Anda di halaman 1dari 14

Management Konflik Organisasi Pemuda

Oleh Abu Nazar, SH.I Ketua DPD KNPI Kampar


Disampaikan Dalam UPGRADING PERSATUAN PEMUDA/PEMUDI MUARA DANAU
DESA SEPUNGGUK

ADA TIGA KATA


1. MANAGEMENT
2. KONFLIK
3. ORGANISASI
a. Penegrtian Manajemen adalah suatu seni atau prinsip
yang berkaitan dengan pengorganisasian, seperti menyusun
perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau
pengawasan. untuk mencapai tujuan tertentu.

Kata 'manajemen' berasal dari bahasa Inggris yakni


'manage' yang memiliki arti mengatur, merencanakan,
mengelola, mengusahakan, dan memimpin.

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

George R. Terry
Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Henry Fayol
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan terhadap sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Oey Liang Lee
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasi serta
mengawasi manusia dengan bantuan alat-alat sehingga dapat
mencapai tujuan.
Ricky W. Griffin
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, proses
organisasi, proses kordinasi, dan proses kontrol terhadap sumber
daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Mary Parker Foleot
Manajemen adalah sebuah seni untuk menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Pengertian ini dapat diartikan sebagai fungsi
seorang manajer yang mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi.
Akan tetapi, pengertian manajemen ini bisa salah penafsiran
karena ada orang lain yang tujuannya membantu untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Federick Winslow Taylor
Manajemen adalah seni mengetahui apa yang harus dilakukan
dan melihat bahwa itu dilakukan dengan cara sebaik mungkin.
Koontz dan Weihrich
Manajemen adalah proses merancang dan memelihara
lingkungan di mana individu, bekerja sama dalam kelompok,
secara efisien mencapai tujuan yang dipilih.
Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah rangkaian proses pemilihan atau penetapan
tujuan organisasi dan penentu strategi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Dengan perencanaan, dapat dilakukan
penilaian alternatif dalam pengambilan keputusan agar
mendapatkan pilihan terbaik di antara alternatif lainnya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organizing atau pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas
pembagian tugas yang akan dikerjakan serta proses
pengembangan struktur organisasi yang sesuai tujuan
perusahaan.
Tujuan organizing wajib dijalankan dengan baik agar dapat
mengatur berbagai SDM atau sumber daya lain. Dengan begitu,
sumber daya di dalam perusahaan dapat berfungsi secara
optimal dan mampu melaksanakan peran serta fungsi masing-
masing dengan baik.
3. Fungsi Penempatan
Di sini seorang pemimpin memiliki tugas menempatkan sumber
daya yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian,
proses pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan lebih efektif
dan efisien.
4. Pengarahan (Directing)
Pengarahan atau directing yaitu suatu tindakan yang berupaya
agar semua anggota kelompok dapat berusaha meraih tujuan
yang sesuai dengan rencana manajerial serta usaha.
Fungsi ini bertujuan mengarahkan atau mengendalikan agar
pekerjaan makin efektif dan efisien.
5. Pengawasan (Controlling) 
Tujuan controlling atau pengawasan ialah untuk menilai
pekerjaan yang telah dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di
suatu perusahaan. Fungsi pengawasan sangat penting dilakukan
karena fungsi ini untuk menentukan kualitas layanan atau
produk yang dihasilkan perusahaan dapat berjalan dengan baik
atau tidak.

Managemen Konflik

Apa itu manajemen konflik? Pengertian Manajemen Konflik adalah suatu proses


aksi dan reaksi yang diambil oleh para pelaku konflik atau pihak ketiga secara
rasional dan seimbang, dalam rangka pengendalian situasi dan kondisi perselisihan
yang terjadi antara beberapa pihak.

Manajemen konflik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada proses


mengarahkan dalam bentuk komunikasi dari para pelaku konflik dan pihak ketiga, dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.

Manajemen Konflik Menurut Para Ahli

Untuk memahami lebih jauh apa arti manajemen konflik, maka kita bisa
merujuk kepada pendapat para ahli tentang definisi manajemen konflik.
Berikut ini adalah pengertian manajemen konflik menurut para ahli:

1. Howard Ross
Menurut Howard Ross pengertian manajemen konflik adalah langkah-
langkah yang diambil pelaku atau pihak ketiga dalam rangka
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin/ tidak
menghasilkan akhir berupa penyelesaian konflik, dan mungkin/ tidak
menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat atau agresif.

