Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN TUGAS 3

Nama: Tania

N I M: 041256396

1. Proses Komunikasi dan Pengambilan Keputusan

a. Apa yang Saudara pahami tentang Komunikasi Organisasi dan unsur-


unusur yang terkait didalamnya. Jelaskan

Jawab:

Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi, gagasan, dan


pemikiran antara individu atau grup dalam organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif. Dalam komunikasi organisasi, terdapat
beberapa unsur-unsur yang terkait erat dengan proses komunikasi, yaitu:

1. Pengirim (Sender): Seseorang atau kelompok yang mengirim pesan


atau informasi kepada orang atau kelompok lain.
2. Pesan (Message): Informasi atau gagasan yang dikirimkan oleh
pengirim.
3. Media Komunikasi (Medium): Cara atau sarana yang digunakan untuk
mengirim pesan, seperti e-mail, telepon, atau face-to-face.
4. Penerima (Receiver): Orang atau kelompok yang menerima atau
menangkap pesan.
5. Feedback: Tanggapan atau respons dari penerima atas pesan yang
diterimanya.
6. Konteks (Context): Lingkungan atau kondisi dimana pesan terjadi dan
dipahami.
7. Gangguan (Noise): Gangguan atau halangan yang dapat mengganggu
atau mempersulit proses komunikasi.
Ketika komunikasi organisasi dilakukan dengan baik, maka akan
menciptakan lingkungan kerja yang positif, meningkatkan koordinasi,
meminimalkan kesalahpahaman, dan membantu mencapai tujuan
organisasi secara efektif. Namun, jika terdapat masalah dalam komunikasi
organisasi, hal ini dapat mempengaruhi produktivitas karyawan dan bahkan
mempengaruhi reputasi organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manajer diharapkan dapat memahami dan memanfaatkan komunikasi
organisasi sebaik mungkin untuk mewujudkan tujuan organisasi.

b. Jelaskan langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan.

Jawab:

Ada beberapa langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:

1. Identifikasi masalah/ tujuan: Langkah pertama adalah mengidentifikasi


masalah atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuannya untuk memahami
sumber masalah atau kesempatan yang ada yang perlu diselesaikan.
2. Kumpulkan data/informasi: Langkah kedua adalah mengumpulkan data
dan informasi untuk memastikan pemahaman yang utuh tentang
masalah/tujuan yang ingin dicapai.
3. Analisis data/informasi: Setelah data terkumpul, lanjutkan dengan
menganalisis data/informasi. Ini akan membantu mengidentifikasi
pilihan yang paling memenuhi standar kualitas dan pencapaian tujuan.
4. Pilihan alternatif: Pada tahap ini dihasilkan variasi alternatif keputusan
yang mungkin dapat diambil. Pilihan ini perlu dipertimbangkan dengan
hati-hati untuk membuat keputusan yang tepat.
5. Memilih alternatif yang terbaik: Selanjutnya, setelah
mempertimbangkan alternatif- alternatif keputusan, langkah
selanjutnya adalah memilih alternatif yang paling sesuai serta
mempertimbangkan semua faktor yang terlibat.
6. Tindakan: Langkah terakhir adalah tindakan, yaitu melaksanakan
keputusan yang telah dipilih. Keputusan yang tepat harus dilaksanakan
dan terus dievaluasi untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil
benar-benar efektif dan berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan.

Proses pengambilan keputusan harus dijalankan secara sistematis dan


terorganisir agar dapat menghasilkan keputusan yang benar-benar tepat dan
efektif untuk organisasi. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa proses
pengambilan keputusan tidak selalu sempurna dan merupakan proses yang
dinamis, yang dapat disesuaikan dengan kondisi kontekstual.

c. Kohler mengemukakan tiga model dalam pengambilan keputusan. Menurut


penilaian Saudara manakah model pengambilan keputusan yang terbaik.
Mengapa? Jelaskan.

Jawab:

Berikut adalah penjelasan tentang tiga model pengambilan keputusan


menurut Kohler:

1. Model Rasional: Model ini mengasumsikan bahwa pengambil


keputusan adalah makhluk yang rasional. Sehingga, pengambil
keputusan akan mencari informasi yang akurat, mengevaluasi semua
alternatif dengan hati-hati, dan berusaha memaksimalkan manfaat dari
keputusan yang diambil.
2. Model Intuitif: Model ini berpendapat bahwa pengambil keputusan
memiliki kemampuan untuk mengevaluasi situasi tanpa memerlukan
informasi lengkap atau analisis yang rinci. Dalam model ini,
pengambilan keputusan tergantung pada pengalaman, pengetahuan,
dan naluri untuk memperkirakan situasi.
3. Model Birokratik: Model ini mencakup aturan dan prosedur yang sudah
ditetapkan yang diikuti oleh pengambil keputusan. Model ini terlihat
pada struktur birokrasi di organisasi.

