Anda di halaman 1dari 3

Nama : Umi Nurul Fadhilah

NIM : 043435223

MATKUL : Perilaku Organisasi ( Tugas 3)

LEMBAR JAWABAN

1. Dengan komunikasi yang baik maka suatu organisasi akan dapat berjalan lancar dan begitu
juga sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau
berantakan. Tanpa komunikasi yang efektif di antara berbagai pihak, pola hubungan yang
kita sebut organisasi tidak akan melayani kebutuhan seseorang dengan baik. Untuk
menciptakan komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus mampu mengidentifikasi
sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesan,
memilih media, memilih sumber pesan, dan mengumpulkan umpan balik. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana memilih media, media komunikasi yang bisa digunakan yaitu
telepon, surat, internet atau media massa seperti papan reklame, poster, media on line.
Kemudian suasana lingkungan organisasi yang dirancang sedemikian rupa baik sebagai daya
tarik, dan melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan “eksistensi” dan image positif
organisasi.
2. Konflik merupakan keadaan yang cukup menyulitkan jika tidak memiliki jalan keluar yang
sistematis. Mitos tentang konflik merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang tidak
dapat dibuktikan secara ilmiah terhadap konflik. Mitos muncul pada umumnya apabila kita
kurang mengerti mengenai konflik dan keberadaannya dapat menyebabkan kita salah
paham dan tidak objektif dalam menghadapi persoalan. Perlu kita sadari bahwa mitos dapat
menghambat manajemen konflik. Peg Pickering menyebut mitos sebagai anggapan salah
yang masih perlu diluruskan sebelum terlalu jauh mempelajari teknik resolusi konflik. Salah
satu contoh yang paling dekat, perbedaan pendapat dalam kalangan akademis adalah
sesuatu yang baik dan dipandang produktif, sementara perbedaan pendapat di kalangan
militer adalah suatu hal yang sangat tidak diperkenankan. Contoh tersebut menunjukkan
bahwa persepsi dan sudut pandang suatu kelompok individu atau masyarakat dalam menilai
konflik sangat bergantung pada latar belakang sosial dan kerangka konseptual umum suatu
kelompok individu atau masyarakat terhadap konflik. Inilah yang disebut dengan mitos
tentang konflik.
3. Berikut merupakan langkah langkahh dalam menyelesaikan konfliik pada organisasi:
 Menjalin Komunikasi Terbuka,Komunikasi yang terbuka sangat berguna untuk
menjaga hubungan antar anggota dalam organisasi agar tetap harmonis dan
terhindar dari konflik yang berkepanjangan. Serta agar terhindar dari
kesalahpahaman dan fitnah. Apabila tengah terjadi konflik internal ataupun
eksternal, sebaiknya didiskusikan dan dicari akar persoalannya, sehingga mampu
dirumuskan solusi yang terbaik
 Menyelesaikan Persoalan dengan Proaktif, Bersikap proaktif hendaknya dilakukan
oleh setiap anggota dalam sebuah organisasi, entah organisasi apapun itu.
bagaimana sikap yang proaktif dalam penyelesaian konflik? Ketika terjadi konflik
dalam organisasi, maka setiap anggota organisasi seharusnya mampu berperan aktif
untuk menyelesaikan konflik secara tuntas dengan memberikan alternatif
pemecahan masalah.
 Membuat Prosedur Penyelesaian Konflik, Cara mengatasi konflik organisasi sangat
efektif jika diterapkan prosedur penyelesaian konflik dalam suatu organisasi.
Pembuatan prosedur ini hendaknya dirumuskan secara sistematis agar setiap kali
terjadi konflik bisa segera ditangani dengan adil sesuai peraturan resmi perusahaan.
Penyelesaian ini dimulai dari pelaporan dan penelusuran kasusnya.
 Mengarahkan Anggota untuk Bersikap Fleksibel, Sikap fleksibel hendaknya dimiliki
oleh setiap anggota organisasi. dengan sikap fleksibel, seseorang mampu menerima
pendapat orang lain dan peka terhadap perubahan. Sikap yang semacam ini mampu
menjaga kelangsungan organisasi yang minim konflik. Perubahan yang terjadi bisa
disikapi dengan kepala dingin dan organisasi bisa mengalami kemajuan.
 Membudayakan Sikap Toleransi, Sikap toleransi merupakan sikap saling menghargai
antar anggota organisasi, sehingga bisa menerima perbedaan latar belakang,
pemikiran, dan juga sikap dari setiap individu. Berkaitan dengan hal tersebut,
membudayakan sikap toleransi merupakan salah satu cara mengatasi konflik yang
