Anda di halaman 1dari 26

BISNISINTERNASIONAL

BISNIS INTERNASIONAL
STRATEGI – STRATEGI MEMASUKI PASAR
ASING / INTERNASIONAL

Kelompok 1
Ayu Andriyani Putri (163112340350019)
Noviyanti Mandasari (173112340350056)
Muhammad Husni Yulianto (173112340350057)
Aspek penting dalam perumusan strategi
internasional adalah menentukan pasar yang akan
dimasuki. Dalam membuat keputusan ini, perusahaan
harus mempertimbangkan banyak faktor, yang
mencakup potensi pasar, persaingan, lingkungan
hukum dan politik, dan pengaruh sosiokultural.
Perusahaan juga harus secara hati-hati menilai biaya,
keuntungan, dan risiko yang berhubungan dengan
setiap pasar yang dituju.
1) Analisa Pasar Asing / Internasional
a. Melakukan Penilaian Pasar Asing Alternatif
Dalam menilai pasar asing alternatif, perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai macam faktor yang mungkin
mempengaruhi operasi dan kinerja perusahaan, antara lain:
1. ukuran potensi pasar, baik di sekarang maupun di masa datang
2. tingkat persaingan yang akan dihadapi
3. lingkungan hukum dan politik
4. faktor sosiokultural
Sebagai contoh misalnya, kestabilan mata uang suatu negara
sangat penting bagi suatu perusahaan yang bermaksud
mengekspor atau impor dari negara tersebut atau
menganalisa kesempatan berinvestasi disana. Informasi
obyek tentang topik ini dapat dengan mudah diperoleh dari
beberapa sumber penerbitan di negara asal perusahaan atau
di internet.
1. Potensi Pasar
Dapat diperoleh melalui media informasi yang menyajikan
mengenai data tentang populasi, tingkat PDB per kapita, serta
infrastruktur publik dari negara tujuan.
Perusahaan juga harus mempertimbangkan potensi pertumbuhan
ekonomi negara:
• Ukuran pertimbangan obyektif: perubahan pendapatan per
kapita, PDB, dan kepemilikan konsumen atas produk tahan
lama.
• Ukuran pertimbangan subyektif: misalnya
menyusun runtuhnya sistem ekonomi di Eropa
Tengah dan Timur, banyak perusahaan Barat
mengabaikan data yang menunjukkan
pertumbuhan ekonomi negatif di negara-negara
kawasan ini. Sebaliknya perusahaan-perusahaan
lebih berfokus pada prospek pertumbuhan masa
depan karena negara-negara ini memakai
kebijakan dan program ekonomi yang baru.
2. Tingkat Persaingan
Untuk menilai lingkungan persaingan, perusahaan
harus mengidentifikasikan jumlah dan ukuran
perusahaan yang sudah bersaing di pasar sasaran
tersebut, pangsa pasar, strategi penetapan harga dan
distribusi, dan kekuatan serta kelemahan, baik secara
individu maupun kolektif. Perusahaan kemudian harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini terhadap kondisi
pasar sesungguhnya dan posisi kompetitif perusahaan.
3. Lingkungan Hukum & Politik
Stabilitas pemerintah juga faktor penting dalam menilai pasar
luar negeri. Beberapa negara kurang berkembang rentan
terhadap kudeta militer atau kekacauan sejenis. Peraturan
pemerintah tentang penetapan harga dan aktifitas promosi juga
perlu dipertimbangkan. Perusahaan dapat memilih untuk
membatalkan ekspor barangnya ke negara yang memiliki tarif
tinggi atau hambatan dagang lain dan memilih ekspor ke negara
