Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SKILLS LAB

MANAJEMEN KONFLIK

Disusun oleh :
NURBAITI 20161030032
NURHAYATI 20161030033
RR FEBRI NUR PERTIWI 20161030034
RADIUS PRAWIRO 20161030035
RIA TUNJUNG KURNIA 20161030036
SANTIKA AFRIANINGTYAS 20161030037
VEBRINA AYU BESYARI 20161030038
YEYEN GUSTINA 20161030039
YOGA PRIBADI UTOMO 20161030040
ZAHRA MUSTAVAVI 20161030041
\

Dosen Pembimbing :
Dr. Nur Hidayah, M.M

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016
VIDEO 1

1. Sumber konflik pada kasus pertama adalah penyakit yang diderita oleh pasien, pasien
meminta dokter yag bertanggungjawab untuk tidak memberitahu penyakit yang
dideritanya kepada istrinya. Dan jikalau memberitahu pihak istri kemungkinan yang dapat
terjadi adalah amarah dari istri.

2. Melakukan pendekatan kepada pasien secara lebih komprehensif melalui anamnesis


yang lengkap, memberikan penjelasan tentang penyakitnya secara lebih lengkap, rasa
empati yang tinggi kepada pasien dan memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga (jika pasien mengijinkan) tentang pentingnya dukungan dari keluarga,
penularan dan screening penyakit bila perlu.
Avoiding (Menghindari)

Tidak ada pemenang atau pecundang

Kapan menggunakan:
Ketika konflik kecil dan hubungan antar staf dipertaruhkan
Ketika Anda menghitung sampai sepuluh (Calm Down) untuk
mendinginkan
Ketika isu-isu yang lebih penting mendesak diselesaikan dan Anda
merasa tidak punya waktu untuk berurusan dengan hal ini
Bila Anda tidak memiliki kekuatan dan Anda melihat tidak ada
kesempatan untuk mendapatkan perhatian
Bila Anda terlalu terlibat secara emosional dan menganggap orang lain
di sekitar Anda dapat lebih berhasil memecahkan konflik
Bila diperlukan informasi lebih banyak
Kekurangan:
Keputusan penting dibuat secara default (standar)
Menunda-nunda dapat membuat keadaan menjadi lebih buruk
Strategi menghindari berusaha untuk menunda konflik tanpa batas waktu. Dengan menunda
atau mengabaikan konflik, avoider (Penghindar) berharap masalah dapat diselesaikan
sendiri tanpa konfrontasi. Mereka yang aktif menghindari konflik sering memiliki harga diri
rendah atau memegang posisi rendah. Dalam beberapa keadaan, menghindar dapat berfungsi
sebagai strategi manajemen konflik yang menguntungkan, seperti setelah pemecatan seorang
karyawan yang populer tetapi tidak produktif. Salah satu caranya mempekerjakan pengganti
yang lebih produktif untuk posisi tersebut agar menenangkan banyak konflik.

Contoh pada kasus apabila memberitahu keadaan suami kepada istri kemungkinan yang
terjadi istri akan marah dan tidak dapat menerima.

Collaborating (Berkolaborasi)

Saya menang, Anda menang

Kapan menggunakannya:
Ketika ada tingkat kepercayaan yang tinggi
Bila Anda tidak ingin memiliki tanggung jawab penuh (Sharing
Responsibilities)
Bila Anda ingin orang lain juga memiliki kepemilikan solusi
Ketika orang-orang yang terlibat bersedia untuk mengubah pemikiran
mereka karena ditemukan opsi baru yang lebih baik
Bila Anda bersama tim perlu untuk bekerja melalui kompetisi
Kekurangan:
Proses ini membutuhkan banyak waktu dan energi
Beberapa fihak mungkin mengambil keuntungan dari kepercayaan dan
keterbukaan orang lain
Kolaborasi bekerja dengan mengintegrasikan ide-ide yang ditetapkan oleh beberapa orang.
Tujuannya adalah untuk menemukan solusi kreatif yang diterima oleh semua orang.
Kolaborasi, meskipun berguna, memerlukan komitmen waktu yang signifikan lama. Sebagai
contoh, sebuah pemimpin institusi atau pemilik b isnis harus bekerja sama dengan
manajemen lain untuk menetapkan kebijakan, tetapi kolaborasi pengambilan keputusan hal
kecil lebih baik digunakan dengan cara mandiri.

Contoh pada kasus : memberikan kesempatan kedua belah pihak mengutarakan keinginan
dan mencari jalan keluar bersama yang berimbang tidak memberatkan salah satu pihak.
Compromising (Berkompromi)

Anda Sopan, Saya Segan

Kapan menggunakan:
Ketika orang-orang dari status yang sama berkomitmen untuk satu
tujuan
Ketika waktu bisa dihemat dengan mencapai jalan tengah
pada masalah yang kompleks
Ketika tujuannya cukup penting
Kekurangan:
Nilai-nilai penting dan tujuan jangka panjang (strategis) dapat
tergelincir dalam proses (takstis) yang terjadi
Mungkin tidak bekerja jika tuntutan awal terlalu besar
Dapat menelurkan sinisme, terutama jika tidak ada komitmen untuk
menghormati solusi kompromi
Strategi kompromi biasanya agar kedua sisi konflik menyerah dalam rangka untuk
membangun solusi yang diterima, walau tidak menyenangkan. Strategi ini paling sering
dalam konflik di mana pihak yang berkonflik kurang lebih setara. Pemimpin institusi atau
pemilik bisnis sering menggunakan kompromi selama negosiasi persetujuan atau
kontrak ketika masing-masing pihak bertahan agar tidak kehilangan sesuatu yang berharga,
misalnya layanan yang diperlukan agar tetap berjalan.

