Anda di halaman 1dari 6

Nama : Diovani Zahra Tanjung

Nim : 5170211411
Kelas : Bisnis Internasional D
Strategi Untuk Menganalisa dan Masuk Pasar Luar Negeri

Analisa Pasar Luar Negeri

Tanpa memandang strateginya, kebanyakan bisnis internasional memiliki sasaran


fundamental yaitu melakukan ekspansi pasar, pendapatan dan profit. Kemampuan perusahaan
dalam melakukan hal tersebut secara efektif bertitik pusat pada pengembangan perusahaan
melalui pemahaman yang mendalam tentang pasar geografis atau produk. Untuk
meningkatkan pangsa pasar, pendapatan dan profit, perusahaan biasanya harus melakukan
langkah berikut :

1. Melakukan Penilaian Pasar Luar Negeri Alternatif

Dalam menilai pasar luar negeri, alternatif perusahaan harus mempertimbangkan berbagai
macam faktor:

a. Potensi Pasar
Langkah pertama dalam pemilihan pasar luar negeri adalah menilai potensi pasar.
Seperti yang terdapat pada “Membangun Kemampuan Dunia” di Bab 2 menyediakan
data tentang populasi, Pendapatan Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, infrastuktur
publik, dan kepemilkan barang seperti mobil dan televisi.
b. Tingkat Persaingan
Untuk menilai lingkungan persaingan, perusahaan harus mengidenfikasikan jumlah dan
ukuran perusahaan yang sudah bersaing di pasar sasaran tersebut, pangsa pasar, strategi
penetapan harga dan distribusi, da kekuatan serta kelemaha, baik secara individu
maupun kolektif.
c. Lingkungan Hukum dan Politik
Perusahaan yang berusaha masuk ke pasar tertentu juga perlu memahami kebijakan
perdagangan negara tersebut dan lingkungan hukum dan politiknya. Perusahaan dapat
memilih untuk membatalkan ekspor barangnya ke negara yang memiliki tarif tinggi
atau hambatan dagang lain dan lebih memilih ekspor ke negara yang hambatannya
lebih sedikit atau tidak besar.
d. Pengaruh Sosiokultural
Manajer yang menilai pasar luar negeri juga harus mempertimbangkan pengaruh
sosiokultural yang, karena sifatnya yang subyektif, sering sulit di ukur. Untuk
mengurangi ketidakpastian akibat faktor ini, perusahaan sering memfokuskan usaha
awal internasionalisasi di negara-negara yang memiliki budaya yang sama dengan
negara asalnya. Jika strategi yang di usulkan adalah memproduksi di negara tujuan
(host country) dan mengkspornya ke pasar yang sedang dalam pertimbangan, faktor
sosiokultural yang paling relevan adalah faktor yang berhubungan dengan konsumen.

2. Mengevaluasi Biaya, keuntungan, dan Resiko

Langkah selanjutnya dalam penilaian pasar luar negeri adalah evaluasi yang hati-hati tentang
biaya, keuntungan, dan resiko yang berasal dari bisnis di pasar luar negeri.

a. Biaya
Dalam hal ini ada dua jenis biaya yang relevan: biaya langsung dan biaya kesempatan.
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada saat perusahaan masuk ke pasar
luar negeri yang baru dan meliputi biaya untuk mendirikan operasi perusahaan (misal:
sewa-beli (leasing) atau membeli fasilitas tertentu, memindahkan manajer untuk
menjalakannya, dan mengirimkan alat-alat dan produk barang dagangan. Perusahaan
harus memasukkan biaya kesempatan. Karena perusahaan memiliki sumber daya yang
terbatas, masuk ke pasar tertentu mungkin menghalangi atau menunda masuk ke pasar
yang lain.
b. Keuntungan
Masuk ke pasar tertentu dia anggap menawarkan perusahaan ke perusahaan banyak
potensi keuntungan bagi perusahaan itu, mengapa memasukinnya? Di antara potensi
keuntungan yang paling jelas ada penjualan dan profit yang diharapkan dari pasar itu.
c. Risiko
Beberapa bab sebelumnya memberi gambaran beberapa jenis spesifik yang dihadapi
bisnis internasional. Secara umum, perusahaan yang masuk ke pasar baru menghadapi
risiko fluktuasi nilai tukar, kompleksitas operasi yang meningkat, dan kerugian
finansial langsung yang disebabkan karena penilaian yang tidak akurat tentang potensi
pasar.
3. Memilih Cara Masuk (Made of Entery)
Setelah menentukan pasar yang akan dimasuki, sekarang perusahaan dihadapkan pada
keputusan yang lain: Cara masuk mana yang akan dipakai oleh perusahaan tersebut?

