Anda di halaman 1dari 6

Kelompok :6

Kelas : PAI 3C

Nama : Asep Zakariya


Miftah Farid
Elvina Hidayat
Ayu Tsamroh Nurrahmatillah

KARAKTERISTIK KONSELOR YANG PROFESIONAL, EFEKTIF DAN BAIK

Profesional

Kita pasti tahu semua pekerjaan memerlukan keahlian tertentu. Sehingga, tidak semua
orang bisa melakukan hal yang sama meskipun dalam satu pekerjaan yang sama. Begitu juga di
dalam dunia bimbingan dan konseling, yaitu tidak semua orang bisa menjadi seorang Konselor.
Banyak yang telah menjadi Konselor tetapi tidak semuanya Profesional. Pertanyaannya,
"Bagaimana Kriteria Konselor Profesional ? " Mari simak ulasan berikut.

Konselor adalah orang yang memberikan bimbingan dan konseling kepada kliennya
melalui interaksi langsung maupun tidak langsung agar dapat menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi kliennya serta usaha mengembangkan potensi yang dimilikinya guna menjadi pribadi
yang mandiri. Seorang Konselor Profesional harus memahami tentang seluk-beluk dunia
bimbingan dan konseling yang akan memudahkan keberhasilannya dalam proses konseling
terhadap kliennya.

Konselor dapat dikatakan Profesional jika ia:

Pertama, Memiliki Penguasaan Pengetahuan. Maksudnya adalah adalah seorang konselor


harus dapat memahami tentang konsep bimbingan dan konseling, landasan pendidikan, serta
memahami kode etik bimbingan dan konseling dalam implementasi hubungan konseling yang
akan dilakukan. Dengan aspek ini, Konselor akan mampu mengelola proses konseling yang tepat
terhadap kliennya.

Kedua,Penguasaan Emosional. Yakni seorang Konselor harus dapat menguasai emosi di


dalam dirinya sendiri terlebih dahulu, lalu akan merefleksikan kepada kliennya. Dengan
memahami emosional kliennya, maka Konselor dapat melakukan pendekatan yang tepat dalam
proses konseling sehingga dapat memperlancar dalam upaya memecahkan masalah yang
dihadapi kliennya.

Ketiga,Memahami Tentang Kepribadian. Yaitu seorang Konselor harus dapat memahami


tentang penguasaan kepribadian yang dimiliki dirinya sendiri dengan baik. Dengan memahami
dirinya sendiri, Konselor akan memiliki pandangan yang tepat terhadap kliennya melalui
penguasaan dirinya sendiri (Self-Knowledge)sehingga ia akan mengetahui apa yang dirasakan
kliennya, dengan kata lain dia akan terampil dalam memahami kepribadian orang lain yang
sangat berguna dalam hubungan konseling.

Keempat,Dapat Dipercaya. Yakni seorang Konselor Profesional harus dapat dipercaya


oleh semua pihak yang membutuhkan. Agar dapat dipercaya, Konselor harus memiliki kejujuran
yang tinggi yaitu sifat yang terbuka, otentik, dan objektif dalam pemberian layanannya kepada
klien sehingga ada relevansi antara penilaian diri sendiri (Real-Self) dengan penilaian orang lain
terhadap diri klien (Publik Self).

Kelima,Memiliki Psikologis yang Baik. Seorang Konselor diharuskan memiliki


Psikologis yang lebih sehat (baik) daripada kliennya. Kesehatan psikologis Konselor yang prima
sangat vital dan berguna selama proses konseling. Karena, jika Konselor kurang sehat psikisnya,
maka akan menghambat prsoes konseling yang dijalankannya. Misalnya, ketika Konselor
mengalami masalah ekonomi dalam kehidupannya, maka hal itu akan memengaruhi psikis
Konselor menjadi tidak sehat dan akan menyebabkan pemberian pelayanan bimbingan dan
konseling yang kurang baik bahkan dapat menyimpang.

Itulah beberapa kriteria menjadi Konselor Profesional. Sebenarnya masih banyak lagi,
akan tetapi yang tidak kalah penting dari itu semua adalah seorang Konselor Profesional harus
dapat menghormati harkat pribadi, integritas dan juga privasi kliennya. Dengan hal demikian
akan membuat kliennya merasa menjadi nyaman dan aman ketika menjalani proses konseling.

Efektif

Sebagai pembanding dan pertimbangan dirasa perlu mengambil pendapat Foster (1996) dan Guy
(1997) sebagaimana dikutip oleh Gladding (2012: 40), bahwa aspekaspek dari kehidupan pribadi
seseorang yang membuat dia cocok berperan sebagai seorang konselor adalah sebagai berikut:

1. Keingintahuan dan kepedulian: Minat alami manusia.

2. Kemampuan mendengarkan: Mampu menemukan dorongan untuk mendengarkan orang lain.

3. Suka berbincang: Dapat menikmati percakapan yang berlangsung.


4. Empati dan pengertian: Kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan, meskipun
orang lain itu berbeda sekali dengan dirinya.