yang hambatannya tidak besar.
4. Pengaruh Sosiokultural
Manajer yang menilai pasar luar negeri juga harus
mempertimbangkan pengaruh sosiokultural, karena
sifatnya yang subyektif dan sering sulit diukur. Untuk
mengurangi ketidakpastian akibat faktor ini,
perusahaan sering memfokuskan usaha awal
internasionalisasi di negara-negara yang memiliki
budaya yang sama dengan negara asalnya.
2) Mengevaluasi Biaya, Keuntungan, dan Risiko
a. Biaya • Biaya kesempatan → Biaya
Dalam hal ini ada dua jenis yang akan diperoleh
biaya yang relevan, yaitu: perusahaan dari laba pasar
• Biaya langsung → biaya yang kedua ketika perusahaan
dikeluarkan saat perusahaan membatalkan atau menunda
masuk ke pasar luar negeri kesempatannya untuk
yang baru dan meliputi biaya memperoleh profit dan pasar
operasi perusahaan. kedua karena memilih masuk
misalnya: sewa beli (leasing) pasar pertama.
atau membeli fasilitas
tertentu, memindahkan
manajer untuk
menjalankannya, dan
mengirimkan alat-alat dan
produk barang dagangan.
b. Keuntungan
Di antara potensi keuntungan yang paling jelas
adalah penjualan dan profit yang diharapkan dari
suatu pasar. Keuntungan yang lain mencangkup biaya
akuisisi dan manufaktur yang lebih murah (jika biaya
bahan baku atau tenaga kerja lebih murah), menutup
akses pesaing masuk ke pasar tersebut (yang
membatasi pesaing untuk memperoleh profit),
keunggulan bersaing (yang membuat perusahaan
tetap selangkah lebih maju atau sejajar dengan
pesaingnya), dan akses ke teknologi baru.
c. Risiko
Secara umum perusahaan yang masuk kepasar baru
menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar, kompleksitas
operasi yang meningkat, dan kerugian finansial
langsung yang disebabkan karena penilaian yang tidak
akurat tentang potensi pasar. Dalam kasus yang
ekstrim perusahaan juga menghadapi risiko kerugian
karena pengambilalihan property oleh pemerintah
akibat perang atau terorisme.
3) Ekspor ke Pasar Luar Negeri
Ekspor adalah proses pengiriman produk atau jasa dari
satu negara ke negara lain untuk digunakan atau
dijual di sana.
Ekspor memberikan beberapa keuntungan ke
perusahaan:
1. perusahaan dapat mengendalikan keterpaparan
finansialnya (financial exposure) pada pasar negara
tujuan yang dianggap sesuai dengan keinginan.
2. ekspor memungkinkan perusahaan dapat masuk
ke pasar luar negeri secara bertahap, sehingga
perusahaan dapat menilai kondisi lokal dan
menyesuaikan produknya untuk memenuhi
kebutuhan istimewa negara tersebut.
Perusahaan memiliki motivasi proaktif atau reaktif
dalam mengekspor.
• Motivasi proaktif adalah motivasi yang menarik
perusahaan ke pasar luar negeri karena adanya
kesempatan di sana.
• Motivasi reaktif untuk mengekspor adalah
motivasi yang mendorong perusahaan masuk ke
pasar luar negeri, sering karena kesempatan di
pasar domestik semakin menurun.
 Bentuk – Bentuk Ekspor
1. Ekspor tidak langsung (indirect exporting)
terjadi ketika perusahaan menjual produknya ke
pelanggan domestik yang kemudian mengekspor
produk tersebut baik dalam bentuk asli maupun dalam
bentuk yang sudah mengalami modifikasi.