2. Minery
Menurut Minery pengertian manajemen konflik adalah suatu proses
rasional yang sifatnya iteratif, dimana proses tersebut terjadi secara
terus-menerus mengalami penyempurnaan hingga tercapai model yang
representatif dan ideal

- Tujuan Manajemen Konflik


Setelah memahami pengertian manajemen konflik, tentunya kita juga
harus mengetahui apa tujuannya. Berikut ini adalah beberapa tujuan
manajemen konflik pada sebuah organisasi:

1. Untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap anggota


organisasi, sehingga dapat fokus kepada visi dan misi organisasi
2. Untuk meningkatkan kreatifitas anggota organisasi dengan
mengambil manfaat dari konflik yang terjadi
3. Untuk membangun rasa saling menghormati antar sesama
anggota organisasi dan menghargai keberagaman

- Manfaat Manajemen Konflik

Mengacu pada pengertian manajemen konflik, semua organisasi  yang


berorientasi pada keuntungan jangka panjang pasti menerapkan dan
mengembangkan manajemen konflik. Berikut ini adalah beberapa
manfaat manajemen konflik pada organisasi/ perusahaan:
1. Evaluasi Sistem
Organisasi tidak dapat melakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem
jika tidak terjadi konflik di dalamnya. Dengan adanya konflik maka
organisasi akan dapat melakukan identifikasi apakah sistem yang
diterapkan berjalan dengan baik atau perlu perbaikan.
2. Mengembangkan Kompetensi
Penanganan manajemen konflik yang baik akan meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi sebuah organisasi, khususnya dalam hal
kompetensi non-teknis. Dengan strategi manajemen konflik yang tepat
maka kemampuan organisasi dalam menangani konflik internal akan
semakin kuat.

- Strategi Manajemen Konflik

Menurut Stevenin, ada lima langkah mendasar dalam memahami


manajemen konflik dengan baik. Dengan memahami kelima langkah
dasar ini maka organisasi akan lebih mudah dalam menentukan strategi
terbaik dalam penanganan konflik.

Berikut ini adalah lima langkah manajemen konflik yang paling


mendasar:

1. Pengenalan
Ini merupakan langkah awal dalam manajemen konflik, yaitu dengan
mengenali permasalahan yang terjadi, siapa yang terlibat konflik, dan
bagaimana keadaan di sekitar selama terjadinya konflik. Ini merupakan
informasi awal yang penting dalam manajemen konflik.

2. Diagnosis
Setelah mendapat informasi pada point #1, selanjutnya adalah
melakukan analisis untuk mengetahui penyebab konflik. Untuk
melakukan hal ini diperlukan metode yang benar dan telah teruji, serta
fokus terhadap masalah utama dalam konflik yang terjadi.

3. Menyepakati Solusi
Setelah melalui proses diagnosis, selanjutnya organisasi bisa menemukan
dan menentukan solusi apa yang paling tepat untuk menyelesaikan
konflik yang terjadi.
Solusi yang ditentukan harus dibicarakan secara bersama dengan pihak
yang berkonflik dengan bantuan pihak penengah. Selanjutnya, maka
semua pihak melakukan pelaksanaan kesepakatan.

4. Pelaksanaan
Setelah menyepakati solusi, selanjutnya adalah proses pelaksanaan
kesepakatan yang telah dibuat. Semua pihak yang terlibat dalam konflik
harus menerima dan melaksanakan kesepakatan tersebut dengan sebaik-
baiknya. Harus diperhatikan juga bahwa kesepakatan tersebut tidak
berpotensi menimbulkan konflik yang lain.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan hal yang penting dilakukan untuk menilai apakah
pelaksanaan kesepakatan tersebut berjalan dengan baik. Dengan
melakukan evaluasi maka organisasi bisa melakukan pendekatan
alternatif untuk konflik lain yang mungkin terjadi.

- Tipe Manajemen Konflik

Dalam proses manajemen konflik, organisasi melakukan pengelolaan


informasi dari konflik dan menentukan solusi yang paling tepat. Menurut
Dawn M. Baskerville, ada enam tipe manajemen konflik, yaitu:

1. Avoiding
Individu atau organisasi pada umumnya cenderung menghindari konflik.
Berbagai hal sensitif dan berpotensi menyebabkan konflik sebisa
mungkin dihindari. Ini merupakan cara yang paling efektif menjaga
lingkungan terhindar dari konflik terbuka.

