Anda di halaman 1dari 3

1.Gaya Kepemimpinan Manajer: Konsultan.

Gaya kepemimpinan manajer efektif yang kedua adalah menggunakan gaya konsultan. seorang
praktisi terkenal yang mengadopsi gaya kepemimpinan ini adalah Elizabeth Dole. Menurut Dole, “Apa
yang selalu Anda lakukan sebelum mengambil keputusan adalah berkonsultasi”.

Jika pada gaya kepemimpinan autokratis kita tidak mengenal kata “konsultasi”, karena keputusan
tertinggi hanya ada pada manajer, maka gaya kepemimpinan konsultan ini agak sedikit berbeda dari
sebelumnya. Manajer konsultan selalu menerapkan diskusi atau kegiatan perundingan dengan
anggota timnya sebelum mengambil keputusan. Meskipun begitu, keputusan terakhir dan tertinggi
tetap ada pada manajer, bukan pada orang lain.

Sejauh ini, gaya kepemimpinan seperti ini paling banyak diterapkan oleh para manajer. Namun
kekurangannya, para karyawan yang tidak diikutsertakan pada konsultasi ini akan merasa diremehkan
atau tidak dianggap.

Kelemahan lainnya, jika para konsultan hebat resign atau keluar dari perusahaan, kemungkinan besar
manajer akan merasa kesulitan untuk menghadapi permasalahan berikutnya. Mengapa demikian?
Karena apabila manajer menggunakan ide atau masukan dari konsultan sebelumnya dalam
memecahkan masalah, ketika ada permasalahan baru di masa depan yang masih berkaitan dengan
masalah sebelumnya, maka ini bisa menjadi kondisi yang cukup gawat.

2.konflik dipandang sebagai sesuatu hal negatif atau buruk. Para pimpinan atau manajer cenderung
menghindari atau berusaha meminimalkan konflik dalam unit yang mereka pimpin. Kemudian
pandangan tersebut bergeser di era selanjutnya. Pada era 1970-an hingga 1990-an, konflik
dipandang sebagai sesuatu yang memiliki titik optimal yakni tingkat konflik yang sedang. Tanpa
adanya konflik, orang-orang atau individu dalam organisasi tidak menemukan tantangan, kehilangan
potensi kreatif dan ketajaman dalam penyelesaian masalah. Akan tetapi ketika terjadi konflik yang
berlebihan, kinerja karyawan dan organisasi secara keseluruhan dapat mengalami penurunan. Oleh
karena itu perlu upaya agar konflik senantiasa dikelola pada tingkat optimal.Konflik mengacu pada
pertentangan antar individu atau kelompok yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibat
saling menghalangi dalam pencapaian tujuan

Konflik manajemen adalah hal yang umum dalam lingkungan kerja. Penting untuk mengatasi konflik
dengan pendekatan terbuka, mendengarkan semua pihak, dan mencari solusi bersama. Komunikasi
yang efektif dan kepemimpinan yang bijak dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan
produktivitas tim.Adanya Manajemen konflik di organisasi bertujuan untuk menghindari konflik yang
terjadi di lingkungan organisasi, bila terjadi konflik di dalam organisasi sebagian besar dapat
mengakibatkan stress dan ketegangan pegawai. Dengan adanya manajemen konflik diharapkan
pegawai dapat bekerja dengan baik , tidak membawa stress dan ketegangan karena konflik ke
rumah masing-masing.beberapa cara mengatasi konflik sosial dalam kehidupan sehari-hari:

1. Fokus pada Penyelesaian Konflik

Langkah pertama agar konflik sosial yang terjadi bisa segera teratasi adalah Anda harus fokus pada
penyelesaian konflik itu sendiri, dan jangan memikirkan bagaimana adu argumen dengan lawan atau
siapa pihak yang paling benar di antara Anda dengan orang tersebut. Dengan fokus pada
penyelesaian konflik ini, maka kita bisa mengetahui dengan cepat apa yang menjadi inti
permasalahan, sehingga bisa dicari penyelesaian terbaik dan masalah pun akan lebih cepat selesai.

2. Menggunakan Kepala Dingin

Hal utama yang harus Anda lakukan dalam mengatasi konflik ini adalah menggunakan kepala dingin,
dan tidak memakai emosi. Memang agak sulit menahan emosi saat sedang berkonflik dengan
seseorang, tetapi Anda harus tetap tenang supaya bisa menemukan solusi yang tepat dalam masalah
yang sedang dihadapi. Ambil napas, berjalan-jalan sebentar, dan regangkan otot sejenak supaya
pikiran tenang.

3. Melakukan Diskusi

Membuka percakapan atau diskusi adalah langkah bijak untuk menyelesaikan konflik atau masalah.
Ajak lawan bicara Anda untuk berdiskusi dengan memiliki tempat yang netral, aman, kondusif dan
juga nyaman. Sehingga Anda bisa merundingkan masalah yang dihadapi dengan sikap yang baik.

Anda juga bisa menjelaskan bagaimana sudut pandang dari pihak Anda dan dengarkan sudut
pandang dia. Jelaskan juga bagaimana keinginan Anda dalam masalah tersebut, tapi gunakan kata-
kata yang baik, sopan dan tidak berteriak. Karena jika Anda seenaknya dalam berdiskusi maka konflik
akan semakin panjang dan runyam.

4. Memperjelas Pokok Masalah yang Ada

Atasi konflik sosial dengan kondisi kepala yang dingin

Pada saat sedang menghadapi konflik tentu Anda bisa terbawa ke masalah lainnya yang sebenarnya
tidak ada hubungannya dengan isi diskusi. Jika hal itu terjadi maka Anda akan merasa diserang. Maka
perjelas kembali inti masalah yang ada dan hanya boleh membahas masalah itu saja, jangan
membahas masalah lainnya. Dengan begitu tidak akan terjadi masalah yang semakin melebar dan
tidak kunjung selesai.

5. Menjadi Pendengar yang Baik

Anda juga harus memberi lawan kesempatan untuk berbicara, berargumen, dan mengemukakan
pendapatnya tentang masalah tersebut. Jangan menyela ucapannya dan dengarkan dia sampai ia
selesai berbicara. Jika Anda mau mendengarkan dari sisinya maka Anda akan terhubung secara emosi
dengan lawan Anda tersebut, dan bisa merasakan apa yang ia rasakan.

Dengarkan untuk memahami lebih dulu. Jangan mendengarkan lawan bicara hanya sekedar untuk
membalas omongan, dengan begitu pemahaman terhadap konflik yang terjadi bisa lebih baik.

Konflik memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Langkah terbaik yang bisa dilakukan
adalah meminimalisir agar potensi konflik tidak menjadi muncul. Jika konflik yang sedang Anda alami
berada dalam fase yang berat hingga berdampak pada kesehatan mental, Anda bisa berkonsultasi
dengan ahli seperti psikolog. Dengan begitu, potensi dampak konflik terhadap mental Anda bisa
diminimalisir sekecil mungkin
3.bagaimana cara mengatasi konflik secara individu organisasi maupun kelompok dengan metode
metode apa saja

Untuk mengatasi konflik secara individu, dalam organisasi, atau kelompok, terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan, antara lain:

1. Fokus pada Problem, Bukan Hal Pribadi. Ini membantu dalam menyelesaikan konflik dengan lebih
cepat dan efektif.

2.Berkomunikasi Secara Terbuka. Komunikasi terbuka menjadi kunci dalam penyelesaian konflik.

3.Mengembangkan Metode Spesifik untuk Setiap Problem. Setiap konflik memerlukan pendekatan
yang berbeda, oleh karena itu metode penyelesaiannya juga harus spesifik.

4.Minta Pendapat Pihak Netral. Pendapat dari pihak netral dapat membantu dalam melihat konflik
dari berbagai sudut pandang.

5. Menjadi Mediator yang Bijaksana. Penting untuk menjadi mediator yang adil dan bijaksana dalam
menyelesaikan konflik.

6.Lakukan Evaluasi. Evaluasi terhadap konflik dan proses penyelesaiannya membantu dalam
mencegah konflik serupa di masa depan.

7.Tentukan Solusi Terbaik Setelah melalui proses evaluasi, tentukan solusi terbaik untuk konflik yang
dihadapi.

Dalam konteks organisasi, penting untuk memahami bahwa konflik dapat memiliki dampak positif
dan negatif. Oleh karena itu, penyelesaian konflik harus dilakukan dengan bijaksana untuk mencapai
hasil yang baik.

Anda mungkin juga menyukai