efektif, sehingga setiap anggota bisa bekerja sama dengan baik.
 Menerapkan Peraturan yang Adil, Keadilan merupakan suatu hal yang sangat
penting dan harus diterapkan dalam suatu organisasi agar tidak terjadi bentrokan
kepentingan. Hak dan kewajiban dari setiap anggota dalam organisasi juga bisa
terbagi secara merata sesuai dengan porsinya masing-masing. konflik yang terjadi
dalam organisasi bisa diatasi dengan menerapkan peraturan yang adil.
4. Komunimasi dapat didefenisikan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada
penerima dengan harapan dapat dimengerti dan diperoleh balikan (feedback) sehingga
terjadi pengertian bersama. Dalam proses komunikasi paling sedikit ada lima unsur, yaitu
pengirim pesan (komunikator), pesan, jalur (medium), penerima (sering kita sebut
komunikan), dan umpan balik atau balikan.
 Komunikator, Komunikator adalah seoran gyang mengirimkan pesan kepada orang
lain, dan adalah seorang yang mengadakan komunikasi. Dalam kerangka organisasi,
komunikator adalah orang (karyawan bawah atau atas) yang mempunyai gagasan
atau informasi dan mengadakan komunikasi.
 Pesan, Gagasan yang ada didalam alam pikiran seseorang yang harus diterjemahkan
ke dalam simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh penerima pesan. Kegiatan
membuat simbol disebut menyandi (encoding). Hasil dan bentuk menyandi adalah
pesan.
 Jalur (Medium), Alat untuk menyampaikan pesan adaah jalur atau medium.
Pimpinan menyampaikan pesan atau informasi dengan berbagai macam cara, atara
lain tata muka, memo, pertemuan kelompok, dan lain-lain.
 Penerima, Penerima pesan dari komunikator. Setelah pesan tersebut diterima, ada
kegiatan dalam diri penerima yaitu mengurai pesan agar dapat dimengerti
maknanya. Mengurai pesan disebut decoding
 Umpan balik/balikan (Feedback), Apabila umpan balik tidak ada, maka dapat
dikatakan komunikasi telah gagal. Bahkan dalam komunikasi satu arah, selalu ada
umpan balik, hanya saja wujudnya yang berbeda atau waktunya tertunda.
 Gangguan, Dalam setiap proses komunikasi sering ditemukan adanya gangguan,
gangguan ini dapat terjadi di berbagai unsur komunikasi. Dalam dini komunikator
dan pencima pesan, gangguan dapat terjadi karena latar belakang pengirim dan
penerima pesan yang berbeda.
5. Pengambilan keputusan adalah proses melakukan penilaian untuk menentukan sebuah
alternatif pilihan. Keputusan diambil setelah melalui berbagai pertimbangan serius dan
sistematis. Menurut Herjanto (dalam Sadikin dkk, 2020, hlm. 94-95) tahapan dalam proses
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
 Identifikasi masalah dan faktor-faktor yang berpengaruh
Kegiatan ini berupa identifikasi masalah secara jelas dan tepat termasuk mengetahui
faktor-faktor yang menjadi penyebab dan mempengaruhi hasil keputusan.
Merupakan tahap yang penting karena kesalahan identifikasi mempengaruhi efektif
tidaknya pengambilan keputusan yang akan dibuat.
 Tetapkan tujuan dan kriteria keputusan untuk memilih solusi
Tujuan dari suatu pengambilan keputusan dapat bermacam-macam, misalnya
memaksimalkan keuntungan, penggunaan sumber daya yang minimal, memperluas
pangsa pasar, mengalahkan pesaing, bisa dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Manajer harus menetapkan tujuan yang menjadi prioritas utama, serta kriteria
keberhasilan dan ukurannya secara objektif.
 Kembangkan model dengan beberapa alternatifnya
Kembangkan beberapa model yang menggambarkan situasi/keadaan yang diamati.
Model dapat dibuat dalam bentuk fisik, skematik, atau matematis, dan harus
diusahakan memuat unsur-unsur utama yang dapat mencerminkan keadaan nyata
dari situasi yang diamati.
 Analisis model dan bandingkan
Lakukan analisis terhadap model dan alternatifnya. Tahap ini merupakan
pengembangan penyelesaian masalah untuk mencari kemungkinan berbagai jenis
solusi yang dapat diambil.
 Pilih model terbaik
Pilih solusi yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan realistis untuk
diimplementasikan.
 Terapkan model terpilih
Terapkan hasil keputusan dan lakukan penyesuaian seperlunya jika diperlukan.
Tahap ini mencakup kegiatan memantau pelaksanaan keputusan untuk menjamin
hasil yang dikehendaki tercapai.

Anda mungkin juga menyukai