Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konflik
Dosen Pengampu:
Andri Satria M.Pd.
Disusun Oleh:
1. LATAR BELAKANG
Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris), berasal dari
kata "to manage" yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat
diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan mengarahkan semua yang menjadi
tujuan agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan pengertian umumnya Manajemen adalah proses merencana,
mengorganisasi, mengarahkan, mengoordinasikan serta mengawasi kegiatan mencapai
secara efisien dan efektif tujuan organisasi atau Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Stoner). Manajemen merupakan ilmu dan seni dimana terdapat 4 fungsi utama yaitu
dalam manajemen: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan
(Actuating/Directing), dan Pengawasan (Controlling).
2. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah pengantar manajemen ini, penulis merumuskan
beberapamasalah berhubungan dengan pembahasan :
a. Apa saja prinsip umum dalam merencanakan pelatihan manajemen konflik?
b. Bagaimana langkah-langkah membuat desain pelatihan manajemen konflik?
c. Instrumen apa yang mendukung pelatihan manajemen konflik?
BAB II
PEMBAHASAN
Ada banyak variabel dan faktor yang melatarbelakangi timbulnya konflik. Hal ini
menyebabkan strategi dan metode untuk mengelola konflik pun akan berbeda
untuk setiap situasi.Ada beberapa metode mengelola konflik yang bisa kamu
pertimbangkan dalam strategi manajemen konflik di tempat kerjamu.
- 1. Berkolaborasi
- Metode ini digunakan dalam strategi manajemen konflik untuk
menemukan solusi yang tepat sehingga dapat memuaskan pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik.Selain itu, metode kolaborasi juga
dapat memaksimalkan kemampuan kerja sama anggota tim.Pasalnya,
pada metode ini setiap orang dapat menyampaikan pendapat mereka,
mencoba memahami pendapat satu sama lain, dan bekerja sama
mencari solusi yang memuaskan semuanya.Tentu metode ini tidak
selalu berhasil dalam semua strategi manajemen konflik. Namun
tidak ada salahnya menggunakan metode ini khususnya untuk
memahami persoalan yang ada. Sebab konflik terkadang muncul
karena komunikasi yang tidak baik.Sehingga ketika anggota sama-
sama menyampaikan pendapat dan mencoba memahami berbagai
perspektif, maka lingkungan kerja yang kolaboratif pun dapat
tercipta.
- 2. MenghindarSeperti namanya, metode ini dilakukan dengan
menunda pembahasan konflik. Biasanya dilakukan karena dianggap
masalah tersebut bukanlah masalah besar dan dapat terselesaikan
seiring berjalannya waktu.Selain itu juga metode ini dilakukan bila
ada masalah lain yang dirasa lebihpentingdan bila masing-masing
pihak tidak dalam kondisi emosi yang stabil.Meski begitu perlu
diingat bahwa tidak semua konflik dapat selesai dengan
menghindarinya. Bila tim terlalu sering menghindari konflik, maka
dendam dan frustasi juga berpotensi muncul sehingga dapat
memengaruhi produktivitas kerja karyawan dan menciptakan
lingkungan kerja yang tidak sehat.
- Bersaing, Metode mengelola konflik ini dilakukan dengan
mengambil sikap tegas untuk menolak perspektif pihak lain. Kamu
akan terus memaksakan sudut pandangmu pada orang lain dan terus
menolak pendapat mereka sampai kamu mendapatkan hasil yang
diinginkan.Umumnya metode ini dilakukan bila kamu dihadapkan
pada situasi di mana kamu perlu membela hak dan keadilan. Selain
itu, metode ini juga digunakan saat resolusi dibutuhkan dengan cepat,
dan ketika ingin menyelesaikan konflik yang tidak
berkesudahan.Meski dianggap lebih cepat dalam menyelesaikan
konflik, cara yang satu ini juga memiliki kelemahan. Misalnya saja
seperti, dapat memengaruhi hubungan dengan karyawan dan
menghabiskan lebih banyak energi.
- Akomodatif ,Pada metode manajemen konflik yang satu ini, tidak
semua sudut pandang dan informasi akan dibawa ke meja. Pasalnya,
metode akomodatif dilakukan dengan meninggalkan kebutuhan dan
keinginan kamu dan lebih memprioritaskan perhatian dan keinginan
pihak lainnya.Umumnya strategi manajemen konflik ini dilakukan
bila kamu ingin menjaga kedamaian, kamu memang menerima
kesalahan tersebut, merasa masalah itu tidak begitu penting bagi
pihakmu, merasa tidak ada pilihan lain, dan merasa melanjutkan
konflik hanya akan menimbulkan kerugian lainnya.Risiko lain dari
metode ini adalah pihak yang berkonflik akan memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk keuntungan diri dan dapat memengaruhi
kemungkinan pemecahan masalah dengan solusi yang tepat atau
‘jalan tengah’ di masa depan.
-
Tim Learning and Development (L&D) yang berada di garis terdepan dalam
program pelatihan perlu mengetahui segala kebutuhan perusahaan dan
menyesuaikannya dengan program pelatihan. Agar dapat membuat pelatihan yang
tepat untuk karyawan perusahaan. Seperti dilansir dari imd.org, memfokuskan
program pelatihan sesuai dengan konflik internal perusahaan, akan mendongkrak
kebutuhan perusahaan.
Bersaing atau competing adalah cara yang digunakan dengan mengarahkan pihak
yang terlibat konflik bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing.
Seperti namanya gaya ini menunjukkan perhatian yang tinggi pada kepentingan
diri sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Sehingga
mendorong taktik 'Saya menang, kamu kalah'. Memunculkan dampak ada yang
menang dan ada yang kalah. Namun hal ini tidak memberikan keuntungan kepada
seluruh pihak, yang mengarahkan konflik baru maka akan menyebabkan masalah
yang tidak selesai.
Kompromi, gaya ini merupakan pendekatan give and take yang melibatkan
perhatian untuk diri sendiri dan orang lain. Semua pihak harus menyerahkan
sesuatu yang mereka punya kepada satu sama lain atau antar semua pihak. Baik
dalam bentuk perbedaan pendapat atau pun hal yang lainnya. Selain itu, gaya ini
dapat menggunakan komunikasi sebagai metode penyelesaian konflik. Kompromi
dapat menjadi salah satu sarana yang tepat bagi para karyawan untuk menyepakati
solusi dalam menyelesaikan masalah. Karena tidak menyebabkan hal negatif.
Setelah tim L&D memilih gaya manajemen konflik yang akan digunakan,
langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang tepat. Metode yang tepat
akan membantu Anda dalam mengelola pelatihan agar tepat sasaran.
Beberapa metode yang bisa Anda gunakan dapat berupa workshop, bermain
peran, brainstorming, simulation game, sampai dengan case study.
Konflik merupakan sebuah realitas yang selalu akan melekat di tempat kerja. Hal
ini disebabkan oleh adanya berbagai kepentingan individu dan kelompok yang
menginginkan cara mereka menjadi pilihan dalam setiap keputusan. Oleh karena
itu, sangatlah wajar bila organisasi merasa perlu untuk mengelola setiap konflik
menjadi sebuah kekuatan yang mempersatukan setiap perbedaan. Konflik yang
dibiarkan berkembang akan menciptakan masalah yang berujung pada
pertentangan yang mengancam kekuatan organisasi. Konflik tidaklah boleh
menjadi arena saling menghasut untuk mengaburkan visi organisasi, atau pun
menciptakan ketegangan yang mengganggu proses kerja organisasi. (Manajemen
Konflik)
Pelatihan Manajemen Konflik ini biasa dirancang untuk membantu karyawan dan
pimpinan pada dunia pekerjaan agar dapat berpikir dan bertindak secara positif
dan secara cerdas mengelola setiap konflik menjadi kekuatan yang
mempersatukan organisasi dan stakeholders dalam satu visi yang terarah kepada
sasaran yang tepat.
https://cartenzhrd.com/2020/08/01/5-strategi-manajemen-konflik-perusahaan-
yang-efektif-dilakukan/
https://www.ruangkerja.id/blog/strategi-ampuh-untuk-pelatihan-manajemen-
konflik-karyawan
https://gemilang-training.com/training-manajemen-konflik-2/
https://berdiklat.com/training-manajemen-konflik/