Anda di halaman 1dari 7

EKMA 4116 – MANAJEMEN

1. A. Jenis Komunikasi dalam Perusahaan:


Jenis Komunikasi Formal

Jenis komunikasi formal terhubung dengan struktur perusahaan dan


kedudukan seseorang dalam perusahaan. Komunikasi formal ini terbagi
menjadi beberapa pola:
a. Komunikasi Horisontal
komunikasi horisontal terjadi di antara tim dalam perusahaan. Tujuan
komunikasi horisontal untuk berdiskusi, memberikan informasi, bertukar
ide, dan rapat tentang progress suatu proyek.

b. Komunikasi Horisontal
komunikasi horisontal terjadi di antara tim dalam perusahaan. Tujuan
komunikasi horisontal untuk berdiskusi, memberikan informasi, bertukar
ide, dan rapat tentang progress suatu proyek.

B. Cara meningkatkan komunikasi yang efektif:

a. Solusi Hambatan Teknis


Selalu melakukan maintenance kelayakan media perusahaan
Pelatihan teknologi agar karyawan selalu update dengan teknologi
yang baru

b. Solusi Hambatan Semantik


Menerapkan standar komunikasi yang terdokumentasi dan fokus
pada proyek menggunakan metode scrum (baca
juga: Metode Scrum MY Scorecard). Komunikasi yang selalu teratur
dan terdokumentasi dapat secara efektif dan efisien meningkatkan
produktivitas kerja dalam perusahaan.
Memahami adanya keberagaman budaya dan menggunakan bahasa
Indonesia
c. Solusi Hambatan Manusiawi
Menciptakan budaya kerja yang saling menghormati dan berpikiran
terbuka agar keharmonisan antar perbedaan usia, status, dan
persepsi agar bisa saling memahami.
Berkomitmen dan bekerjasama untuk memegang teguh etika
berkomunikasi
d. Solusi Hambatan Situasional
Selalu memberikan bukti situasi yang dihadapi agar komunikasi
dapat terdokumentasi secara fakta dan dapat didiskusikan bersama
jalan keluarnya
Apabila situasi tidak memungkinkan untuk mendokumentasi, maka
baik penerima dan penyampai pesan harus mendengarkan dan meng
update dengan berita terbaru yang berkaitan dengan situasi yang
dihadapi contohnya bencana alam.

2. Strategi Manajemen Konflik Dalam Organisasi atau Perusahaan


Saat menetapkan penyelesaian atau manajemen konflik dalam organisasi
maupun perusahaan, ada strategi dan cara yang bisa dilakukan agar
proses manajemen konflik bisa tepat sasaran.

Proses ini tentunya penting untuk diperhatikan agar perusahaan tidak


salah langkah dalam upaya meredakan konflik yang terjadi.

Berikut ini adalah strategi manajemen konflik yang bisa dipraktikkan oleh
perusahaan untuk cara penyelesaian masalah yang sedang dihadapi:

- Pengenalan
Sebelum mengambil langkah atas apa yang perlu dilakukan, ada baiknya
untuk mengenali apa masalah yang sedang terjadi.

Langkah ini diambil untuk mengenali akar masalah yang terjadi jadi Anda
bisa mendapatkan informasi seputar awal terjadinya konflik

- Diagnosa
Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi, melakukan diagnosa
perlu dilakukan untuk mengetahui langkah apa yang perlu diambil untuk
menyelesaikan masalah.

Diagnosa dilakukan agar langkah yang diambil sesuai dengan


permasalahan yang terjadi.

- Menyepakati Solusi
Setelah diagnosa dilakukan, langkah selanjutnya adalah menyepakati
solusi yang diambil. Solusi yang diambil harus seimbang dan tidak berat
sebelah.

Jadi tidak ada pihak yang merasa dirugikan satu sama lain. Agar tidak
terjadi konflik yang berlanjut lebih lama lagi.

-Pelaksanaan
Solusi yang telah disepakati kemudian harus dilaksanakan bersama.
Semua pihak yang terlibat harus menyetujui dan tentu saja ikut
melaksanakan solusi tersebut.

Karena sudah disepakati, maka pelaksanaan harus dilakukan bersama-


sama untuk hasil yang terbaik.

-Evaluasi
Melakukan evaluasi bersama-sama setelah konflik selesai adalah salah
satu strategi manajemen konflik juga. Dengan adanya evaluasi, konflik-
konflik serupa bisa dihindari di masa depan.

-Accommodating

Accommodating dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai pendapat


pihak yang terlibat dengan konflik. Setelah itu, musyawarah akan dilakukan
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

Dengan mengakomodasi pendapat pihak yang terlibat, diharapkan


keputusan yang diambil tidak berat sebelah.

-Avoiding

Menghindari konflik atau hal-hal yang bisa menyebabkan konflik bisa


menjadi salah satu cara manajemen konflik yang bisa dilakukan oleh
perusahaan.

-Compromising
Cara ini hampir mirip dengan accommodating tetapi ada sedikit perbedaan
yang diberikan.

Jika accommodating mengumpulkan pendapat dari pihak yang terkait


konflik, compromising mengambil keputusan untuk jalan keluar yang tetap
menguntungkan kepentingan bersama.

3. Teori kepemimpinan kontemporer merupakan salah satu bentuk


kepemimpinan yang saat ini banyak diterapkan di berbagai segi.
Sebagai salah satu bentuk dan gaya kepemimpinan yang mampu membawa hasil
positif, tidak heran jika gaya tersebut menjadi metode pilihan.
Menggunakan gaya kepemimpinan yang satu ini mampu membawa perusahaan
menjadi lebih baik dan meraih visi dan misi secara optimal.
Namun demikian mungkin banyak yang belum benar-benar memahami akan
penjelasan tentang bentuk kepemimpinan tersebut.
Supaya lebih jelasnya, berikut ini beberapa informasi terkait teori dasar dari
bentuk kepemimpinan kontemporer secara umum.