1. Keunggulan Kepemilikan
Adalah sumber daya nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) yang dimiliki
perusahaan yang memberi keunggulan bersaing ke perusahaan itu di banding
pesaingnya. Lebih jauh, keunggulan perusahaan adalah faktor penentu utama kekuatan
tawar menenawar perusahaan.
2. Keunggulan Lokasi
Adalah faktor yang mempengaruhi keinginan perusahaan untuk memproduksi di negara
tujuan dibanding memproduksi di negara asal. Perusahaan secara rutin membandingkan
karakteristik ekonomi dan non ekonomi pasar dalam dan luar negeri untuk menentukan
lokasi penempatan fasilitas produksinya.
3. Keunggulan Internalisasi
Perusahaan diharapkan menghasilkan produk atau jasanya sendiri bukannya
mengadakan kontrak dengan perusahaan lain untuk memproduksinya. Tingkat biaya
transaksi (biaya bernegoisasi, memonitor, dan melaksanakan perjanjian) sangat penting
dalam kepetusan ini. Jika biaya tersebut tinggi, perusahaan akan mengandalkan PMA
dan usaha patungan sebagai cara masuk ke pasar. Jika biayanya murah, perusahaan
akan memakai waralaba, lisensi atau kontrak manufaktur.

Ekspor ke Pasar Luar Negeri

Ekspor adalah proses pengiriman produk dan jasa dari satu negara ke negara lain untuk
digunakan atau dijual di sana. Ekspor memberikan beberapa keuntungan ke perusahaan.
Pertama, perusahaan dapat mengendalikan keterpaparan finansialnya (financial exposure)
pada pasar negara tujuan yang dianggap sesuai dengan keinginan. Kedua, ekspor
memungkinkan perusahaan dapat masuk ke pasar luar negeri secara bertahap, sehingga
perusahaan dapat menilai kondisi lokal dan menyesuaikan produknya untuk memenuhi
kebutuhan istimewa konsumen negara tersebut.

1. Bentuk-bentuk Ekspor
 Ekspor tidak langsung, terjadi ketika perusahaan menjual produknya ke pelanggan
domestik yang kemudian mengekspor produk tersebut baik dalam bentuk asli maupun
dalam bentuk yang sudah mengalami modifikasi.
 Ekspor langsung, terjadi melalui penjualan ke pelanggan, baik ke distributor maupun
pemakai akhir yang berada di luar negara asal perusahaan. Ekspor langsung biasanya
berasal dari usaha yang dimaksudkan untuk memperluas bisnisnya secara internasional.
 Transfer Intrakorporat, penjualan barang oleh perusahaan tertentu dalam negara tertentu
ke perusahaan anliasinya di negara lain.
2. Perantara Ekspor
 Export Management Company (EMC), perusahaan yang bertindak sebagai departemen
ekspor kliennya.
 Asosiasi Webb-Pomerene (Webb-Pomerene Association) adalah sekelompok perusahaan
A.S yang beroperasi dalam industri yang sama diijinkan secara hukum untuk
mengkoordinasikan aktivitas ekspor tanpa melanggar undang-undang antitrust A.S.
 Perusahaan perdagangan internasional (international trading company) adalah
perusahaan yang ikut ambil bagian secaralangsung dalam ekspor dan impor berbagai
jenis barang atas kepentingannya sendiri.
 Ada banyak jenis perantara lain yang menawarkan jasa yang lebih terspesialisasi. Agen
manufaktur: mengumpulkan pesanan domestik untuk produsen di luar negeri, biasanya
atas dasar komisi. Agen ekspor manufaktur: bertindak sebagai departemen penjualan
di luar negeri bagi produsen domestik dengan menjual produk perusahaan itu di pasar
luar negeri. Broker ekspor dan impor: menghubungkan pembeli dan penjual
internasional atas komoditi yang memiliki standar. Jasa pengangkutan barang:
mengkhususkan diri pada transportasi barang secara fisik, mengatur dokumentasi pabean
dan memberi jasa transportasi bagi kliennya.