2. Acomodating
Ini merupakan kegiatan mengumpulkan berbagai pendapat dari banyak
pihak yang terlibat dalam konflik. Dengan mengumpulkan pendapat,
maka organisasi dapat mencari jalan keluar dengan tetap mengutamakan
kepentingan salah satu pihak yang berkonflik.

Sayangnya, cara seperti ini masih bisa menimbulkan konflik baru dan
perlu dilakukan evaluasi secara berkala.

3. Compromising
Berbeda dengan acomodating, cara compromising cenderung
memperhatikan pendapat dan kepentingan semua pihak. Kompromi
merupakan cara penyelesaian konflik yang melakukan negosiasi pada
pihak-pihak yang berkonflik dan mencari jalan tengah bagi kebaikan
bersama.

Dengan kata lain, dengan kompromi maka semua pihak yang berkonflik
akan mendapatkan solusi yang memuaskan. Cara seperti ini dapat
menyelesaikan konflik tanpa menimbulkan konflik yang baru.

4. Competing
Ini adalah cara menyelesaikan konflik dengan mengarahkan pihak yang
berkonflik untuk saling bersaing dan memenangkan kepentingan
masing-masing.

Pada akhirnya salah satu pihak akan kalah dan mengalah atas
kepentingan pihak lain. Ini merupakan strategi cadangan dan dianggap
kurang efektif bila salah satu pihak lebih kuat dari yang lain.

5. Colaborating
Kolaborasi adalah cara menyelesaikan konflik dengan bekerjasama untuk
memperoleh hasil yang memuaskan karena semua pihak bersinergi
dalam menyelesaikan masalah dengan tetap memperhatikan
kepentingan semua pihak.

Dengan kata lain, kepentingan pihak-pihak yang berkonflik tercapai dan


menghasilkan win-win solution.
6. Conglomeration (
Ini merupakan penyelesaian konflik dengan mengkombinasikan kelima
tipe manajemen konflik di atas. Tipe manajemen konflik yang satu ini
membutuhkan waktu dan tenaga yang besar dalam proses penyelesaian
konflik

KONFLIK

Pengertian Konflik Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti konflik, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini:

1. Taquiri dan Davis


Menurut Taquiri dan Davis, pengertian konflik adalah warisan kehidupan sosial
yang terjadi dalam berbagai keadaan sebagai akibat dari bangkitnya keadaan
ketidaksetujuan, kontroversi, dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih
secara terus-menerus.

2. Lewis A. Coser
Menurut Lewis A. Coser, arti konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas
status dan merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga
apabila ada masyarakat maka akan muncul konflik.

3. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, pengertian konflik adalah suatu keadaan
pertentangan antara dua pihak untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara
menentang pihak lawan.

4. Robbins
Menurut Robbins, arti konflik adalah proses sosial dalam masyarakat yang
terjadi antara pihak berbeda kepentingan untuk saling memberikan dampak
negatif, artinya pihak-pihak yang berbeda tersebut senantiasa memberikan
perlawanana.

5. Alabaness
Menurut Alabaness, pengertian konflik adalah keadaan masyarakat yang
mengalami kerusakan keteraturan sosial yang dimulai dari individu atau
kelompok yang tidak setuju dengan pendapat dan pihak lainnya sehingga
mendorong terjadinya perubahan sikap, prilaku, dan tindakan atas dasar
ketidaksetujuannya.

Pengertian Konflik

Dalam sosiologi, pengertian konflik adalah suatu proses sosial antara dua


individu atau kelompok sosial dimana masing-masing pihak berusaha untuk
menyingkirkan pihak lain demi mencapai tujuannya dengan cara memberikan
perlawanan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Istilah “konflik” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “conflict” yang artinya


pertentangan atau perselisihan. Konflik adalah proses disosiatif dalam interaksi
sosial yang terjadi ketika semua pihak dalam masyarakat ingin mencapai
tujuannya dalam waktu bersamaan.

Konflik tidak terjadi begitu saja, ada banyak faktor penyebab yang
melatarbelakanginya. Adapun beberapa faktor penyebab konflik adalah
sebagai berikut:

1. Perbedaan Setiap Individu


Setiap individu di dalam suatu kelompok masyarakat pasti memiliki
perbedaan pandangan, pendapat, dan cara berinteraksi. Hal ini sangat
berpotensi menimbulkan terjadinya perselisihan yang kemudian menjadi
penyebab konflik.
2. Faktor Kebudayaan
Latar kebudayaan yang berbeda di suatu masyarakat dapat menimbulkan
terjadinya konflik. Kebudayaan masing-masing daerah memiliki keunikan
tersendiri dan dapat membentuk kepribadian seseorang.