Tidak ada satu model pun yang dapat dikatakan sebagai yang terbaik karena
setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu, keputusan
yang tepat dan efektif dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti situasi,
konteks, dan kondisi spesifik yang sedang dihadapi oleh organisasi.
Sebagai pengambil keputusan, penting untuk mempertimbangkan berbagai
model dan pendekatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada untuk
mencapai keputusan yang tepat dan efektif.

Saya tidak bisa memberikan pendapat pribadi tentang model pengambilan


keputusan yang terbaik karena setiap model memiliki kelebihan dan
kekurangan tergantung pada situasi dan kondisi spesifik yang dihadapi oleh
organisasi. Sebagai pengambil keputusan yang baik, seseorang harus
mempertimbangkan berbagai faktor seperti tujuan organisasi, sumber daya
yang tersedia, dan situasi yang dihadapi untuk memilih pendekatan yang
paling sesuai. Penting untuk memiliki keterbukaan terhadap berbagai
model dan memilih model yang paling cocok dengan situasi yang dihadapi,
agar dapat membuat keputusan yang tepat dan efektif untuk organisasi.
Dalam pengambilan keputusan, faktor subjektivitas juga dapat
mempengaruhi proses dan hasil keputusan yang diambil. Oleh karena itu,
penting untuk terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
mengambil keputusan secara efektif.

2. Motivasi dan Prosesnya

a. Motivasi berkaitan dengan proses psikologi dan menjadi alasan utama


orang berperilaku dengan cara-cara tertentu. Jelaskan pernyataan tersebut.

Jawab:

Motivasi adalah kondisi internal yang merangsang seseorang untuk


bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu. Ini berkaitan dengan
proses psikologis karena motivasi sering kali dipicu oleh dorongan atau
kebutuhan internal yang terdapat dalam diri seseorang. Dorongan atau
kebutuhan ini dapat berasal dari kepribadian individu, lingkungan, atau
pengalaman hidup. Misalnya, kebutuhan akan pengakuan dapat menjadi
motivasi seseorang untuk bekerja lebih keras dan berprestasi.

Ketika seseorang merasa terdorong untuk mencapai tujuan atau memenuhi


kebutuhan, itu akan mempengaruhi perilaku mereka dengan cara tertentu.
Misalnya, orang akan lebih bersemangat, berfokus, dan berusaha lebih
keras untuk mencapai tujuan mereka jika mereka merasa termotivasi. Di
sisi lain, kurangnya motivasi dapat mengakibatkan seseorang kehilangan
minat dalam mencapai tujuan mereka atau malah menjadi kurang produktif.

Dalam organisasi, motivasi sangat penting karena dapat mempengaruhi


kinerja dan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, memahami proses
psikologis yang berkaitan dengan motivasi dapat membantu manajer untuk
memotivasi karyawan mereka, memaksimalkan kinerja mereka,
meningkatkan produktivitas, menciptakan lingkungan kerja yang positif,
serta mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

b. Apa yang Saudara ketahui tentang Teori Kebutuhan, Teori ERG, Teori
Harapan, dan Teori Persepsi dalam Motivasi. Jelaskan keempat teori yang
dimaksud dan jelaskan perbedaannya.

Jawab:

Terdapat empat teori motivasi yang terkenal dalam manajemen organisasi,


yaitu teori kebutuhan, teori ERG, teori harapan, dan teori persepsi. Berikut
merupakan penjelasan singkat dan perbedaan antara keempat teori tersebut:

