Kerangka kerja dalam mempelâjari kepemimpinan dapat ditarik dari hubungan antara ciri atau
sifat pemimpin, perilaku pemimpin, dan variabel situasional untuk mendapatkan hasil yang
efektif.
Merujuk pada pandangan Gibson, Ivancevich, Donnelly dan Konopaske (2012: 315),
kerangka kerja tersebut dapat digambarkan sebagai berlkut:
Kerangka kerja tersebut menunjukkan bahwa sifat pemimpin memengaruhi perilaku
pemimpin. Sedangkan perilaku pemimpin saling memengaruhi dengan variabel situasional dan
secara bersama-sama memberikan dampak pada hasil yang efektif.
A. Pengertian
1. Kepemimpinan
Terdapac banyak ragam pandangan tentang pengercian kepemimpinan, leadership. Antara lain
Robbins (2003: 314) memberikan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan memengaruhi
suatu kelompok menuju pada pencapaian tujuan- Sumber dari pengaruh mungkin bersifat forma},
seperti yang diberikan pada jabacan manałerial dalam organisasi.
Sedangkan Greenberg dan Baron (2003: 471) memberikan definisi kepemimpinan sebagai
proses di mana satu individu memengaruhi anggoca kelompok }ain menuju pencapaian tujuan
kelompok atau organisasional yang didefinisikan- Sedangkan pemimpin Adalah individu dalam
kełompok atau organisasi yang paling berpengaruh terhadap orang lain
Robbins dan Judge (201 1: 410) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
memengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian sebuah visi atau serangkaian tujuan- Sementara
itu, Kreitner dan Kinicki (20 IO: 467) mendefinisikan kepemirnpinan sebagai proses di mana
seorang individu memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan McShane dan Von Glinow (2010: 360) menyatakan kepemirnpinan adalah tentang
memengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain memberłkan kontribusi ke arah
efektivitas dan keberhasilan organisasi di mana mereka menjadi anggotanya. Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi dan mendukung orang lain untuk bekerja secara antusias menuju pada
pencapaian sasaran (Newstrom. 201 1: 171). Kepemimpinan merupakan faktor penting yang
membantu individu atau kelompok mengidentifikasi tujuannya, dan kemudian memotivasi dan
dalam mencapai tujuan yang teîah ditetapkan.
Colquitt, LePine, dan Wesson (201 1: 483) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan aktivitas pengikut ke arah pencapaaian
cujuan. Arah cersebut dapat memengaruhi interpretasi kejadian pengikut, organisaasi aktivitas
pekerjaan mereka, kornitmen mereka cerhadap tujuan utama, hubungan mereka dengan pengikut,
atau akses mereka pada kerja sama dan dukungan dari unit kerja lain-
Menurut pandangan Schermerhorn, Hunt, Osborn, dan Uhl-Bien (2011: 306), kepemimpinan
adalah proses memengaruhi orang lain dan proses memfasilitasi usaha individual dan kolektif
untuk menyelesaikan sasaran bersama. Gibson, Ivancevich, Donnelly dan Konopaske (2012: 314)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan pengaruh untuk memotivasi
individu menyelesaikan beberapa tujuan. Pengertian ini mengandung makna bahwa
kepemimpinan menyangkut penggunaan pengaruh dan semua hubungan interpersonal, pentingnya
menjadi agen perubahan, dan memfokus pada menyelesaikan tujuan.
Terdapat kesamaan di antara banyak definisi, yaitu: (a) kepemimpinan adalah merupakan
kemampuan memengaruhi orang {ain dengan menggunakan kekuasaannya, (b) kepemimpinan
adalah suatu proses interaksi antara pemimpin dan pengikut, (c) kepemimpinan terjadi pada
berbagai tingkat dalam suatu organisasi, dan (d) kepemimpinan memfokus pada penyelesaian
tujuan bersama-
Dengan merujuk berbagai pendapat para pakar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan pada hakikatnya adalah kemampuan individu dengan menggunakan kekuasaannya
melakukan proses memengaruhi, memotivasi, dan mendukung usaha yang memungkinkan orang
lain memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan orgamsasi-
2. Pemimpin dan Manajer
Dalam banyak pembicaraan sehari-hari, istilah leader. pemimpin dan manager, manajer sering
dipergunakan saling bergantian- Namun, periu disadari bahwa antara keduanya ticlak identik dan
harus dipisahkan. Banyak pembahasan dilakukan para pakar tentang perbedaan antara pemimpin
dan manajer.