5. Menahan emosi: Mempu mengatur berbagai macam jenis perasaan, atau emosi mulai dari
perasaan marah hingga perasaan senang.

6. Introspeksi: Kemampuan untuk merngintrospeksi diri

7. Kapasitas menyangkal diri: Kemampuan untuk mendahulukan kepentingan orang lain


dibandingkan kepentingan pribadi.

8. Toleransi keakraban: kemampuan untuk mempertahankan kedekatan emosional.

9. Mampu berkuasa: Dapat memegang kekuasaan dengan menjaga jarak tertentu.

10. Mampu tertawa: Kemampuanmelihat kualitas pahit-manis dari peristiwa kehidupan dan sisi
humor di dalamnya.

Konselor yang efektif juga adalah orang yang mampu mengintegrasikan keterampilan
dan pengetahuan ilmiah ke dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, mereka mampu
mencapai keseimbangan interpersonal dan kompetensi teknis (Cormier & Cormier, 1998 dalam
Gladding, 2012: 41). Kualitas tambahan dari konselor yang efektif selain yang sudah disebutkan
meliputi:

1. Kompetensi intelektual: Keinginan dan kemampuan untuk belajar sekaligus berpikir cepat dan
kreatif.

2. Energi: Kemampuan untuk aktif dan tetap aktif dalam sesi konseling meskipun melihat jumlah
antrian konseli cukup banyak

3. Keluwesan: Kemampuan beradaptasi dengan apa yang dilakukan konseli guna memenuhi
kebutuhan konseli.

4. Dukungan: Kemampuan untuk mendorong konseli mengambil keputusan sementara


membantu menaikkan harapan mereka.

5. Niat baik: Keinginan untuk membantu konseli secara konstruktif, dengan etika meningkatkan
kemandirian mereka.

6. Kesadaran diri: Mengetahui diri sendiri, termasuk perilaku, nilai, dan perasaan serta
kemampuan untuk mengenali bagaimana dan faktor apa yang saling memengaruhi satu sama
lain.

Dalam konteks ciri pribadi konselor yang efektif, Gladding (2012: 62-63) menyimpulkan
bahwa, kualitas dan perilaku yang sangat dibutuhkan untuk menjadi konselor efektif akan terus
meningkat, sejalan dengan perkembangan konseling sebagai profesi. Namun, ada beberapa
kualitas dan kemampuan dasar yang yang harus dimiliki semua konselor agar dapat bekerja
efektif. Salah satu kualitas tersebut adalah kepribadian inti konselor. Orang merasa nyaman
bekerja dalam lingkungan konseling karena latar belakang, minat, dan kemampuannya.

Mayoritas konselor yang efektif memiliki minat di bidang sosial, seni, dan menikmati
bekerja dengan manusia dalam berbagai bidang pemecahan masalah dan pengembangan.
Konselor yang efektif biasanya mempunyai karakteristik hangat, bersahabat, terbuka, peka,
sabar, dan kreatif. Mereka secara konsisten menjaga kesehatan mental mereka sendiri, dan
berusaha agar tidak mengalami kelelahan maupun ketidakefektifan.

Baik.

Mungkin tampa disadari anda sering dijadikan tempat curahan hati bagi teman-teman,
tentunya ada kebahagiaan sendiri bagi anda bisa menjadi orang kepercayaan dalam
mendengarkan dan membantu memecahkan persoalan orang lain, tapi tahukah anda bahwa tidak
semua orang bisa menjadi teman  curhat yang baik, ada 7 acuan yang harus anda miliki untuk
bisa menjadi 'konselor' bagi seseorang.

1. Ciptakanlah hubungan baik

Sa'at seseorang datang menemuimu, pasanglah wajah yang manis yang menggambarkan
anda senang dengan kedatangannya sehingga dia merasa nyaman dan tidak merasa bahwa dia
telah mengganggu ketenanganmu. Lalu tanyakanlah sesuatu yang ringan, misalnya: "Hai,
bagaimana kabarmu? murung sekali kelihatannya, ada yang bisa kubantu?". dengan begitu dia
akan merasa sedikit tenang walaupun belum bercerita apa-apa.

2. Dengarkan sepenuh hati

Sa'at dia mulai menyampaikan sesuatu tataplah wajahnya dan jangan bagi pikiran anda
dengan persoalan lain yang memberi kesan anda mengacuhkan keluhannya, walaupun anda
memandang kepadanya.