1. Teori Kebutuhan Teori kebutuhan menyatakan bahwa manusia


memiliki hierarki kebutuhan yang perlu dipenuhi, mulai dari kebutuhan
dasar (fisiologis) hingga kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini
dikembangkan oleh Abraham Maslow dalam bentuk piramida
kebutuhan. Menurut teori ini, ketika seseorang memenuhi
kebutuhannya dalam satu level, mereka akan bergerak ke level
berikutnya dan mencari kebutuhan yang lebih tinggi untuk dipenuhi.
2. Teori ERG Teori ERG adalah perkembangan dari teori kebutuhan
Maslow, dan menyatakan bahwa kebutuhan manusia dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu Kebutuhan Eksistensi (Existence),
Kebutuhan Relasi (Relatedness), dan Kebutuhan Pertumbuhan
(Growth). Kebutuhan eksistensi terkait dengan kebutuhan fisiologis
seperti makanan dan perlindungan, sedangkan kebutuhan relasi terkait
dengan interaksi sosial dan hubungan dengan orang lain, dan kebutuhan
pertumbuhan terkait dengan keinginan untuk belajar atau
meningkatkan diri.
3. Teori Harapan Teori Harapan menyatakan bahwa motivasi seseorang
tergantung pada harapan mereka terhadap penghargaan dan hasil yang
diinginkan, serta keyakinan mereka bahwa tindakan mereka dapat
memengaruhi hasil tersebut. Teori ini mengasumsikan bahwa
seseorang akan termotivasi untuk melakukan tindakan tertentu jika
mereka yakin bahwa tindakan tersebut akan menghasilkan hasil yang
diinginkan.
4. Teori Persepsi Teori Persepsi menyatakan bahwa motivasi seseorang
tergantung pada persepsi mereka tentang apakah tindakan mereka akan
membawa dampak positif atau negatif dalam pencapaian tujuan
organisasi. Persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
pengalaman sebelumnya, keyakinan pribadi, persepsi sosial, dan
ekspektasi. Menurut teori ini, persepsi seseorang tentang tugas atau
lingkungan kerja akan mempengaruhi motivasinya untuk mencapai
tujuan organisasi.

Perbedaan antara keempat teori tersebut terletak pada cara mereka


menjelaskan motivasi, hierarki kebutuhan dan macam-macam kebutuhan,
konsep penghargaan, dan persepsi seseorang tentang lingkungan kerja.
Meskipun demikian, keempat teori ini memiliki kesamaan yaitu bahwa
motivasi terbentuk dari proses psikologis dan dapat mempengaruhi
perilaku dan kinerja seseorang dalam organisasi.
3. Dinamika Kelompok

a. Apa yang Saudara ketahui tentang dinamika kelompok


dan arti pentingnya dinamika kelompok didalam organisasi ? Jelaskan.

Jawab:

Dinamika kelompok adalah studi perilaku, proses interaksi, dan


komunikasi antara anggota kelompok yang berbeda, serta cara mereka
bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Dinamika kelompok
sangat penting dalam organisasi karena dapat mempengaruhi produktivitas,
kinerja dan efektivitas tim. Dengan memahami dinamika kelompok,
manajer dapat memaksimalkan kerja tim dan meminimalkan konflik dalam
lingkungan kerja.

b. Apa yang saudara ketahui tentang konflik dan bagaimana


seorang manajer dapat secara efektif menyelesaikan konflik di dalam
organisasinya? Jelaskan

Jawab:

Konflik dalam organisasi dapat muncul dari berbagai sumber, seperti


perbedaan pendapat, tingkat stres yang tinggi, persaingan antar rekan kerja,
atau bahkan perubahan dalam organisasi itu sendiri. Seorang manajer dapat
menyelesaikan konflik di dalam organisasi dengan beberapa cara, seperti:

1. Berbicara secara langsung dengan individu yang terlibat untuk


menyelesaikan masalah
2. Menerapkan aturan jelas dan transparan untuk mencegah konflik lebih
lanjut
3. Mengadakan pertemuan kelompok untuk mendiskusikan masalah dan
menemukan solusi bersama
4. Membimbing karyawan dalam memecahkan masalah dan
meningkatkan kemampuan komunikasi mereka
5. Menunjuk mediator independen yang dapat membantu dalam
menyelesaikan konflik dengan cara yang adil dan setara untuk semua
pihak.

Dengan mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan konflik,


manajer dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan harmonis bagi
karyawan dan organisasi secara keseluruhan.

Referensi:

Robbins, S. P., Coulter, M., & DeCenzo, D. A. (2016). Fundamentals of


management. Pearson.

Junaidi, A. (2017). Keberlanjutan Tata Kelola Pemerintahan Indonesia:


Konsep dan Strategi. Jurnal Tata Kelola dan Akuntabilitas Keuangan Negara,
2(2), 117-128.

Mardikanto, T. (2018). Aktualisasi Filsafat Pancasila dalam Membangun Tata


Kelola Pemerintahan yang Berkualitas di Indonesia. Jurnal Bina Praja, 10(2),
209-218.

Widodo, B. (2017). Konsep actualization of philosophic conception of


Pancasila in governance. Proceedings of the 2nd International Conference on
Social Sciences and Humanities 2017, 181-186.

Anda mungkin juga menyukai