Lisensi Internasional

Cara lain untuk masuk ke pasar luar negeri adalah melalui lisensi (licensing), yaitu
perusahaan tertentu, yang disebut pemilik lisensi (licensor), menyewakan hak untuk memakai
properti intelektualnya-teknologi, metode kerja, hak paten, hak cipta, nama cap, atau merek
dagang ke perusahaan lain, yang disebut penerima lisensi (licensee), dan sebagai imbalannya
penerima lisensi harus membayar fee.

Hampir setiap perjanjian internasional adalah unik karena perbedaan strategi perusahaan,
tingkat persaingan, sifat produk, dan kepentingan antara pemilik lisensi dan pemegang
lisensi. Biasanya syarat perjanjian lisensi dituangkan secara khusus ke dalam kontrak hukum
yang mendetail, yang mencakup isu-isu seperti (1) menentukan batasan perjanjian; (2)
menentukan kompensasi; (3) menyusun hak, keistimewaan, dan batasan-batasan; (4)
menentukan jangka waktu kontrak.

Waralaba Internasional

Strategi populer lain dalam internasionalisasi bisnis adalah waralaba, yang sebernanya
merupakan bentuk khusus lisensi. Waralaba (franchising) memungkinkan pemilik waralaba
memiliki lebih banyak pengendalian terhadap penerima waralaba dan menyediakan lebih
banyak dukungan dari pemilik waralaba kepada penerima waralaba daripada dalam kasus
hubungan pemilik lisensi-penerima lisensi. Perjanjian waralaba memberi pengusaha
independen atau organisasi, disebut penerima waralaba (franchisee), untuk mengoperasikan
bisnis dengan nama pihak lain, yang disebut pemilik waralaba (franchisor), dengan
imbalan berupa fee. Pemilik waralaba menyediakan merek dagang, sistem operasi, dan
reputasi produk yang terkenal, serta jasa dukungan yang terus menerus antara lain iklan,
pelatihan, jasa reservasi (untuk operasi hotel), dan program jaminan kualitas kepada penerima
waralaba.

Cara Masuk Terspesialisasi bagi Bisnis Internasional

Perusahaan juga dapat memakai beberapa strategi terspesialisasi untuk ikut andil dalam bisnis
internasional tanpa membuat investasi jangka panjang.

1. Kontrak Manufaktur, dipakai oleh perusahaan, baik besar maupun kecil, yang memakai
sebagian besar atau seluruh sumber daya dari perusahaan lain (outsource) untuk
memenuhi semua kebutuhan manufaktur bagi perusahaan lain.
2. Kontrak Manajemen, perjanjian yang mengharuskan perusahaan tertentu menyediakan
bantuan manajerial, keahlian teknis, atau jasa terspesialisasi kepada perusahaan kedua
dalam jangka waktu yang telah disetujui dengan dasar kompensasi uang.
3. Proyek Turnkey, kontrak di mana perusahaan setuju untuk merancang, membangun, dan
melengkapi fasilitas tertentu dan kemudian menyerahkan proyek tersebut ke pembeli
ketika sudah siap di operasikan (tanpa repot-repot lagi, pembeli dapat langsung memutar
kunci guna memulai kerja di fasilitas itu).

Penanaman Modal Asing


Ekspor, lisensi, waralaba dan strategi terspesialisasi yang baru saja dibahas, semuanya
memperkenalkan perusahaan untuk internasionalisasi bisnisnya tanpa melakukan investasi
untuk pembangunan pabrik dan fasilitas di luar negeri. Ada tiga metode PMA: (1)
membangun fasilitas baru (yang disebut strategi greenfield), (2) membeli aset yang sudah ada
di luar negeri (disebut strategi akuisisi atau strategi brownfield), dan (3) berpartisipasi dalam
usaha patungan.

Anda mungkin juga menyukai