Contohnya, perilaku dan cara berbicara orang Batak yang keras seringkali
dianggap arogan dan suka marah oleh orang lain yang berbeda
kebudayaan, misalnya orang Sunda.

3. Faktor Kepentingan
Setiap individu maupun kelompok di dalam suatu masyarakat memiliki
beragam kepentingan masing-masing. Kepentingan tersebut bisa dalam
hal ekonomi, sosial, maupun politik.
Perbedaan pandangan dan kepentingan di berbagai bidang kehidupan
manusia merupakan faktor penyebab konflik yang sangat sulit untuk
dihindari.

4. Interaksi Sosial
Kurangnya keharmonisan dalam hal interaksi sosial juga dapat
menimbulkan terjadinya konflik di masyarakat. Ketidakharmonisan
dalam interaksi sosial bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya
sifat bawaan seseorang, kondisi ekonomi, kesenjangan sosial, kurang
pendidikan, dan lain sebagainya.

5. Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat terjadi secara alami karena pada dasarnya
manusia memang senantiasa mengalami perubahan. Dan perubahan
sosial ini cukup sering menjadi faktor penyebab terjadinya konflik di
dalam masyaraka
Jenis-Jenis Konflik

Ada beberapa jenis konflik yang sering terjadi di masyarakat. Mengacu pada
pengertian konflik di atas, adapun macam-macam konflik adalah sebagai
berikut:

1. Konflik Individu
Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu
atau dengan kelompok masyarakat. Jenis konflik ini sangat sering terjadi di
dalam keluarga, pertemanan, dunia kerja, dan lainnya.

2. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang
berbeda. Konflik rasioal akan terjadi ketika setiap ras merasa lebih unggul dan
lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri di atas kepentingan
bersama.

3. Konflik Agama
Konflik agama adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang
memiliki agama dan keyakinan berbeda. Sebagian besar masyarakat
menganggap agama sebagai tuntunan dan pedoman hidupnya yang harus
diikuti secara mutlak. Sehingga apapun yang berbeda atau tidak sesuai
dengan agamanya akan dianggap masalah dan kemudian memicu terjadinya
konflik.

4. Konflik Antar Kelas Sosial


Adanya pengelompokan kelas di dalam masyarakat sangat berpotensi
menimbulkan terjadinya konflik. Perebutan dan upaya mempertahankan peran
dan status di dalam kelompok masyarakat seringkali menimbulkan konflik.
Misalnya kelompok kaya dan kelompok miskin/ menengah yang saling
memperebutkan kekuasaan di dalam politik.
5. Konflik Politik
Konflik politik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
pandangan di dalam kehidupan politik. Konflik ini terjadi karena masing-
masing kelompok ingin berkuasa terhadap suatu sistem pemerintahan.

6. Konflik Sosial
Konflik sosial adalah konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial
masyarakat. Misalnya masalah pergaulan, masalah ekonomi, komunikasi, dan
lain-lain.

7. Konflik Internasional
Konflik internasional adalah konflik yang terjadi antar negara-negara di dunia,
baik itu negara berkembang maupun negara maju. Konflik ini bisa terjadi
karena salah satu negara merasa dirugikan oleh negara lainnya atau karena
masing-masing negara ingin memperebutkan eksistensinya. Misalnya, perang
dingin antara Rusia dan Amerika.

Dampak Konflik
Pada dasarnya konflik akan menimbulkan dampak negatif bagi setiap pihak.
Namun, selain menimbulkan dampak negatif, pada kasusu tertentu ternyata
konflik juga bisa memberikan dampak posifit.

Sesuai dengan pengertian konflik di atas, berikut ini adalah dampak yang
ditumbulkan oleh konflik:

1. Dampak Negatif
 Menimbulkan kerusakan integrasi sosial masyarakat.
 Menimbulkan trauma secara psikologis dan sosial.
 Menumbuhkan rasa dendam pada setiap pihak sehingga kehidupan
masyarakat menjadi tidak harmonis.
 Terjadi kerusakan/ kehilangan harta benda di dalam kehidupan
masyarakat.
2. Dampak Positif

Konflik yang terjadi di masyarakat memang lebih banyak memberikan dampak


negatif. Namun, konflik tersebut dapat menghasilkan suatu kesepakatan yang
menguntungkan semua pihak sehingga integrasi masyarakat menjadi lebih
kuat.

Anda mungkin juga menyukai