3. Kenali persoalannya

ketika seseorang bercerita kita sering kali tak sabar untuk untuk segera mengomentari
atau memotong pembicaraan lalu langsung memberi solusi, padahal dia baru menyampaikan
beberapa  kata saja, tapi anda memotong ucapannya dengan mengatakan : " oke saya sudah
paham maksud anda, begini saja.......". Itu adalah hal yang kurang baik, ada baiknya anda
mendengarkan semua yang ingin dia disampaikan sampai  dia meminta tanggapan anda. Sebab
Jika anda dahului atau memotong pembicaraan maka ini dapat menimbulkan kesenjangan antara
apa yang diinginkan orang itu dengan apa yang ingin anda berikan padanya.

4.Berempatilah terhadapnya
Berempati adalah menempatkan perasaan dan pikiran kita de dalam perasaan dan pikiran
seseorang yang dalam masalah, artinya kita mampu melihat persoalan orang lain dari sudut
pandang dia, bukan dari sudut pandang anda sendiri. Dengan empati orang akan merasa bahwa
anda adalah orang yang tepat untuk dijadikan tempat berbagi rasa, perhatikan juga perobahan
ekspresi wajahnya dan masuklah anda dalam kesedihannya itu, dengan arti kata kalau dia
menangis bukan berarti andapun harus menangis, tapi memberikan ketenangan hingga dia cepat
berlalu dari kesedihan itu.

5. Jadilah pendengar yang baik

Menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah, karena dakalanya orang yang bercerita
tentang masalahnya hanya untuk mengurangi beban pikirannya tampa harus meminta anda
memberikan solusi untuknya, dengan bercerita dadanya yang sesak menjadi sedikit lega, hatinya
yang risau menjadi sedikit plong. Maka dari itu tunggulah apakah dia meminta anda untuk
memberi solusi atau tidak, kalau iya barulah anda berikan alternatif pemecahan tampa harus
memaksa, peganglah prinsip bahwa keputusan tetap ada padanya, bukan keputusan anda.

6. Jangan berlagak seperti guru

Yang perlu anda ingat bahwa orang yang menceritakan masalahnya kepada kita bukanlah
seperti seorang murid yang terkendala pelajaran dan membutuhkan bantuan gurunya, jangan
beranggapan bahwa seolah-olah andalah orang yang paling tahu, paling pintar, paling menguasai
masalah. Situasi seperti ini tentu saja akan membuat seseorang merasa kurang nyaman untuk
berbicara terbuka dan berterus terang, karena dia merasa lebih rendah dari anda, dan merasa dia
diperlakukan seperti anak kecil yang tak tahu apa-apa. Untuk menghindari kesan menggurui
anda harus selalu ingat bahwa anda hanyalah seorang sahabat yang dibutuhkan untuk berbagi
cerita atau berdialog tentang suatu masalah, bukanlah penentu jalan keluar terbaik terhadap
persoalan itu sendiri.

7.Bisa menyimpan rahasia

Jika kita sudah dipercaya maka adalah kewajiban kita untuk menjaga kerahasiaan
permasalahan seseorang tampa harus menunggu orang itu meminta agar tidak bercerita kepada
orang lain, godaan untuk bercerita ke orang lain memang sangat kuat, tapi boleh saja bercerita,
asal yang diceritakan itu hanya masalahnya saja, bukan orang sipemilik masalah tersebut, karena
siapa tahu pihak lain bisa membantu jika anda tidak bisa memberikan solusi. Tapi ada baiknya
jika dia meminta bantuan anda untuk mengatasi masalahnya sementara anda sama sekali tidak
bisa membantu, jangan malu untuk mengatakannya, lebih baik anda sarankan dia untuk
berkonsultasi dengan ahlinya dari pada anda 'sok Tahu' yang akhirnya berakibat malah
menambah rumit persoalan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/niswatul.amni/5500a2d6813311091bfa7b48/7-tips-menjadi-
konselor-yang-baik-untuk-sahabat?page=all#section1

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ridwan_fauzi/
59f0b9b3a208c00ad25379a2/bagaimana-kriteria-konselor-profesional

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.upy.ac.id/index.php/
bk/article/view/32/26%23:~:text%3DKonselor%2520yang%2520efektif%2520biasanya
%2520mempunyai,tidak%2520mengalami%2520kelelahan%2520maupun
%2520ketidakefektifan.&ved=2ahUKEwi2hZDLt73zAhUReisKHWjRBlIQFnoECAUQBg&usg
=AOvVaw02iZte0FFJKnttynVnMftu&cshid=1633786208142

Anda mungkin juga menyukai