EFEK
Sehingga menggunakan n
ptn


Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari
dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau
status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya
atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Study
to
n
r
ni didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga
memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg
menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang
tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah
diketahui penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.

Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok


penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang
diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar
dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab.
adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah
tntor
diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya.

/8 " ." -

   


torr osprt!"
# 
&

, 3, 


2 , 1

, 1

(-) (+)  .
 
  $
1.
& 
2.  
 %


3.  
 
  $
1.


2.
  
&
3.
   
   '
)
4.


5(

/8 "     ." -  

v
XVW]VWt SVWtjW \QWQRTYTVW u vQ[VTW
\QWQRTYTVW

RETROSPECTIVE COHORT STUDY


BEDA =>?
nya @: AB=CDEDF?=
pengukuran ?G?
awal,, follow up dan outcome nya sudah terjadi
9:;<
SYARAT: L?M?
data NB=CE?A
lengkap OBOD?
sesuai dengan research question
HI<J<K@
PQRQSTUVW XQYXZ[\Q]YT
TQ ]ZUZXY_

1.
2.

Lebih murah
Waktu lebih singkat

PQRQ^VUVW _

1.
2.

Kualitas pengukuran tidak terkontrol


Data kurang lengkap sehingga tidak menjawab research questiom

Misalnya apakah pengaruh olahraga terhadap penyakit CHD, namun faktor sosial ekonomi
juga mempengaruhi.
pn
nabacdce fgeto
rh
stuyi
`
P`p
1.
Menentukan insidensi dan perjalanan penyakit secara alami
2.
Menentukan hubungan waktu terjadinya penyakit dan penyebab
(temporal
sequence)
Depresi infark miokard
3. Utk penyakit yang cepat menimbulkan kematian
4. Ingin mendapatkan outcome variabel yang banyak
[QRQP[T [jSkQP \QWQRTYTTVW_

1.

Semua subyek harus mempunyai risiko menderita


penyakit
Ca cervix Wanita yg belum histerektomi
2. Pilih subyek yang mempunyai insidensi relative lebih tinggi
patah tulang panggul wanita tua
r`nb
p
r hcoto
rpfqo
no
u
n
n_
hcm
\blmnou
Lengkap dan akurat dan kalau perlu berulang
w su
pp b
plmnor`
unfo
u
t gab_
rgdd o
Minimalkan drop out: - excluded yg punya rencana pindah
- excluded yg tidak mau kontrol
- catat: alamat lengkap subyek, teman dekat
dokter pribadi dll
*+,-.//08

"1- 2-3, 4-,5 4678 ++ww 2-3, 8x+,7 +yz 2-3 46ww {3||xxz." - }w~x,7 3~~+,z

-
hubungi secara periodik
u
r no
u
t

1.
2.

Kriteria
outcome
terstandarisasi//

ditentukan dg jelas

Blinding

1.
Deskriptif
: rerata proporsi
:
2.
Analitik
hubungan antara prediktor dan outcome
RELATIVE / RR

VE RISK / RISIKO
RELATIVE

Selection of Cases, Control, Bias


Exposure, Matching,
Overmatching
ru
uto
n
t
to
Case control study adalah desain penelitian p yang berisi studi populasi grup
yang keduanya mempunyai atau tidak mempunyai masalah kesehatan tertentu atau
outcome.
Retrospective study

tn

tn

Statistiknya lebih efisien jika


outcomenya jarang/ sedikit

Lebih cepat jika hasilnya


tertunda

Biaya murah
to
n
o
t
Usually based on outcome :
Incident outcomes
Prevalent outcomes

Enhanced potential for sample


distortion

Exposure ascertainment more


prone to error and bias

to
n
o
to
n
r s
t
/8

" ." -

      
    
 
 



, ,

su
r
xp
o
,

, ,


 * PENELITIAN POTONG LINTANG )

  + ,    ..
yo nt nt- .onr op// 0



  

 1 


  +

  

  +

/8

"

"# $%%!!#." - & '! (''


' #

51

f]^e]^z q]^zy^ bc^c_`d`]^ | {caa]`^ bc^c_`d`]^


Infark GHIFDEJ
miokard KLMDNDH
sebagai OLBP
penyebab depresi ?
ABCDEF
PENYUSUNAN QRSRXAYAWS
PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
QRSTUVUSWS
1. QLEGDKDZD[DB
Permasalahan// research
ELKLDE\[ questions
2. Populasi target, kriteria sampel, bagaimana mendapatkan
3. Variabel yang akan diteliti, cara pengukuran

]^]_`a`a bc^c_`d`]^ efg


gaaaced`g^]_
Statistik deskriptiv :
1. Prevalensi
2. Mean/rerata
3. Proporsi
]h bir jklimno p

Contoh prevalensi:
1. Prevalensi Ca. prostat
Jumlah yang berisiko = ?
2. Mencari prevalensi penderita AIDS
Jumlah yang berisiko = ?

qh riknp siskkt

eh boprno p tisukvnownkn
30 % dari perokok menderita hipertensi
10 % dari bukan perokok menderita hipertensi

ad]d`ad`x ]^]_`d`x
Perbedaan : Uji-T. Chi-square, Regresi, korelasi dll.

r]]^ bc^c_`d`]^ efgaaaced`g^]_


xcy^dy^z]^ {]^ xc_cr
Keuntungan:
- cepat, hasil langsung didapat
- murah
- tanpa drop-out/ lost of follow-up
- cocok utk hubungan kausal berantai
- tahap penelitian cohort, ekperimental

234567/88 "95 :5;4 <54= <>?@ 33}} :5;4 @~34? 3 :5; <>}} ;~~." - }~4? ;34

55

- -

-

56

/8 " ." -

Anda mungkin juga menyukai