Sebagai contoh, jika Hewlett-Packard (perusahaan


Amerika Serikat) membeli microchip dari intel (juga
perusahaan Amerika Serikat) untuk dipakai dalam
memproduksi komputer dan kemudian mengekspor
komputer yang telah lengkap tersebut ke pasar Eropa,
maka chip buatan Intel tersebut sudah diekspor secara
tidak langsung.
2. Ekspor langsung (direct exporting)
terjadi melalui penjualan ke pelanggan, baik ke
distributor maupun pemakai akhir, yang berada di luar
negara asal perusahaan.
Melalui aktivitas ekspor langsung, perusahaan
memperoleh keahlian yang sangat bernilai tentang
operasi internasional dan pengetahuan khusus tentang
setiap negara tempat perusahaan itu beroperasi. Dan
kesuksesan ekspor sering menghasilkan kesuksesan
ekspor tambahan lainnya. Meningkatnya pengalaman
dalam mengekspor sering membuat perusahaan
semakin agresif dalam mengeksploitasi kesempatan
ekspor internasional baru. Pengalaman seperti itu
sering terbukti bermanfaat jika kemudian perusahaan
itu melakukan PMA.
3. Transfer intra-korporat (intracorporate transfer)
adalah penjualan barang oleh perusahaan tertentu dalam negara
tertentu ke perusahaan afiliasinya di negara lain. Sebagai contoh,
ketika British Petroleum mengirimkan minyak mentah dari
fasilitas penyimpanannya di Kuwait ke anak perusahaannya di
Australia, transaksi ini dihitung sebagai ekspor Kuwait dan impor
Australia, namun keuntungan dari transaksi ini tetap masuk ke
perusahaan Inggris.
Dengan melakukan transfer ini, perusahaan memakai kapasitas
produksi di pabrik baik di dalam negeri maupun di luar negeri
dengan lebih efisien, mengkonsentrasikan produksi input di
pabrik tertentu dan mengirimkan input ini ke pabrik lain
ketika dibutuhkan.
 Pertimbangan – Pertimbangan Lain
1. Kebijakan Pemerintah: berupa peningkatan ekspor, program
pembiayaan ekspor, dan bentuk lain subsidi negara asal akan
mendorong perusahaan memilih ekspor sebagai cara masuk.
2. Masalah Pemasaran: seperti citra, distribusi, dan respon
terhadap pelanggan dapat mempengaruhi keputusan ekspor.
3. Pertimbangan Logistik: berupa biaya distribusi fisik dari
pergudangan, pengepakan, pengangkutan, dan distribusi barang-
barang, dan juga biaya meyimpan persediaan dan pelanggan
luar negeri.
4. Isu Distribusi: memperoleh dua keuntungan yaitu
perusahaan memperoleh keuntungan tambahan dari
menjalankan fungsi distribusi dan perusahaan
mempertahankan pengendalian atas proses
distribusi sehingga dapat menghindari masalah.
 Perantara Ekspor
Eksportir juga dapat memasarkan dan mendistribusikan
produknya di pasar-pasar internasional dengan memakai
satu / lebih perantara, yaitu pihak ketiga yang
spesialisasinya mempermudahkan impor dan ekspor.
Jenis-jenis perantara yang menawarkan berbagai jenis
jasa meliputi:
a)Perusahaan manajemen ekspor adalah perusahaan
yang bertindak sebagai departemen ekspor kliennya.
b)Asosiasi webb-pomerene adalah sekelompok
perusahaan A.S yang beroperasi dalam industri yang
sama dan diijinkan secara hukum untuk
mengkoordinasikan aktivitas ekspor tanpa melanggar
undang-undang antitrust A.S.
c) Perusahaan perdagangan internasional adalah perusahaan-
perusahaan yang ikut ambil bagian secara langsung dalam ekspor
dan impor berbagai jenis barang atas kepentingannya sendiri.
Perusahaan ini memberikan semua jenis jasa termasuk riset
pasar, transportasi internasional, distribusi, dan pemasaran.

d) Perantara lain terdiri dari


• Agen Manufaktur (bertugas mengumpulkan pesanan
domestik untuk produsen luar negeri)
• Agen Ekspor Manufaktur (bertindak sebagai departemen
penjualan di luar negeri bagi produsen domestik dengan
menjual produk perusahaan itu di pasar luar negeri)
• Broker Ekspor dan Impor (menghubungkan pembeli dan
penjual internasional atas komoditi yang memiliki standar)
• Jasa Pengangkutan Barang (mengkhususkan diri pada
transportasi barang secara fisik, mengatur dokumentasi
pabean dan memberi jasa trasportasi bagi kliennya).
4) Lisensi Internasional
Cara lain untuk masuk ke pasar luar negeri adalah melalui lisensi
(licensing) yaitu perusahaan tertentu, yang disebut pemilik lisensi
(licensor), menyewakan hak untuk memakai property intelektualnya
seperti teknologi, metode kerja, hak paten, hak cipta, atau merek
dagang ke perusahaan lain, yang disebut penerima lisensi (licensee),
dan sebagai imbalannya penerima lisensi harus membayar fee.
Lisensi merupakan cara yang popular untuk masuk pasar luar
negeri karena biayanya murah. Lisensi juga membuat perusahaan
memperoleh keuntungan dari keunggulan lokasi yang diperoleh dari
proses produksi di luar negeri tanpa melibatkan kewajiban
kepemilikan, manajerial, atau investasi apapun.
Proses lisensi akan di ilustrasikan di bawah ini:

