Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris), berasal dari
kata "to manage" yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat
diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan mengarahkan semua yang menjadi
tujuan agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan pengertian umumnya Manajemen adalah proses merencana,
mengorganisasi, mengarahkan, mengoordinasikan serta mengawasi kegiatan mencapai
secara efisien dan efektif tujuan organisasi atau Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Stoner). Manajemen merupakan ilmu dan seni dimana terdapat 4 fungsi utama yaitu
dalam manajemen: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan
(Actuating/Directing), dan Pengawasan (Controlling).
2. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah pengantar manajemen ini, penulis merumuskan
beberapamasalah berhubungan dengan pembahasan :
a. Apa saja prinsip umum dalam merencanakan pelatihan manajemen konflik?
b. Bagaimana langkah-langkah membuat desain pelatihan manajemen konflik?
c. Instrumen apa yang mendukung pelatihan manajemen konflik?
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Manajemen menurut definisi parah ahli Manajemen


Manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris), berasal
dari kata “tomanage” yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga
manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin
semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan karena munculnya para ahli
para ahli manajemen, definisi manajemen berkembang menjadibanyak, berikut definisi
manajemen menurut para ahli manajemen :
1. Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”
mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan
yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain” (Dayat, n.d,p.6).
2. George R. Terry dalam buku dengan judul “Principles of Management”
memberikan definisi: “Manajemen adalah s u a t u p r o s e s y a n g m e m b e d a k a n
a t a s p erencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan,
dengan memanfaatkan b a i k i l m u m a u p u n s e n i , a g a r d a p a t m e n y e l e s a i k a n
t u j u a n y a n g t e l a h d i t e t a p k a n sebelumnya” (Dayat, n.d,p.6).
Konflik adalah hal yang umum yang kita temukan di dunia, khususnya di tempat
kerja. Perbedaan-perbedaan seperti latar belakang, sosial budaya, pendidikan sering membuat
persepsi atau cara pandang kita berseberangan dengan atasan/bawahan/rekan kerja.
Kadangkala konflik semakin menajam dan mengganggu suasana kerja.

Workshop Manajemen Konflik ini dirancang khusus untuk mengelola konflik yang


kerap hadir di dunia kerja. Konflik merupakan sebuah realitas yang selalu akan melekat di
tempat kerja. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai kepentingan individu dan kelompok
yang menginginkan cara mereka menjadi pilihan dalam setiap keputusan. Oleh karena itu,
sangatlah wajar bila organisasi merasa perlu untuk mengelola setiap konflik menjadi sebuah
kekuatan yang mempersatukan setiap perbedaan. Konflik yang dibiarkan berkembang akan
menciptakan masalah yang berujung pada pertentangan yang mengancam kekuatan
organisasi. Konflik tidaklah boleh menjadi arena saling menghasut untuk mengaburkan visi
organisasi, atau pun menciptakan ketegangan yang mengganggu proses kerja organisasi.
(Manajemen Konflik) Pelatihan manajemen konflik ini dirancang untuk membantu karyawan
dan pimpinan agar dapat berpikir dan bertindak secara positif, dan secara cerdas mengelola
setiap konflik menjadi kekuatan yang mempersatukan organisasi dan para stakeholder dalam
satu visi yang terarah kepada sasaran yang tepat. (Manajemen Konflik)

II. Prinsip umum dalam merencanakan pelatihan manajemen konflik


III. Langkah langkah membuat desain pelatihan manajemen konflik
1. Susun Program Pelatihan Manajemen Konflik Sesuai Kebutuhan

Menyusun sebuah program pelatihan untuk karyawan memang tidak semudah


yang dibayangkan. Ada berbagai macam pertimbangan yang sering dilakukan
sebelum memutuskan. Begitu pula dalam menyusun pelatihan strategi
penyelesaian konflik atau manajemen konflik.

Tim Learning and Development (L&D) yang berada di garis terdepan dalam
program pelatihan perlu mengetahui segala kebutuhan perusahaan dan
menyesuaikannya dengan program pelatihan. Agar dapat membuat pelatihan yang
tepat untuk karyawan perusahaan. Seperti dilansir dari imd.org, memfokuskan
program pelatihan sesuai dengan konflik internal perusahaan, akan mendongkrak
kebutuhan perusahaan.

Penyusunan program pelatihan dapat dilakukan dengan menentukan tujuan dan


KPI program pelatihan, mengetahui konsep manajemen konflik, menganalisis
konflik apa saja yang biasa terjadi pada perusahaan, mengatur jadwal pelatihan,
sampai menyusun materi pembelajaran, misalnya mengambil contoh dari konflik
di perusahaan A, kemudian menyusun strategi manajemen yang baik untuk
menghasilkan solusi yang tepat.

2. Memilih Gaya Manajemen Konflik yang Cocok untuk Pelatihan

Kolaborasi atau colaborating merupakan gaya ini mengharuskan pihak yang


berkonflik bersama-sama mengidentifikasi masalah, menimbang, dan memilih
solusi. Berbeda dari acomodating, cara ini lebih memerhatikan kepentingan
bersama. Seluruh pihak yang berkonflik kerjasama dalam menyelesaikan masalah
dan menurunkan egonya sendiri-sendiri, memikirkan bagaimana keuntungan dapat
diterima oleh seluruh pihak, dan menyusun strategi yang efektif. Sehingga dapat
menyelesaikan konflik dengan memuaskan semua pihak. Hasilnya pun akan
dinikmati bersama.