1. Meliputi Kepemimpinan Karismatik


Pengertian dari proses kepemimpinan sebenarnya proses mempengaruhi oleh
pemimin dalam mencapai tujuan di sebuah organisasi.
Namun pada awal kepemimpinan muncul beberapa teori yang menjadi
pernyataan dari beberapa ahli teori kepemimpinan.
Misalnya saja seperti kepemimpinan karismatik yang beruhubungan dengan
atmosfir motivasi oleh pemimpin pada pengikutnya.
Jadi para pengikutnya dalam teori ini terpicu oleh kepemimpinan pemimpinnya
yang bersifat heroik.
Maka perilaku dari pemimpinnya ini terasa begitu luar biasa hingga pengikutnya
mengikuti pemimpinnya.
Baca juga: Teori Kepemimpinan Karismatik, Definisi Hingga Karakteristiknya

2. Teori Kepemimpinan Kontemporer Berupa Kepemimpinan Transformasional


Selanjutnya ada pula teori kepemimpinan transformasional yang dikemukakan
oleh eorang ahli terkenal bernama John D. Rockefeller.
Teori ini menyatakan adanya gaya kepemimpinan yang menimbulkan adanya
perubahan positif pada para pengikutnya.
Umumnya pemimpin dalam teori ini memiliki sikap yang cenderung energik dan
antusias serta cenderung bergairah.
Bahkan pemimpin umumnya juga turut terlibat dalam segala aktivitas para
pengikutnya tersebut.
Biasanya pemimpin yang seperti ini memiliki gambaran figure yang menarik dan
selalu memberikan inspirasi.
Bahkan pemimpin juga cenderung bergerak sehingga memberikan dampak
positif pada seluruh pengikutnya tersebut.

3. Teori Penyimpulan Terkait Kepemimpinan Kontemporer


Jenis teori yang selanjutnya adalah teori atribusi kepemimpinan yang kemudian
terbagi menjadi tiga bagian utama.
Dalam hal ini teori yang pertama dan menjadi bagian dari teori atribusi
kepemimpinana adalah teori penyimpulan terkait.
Teori ini bisa juga disebut dalam istilah asing yaitu correspondence inference.
Teori ini menyimpulkan adanya perilaku yang timbul karena adanya kemampuan
dari orang itu sendiri.
Baik perilaku yang cenderung tidak biasa maupun perilaku yang membuahkan
hal tidak lazim.
Jadi perilaku seorang pengikut bisa saja menyimpang dari acuan yang
dikemukakan oleh pemimpinnya.

4. Teori Sumber Perhatian Dalam Kesadaran


Atribusi kepemimpinan selanjutnya juga mengemukakan adanya teori lainnya
yaitu teori conscious intentional resources.
Atau bisa juga disebut dengan istilah teori sumber perhatian dalam kesadaran
yaitu dalam kognisi seseorang.
Disini seorang pengikut akan melakukan persepsi atau pengamatan pada hal lain
di sekitarnya.
Maka ia akan melakukan proses kategorisasi dan karakterisasi serta koreksi
dalam kognisinya tersebut.
Dari seluruh proses tersebut maka akan dihasilkan suatu persepsi yang memang
timbul karena pengamatan.
Oleh karena itu suatu persepsi bisa saja muncul karena adanya pengamatan
misalnya terhadap pemimpin.
Kepemimpinan Transformasional Adalah: Pengertian, Prinsip, Model, Kelebihan
dan Kekurangan

5. Teori Atribusi Internal Dan Eksternal Dalam Kepemimpinan Kontemporer


Teori yang ketiga dari atribusi kepemimpinan adalah atribusi kepemimpinan
internal dan eksternal.
Dalam beberapa makalah mengenai teori jenis ini terdapat pula pernyataan dari
Kely & Micella.
Tokoh ini mengemukakan teori yang memusatkan fokusnya pada akal sehat
sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian antara lain konsensus dan
konsistensi serta distingsi atau kekhususan.
Kesemuanya ini berkaitan dengan akal sehat yang berpengaruh pada tindakan
pengikut berdasar dari pemikirannya mengenai pemimpinnya.

6. Teori Kepemimpinan Kontemporer VS Kepemimpinan Transaksional


Kepemimpinan yang selanjutnya datang dari Burns yaitu tentang kepemimpinan
transaksional.
Hal ini menekankan adanya hubungan antara atasan dan bawahan dengan
melibatkan aktivitas tawar-menawar.
Jadi seorang pemimpin menggerakkan seluruh anggotanya dengan menawarkan
adanya imbalan atas kontribusi dari anggotanya.
Biasanya pemimpin dalam hal ini menginginkan adanya kinerja dari para anggota
yang sesuai dengan keinginannya.
Maka para anggota perlu melakukan suatu hal untuk mencapai keinginan dari
pemimpinnya.
Jika anggota dapat memenuhi keinginan pemimpin maka anggota akan
memperoleh imbalan atas kontribusinya.
Jadi segala sesuatu terjadi atas dasar melakukan pertukaran.

7. Teori Kepemimpinan Kontemporer VS Kepemimpinan Visioner


Teori kepemimpinan kontemporer yang berikutnya adalah kepemimpinan visioner
yang menjadi pendapat dari Seth Kahan.

Anda mungkin juga menyukai