Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DIOVANI ZAHRA TANJUNG

NIM : 5170211411

MENGELOLA KONFLIK DAN NEGOSIASI


Tugas Perilaku Organisasi
A. Mengelola Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin“configure” yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Kiranya, definisi-definisi konflik organisasi yang telah dipaparkan memiliki


sejumlah persamaan. Pertama, adanya tujuan yang berseberangan atau terhalangi.
Kedua, adanya pihak- pihak yang menganggap bahwa konflik ada, dan ini bisa
individu, kelompok, tim, ataupun bagian-bagian di dalam organisasi terhadap
sesamanya. Ketiga, konflik termanifestasi berupa rasa tidak nyaman atau permusuhan.
Keempat, konflik dapat disikapi baik secara negatif maupun positif bagi
perkembangan organisasi. Kelima, konflik adalah tidak terelakkan selama organisasi
terus beroperasi karena terdiri atas entitas-entitas yang punya kepentingan dan tujuan
masing-masing.

Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada


proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari
pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan
(interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak
ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal
ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan
terhadap pihak ketiga

Manajemen konflik dimaksudkan sebagai sebuah proses terpadu (intergrated)


menyeluruh untuk menetapkan tujuan organisasi dalam penanganan konflik,
menetapkan cara-cara mencegahnya program-program dan tindakan sebagai tersebut
maka dapat ditekankan empat hal :
 Manajemen konflik sangat terkait dengan visi, strategi dan sistem nilai/kultur
organisasi manajemen konflik yang diterapkan akan terkait erat dengan ketiga hal
tersebut.
 Manajemen konflik bersifat proaktif dan menekankan pada usaha pencegahan.
Bila fokus perhatian hanya ditujukan pada pencarian solusi-solusi untuk setiap
konflik yang muncul, maka usaha itu adalah usaha penanganan konflik, bukan
manajemen konflik.
 Sistem manajemen konflik harus bersifat menyeluruh (corporate wide) dan
mengingat semua jajaran dalam organisasi. Adalah sia-sia bila sistem manajemen
konflik yang diterapkan hanya untuk bidang Sumberdaya Manusia saja misalnya.
 Semua rencana tindakan dan program-program dalam sistem manajemen konflik
juga akan bersifat pencegahan dan bila perlu penanganan. Dengan demikian
maka semua program akan mencakup edukasi, pelatihan dan program sosialisasi
lainnya

Sumber-sumber konflik:

1. Faktor manusia
a. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
b. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
c. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis,
temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter
2. Faktor organisasi
a. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
b. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi
c. Interdependensi tugas
d. Perbedaan nilai dan presepsi
e. Kekaburan yurisdiksional
f. Masalah status
g. Hambatan komunikasi

Sumber konfik antara lain:

a. Konfli yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.


b. Konflik yang berkaitan dengan peran dn ambigius
Jenis-jenis konflik

a. Konflik dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi


b. Konflik dilihat dari pihak dari pihak yang terlibat di dalamnya
c. Konflik dilihat dari fungsinya
B. Negosiasi

Negosiasi merupakan salah satu cara penyelesaian sengketa bisnis yang sudah
lama dikenal dan banyak digunakan oleh berbagai pihak dalam menyelesaikan
permasalahan ataupun sengketa di antara mereka. Negosiasi berasal dari bahasa
Inggris, negotiation yang artinya perundingan. Dalam bahasa sehari-hari negosiasi
sepadan dengan istilah berunding, bermusyawarah atau bermufakat. Orang yang
mengadakan perundingan disebut negosiator.

Negosiasi merupakan bentuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang


dilakukan oleh para pihak yang bersengketa sendiri atau kuasanya, tanpa bantuan dari
pihak lain, dengan cara bermusyawarah atau berunding untuk mencari pemecahan
yang dianggap adil diantara para pihak. Hasil dari negosiasi berupa penyelesaian
kompromi (compromise solution) yang tidak mengikat secara hukum. Negosiasi
adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat tanpa kita sadari dan terjadi hampir di
setiap aspek kehidupan kita dan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan.

Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang didasarkan pada data
riel yang akurat dan faktual, sehingga setiap argumen dan kehendaknya tidak terlepas
dari fakta yang ada. Di samping itu juga harus ditopang dengan negosiator yang
handal dan professional, yang memahami tujuan negosiasi dilakukan dan mempunyai
daya kemampuan optimal dalam menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi
dan terhindar dari kemungkinan dead lock.

Semua orang memerlukan kemampuan negosiasi yang baik, karena negosiasi


hampir setiap saat terjadi tanpa kita sadari. Negosiasi yang tidak efektif dalam
organisasi akan berdampak :

a. Tidak dapat mempertahankan kontrol emosi dalam diri dan lingkungan


b. Tidak tercapainya tujuan dikarenakan masing-masing pihak belum dapat
mempunyai persepsi yang sama.
c. Timbulnya suatu konflik yang menyebabkan hubungan menjadi kurang baik
d. Timbulnya stress pada orang yang terlibat pada negosiasi.
e. High Cost dalam sisi waktu, pikiran, tenaga dan biaya

SUMBER

Anastalina. 2012. Pengantar manajemen “manajemen konflik”.


https://www.academia.edu/8745473/Makalah_Manajemen_Konflik_ . Diakses
pada 21 Desember 2019.

Ahmad, Sayyid. 2014. Makalah Negosiasi.


https://www.academia.edu/10046965/MAKALAH_NEGOSIASI. Diakses
pada 21 Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai