Dosen Pengajar :
DraENDANG SISWATISE., MM., DBA
MANAJEMEN 5A
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA 2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PEMBAHASAAN
Analisa pasar adalah metode analisis dan penilitian pasar yang memungkikan manajemen
untuk mengidentifikasikan sejumlah kecil pasar yang diinginkan dengan mengeliminasi pasar-
pasar yang dianggap kurang menarik. Hal tersebut dilakukan dengan memasukkan pasar-pasar
tersebut dalam serangkaian proses penyaringan pasar berdasarkan kekuatan-kekuatan
lingkungan.
Aspek penting dalam perumusan strategi internasional adalah menentukanpasar yang akan
dimasuki. Untuk meningkatkan pangsa pasar, pendapatan dan profit, perusahaan harus
melakukan tiga langkah, yaitu:
Dalam menilai pasar luar negeri alternatif, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai
macam faktor, antara lain:
a) Potensi pasar
b) Tingkat persaingan
c) Lingkungan hukum dan politik
d) Pengaruh sosiokultural
2. Mengevaluasi biaya, keuntungan, dan resiko memasuki masing-masing pasar
a) Biaya
Ada dua jenis biaya yang relevan yaitu; biaya langsung dan biaya kesempatan. Biaya
langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada saat perusahaan masuk ke dalam pasar luar negeri
yang baru dan meliputi biaya untuk mendirikan perusahaan(misalnya: sewa-beli (leasing) atau
membeli fasilitas tertentu, mutasi manajer dan mengirimkan alat-alat dan produk barang
dagangan. Karena perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas, masuk ke pasar tertentu
mungkin menghalangi atau menunda masuk ke pasar lain. Laba yang akan diperoleh
perusahaan di pasar kedua ini merupakan biaya kesempatan (opportunity cost)
b) Keuntunga
Diantara potensi keuntungan adalah penjualan dan profit yang diharapkan, keuntungan
yang lain mencakup biaya akuisisi dan manufaktur yang lebih murah (jika harga bahan baku
dan tenaga kerja murah), menutup akses pesaing ke pasar tersebut, keunggulan bersaing, akses
teknologi baru dan kesempatan mencapai sinergi dengan operasi lain
c) Resiko
Secara umum, perusahaan yang masuk ke pasar baru menghadapi resiko antara lain:
fluktuasi nilai tukar, kompleksitas operasi yang meningkat dan kerugian finansial langsung
yang disebabkan karena penilaian yang tidak akurat tentang penilaian pasar.
3. Memiliki pasar yang paling potensial untuk dimasuki atau untuk melakukan ekspansi.
a) Keunggulan kepemilikan adalah sumber daya nyata (tangible) dan tidak nyata(intangible)
yang dimiliki perusahaan yang memberi keunggulan bersaing keperusahaan itu dibanding
pesaingnya.
b) Keunggulan lokasi adalah faktor yang memengaruhi keingnan perusahaan
untukmemproduksi di negara tujuan dibanding memproduksi di negara asal.
c) Keunggulan internalisasi adalah keunggulan yang membuat perusahaan diharapkan
menghasilkan produk atau jasanya sendiri bukannya mengadakan kontrak dengan
perusahaan lain untuk memproduksinya.
d) Faktor-faktor lain:
Kebutuhan akan pengendalian, ketersediaan sumber daya dan strategi global
Ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam
negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total
barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantaranya barang-
barang, asuransi, dan jasa-jasa pada satu tahun tertentu(riris loisa, 2019) Ekspor juga
memberikan beberapa keuntungan ke perusahaan.
Kedua, ekspor memungkinkan perusahaan dapat masuk ke pasar luar negeri secara
bertahap, sehingga perusahaan dapat menilai kondisi lokal dan menyesuaikan produknya untuk
memenuhi kebutuhan istimewa konsumen negara tersebut. Jika ekspornya diterima dengan
baik oleh konsumen negara tujuan tersebut, perusahaan dapat memakai pengalaman ini sebagai
dasar untuk masuk ke pasar tersebut dengan lebih ekstensif.
Perusahaan memiliki motivasi proaktif atau reaktif dalam mengekspor. Motivasi proaktif
adalah motivasi yang menarik perusahaan ke pasar luar negeri karena adanya kesempatan di
sana.motivasi reaktif untuk mengekspor adalah motivasi yang mendorong perusahaan masuk
ke pasar luar negeri, sering karena kesempatan di pasar domestik semakin menurun.(nurfarida
& sarwoko, 2019)
Bentuk-bentuk ekspor
Ada beberapa bentuk aktivitas ekspor, yang mencangkup ekspor tidak langsung, ekspor
lansung dan transfer intra korporat
1. Ekspor Tidak Langsung
Ekspor tidak langsung (indirect export) terjadi ketika perusahaan menjual produknya ke
pelanggan domestik yang kemudian mengekspor produk tersebut baik dalam bentuk asli
maupun dalam bentuk yang sudah mengalami modifikasi.
2. Ekspor langsung
Ekspor langsung (direct exporting) terjadi melalui penjualan ke pelanggan, baik ke distributor
maupun pe akai akhir yang berada di luar negara asal perusahaan. Ekspor langsung biasanya
berasal dari usaha yang dimaksudkan untuk memperluas bisnisnya secara internasional.
3. Transfer Intraperusahaan
Bentuk ketiga aktivitas ekspor adalah transfer intrakorporat yang menjadi semakin penting
karena ukuran perusahaan multinasional(MNC) semakin meningkat. Transfer interkorporat
(corcorporate transfer) adalah penjualan barang oleh perusahaan tertentu dalam negara tertentu
ke perusahaan aliansinya di negara lain.
Pertimbangan-pertimbangan Tambahan
1. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan peningkatan ekspor, program pembiayaan ekspor, dan bentuk lain subsidi negara
asal akan mendorong perusahaan memilih ekspor sebagai cara masuk. Sebaliknya, negara
tujuan dapat saja meberlakukan tarif dan hambatan non tarif
2. Pertimbangan Pemasaran.
Masalah pemasaran seperti citra, distribusi, dan respon terhadap pelanggan, juga dapat
mempengaruhi keputusan untuk ekspor. Sering barang luar negeri memiliki citra produk atau
status tertentu yang tidak dapat ditiru pada barang yang diproduksi secara domestik.
3. Pertimbangan Logistik
4. Pemasalahan distribusi
Isu terakhir yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengekspor adalah distribusi.
Perusahaan yang berpengalaman dalam ekspor mungkin memilih untuk membangun jaringan
distribusinya sendiri di pasar-pasar utama.
Perantara Ekspor
Keuntungan lisensi adalah mendapat manfaat dari kesempatan untuk membuat dan
menjual, dengan biaya riset dan pengembangan yang relatif rendah, produk dan jasa yang telah
sukses di pasar internasional lain.
Kerugian Lisensi Adalah membawa risiko finansial yang relatif rendah, sehingga pemilik
lisensi dapat sepenuhnya menginvestigasikan kesempatan pasar dan kemampuan penerima
lisensinya. Lisensi juga dapat membuat pemilik lisensi mempelajari lebih banyak tentang
potensi penjualan produk dan jasanya di pasar baru tanpa komitmen sumber finasial dan
manajerial secara signifikan.
Waralaba atau biasa disebut dengan franchise yaitu badan usaha atau perorangan
(franchisee) yang diberikan hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki franchisor dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan atau penjualan barang dan jasa atau dengan kata lain franchise adalah
suatu sistem pendistribusian, di mana pihak pertama yaitu pemberi waralaba (franchisor)
memberikan hak kepada pihak kedua yaitu franchisee untuk mendistribusikan barang/jasa pada
waktu dan area tertentu dengan menggunakan merek, logo, dan sistem operasi yang dimiliki
dan dikembangkan oleh franchisor.(Farin, 2019)
Strategi populer lain dalam internasionalisasi bisnis adalah waralaba, yang sebernanya
merupakan bentuk khusus lisensi. Waralaba (franchising) memungkinkan Pemilik waralaba
memiliki lebih banyak pengendalian terhadap penerima waralaba dan menyediakan lebih
banyak dukungan dari pemilik waralaba kepada penerima waralaba daripada dalam kasus
hubungan pemilik lisensi-penerima lisensi. Waralaba internasional merupakan salah satu
bentuk aktivitas bisnis internasional yang berkembang pesat saat ini. Perjanjian waralaba
memberi pengusaha independen atau organisasi, disebut penerima waralaba (franchisee), untuk
mengoperasikan bisnis dengan nama pihak lain, yang disebut pemilik waralaba (franchisor),
dengan imbalan berupa fee(Gumilar, 2018) Pemilik waralaba menyediakan merek dagang,
sistem operasi, dan reputasi produk yang terkenal, serta jasa dukungan yang terus menerus
antara lain iklan, pelatihan, jasa reservasi (untuk operasi hotel), dan program jaminan kualitas
kepada penerima waralaba.(Hukum et al., 2021)
Sisi positifnya, penerima waralaba dapat masuk ke bisnis yang memiliki produk dan sistem
operasi yang sudah mapan dan terbukti kesuksesanya dan pemilik warabala dapat melakukan
ekspansi internasional dengan biaya dan resiko yang relatif rendah.
Sisi negatifnya kedua belah pihak menurut perjanjian warabala harus membagi pendapatan
yang diperoleh di setiap warabala. Waraballa internasional juga lebih rumit daripada warabala
domest.
2. Kontrak Manajemen
Kontrak manajemen (management contract) adalah perjanjian yang mengharuskan
perusahaan tertentu menyediakan bantuan manajerial, keahlian teknis, atau jasa terspesialisasi
kepada perusahaan kedua dalam jangka waktu yang telah disetujui dengan dasar kompensasi
uang. Untuk jasanya tersebut, perusahaan pertama menerima flat fee atau persentase tertentu
dari penjualan. Kontrak manajemen juga menentukan bonus kinerja berdasarkan profitabilitas,
pertumbuhan penjualan, atau ukuran kualitas. Kontrak manajemen memperkenalkan
perusahaan untuk memperoleh tambahan pendapatan tanpa mendatangkan risiko atau kwajiban
investasi.
Keuntungan
1. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada bidang keahliannya
2. Keterpaparan finansial yang minim
Kekurangan
1. Tingkat kembalian terbatas pada kontrak
2. Dapat pula secara sengaja mentransfer pengetahuan dan teknik mengenai kepemilikan
ke pihak yang dikontrak.
3. Proyek Turnkey
Strategi terspesialisasi lain untuk berpartisipasi dalam bisnis internasional adalah proyek
turnkey. Proyek putar-kunci (turnkey projet) adalan kontrak di mana perusahaan setuju untuk
merancang, membangun, dan melengkapi fasilitas tertentu dan kemudian menyerahkan proyek
tersebut ke pembeli ketika sudah siap di operasikan (tanpa repot-repot lagi, pembeli dapat
langsung memutar kunci guna memulai kerja di fasilitas itu). Kontrak putar kunci biasanya
biasanya memakai harga tetap, yakni perusahaan memperoleh profit dari selisih antara biaya
yang lebih rendah dengan harga tetap tersebut, atau kontrak juga memberikan metode
pembayaran atas dasar cost-plus, yang memindahkan risiko biaya yang melonjak dari
kontraktor ke pembeli. Jenis proyek putar-kunci yang semakin populer adalah apa yang disebut
proyek B.O.T, dimana perusahaan membangun (build) fasilitas, mengoperasikannya (operate),
dan kemudian mentrasfer (transfer) kepemilikan proyek tersebut ke beberapa pihak lain.
Keuntungan:
1. Menghindari semua risiko operasional jangka panjang
2. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada bidang keahliannya
Kelemahan:
1. Risiko Finansial (biaya yang tiba-tiba melonjak)
2. Risiko Konstruksi (penundaan, masalah dengan pemasok)
F. Investasi Asing Langsung
Ekspor, lisensi, waralaba dan strategi terspesialisasi yang baru saja dibahas, semuanya
memperkenalkan perusahaan untuk internasionalisasi bisnisnya tanpa melakukan investasi
untuk pembangunan pabrik dan fasilitas di luar negeri. Ada tiga bentuk FDI (Foreign Direct
Investment): (1) membangun fasilitas baru (yang disebut strategi greenfield), (2) membeli aset
yang sudah ada di luar negeri (disebut strategi akuisisi atau strategi brownfield), dan (3)
berpartisipasi dalam usaha patungan.
1. Strategi greenfield
Melibatkan dimulainya operasi baru perusahaan dari tahap paling awal (kata “greenfield”
berasal dari gambaran tentang proses pembangunan yang diawali dari lahan hijau yang masih
kosong). Perusahaan tersebut membeli atau melakukan sewa-beli (leasing) tanah, membangun
fasilitas baru, memperkejakan dan mentransfer manajer dan karyawan, kemudian meluncurkan
operasi baru. Strategi greenfield memiliki beberapa keuntungan. Dalam hal, perusahaan dapat
memilih lokasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan membangun fasilitas yang modern
dan terbaru. Akan tetapi, strategi greenfield memiliki beberapa kekurangan. Dalam hal,
implementasi yang sukses membutuhkan waktu dan kesabaran.
2. Strategi akuisisi
Strategi fdi yang kedua adalah akuisisi perusahaan yang sudah ada yang menjalankan bisnis
di negara tujuan. Dengan membeli perusahaan yang sedang berjalan, pembeli dapat langsung
mengendalikan jalannya pabrik, para karyawan, teknologi, merek, dan jaringan distribusi
perusahaan. Kadang-kadang beberapa bisnis internasional mengakuisisi perusahaan lokal
sebagai alat untuk masuk ke pasar baru. Akuisisi dilakukan oleh perusahaan sebagai alat
mengimplementasikan perubahan strategis yang besar. Akan tetapi, strategi akuisisi juga
memiliki beberapa kekurangan. Perusahaan yang mengakuisisi (the acquiring firm)
menanggung semua kewajibannya-finansial, manajerial, dan lainnya – dari perusahaan yang
diakuisisi (the acquired firm).
3. Joint venture
Bentuk lain dari fdi adalah joint venture. Usaha patungan (joint venture) terjadi ketika dua
atau lebih perusahaan sepakat untuk bekerja sama dan menciptakan sebuah perusahaan terpisah
yang dimiliki bersama untuk meningkatkan kepentingan yang sifatnya saling menguntungkan.
Kerjasama jenis ini semakin sesuai dengan perubahan yang cepat dalam bidang teknologi,
komunikasi, dan kebijakan pemerintah yang melampaui kemampuan perusahaan-perusahaan
internasional dalam mengeksploitasi kesempatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Aspek penting dalam perumusan strategi internasional adalah menentukan pasar yang
akan dimasuki. Untuk meningkatkan pangsa pasar, pendapatan dan profit, perusahaan
harus melakukan tiga langkah, yaitu: 1. Melakukan penilaian terhadap pasar-pasar luar
negeri alternatif. 2. Mengevaluasi biaya, keuntungan, dan resiko memasuki masing-masing
pasar. 3. Memiliki pasar yang paling potensial untuk dimasuki atau untuk melakukan
ekspansi. Setelah menentukan pasar yang akan dimasuki, langkah selanjutnya adalah
dengan cara memilih masuk pasar asing melalui tiga langkah. Pertama mengetahui konsep
cara masuk pasar asing dari buku-buku literatur, kemudian kedua membandingkannya
pada Yanto Pottery, apakah diaplikasikan atau tidak. Terakhir menemukan rumusan
strategi yang digunakan Yanto Pottery dalam Memasuki pasar asing. Tiga langkah
penelitian tadi menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan
fenomenologis. Sugiyono (2016;347) menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah ekperimen), di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Cara lain untuk masuk ke pasar luar negeri adalah melalui lisensi (licensing), yaitu
perusahaan tertentu, yang disebut pemilik lisensi (licensor), menyewakan hak untuk
memakai properti intelektualnya-teknologi, metode kerja, hak paten, hak cipta, nama cap,
atau merek dagang ke perusahaan lain, yang disebut penerima lisensi (licensee), dan
sebagai imbalannya peerima lisensi harus membayar fee. Waralaba internasional
juga merupakan salah satu bentuk aktivitas bisnis internasional yang berkembang pesat saat
ini. Perjanjian waralaba memberi pengusaha independen atau organisasi, disebut penerima
waralaba (franchisee), untuk mengoperasikan bisnis dengan nama pihak lain, yang disebut
pemilik waralaba (franchisor), dengan imbalan berupa fee.
Perusahaan juga bisa menggunakan cara masuk khusus untuk Bisnis Internasional
yaitu dengan cara: kontrak manufaktur, kontrak manajemen, proyek turnkey. Ekspor,
lisensi, waralaba dan strategi terspesialisasi yang baru saja dibahas, semuanya
memperkenalkan perusahaan untuk internasionalisasi bisnisnya tanpa melakukan investasi
untuk pembangunan pabrik dan fasilitas di luar negeri. Ada tiga metode FDI: (1)
membangun fasilitas baru (yang disebut strategi greenfield), (2) membeli aset yang sudah
ada di luar negeri (disebut strategi akuisisi atau strategi brownfield), dan (3) berpartisipasi
dalam usaha patungan.
Daftar Pustaka
Prof.Dr.Euis Soliha , S.E., M.Si., Prof. Dr.H.M. Sidik Priadana, Ms (2023). “Strategi
Pemasaran Internasional,” Diterbitkan Dan Dicetak Oleh Cipta Media Nusantara (Cmn),
2023
Budi Rustandi Kartawinata, Aditia Wardhana, & Syahputra, (2014) “Bisnis Internasional”
Penerbit Pt. Karya Manunggal Lithomas 2014
Strategi Memasuki Pasar Globaldi Kutip Dari Hollensen (2008: 215-216)
Andra Muslimin (2021). Jurnal “Strategi - Strategi Untuk Menganalisis Dan Memasuki
Pasar Asing”
Griffin, Ricky W. & Michael W.Pustay (2015). “Bisnis Internasional” Penerbit
Jakarta: Selemba Empat., 2015