Peran utama seorang pemimpin adalah memengaruhi orang lain untuk secara sukarela
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pemimpin menciptakan visi dan menginspirasi orang lain
untuk mencapai visi tersebut dan memperluas diri mereka di luar kapabilitas normalnya.
Sedangkan manajer merencanakan aktivitas, mengorganisir struktur yang sesuai, dan mengontrol
daya.
Organisasi perlu kepernimpinan dan manajemen yang kuat untuk mendapatkan efektivitas
secara optimal- Dalam dinamika dunia modern sekarang ini, kita memerlukan pemimpin yang
menantang status-quo,
menciptakan visi masa depan, dan menginspirasi anggota organisasi untuk mencapai visi
terse5ut- Namun, selanjutnya diperlukan pula manajer yang memformulasikan rencana secara
detail, menciptakan struktur organisasi yang efisien dan mengawasi operasi pekerjaan sehari-hari.
Peran pemimpin dan manajer berbeda, narnun berhubungan. Greenberg dan Baron (2003: 472)
menggambarkan hubungan tersebut seperti pada gambar di bawah ini:
fix)uvatron
Shared leadership membangun kader leadership talent. Organisasi perlu merekrut Individu yang
dapat mengisi posisi kepemimpinan atau rnengembangkan surplus kepenumplnan. Apabila
menghadapi banyak perubahan. mungkin memerlukan keduanva
Shared leadership mendukung manajemen perubahan lebih efektif. Adonva banvak pemimpin di
semua tingkatan vang memahami lingkungan eksternal dan mempunyai kapabilitas Internal,
sering melihat kecenderungan perlunya perubahan sebelum manajemen semor.
2. Servant Leadership
Servant I.eudership memfokus pada peningkatan pelayanan pada orang Iain dinnya sendiri. K
arena fokus servantueadership adalah melavam orang: Iciln di atas kepenungannva sendwi.
servant leader tidak rnungkln terik,'lt dalam perilaku melavani diri sendin vang menyakitkan orang
Iain. Slenanamkan servant-leadership ke dalam budaya organisasl memerlukan (Indakan di
samping kata-kara. Servant-leadership bukanlah pendekatayi kepem:mpman vang dapat
dilakukan dengan cepat, tetapi merupakan pendekatan jangka panjang, transformasional pada
kehidupar, dan pekerjaan
Karaktenstik servant-leader adalah (Kreitner dan Kinicki, 2010: 493)
bekerja sepenuh hati di hadapan kegagalan atau penderitaan dAwareness. Servant-leader sangat
peduli diri atas kekuatan dan
keterbatasan mereka ePersuation. Servant.leader lebih bergantung pada persuasi dar:pada posisi
kewenangan ketika membuat keputusan dan berusaha memengaruhl orang Iain.
fConceptualization- Servant-leader mengambil waktu dan usaha untuk mengembangkan
pemikiran konseptual ya_ng lebih Iuas. Servant-leader mencari keseimbangan yang tepat antara
fokus jangka pendek, seharihari dan orientasi konseptual jangka panjang.
gForesight. Servant-ieader mempunyai kemampuan melihat hasil di masa
depan dalam kaitan dengan tindakan dan situasi sekarang hStewardship. Servant-leader
mengasumsi bahwa mereka adalah pelavan dari orang dan sumber daya yang mereka kelola
Commitment to the growth of people. Servant-leader mempunyal komitmen pada orang di luar
peran kerja langsung mereka. Mereka mempunyai kornltmen memperkuat lingkungan yang
mendorong pertumbuhan personal, profesional, dan spiritual.