Mengakomodasi atau acomodating merupakan usaha berupa mengecilkan


perbedaan sambil menekankan kesamaan di antara kedua belah pihak peserta.
Strategi ini dilakukan dengan cara meminta bantuan pihak ketiga, mengumpulkan
banyak orang, berbagai pendapat pihak atau siapa saja yang terlibat dalam konflik
yang terjadi.

Bersaing atau competing adalah cara yang digunakan dengan mengarahkan pihak
yang terlibat konflik bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing.
Seperti namanya gaya ini menunjukkan perhatian yang tinggi pada kepentingan
diri sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Sehingga
mendorong taktik 'Saya menang, kamu kalah'. Memunculkan dampak ada yang
menang dan ada yang kalah. Namun hal ini tidak memberikan keuntungan kepada
seluruh pihak, yang mengarahkan konflik baru maka akan menyebabkan masalah
yang tidak selesai.

Menghindari atau avoiding adalah sebuah upaya untuk menghindari sebuah


konflik. Menurut strategi ini, konflik tidak harus selalu dihadapi. Bagi Anda yang
ingin menggunakan gaya ini, fasilitator akan mengarahkan peserta dengan tips dan
trik untuk menghindari situasi yang mengarah pada hal yang menimbulkan
konflik. Hanya saja, gaya ini kurang direkomendasikan dalam sebuah perusahaan
karena akan berujung tidak ada penyelesaian masalah. Selain itu, jika para
karyawan perusahan menyelesaikan konflik tersebut dengan tidak menghindarinya
tentunya akan meningkatkan skill mereka sebagai karyawan. Salah satunya dapat
meningkatkan kemampuan para karyawan untuk lebih mampu berpikir logis.
Sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan dapat terus bertahan
karena terbiasa mengalami konflik dan mengatasinya. Cara ini dapat dikatakan
menjadi pengelolaan konflik yang tidak efektif. Karena tidak ada penyelesaian
yang diterima oleh pihak-pihak yang memiliki konflik. Padahal konflik sebaiknya
diselesaikan dengan semua pihak yakni antara atasan dan karyawan juga.
Kompromi, gaya ini merupakan pendekatan give and take yang melibatkan
perhatian untuk diri sendiri dan orang lain. Semua pihak harus menyerahkan
sesuatu yang mereka punya kepada satu sama lain atau antar semua pihak. Baik
dalam bentuk perbedaan pendapat atau pun hal yang lainnya. Selain itu, gaya ini
dapat menggunakan komunikasi sebagai metode penyelesaian konflik. Kompromi
dapat menjadi salah satu sarana yang tepat bagi para karyawan untuk menyepakati
solusi dalam menyelesaikan masalah. Karena tidak menyebabkan hal negatif.

3. Menggunakan Metode Pelatihan yang Tepat

Setelah tim L&D memilih gaya manajemen konflik yang akan digunakan,
langkah selanjutnya adalah menentukan metode yang tepat. Metode yang tepat
akan membantu Anda dalam mengelola pelatihan agar tepat sasaran.

Beberapa metode yang bisa Anda gunakan dapat berupa workshop, bermain
peran, brainstorming, simulation game, sampai dengan case study.

Seperti dilansir dari training-sdm.com, metode workshop atau berupa


presentasi, biasanya digunakan perusahaan untuk memberikan materi-materi
dasar mengenai manajemen konflik. Sedangkan metode lainnya dapat
digunakan oleh peserta dengan cara mempraktikannya.

Pelatihan manajemen konflik diharapkan mampu membuat karyawan


memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang strategi manajemen konflik
dan menguasai teknik-teknik bernegosiasi serta mencegah konflik. Dengan
begitu, produktivitas perusahaan pun dapat berjalan dengan lancar, walaupun
konflik merupakan sebuah realitas yang selalu ada di tempat kerja.

IV. Instrumen yang mendukung pelatihan manajemen konflik

Konflik merupakan sebuah realitas yang selalu akan melekat di tempat kerja. Hal
ini disebabkan oleh adanya berbagai kepentingan individu dan kelompok yang
menginginkan cara mereka menjadi pilihan dalam setiap keputusan. Oleh karena
itu, sangatlah wajar bila organisasi merasa perlu untuk mengelola setiap konflik
menjadi sebuah kekuatan yang mempersatukan setiap perbedaan. Konflik yang
dibiarkan berkembang akan menciptakan masalah yang berujung pada
pertentangan yang mengancam kekuatan organisasi. Konflik tidaklah boleh
menjadi arena saling menghasut untuk mengaburkan visi organisasi, atau pun
menciptakan ketegangan yang mengganggu proses kerja organisasi. (Manajemen
Konflik)

Pelatihan Manajemen Konflik ini biasa dirancang untuk membantu karyawan dan
pimpinan pada dunia pekerjaan agar dapat berpikir dan bertindak secara positif
dan secara cerdas mengelola setiap konflik menjadi kekuatan yang
mempersatukan organisasi dan stakeholders dalam satu visi yang terarah kepada
sasaran yang tepat.

Training Manajemen Konflik juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana


pemahaman dasar dan cara menangani konflik, bagaimana kecerdasan emosi
untuk mengelola konflik dan hal lainnya terkait Manajemen Konflik.

Anda mungkin juga menyukai