Competing (Bersaing)

Saya menang, Anda kalah

Kapan menggunakan:
Bila Anda tahu Anda benar
Ketika waktunya singkat dan keputusan yang cepat diperlukan
Ketika ada kekuatan sedang mencoba untuk menggilas dan Anda
tidak ingin dikalahkan olehnya
Bila Anda perlu mempertahankan hak-hak Anda
Kekurangan:
Dapat meningkatkan konflik
Pecundang (fihak yang kalah) mungkin akan membalas di lain
kesempatan
Kompetisi beroperasi seperti zero-sum game, di mana satu sisi menang dan yang lain
kalah (1-1=0). Kepribadian yang sangat tegas sering memilih kompetisi sebagai
strategi manajemen konflik. Strategi bersaing ini baik dalam sejumlah konflik, seperti
situasi darurat. Secara umum, pemimpin institusi atau pemilik bisnis memanfaatkan
strategi bersaing sebagai cadangan untuk situasi krisis dan keputusan yang
menyakitkan.

Untuk kasus 1 kelompok kami memilih stategi yang collaborating untuk mendapatkan
jalan tengah yang tidak merugikan satu sama lain. Sehingga dokter dapat memberikan
penjelasan detail, pasien dapat mengutarakan keinginannya dan mencari solusi.
4. Hal positif yang dapat di ambil dari konflik tersebut adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit menular seksual terutama mengenai HIV AIDS sehingga
diperlukan promosi kesehatan.
Video 2

1. Sumber Masalah :
a. Pasien anak periksa di Poliklinik Penyakit Dalam
b. dr. Yusril , Sp.PD mempunyai keinginan untuk membantu pasiennya dengan
memondokkan pasien tersebut tetapi hal tersebut justru tidak membantu
menyelesaikan masalah pasien tersebut yang tidak mempunyai biaya & memiliki
jaminan kesehatan.
c. dr.Yusril, Sp.PD terlalu banyak pasien, sehingga ada pasien yang celaka karena
kelalaiannya. Namun, beliau masih merasa mampu menangani pasien tersebut.

2. Pemecahan Konflik :

Pihak Manajemen RS melakukan pendekatan kepada dr. Yusril, Sp.PD. Pihak


Manajemen memaparkan masalah yamg terjadi dan berdialog bersama dengan dr.
Yusril,Sp.Pd kemudian mencari win-win solution.

3. Strategi Manajemen Konflik


a. Avoid :
Pihak Manajemen membiarkan dr. Yusril, Sp.PD tersebut tetapi pihak manajemen
tetap mencari cara dan informasi untuk memecahkan masalah.
b. Collaboration :
Diskusi untuk mencari win-win solution, dengan cara berkomunikasi satu sama
lain, langkah persuasi, tawar-menawar, dan pemecahan masalah secara terpadu.
Contoh : dr. Yusril, Sp.Pd mengikuti rapat komite medik yang diadakan oleh
pihak RS. Kemudian, pihak manajemen mengungkapkan keinginan untuk
menambah dokter baru untuk meringankan tugas dr.Yusril, Sp.PD . Pada
akhirnya, dr. Yusril, Sp.Pd menyetujui keputusan tersebut.
c. Compromi
Setiap pihak mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi
win-win solution.
Contoh :
Pembagian jadwal poli untuk dokter baru. Misalnya dokter baru hanya 2 hari dan
dr. Yusril, Sp.PD
d. Accomodation
Pihak Manajemen RS memaparkan keinginan untuk penambahan dokter baru ,
kemudian dr.Yusril menyetujui hal tersebut , namun dengan syarat akan membuat
perjanjian untuk pembagian jadwal poli bagi dokter baru.
e. Competitor
Pihak Manajemen RS akan tetap menambah dokter baru, walaupun dr.Yusril tidak
setuju.

4. Hal Positif yang dapat diambil dari konflik yang terjadi :


a. RS lebih berpengalaman dalam menyelesaikan konflik
b. RS akan menjaid lebih harmoni dengan adanya konflik
c. RS dapat membuat keputusan atau aturan terkait penyelsaian konflik sehingga
ketika ada konflik di kemudian hari dapat diatasi dengan peraturan yang ada.

Kesimpulan :

Tidak ada pemecahan konflik secara universal. Setiap konflik dapat diatasi dengan kelima
manajemen konflik diatas, tergantung pada asumsinya dan latar belakang kejadiannya. Dalam
menyelesaikan konflik seperti kesenian. RS / organisasi mempunyai 4 pilar : Science, craft,
vision and, soul.

Anda mungkin juga menyukai