Building community. Servant-leader berusaha bekerja keras menciptakan perasaan sebagai
komunitas baik di dalam maupun dl Iuar organisasl keria
G. Efektivitas Kepemimpinan
Seorankl petrilmpill dikatakan efektifapabila dapat mencapal tujuannva Agar mampu mencapal
[Lljuan scor ang pemimpin diharapkan nnempunya! kompetensl sesual dengan kepentingan
organisasl. Dl sampng
(McShane dan Von Ghnow, 2010: 362). Kompetensi yang perlu dimiliki pernimpin yang eiektif
adalah
Personality. Perhacian per-umpin atas masaiah lahiriah tingkat tinggi (ramah. aktil berbicara,
suka bergaul, dan tegas) dan kesadaran (berhatl-hæi. diandalkan. dan disiplin diri).
b. Self-concept. Keyakinan diri dan evaluasi diri positif pemimpin tentalld keteramp,llan
kepenmmpinannya sendiri dan kemampuan untuk mencapal sasaran
dari dalam diri pemimpin untuk mengejar tujuan_
d. Integnty. Keadaan dan kecenderungan pemimpin untuk menerjemahkan kaca-kaca kedalam
perbuatan
e Leadership motivation. Kebutuhan mensosialisasikan kekuasaan permrnpin untuk
menyelesaikan tujuan tim atau organisasl Knowledge of the business. Taczt dan explicit
knowledge pemimpin tentanp, lingkungan perusahaan yang memungkinkan pemimpin mernbuat
keputusan Intuitit
Cognitive and practical intelligence. Kemampuan kognitifpemimpin
dl r ata untuk rnemproses Informasi (cognitive Intelhgence) dan k ema:npuan menveiesalkan
masaiah dunia nvata dengan menvesua:kar, n•lembentuk, auau menseleksi jingkungan vang
sesuai (praca:a tntelhgenct') h F.mouonal intelligence. Kemampuan pemtmpin mernonitor
emosinva sendilu atau orang Iain, mendiskriminasi di antara mereka, dan menggunakan
Infk)rrnasl tnemblmblng pemikiran dan tindakan mereka
2. Faktor Memengaruhi Efektivitas Pemimpin
Menogapa beherapa perxumpin lebih efektif dari Iainnya, menurut Colquitt, üeP1ne dan Wesson
(201 1: 503) dipengaruhi Oleh tiga unsur, "all u. pemiiihan gaya pengambilan keputusan secara
optimal, bauran perilaku sehari-harl secara optimal, dan bauran perilaku transactzonal dan
transformaaonal secara optimal-
Pilihan gaya pengarnbilan keputusan adalah: directive style, facilitative style. consultutive
style. dan authocratzc style. Bauran peri!aku sehari-hari adalah antara Inttiatzng structure dan
conslderaäon. Sedanpkan bauran perilaku adalah terdin darr latssez-iazre. transactzonal: passive
management by exception, actzve management by excepaon. contingent-reward, dan
transformational.
Pada gaya tindakan penting ditunda, tanggung jawab diabaikan, dan kekuasaan serta
pengaruh tidak dimanfaatkan. Pada gaya Passive management-by-exception, permmpin
menunggu sampal terjadi kesalahan, dan kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan
Pemwnpin tidak melakukan tindakan sampai ditenma keluhan. Dengan Active management-by-
exception, pemimpin mengatur memonitor kesalahan secara aktifdan melakukan tindakan koreksi
apabila diperlukan Pernimmn mengarahkan perhatian pada kegagalan untuk mencapai standar
Contmgcnt reward menunjukkan kepemimpinan transak.sional yang lebih aktif dan efek(if di
mana pemimpin mendapatkan persetu:uan pengikut tentang apa yang harus dilakukan dengan
menggunakan janjl atau aktual reward sebagaj cukaran kecukupan kinerja. Pemimpin membuat
jelas apa yang dapat diharapkan untuk diterima seseorang apabi\a tujuan kinerja cercapai
Transformational leadership merupakan pendekatan yang paling Aktlt- dan efektif dan secara
universal diusahakan di seluruh budava.
Hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan efektivitas pemlrnpln dapar dilihat pada gambar
di bawah ini.
Optimal Choice of Decision-Making Styles