Pemilik Lisensi Penerima Lisensi

Menyewakan hak Memakai property


untuk memakai intelektual untuk
property menciptakan produk
intelektualnya. yang akan dijual secara
lokal.
Memperoleh
pendapatan baru Membayar royalti ke
dengan investasi pemilik lisensi
yang relative
Isu – isu Dasar dalam Lisensi Internasional
Biasanya syarat perjanjian lisensi dituangkan secara khusus ke
dalam kontrak hukum yang mendetail, mencakup isu-isu seperti:
1. Menentukan Batasan Perjanjian
• Pemilik lisensi (licensor dan penerima lisensi) harus
menentukan hak dan keistimewaan yang diberikan dan juga
yang tidak diberikan di dalam perjanjian. Misalnya, Heineken
secara eksklusif diberi lisensi untuk memproduksi dan menjual
Pepsi-Cola di Belanda.
• PepsiCo tidak boleh membuat perjanjian lisensi saingan dengan
perusahaan lain untuk menjual Pepsi-Cola di Belanda, dan
Heineken tidak diperbolehkan meniru produk lain yang dimiliki
oleh PepsiCo tanpa perjanjian terpisah. Dan Heineken juga
tidak dapat mengubah formula PepsiCo, memasarkan produk
perusahaan itu sebagai produk miliknya, atau mengirimkannya
ke luar Belanda.
2. Menentukan Kompensasi
• Kompensasi merupakan isu mendasar lain yang harus
disebut secara spesifik dalam perjanjian lisensi. Tentu
saja, pemilik lisensi ingin menerima kompensasi
sebanyak mungkin, sementara penerima lisensi ingin
membayar lisensi sedikit mungkin. Namun masing-
masing juga ingin perjanjian ini menguntungkan bagi
pihak lain sehingga kedua belah pihak mempunyai
keinginan untuk menjalankan kewajiban kontraknya.
• Kompensansi dalam perjanjian lisensi disebut royalty.
Royalty biasanya dibayar ke pemilik lisensi dalam
bentuk fee tetap, yakni persentase penjualan produk
atau jasa yang dilisensikan. Walaupun besarnya royalty
sering ditentukan oleh kekuatan pasar, royalty sebesar
3% sampai 5% dari penjualan dianggap umum dan
dipandang masuk akal dan wajar.
3. Menyusun hak, Keistimewaan, dan Batasan
• Isu mendasar lain yang harus dimasukkan ke dalam
perjanjian lisensi meliputi hak dan keistimewaan yang
diberikan ke penerima lisensi dan batasan yang
diberlakukan oleh pemilik lisensi.
• Misalnya, pemegang lisensi melaporkan penjualan yang
jumlahnya lebih rendah dari sebenarnya sebagai cara
untuk mengurangi fee lisensi yang harus dibayar. Untuk
mencegah praktik tersebut, perjanjian lisensi biasanya
membatasi kebebasan pemegang lisensi untuk
memberitahukan informasi yang diperolehnya dari pemilik
lisensi ke pihak ketiga dan menentukan standar kualitas
produk dan jasa yang harus diikuti. Untuk menghindari
tuntutan hukum yang sangat mahal, perjanjian lisensi
harus mencantumkan secara mendetail cara pihak-pihak
tersebut akan menyelesaikan perselisihan.
4. Menentukan Jangka Waktu Kontrak
• Pemilik lisensi mungkin memandang perjanjian lisensi sebagai
strategi jangka pendek yang dirancang untuk memperoleh
pengetahuan tentang pasar luar negeri dengan biaya rendah dan
risiko yang kecil.
• Jika penjualan produk dan jasanya bagus, perusahaan itu
mungkin ingin masuk ke pasar itu sendiri setelah perjanjiannya
berakhir. Karena itu, perusahaan memakai perjanjian jangka
pendek. Akan tetapi, jika jangka waktu kontrak terlalu pendek,
penerima lisensi mungkin tidak bersedia menanamkan investasi
pada riset terhadap konsumen yang penting, jaringan distribusi
dan/atau fasilitas produksi, karena yakin tidak akan dapat
mengamortisasi investasinya sepanjang umur kontrak. Oleh
karena itu, semakin besar biaya investasi yang dikeluarkan oleh
penerima lisensi, semakin panjang pula jangka waktu lisensinya.
Keuntungan Lisensi Internasional
1. Lisensi mempunyai risiko financial yang relative rendah,
sehingga pemiliknya dapat sepenuhnya menginvestigasi
kesempatan pasar dan kemampuan penerima lisensinya.
2. Lisensi juga dapat membuat pemilik lisensi mempelajari
lebih banyak tentang potensi penjualan produk dan jasanya
di pasar baru tanpa komitmen sumber financial dan
manajerial secara signifikan.
3. Penerima lisensi mendapatkan
manfaat dari kesempatan untuk
membuat dan menjual, dengan
biaya riset dan pengembangan
yang relative rendah, produk dan
jasa yang telah sukses di pasar
internasional lain.
Kekurangan Lisensi Internasional
1. Perjanjian lisensi memiliki biaya kesempatan
2. Lisensi membatasi kesempatan pasar bagi kedua
belah pihak
3. Pemilik lisensi dan penerima lisensi saling tergantung
satu sama lain untuk mempertahankan kualitas
produk dan meningkatkan citra merek produk
4. Implikasi strategis jangka panjang dari pemberian
lisensi teknologi oleh perusahaan. Pemegang lisensi,
dengan menghasilkan produk berdasarkan perjanjian
lisensi, akan dapat mempelajari rahasia produksi
dari pemilik lisensi atau mengembangkan sendiri
cara baru berproduksi.
 Thank You 

Anda mungkin juga menyukai